Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA PEMISAHAN

DOSEN PENGAJAR :
Dewi Umaningrum, S.Si., M.Si
NIP. 19790512 200501 2 002

OLEH :
KELOMPOK 3

Adiatun Maghfirah NIM. 1711012120001


Shenny Ratna Amalia NIM. 1711012120014
Noor Octa Maqhrena NIM. 1711012220008
Tioris Elfridayanti T. B. NIM. 1711012220013
Shofia Qalby NIM. 1711012320006

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2020
PERCOBAAN VI
PEMISAHAN FRAKSI MINYAK SECARA EKSTRAKSI SOXHLET

I. PENDAHULUAN
I.1 Prinsip percobaan
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupa kan proses
pemisahan komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair
(solven). Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan kelarutan yang berbeda dari
komponenkomponen dalam campuran. Ada suatu jenis pemisahan lainnya
dimana satu fase dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain,
misalnya ekstraksi berulang-ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut
organik. Proses pemisahan ini menggunakan suatu metode yang disebut dengan
metode ekstraksi soxhlet. Metode ekstraksi soxhlet adalah suatu metode
ekstraksi bahan yang berupa padatan dengan solven berupa cairan secara
kontinu. Peralatan yang digunakan dinamakan ekstraktor soxhlet.
Ekstraksi soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang
kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut dan pengotorprngotornya tidak larut
dalam pelarut tersebut. Sampel yang digunakan dan yang dipisahkan dengan
metode ini berbentuk padatan. Ekstraksi soxhlet ini juga dapat disebut dengan
ekstraksi padat-cair. Adapun mekanisme kerja ekstraksi soxhlet ini yaitu: pada
soxhletasi pelarut pengekstraksi yang mula-mula ada dalam labu dipanaskan
sehingga menguap. Uap pelarut ini naik melalui pipa pengalir uap dan cell
pendingin sehingga mengembun dan menetes pada bahan yang diekstraksi.
Cairan ini menggenangi bahan yang diekstrak dan bila tingginya melebihi
tinggi sifon, maka akan keluar dan mengalir ke dalam labu penampung ekstrak.
Ekstrak yang sudah terkumpul dipanaskan sehingga pelarutnya menguap tetapi
substansinya tertinggal pada labu penampung. Dengan demikian terjadilah
pendaur-ulangan (recycling) pelarut dan bahan tiap kali diekstraksi dengan
pelarut yang baru.
(Melwita dkk, 2014).
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk memahami proses
ekstraksi padat-cair dan memahami cara kerja ekstraktor soxhlet.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
II.1 Alat dan Bahan
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1. Satu set alat ekstraktor soxhlet padat cair 250 mL
2. Neraca analitik
3. Thimbel
4. Evaporator vakum
5. Erlenmeyer 100 mL
6. Piknometer
7. Blender
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
1. Larutan n-heksana
2. Sampel (misal biji kapas)
2.2 Prosedur Kerja
Biji kapas
 diblender
 ditimbang sebanyak 60g
 ditempatkan dalam kertas saring
Kertas saring
 dimasukkan kedalam ekstraktor soxhlet
n-heksana
 dituangkan ±250 ml kedalam tempat
tersebut
 dibiarkan mengalir ke bawah melalui pipa
penghubung
Pecahan porselen
 dimasukkan sedikit kedalam labu alas bulat
 dipasangkan kondensor, lalu dialirkan air
kran
 dipanaskan labu alas bulat menggunakan
water bath
 dibiarkan sampai mendidih dan terjadi
kondensasi uap yang ditandai dengan
dipenuhi ruang soxhlet sampai mencapai
ketinggian sifon
 diamati apa yang terjadi
 dicatat volume destilatnya
 dilakukan ekstraksi ini sampai terjadi ±6
kali sirkulasi petroleum eter
 dihentikan proses ekstraksi
 dipindahkan alat ke water bath
 didinginkan
 petroleum eter
 diambil, lalu
 dimasukkan ke dalam rotary evaporator
vakum
 dilakukan penguapan sampai pelarut benar-
benar keluar semua
Minyak yang diperoleh
 ditimbang dan diukur volumenya
 ditentukan berat jenisnya dengan
menggambar piknometer

HASIL
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1Data Pengamatan
No Prosedur Percobaan Hasil
1 30 gram serbuk kemiri ditempatkan Massa Serbuk kemiri = 30,01 gram
dalam kertas saring
2 Bungkus dan masukkan ke
ekstraksi soxhlet
3 Tambahkan n-heksana dan Volume n-Heksana = 200 ml
dibiarkan mengalir ke
bawah melalui pipa penghubung
4 Masukkan beberapa butir pecahan
porselen ke dalam labu alas bulat
5 Potong kembali. Alirkan air
ke dalam kondensor
6 Panaskan labu alat bulat
menggunakan waterbath
7 Lakukan sirkulasi 6 kali kemudian 1. 12,17menit 4. 10,18menit
matikan alat dan dipindahkan dari 2. 12,09menit 5. 10,32menit
waterbath 3. 10,35menit 6. 11,34menit
8 Lakukan destilasi sehingga n-
heksana habis
9 Ambil volume minyak, timbang Massa ekstra minyak = 26,41 gram
serta diukur volumenya dan massa Massa jenis minak = 24,01 gram
jenisnya dengan piknometer

3.2 Perhitungan
Diketahui : massa sampel = 30,01 gram
Massa ekstrak minyak = 26,41 gram
Massa jenis minyak = 24,01 gram
Ditanya : massa minyak atsiri = ......?
Jawab:
Massaminyak
Rendemen minyak = ×100 %
Massa sampel
26.41 gram
= ×100 %
30.01 gram
= 88 % atau 0,88 %
3.3 Pembahasan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari
campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat
mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel,
waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut Proses
pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organic akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat
aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan
terpekatkan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi
keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel.
Sokhetasi  merupakan proses pemisahan (ekstrakti padatan)
suatu bahan alam dengan pelarut organik menggunakan alat sokhlet.
Umumnya metode sokhlet digunakan untuk memisahkan lemak dan nabati.Soxhle
tasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak lemak.
Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut ekstraksi
padat cair karena substansi yang diekstrak terdapat di dalam campuran yang
berbentuk padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena pelarut yang sama
dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. Keuntungan dari metode
ini antara lain menggunakan pelarut yang lebih sedikit karena pelarut tersebut
akan dipakai untuk mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk
simplisia, tetapi melalui pipa samping. Metode ini juga memiliki beberapa
kelemahan antara lain tidak dapat digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur
yang keras, selain itu pengerjaannya rumit dan lama. Ekstraksi dengan
menggunakan soxhlet pada umumnya digunakan aseton dan alcohol sebagai
pelarut untuk menguapkan bahan yang akan diekstrak.(Pramudono,dkk., 2008).
Prinsip kerja dari ekstraksi padat cair adalah adanya kemampuan seyawa
dalam suatu matriks yang komplek dari suatu padatan, yanhg dapat larut oleh
suatu pelarut tertentu. Dalam proses ekstraksi padat cair diperlukan kontak yang
sangat kimia antra pelarut dan padatan (Harborne,1987) . Faktor- faktor yang
dapat mempengaruhi ekstraksi adalah yaitu ukuran bahan baku, pemilihan pelarut,
waktu proses ekstraksi, suhu ekstraksi. ukuran bahan baku yang kecil akan
menghasilkan hasil yang rendah. Pemilihan pelarut akan mempengaruhi suhu
ekstraksi dan waktu proses ekstraksi. Jika suhu tinggi maka akan menghasilkan
suisa pelarut yang tinggi pula (Anam, 2010).
Hal yang pertama kali dilakukan dalam percobaan ini ialah disiapkan
seperangkat alat soxhletasi yang akan digunakan, kemudian ditimbang sampel 30
gram serbuk kemiri. Selanjutnya sampel dibungkus dengan kertas saring, fungsi
penggunaan kertas saring yaitu untuk menjaga tidak campurannya sampel dengan
pelarut secara langsung, dan agar sampel tidak ikut kedalam labu alat bulat ketika
diekstraksi. setelah dibungkus  sampel dimasukkan kedalam sifon lalu dipasang
perangkat soxhlet dan dituang pelarut n-heksana melewati sampel hingga satu
setengah sirkulasi kemudian dinyalakan pemanasan dan dilakukan proses
ekstraksi selama 1 jam. 
Fungsi penambahan n-heksana adalah sebagai pelarut. Sampel yang diisi
tidak boleh melebihi tinggi sifon karena ekstraksi dilakukan pada saat sampel
berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut. Beberpa butir pecahan porselen
selanjutnya dimasukkan ke dalam labu alas bulat yang berfungsi sebagai batu
didih untuk mempercepat pendidihan. Labu alas bulat kemudian dipanaskan
menggunakan watterbath. Siklus dilakukan sebanyak 6 kali sampai pelarut n-
heksana habis. volume minyak kemudian diambil dan ditimbang serta diukur
volumenya dan massa jenisnya dengan piknometer. Massa ekstrak minyak yang
didapatkan adalah 26,41 gram kemudian melalui perhitungan didapatkan
rendemen minyak yang didapatkan adalah 88 % atau 0,88 %. Reaksi yang terjadi,

Alat soxhletasi yang digunakan merupakan alat soxhletasi sederhana dimana


dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda-beda
namun saling melengkapi dalam proses soxhletasi. Fungsi beserta
keterangan dari masing-masing komponen diantaranya ialah Kondensor
berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses
pengembunan. Aliran air pada kondensor bergerak dari bawah ke atas, hal
ini dilakukan karena jika aliran air menglir dari atas ke bawah, maka akan
terdapat ruang kosong pada kondensor sehingga proses kondensasi gas
tidak akan maksimal. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang
ingin diambil zatnya. Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut
yang menguap dari proses penguapan. Sifon berfungsi sebagai perhitungan
siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat
maka hal ini dinamakan 1 siklus. Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada
sampelnya (agar sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh
pelarut). Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan
pelarutnya. Hot plate berfungsi sebagai pemanas larutan. Kertas saring
berfungsi sebagai tempat sampel, dimana tinggi kertas saring tidak boleh
melebihi tinggi pipa F, hal ini dikarenakan jika tinggi kertas saring
melebihi tinggi pipa F maka uap yang terbentuk akan terhalang oleh kertas
saring atau bahkan uap yang terbentuk masuk ke dalamnya dan proses
kondensasi akan berlangsung tidak maksimal. Adapun syarat dari tempat
sampel yaitu mudah ditembus pelarut dan tidak dapat larut oleh pelarut.
Selang masuk berfungsi sebagai saluran masuknya air kedalam kondensor.
Selang keluar berfungsi sebagai saluran keluarnya air dari kondensor.

VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat di ambil dari percobaan ini adalah:

1. Prinsip ekstraksi soxhlet adalah suatu ekstraksi yang berkesinambungan


dengan menggunakan pelarut yang relatif sedikit

2. Massa ekstrak minyak yang didapatkan adalah 26,41 gram

3. Rendemen minyak yang didapatkan adalah 88 % atau 0,88 %.


DAFTAR PUSTAKA

Anam, Choirul. 2010. Ekstrsksi Oleoresin Jahe (Zingiber offcianel) Kajian dari
Ukuran bahan, pelarut, waktu dan suhu. Jurnal Pertanian MAPETA. 12(2) :
72-144.

Fessenden & Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid II. Penerbit Eralangga,
Jakarta.

Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia. ITB, Bandung.

Nazarudin. 1992. Pengembangan Minyak Biji Karet di Indonesia. Indonesian


Press, Surabaya.

Pramudono B., Widioko, S.A.,Rustayawan, W.,2008. Ekstraksi Kontinyu dengan


Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah: Pengambilan Minyak Biji
Alpukat Menggunakan Pelarut N-Hexane dan Iso Propil Alkohol. Jurnal
Reaktor. 12(1): 37-41.

Purwanti, A. 2008. Optimasi Kondisi Proses Ekstraksi Minyak Biji Pepaya.


Teknologi AKPRIND, Yogyakarta.

Suyanti. 2008. Ekstraksi Konsentat Neodimium Memakai Asam di-2-


etilheksilfosfat. SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai