Anda di halaman 1dari 30

fARMAKOGNOSI

Ekstraksi
Pengertian:
 Kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Senyawa aktif  Pemilihan pelarut
Cara ekstraksi
 Simplisia lunak : rimpang, daun
- Mudah diserap pelarut
- Tidak perlu serbuk halus
 Simplisia keras : biji, kulit kayu, kulit akar
- Susah diserap pelarut
- Serbuk halus
Polar: H-OH
TTeekknnoollooggii EEkkssttrraakkssii
Proses pembuatan ekstrak
 Pembuatan serbuk simplisia
Makin halus, proses ekstraksi makin efisien
 Cairan pelarut
 Selektifitas
 Mudah
 Ekonomi
 Ramah lingkungan
 Aman
 Sefarasi dan Pemurnian
Memisahkan senyawa yang tidak dikehendaki semaksimal mungkin tanpa
berpengaruh pada senyawa kandungan yang dikehendaki sehingga diperoleh
ekstrak yang lebih murni

Proses sefarasi dan pemurnian


 Pengendapan, pemisahan dua cairan tidak campur, sentrifugasi, dekantasi,
filtrasi, proses absorbsi dan penukaran ion.
 pemekatan dan penguapan -> ekstrak kental (uaporasi dan evaporasi)

1 OOOeeeDDDiiinnn
 pengeringan ekstrak  serbuk kering
 Rendemen (dalam %)  perbandingan antara ekstrak yang diperoleh
dengan simplisia awal
Misal: awal 1000 gr, ekstrak yang didapat 100 gr
100
rendemen : 𝑥 100% = 10%
1000

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Ekstrak


 Faktor biologi
 Identitas jenis
 Lokasi tumbuhan asal
 Periode pemanenan
 Penyiapan bahan tumbuhan
 Umur untuk bagian yang digunakan
 Faktor kimia
a. Faktor internal
 Jenis senyawa aktif
 Komposisi kualitatif
 Komposisi kuantitatif
 Kadar total rata-rata
b. Faktor eksternal
 Metode ekstraksi
 Perbandingan ukuran alat ekstraksi
 Ukuran, kekerasan, kekeringan bahan
 Pelarut
 Kandungan logam berat
 Kandungan pestisida

Metode Ekstraksi
1. Ekstraksi dengan pelarut
 Cara dingin
Maserasi, perkolasi
 Cara panas
Refluks, soklet, digesti, infus, dekok

2. Destilasi uap

2 OOOeeeDDDiiinnn
3. Cara lain
 Ekstraksi berkesinambunga
 Superkritikal CO2
 Ekstraksi ultrasonik
 Ekstraksi energi listrik

Isolasi Penyarian
Dapat digunakan :
 Bahan tumbuhan/ hewan segar
 Bahan tumbuhan/ hewan yang telah dikeringkan -> dapat disimpan
Untuk ekstraksi senyawa organik gunakan pelarut yang cocok
Urutan kepolaran pelarut:
 Petroleum ringan (pd eter, heksan)  Etil eter
 Cycloheksan  Etil aseton
 CCl4  Aseton
 Trikloretilen  N-propanol
 Toluen  Etanol
 Diklometan  Metanol
 CHCl3  Air
DIANTARA CARA EKSTRAKSI :
1. Maserasi
Proses penyarian sederhana dengan jalan merendam bahan alam atau
tumbuhan dengan pelarut dalam waktu tertentu, sehingga bahan akan jadi
lunak dan larut
Tujuan: menarik zat berkhasiat dari simplisia, baik zat bekhasiat yang tidak
tahan pemanasan maupun simplisia dengan zat berkhasiat tahan pemanasan
2. Perkolasi
Proses penyarian dengan jalan melalukan pelarut yang sesuai secara lambat
pada simplisia dalam suatu perkolator.
Perkolasi lebih sempurna dari maserasi.
Tujuan: supaya zat berkhasiat tertarik seluruhnya bisa untuk zat berkhasiat yang
rusak atau yang tidak rusak karena pemanasan

3. Digestasi

3 OOOeeeDDDiiinnn
Proses penyarian yang sama seperti maserasi dengan pemanasan pada suhu 20
– 40oC. Cara ini untuk simplisia yang pada suhu biasa tidak tersari dengan baik
Jika pelarut yang dipakai mudah menguap pada suhu kamar dapat digunakan
alat pendingin tegak, sehingga penguapan dapat dicegah
S Infusa
Sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada
suhu 90oC selama 15 menit
S Dekokta
Proses penyarian yang hampir sama dengan infusa, tetapi dipanaskan
selama 30 menit terhitung suhu mencapai 90oC. Cara ini dapat untuk
simplisia yang tidak mengandung minyak atsiri atau yang mengandung
bahan yang tahan pemanasan
S Sokletasi
Merupakan salah satu penyarian dengan memakai pelarut organik dengan
memakai alat soklet. Pada cara ini pelarut untuk simplisia ditempatkan
terpisah.
Prinsipnya: penyarian dilakukan berulang sehingga penyarian lebih
sempurna dan pelarut yang dipekat relatif sedikit. Cara ini paling umum di
lab dan industri. Pelarut mudah menguap dan titik didih rendah

Ket: A: Labu tempat pelarut


B: Pipa tempat naik pelarut
C: Tabung siphon
D: Pendingin
E: Tempat sampel

Cara kerja:
 Sampel dibungkus kertas saring, masukkan ke E

4 OOOeeeDDDiiinnn
 Dengn pemanasan pelarut di A akan menguap, uap naik melalui B terus ke D
 Sampai di D terjadi pendinginan, uap pelarut akan cair kembali dan turun
melarutkan sampel di E
 Setelah pelarut di E mencapai puncak siphon C, akan turun melalui siphon C
dan masuk ke A
 Demikian seterusnya hingga terekstraksi sempurna
Keuntungan:
 Sampel terekstraksi sempurna
 Penggunaan pelarut tidak banyak
 Proses ekstraksi lebih cepat
Kelemahan:
 Tidak dapat untuk mengestrak senyawa termolabil

Proses Ekstraksi
 Pembuatan serbuk
Umumnya ekstraksi akan bertambah baik bila permukaan serbuk simplisia yang
bersentuhan dengan cairan penyari makin luas
 Pembasahan
Agar ekstraksi berjalan baik, maka udara yang ada dalam pori serbuk simplisia
harus dihilangkan, diganti dengan cairan penyari. Pembasahan serbuk sebelum
penyarian akan memberi kesempatan sebesarnya kepada cairan penyari,
memasuki seluruh pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian
 Makin besar serbuk simplisia, makin panjang jarak sehingga konsentrasi zat aktif
yang terlarut dan tertinggal dalam sel makin banyak
 Jadi serbuk simplisia harus dibuat sehalus mungkin dan dijaga jangan terlalu
banyak sel pecah
 Cairan penyari harus dapat mencapai seluruh serbuk secara terus – menerus
mendesak larutan yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi keluar

Maserasi
 Cairan penyari yang sederhana

5 OOOeeeDDDiiinnn
 Dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari
- Cairan penyari akan menembus dinding sel
- Cairan penyari masuk kedalam rongga sel yang mengandung zat aktif
- Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif dalam sel dan diluar sel
- Terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel & dalam sel
 Guna: Penyarian simplisia yang mengandung zat yang mudah larut dalam
cairan penyari
 Keuntungan:
- Bisa digunakn utk zat yg tdk tahan pemanasan maupun yg tahan pemanasn
- Cara pengerjaan dan peralatan sederhana dan mudah dilakukan
 Kerugian:
 Pengerjaan lama
 Penyarian kurang sempurna
 Boros pelarut
Penyarian dengan maserasi perlu dilakukan pengadukan:
 Untuk meratakan konsentrasi larutan diluar serbuk simplisia
 Sehingga tetap terjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi yang sekecil-
kecilnya antar larutan dalam sel dengan larutan diluar sel
Modifikasi Maserasi
1) Digestasi
 Cara maserasi dengan pemanasan lemah, pada suhu 30 – 40oC
 Hanya untuk simplisia yang zat aktifnya tahan pemanasan
Keuntungan pemanasan:
 Kekentalan pelarut berkurang sehingga berkurangnya lapisan 2 batas
 Daya melarutkan cairan meningkat:
 Pemanasan berpengaruh sama dengan pengadukan
2) Maserasi Dengan Mesin Pengaduk
Penggunaan mesin pengaduk yang beputar terus - menerus dapat
mempersingkat waktu maserasi 6 – 24 jam

3) Remaserasi
S Cairan penyari dibagi 2

6 OOOeeeDDDiiinnn
S Seluruh simplisia dimaserasi dengan penyari pertama
S Sesudah dienap tuangkan dan diperas ampas dimaserasi lagi dengan
cairan penyari kedua
4) Maserasi Melingkar
Ket: A: Bejana penyari
B: Pipa penghubung
C: Pompa
D: Alat penyembur
E: Saringan
F: Serbuk simplisia dari cairan penyari

 Cairan penyari dipompa dari bawah bejana penyari (A), melalui pipa
penghubung (B) masuk kebejana penyari
 Cairan penyari oleh alat penyembur (D) disemburkan kepermukaan serbuk
simplisia
 Cairan penyari akan membasahi seluruh butir serbuk
 Cairan penyari akan turun kebawah sambil melarutkan zat aktif
 Saringan (E) berfungsi untuk menghalangi serbuk simplisia turun kebawah
 Cairan penyari kemudian dipompa lagi kebejana penyari
Keuntungan:
 Aliran cairan penyari mengurangi lapisan batas
 Cairan penyari akan didistribusikan seragam
 Waktu yang diperlukan lebih pendek
5) Maserasi melingkar bertingkat

 Bejana penyari (A) dihubungkan dengan pompa (C) dan bejana


penampung (E) melalui pipa penghubung (B)
 Jumlah bejana penampung (E) disesuaikan dengan keperluan

7 OOOeeeDDDiiinnn
Cara Kerja:
 Bejana A diisi serbuk simplisia yang akan disari lalu ditambahkan cairan
penyari dan dialirkan supaya proses maserasi melingkar, sari dialirkan
kebejana penampung (E1)
 Bejana A diisi kembali dengan cairan penyari, dialirkan sarinya kebejana
penampung 2 (E2)
 Bejana A diisi kembali dengan cairan penyari, dialirkan dan ditampung
pada E3
 Serbuk pada bejana diganti dengan serbuk simplisia baru hasil sari pada
E, dialirkan pada bejana dan penyari
 Sari dialirkan kebejana penampung lain (E4) untuk diuapkan
 Bejana A diisi kembali dengan hasil penyarian E 2, sari dialirkan kebejana
penampung (E1)
 Bejana A diisi kembali dengan hasil penyarian E3, sari dialirkan ke E2
 Bejana A diisi kembali dengan cairan penyari baru sari dialirkan ke E 3
 Serbuk A diganti dengan serbuk simplisia baru (dianggap hasil tersari
sempurna), ulangi proses dari No.4

Perkolasi
 Cara penyarian yang mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang
tidak dibasahi
 Prinsip Perkolasi
 Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, bagian bawahnya
diberi serbuk berpori
 Cairan penyari dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut
 Cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel yang dilalui sampai
mencapai keadaan jenuh
 Gaya kebawah karena gravitasi dan dikurangi gaya kapiler yang cenderung
menekan

8 OOOeeeDDDiiinnn
Faktor-faktor yang berperan pada perkolasi:
 Gaya gravitasi/ gaya berat
 Kekentalan
 Daya larut
 Tegangan permukaan
 Difusi dan osmosi
 Adhesi
 Daya kapiler
 Daya geseran
Cara perkolasi lebih baik dibanding maserasi ini
 Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah dengan mengurangi derajat
perbedan konsentrasi
 Ruangan diantara butir2 serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir
cairan penyari, karena kecilnya saluran kapiler tersebut maka kecepatan pelarut
cukup utk mengurangi lap. batas shngga dpt mengurangi perbedaan konsentrasi
Bentuk-bentuk Perkolator
Bentuk tabung Bentuk paruh Bentuk corong

 Serbuk simplisia yg akan diperkolasi dibasahi/dimaserasi lbh dl dgn cairan penyari


 Setelah maserasi, massa dimasukkan ke perkolator
 Pemindahan dilakukan sedikit demi sedikit sambil tiap kali ditekan, kemudian
ditutup dengan kertas saring. Cairan penyari dituangkan perlahan-lahan
sehingga diatas permukaan massa masih tergenang dengan cairan penyari.
Cairan penyari harus selalu ditambahkan dengan menjaga adanya lapisan
cairan penyari diatas permukaan massa setelah didiamkan 24 jam dalam
perkolator. Kran dibukan, diatur dengan kecepatan 1 ml/menit. Untuk
penelitian akhir perkolasi dapat dilakukan pemeriksaan ZA secara kualitatif
pada perkolat terakhir.

9 OOOeeeDDDiiinnn
Referkolasi
 Tujuan: Untuk menghindari kehilangan minyak atsiri pada pembuatan sari.
 Cara:
 Simplisia dibagi dalam beberapa perkolator, hasil perkolator I dipisahkan
menjadi perkolat I dari sari selanjutnya disebut susulan II,
 Susulan II digunakan untuk menyari perkolator II. Hasil disebut perkolat II.
Sari selanjutnya disebut susulan II.
 Pekerjaan diulang sampai menjadi perkolat yang diinginkan.
Ex: herba thymi

Perkolasi Bertingkat

Pekolasi Bertingkat
Dimulai dengan perkolator C kosong
₪ A berisi serbuk simplisia yang hampir tersari sempurna
₪ B berisi serbuk simplisia
I - Isikan bahan obat baru kedalam C
 Pindahkan perkolat dari B ke C
 Pindahkan perkolat dari A ke B
 Tambahkan cairan baru ke A

II - Pindahkan hasil perkolat dari C


 Pindahkan hasil perkolat dari B ke C
 Pindahkan hasil perkolat dari A ke B terekstraksi
 Tuangkan bahan obat yang tidak terekstraksi dari A

10 OOOeeeDDDiiinnn
III - Isikan bahan obat baru ke A
 Pindahkan perkolat dari C ke A
 Pindahkan perkolat dari B ke C
 Tambahkan cairan baru ke B

IV - Pindahkan hasil perkolat dari A


 Pindahkan hasil perkolat dari C ke A
 Pindahkan hasil perkolat dari B ke C
 Tuangkan bahan obat yang telah terekstraksi dari B

V - Isikan bahan obat baru ke B


 Pindahkan perkolat dari A ke B
 Pindahkan perkolat dari C ke A
 Tambahkan cairan baru ke C

VI - Pindahkan hasil perkolat dari B


 Pindahkan hasil perkolat dari A ke B
 Pindahkan hasil perkolat dari C ke A
 Tuangkan bahan obat yang telah terekstraksi dari C

Destilasi
 Destilasi: metode pemisahan dan pemurnian untuk substan cair
 Pada destilasi sederhana: dengan pemanasan cairan akan mendidih, uap yang
terbentuk terkondensasi dalam pendingin sebagai destilat
Hubungan suhu didih dengan tekanan:
 Dengan kenaikan suhu suatu cairan maka tekanan uapnya juga naik
 Bila tekanan uap suatu cairan sama dengan tekanan udara diluar, maka cairan
akan mendidih
 Pengukuran titik didih dilakukan pada tekanan atmosfir
 Suatu penurunan tek. luar smpai separuhnya akn meningkatkn titik didih + 15oC

Destilasi Sederhana
 Untuk memisahkan substan yang TD + 40oC – 150oC. Diatas 150oC banyak
substan yang terurai dibawah 40oC cairan yang Tdnya rendah akan banyak
hilang dalam pengerjaan dengan aparat biasa.

11 OOOeeeDDDiiinnn
Destilasi Vakum
 Bila pada tekanan normal cairan mendidih diatas 150oC, maka dipisah dengan
destilasi vakum
 Substan yang tidak tahan pemanasan walaupun TD dibawah 150 oC, maka
dipisah dengan destilasi vakum

Rektifikasi = Destilasi Fraksinasi


 Bila substan yang akan dipisah mempunyai penguapan yang tidak begitu
berbeda, maka campuran tidak akan dapat dipisah dengan satu kali penguapan
dan kondensasi seperti pada destilasi sederhana karena itu proses penguapan
harus beberapa kali diulang yaitu dengan destilasi fraksinasi (rektifikasi)
Pemisahan dengan rektifikasi perlu dilakukan bila perbedaan TD senyawa yang
akan dipisah kecil dari 80oC.
Pada rektifikasi, sebagian destilat yang terbentuk secara kontinu kembali
kedalam labu destilasi, atau destilasi menentang arus.
Pengerjaan:
 Pada destilasi biasa labu diisi setengah, pada destilasi vakum 1/3
 Untuk memanaskan labu destilasi, digunakan penangas udara, penangas air,
penangas pasir. Penggunaan api bebas dan pemanas listrik kasa berbentuk
setengah bola harus dihindari.
 Destilasi vakum dilaksanakan dengan pompa hisap, aliran air atau dengan
pompa minyak
 Sebelum destilasi, substan yang akan dipisah ditampung. Setelah destilasi,
destilat juga ditimbang dan sisa substan ditimbang
 Pada destilasi vakum: mula-mula tekanan udara (vakum) yang diperlukan
diatur, kemudian baru labu dipanaskan.
Akhir kerja: mula-mula pemanasan dihentikan dan kemudian vakum pelan-
pelan dinaikkan
 Untuk menghindari penundaan pendidihan, kedalam cairan dingin dalam labu
destilasi dimasukkan beberapa butir batu didih.
Bila proses destilasi berhenti sebelum memulai lagi harus dimasukkan batu
didih baru
 Pada destilasi vakum, batu didih dapat diganti. Untuk menghindari penundaan
pendidihan dicelupkan suatu kapiler kaca halus, melalui kapiler ini dialirkan

12 OOOeeeDDDiiinnn
gas netral (N2) secara pelan, sehingga yang terbentuk hanya butir-butir
gelembung gas dalam cairan. Tekanan gas netral yang masuk begitu kecil
sehingga tidak mempengaruhi vakum sistem keseluruhan
 Untuk cairan yg membentuk banyak busa bila didestilasi busa diatasi dengan
penambahan beberapa tetes octanol atau minyak silikon pada larutan air
 Kecepatan pendestilasian biasanya diatur tidak lebih cepat dari 1-2 tetes/detik

Detilasi Uap
₪ Untuk menyari serbuk simplisia yang mengandung komponen yang mempunyai
TD tinggi pada tekanan udara normal pada pemanasan biasa dapat terjadi
kerusakan ZA
Cara:
 Cairan penyari dimasukkan
kebejana (B) melalui corong
 Serbuk simplisia dalam kantong
lain dimasukkan kedalam
ekstraktor (A), bagian
dalamnya dimasukkan berjana
yang belubang-lubang
 Pendingin (2,3,4) dialiri air agar
berfungsi sebagai alat
pendingin

 Bejana (B) dipanaskan. Pemanasan dapat dilakukan dengan tangas


air/pemanas listrik langsung, tergantung cairan penyari yang digunakan
 Kran (6) dibuka, sedang kran yang lain ditutup
 Uap cairan penyari akn mngalir mll pipa kmudian diembunkn olh p’dingin (2)
Cairan yg terjadi mengalir ke ekstraktor (A) dan merendam serbuk simplisia.
 Setelah cairan penyari setinggi gelas penduga (10), Kran (7) dibuka sehingga
hasil penyarian mengalir kebejana (B). Bila hasil penyarian telah mengalir
kran (7) ditutup kembali
 Cairan penyari akan menguap, sedang ZA tertinggal dalam bejana (B), karena
TD zat aktif > cairan penyari
 Pengerjaan diatas berulang sampai serbuk simplisia tersari sempurna
Pengambilan Sari:

13 OOOeeeDDDiiinnn
 Sari dalam bejana (B) dikeluarkan melalui kran (9)
Pengambilan kembali pelarut:
 Dengan cara penyulingan, bejana (B) dipanaskan, kran 6,7 ditutup, sedang kran 5
dibuka. Cairan penyari menguap dan diembunkan oleh pendingin 2,3. Cairan
penyari ditampung dan dapat digunakan kembali
U
Unnttuukk ssaam
mppeell kkeerraass// kkeerriinngg
 Wadah A dijenuhkan dulu dengan uap cairan penyari yang berguna untuk
membasahi permukaan bahan dan melunakkan jaringan, sehingga uap air akan
mampu menembus dinding sel. ZA akan pindah kerongga uap air dan
selanjutnya pindah kerongga uap yang bergerak melalui antar fase (hidrodifusi).
Kran 2 tidak diaktifkan

Penyarian Berkesinambungan
 Proses yang menggabungkan antara proses untuk menghasilkan ekstrak cair
dengan proses penguapan

Keterangan:
1. Refluks
2. Kolom penyarian
3. Tabung berisi serbuk
4. Aliran uap
5. Aliran sari

₪ Cairan penyari diisikan pada labu


₪ Serbuk simplisia diisikan pada tabung dengan kertas saring atau tabung yang
berlubang-lubang dari gelas, baja tahan/karat/bahan lain yang cocok
₪ Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih
₪ Uap penyari akan naik keatas melalui serbuk simplisia
₪ Uap penyari mengembun karena didinginkan oleh pendingin balik
₪ Embun turun melalui serbuk simplisia sambil melarutkan Zanya dan kembali
kelabu
₪ Proses diatas akan berulang kembali
SOKLET

14 OOOeeeDDDiiinnn
 Penyempurnaan alat ekstraksi
 dimana uap cairan penyari naik keatas melalui pipa samping kemudian
diembunkan oleh pendingin tegak
 Cairan turun mllui tabng srbuk simplisia smbl melarutkan ZA serbuk simplisia
Keuntungan
 Uap panas tidak melalui serbuk simplisia

Alat Penyari Berkesinambungan (Skala Besar)


Prinsip :
- Dandang dibagi 2 dibawah tempat cairan penyari (A)
diatas tempat simplisia (B)
- Antara 2 ruangan dihubungkan dengan pipa C
sehingga larutan sari dapat turun melalui pipa
tersebut. Cairan penyari dipanaskan dengan pipa
atau alat yang cocok
- Cairan penyari menguap dan oleh pendingin (D) didinginkan dan diembunkan.
- Embun disemprotkan oleh penyemprot (E) keserbuk simplisia embunan akan
turun sambil menyari ZA simplisia
- Larutan akan turun melalui pipa C ke bejana A proses akan berulang sampai
simplisia tersari sempurna
KKeeuunnttuunnggaann::
 Cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit secara langsung diperoleh hasil
yang lebih pekat
 Serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni sehingga dapat menyari
ZA lebih banyak
 Penyarian dpt diteruskan sesuai dgn keperluan tnpa menambah cairan penyari
KKeerruuggiiaann::
 Zat aktif dipanaskan terus menerus sehingga ZA yang tidak tahan pemanasan
kurang cocok dapat diperbaiki dgn menambah alat untuk mengurangi tekanan
 Cairan penyari dididihkan terus-menerus sehingga cairan penyari yang baik
harus murni

15 OOOeeeDDDiiinnn
 KESIMPULAN Setelah Maserasi Melingkar Bertingkat 
 Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali (sesuai jumlah
bejana penampung), dapat diperbanyak sesuai keperluan
 Serbuk sebelum dikeluarkan, dilakukan penyarian dengan cairan penyari, baru
diharapkan memberikan hasil penyarian max
 Hasil penyarian sebelum diuapkan digunakan dulu untuk menyari serbuk baru,
sehingga memberikan sari dengan kepekatan max
 Penyarian dilakukan berulang sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik
daripada dilakukan 1 x dengan jumlah pelarut sama
Pada penyarian : 3 X 2 > 2 X 3

Filtrasi
Dilakukan dengan corong yang dilengkapi kertas saring yang telah dibasahkan
 Bila yang diperlukan adalah filtrat
Penyaringan dilakukan dengan melapisi kertas saring dengan senyawa
pembantu sehingga asbes, kieselgur, arang aktif
 Bila yang diperlukan partikel padat
Penyaringan dilakukan dengan corong Buchner yang dilengkapi dengan
erlenmeyer isap yang dihubungkan dengan sistem vakum

 Kertas saring berukuran sesuai corong Buchner,


sebelumnya dibasahi pelarut, diisap dengan vakum,
kemudian dituang cairan yang akan disaring
 Setelah selesai disaring endapan atau bagian yang
tinggal pada kertas saring, dapat dicuci dengan
pelarut yang sesuai, kemudian sisa pelarut yg tinggal
dapat didesak dengan pelarut yang lebih mudah menguap, sepanjang tidak
melarutkan endapan. Endapan kemudian dikeringkan dengan melanjutkan
pengisapan dengan sistem vakum

 Adanya senyawa kuat dari alkali, asam, anhydrida atau


oksidator: Akan dapat merusak kertas saring karena itu
penyaringan dilakukan dengan saringan gelas yang
dilengkapi sistem vakum

16 OOOeeeDDDiiinnn
 Bila yang disaring dalam jumlah kecil :
Digunakan corong kecil yang dilengkapi
tabung gelas yang dapat dihubungkan
dengan sistem vakum

 Bila yang akan disaring kristal dengan


TL rendah atau kelarutannya terlalu besar
pada suhu kamar dilakukan penyaringan
dengan pendinginan oleh butir2 es

 Bila larutan harus disaring panas (misal: pada kristalisasi)


Digunakan penyaringan dengan pemanasan air atau penyaringan dengan uap panas

Sentrifugasi
Keunggulan sentrifugasi dibanding filtrasi:
 Pada sentrifugasi zat tidak akan berkurang jumlahnya dalam pengerjaan
 Pada penyaringan partikel kecil dengan kertas saring sering terjadi
penyumbatan pori kertas saring
Sentrifugasi yang umum digunakan dilab: putarannya 2000 – 3000/mnt dengan
kapasitas sentrifugasi gls maks 150 ml
₪ Suspensi yang akan dipisah dituang kedalam sentrifugasi gelas, diisi dengan
volume sama supaya sentrifugasi gelas setimbang. Setelah sentrifugasi selesai
dilakukan dan endapan cukup kuat melekat di dasar sentrifugasi gelas, maka
cairan yang ada diatas endapan dituang, ditambah lagi cairan untuk pecuci
endp, kemudian kembali disentrifugasi.
₪ Setelah penuangan cairan, maka sisa cairan dapat diserap dengan suatu kertas
saring kecil. Sisa cairan atau pelarut pencuci yang masih ada dalam endapan
dapat diisap dengan suatu sistem vakum

Kristalisasi
 Untuk memurnikan dan memisahkan senyawa padat.

17 OOOeeeDDDiiinnn
Prinsip kerja:
 Suatu pelarut yang sesuai dijenuhkan dengan jalan pemanasan dengan senyawa
pelarut yang akan dimurnikan
 Bagian yang tidak larut disaring panas, kemudian larutan didinginkan pelan 2.
Substan yang murni biasanya akan mengkristal
PPeeddoom
maann PPeem
miilliihhaann PPeellaarruutt
 Substan hendaknya sedikit larut dalam pelarut dalam keadaan dingin dan larut
baik dalam keadaan panas.
 Sedangkan senyawa pengotor hendaknya larut baik dlm plarut dlm keadaan
dingin
 Pemilihan pelarut ditentukan oleh kelarutan senyawa yang akan dikristalisasi
(gugus fungsinya)
 Pelarut yg digunakn tdk blh scra kimia merubah substan yg akan dimurnikan.
 Dapat digunakan pelarut campur, misalnya air/alkohol, air/dioksan campuran
dan kombinasi pelarut yang sesuai di cari dulu dengan perubahan orientasi
Pengerjaan Kristalisasi
 Substan dipanaskan dengan pelarut sampai larut sempurna
 Pemanasan biasanya dilakukan sampai TD sebab dekat TD biasanya kelarutan
akan naik dgn ekstrim
 Jika digunakan pendingin tegak, maka pelarut dapat di+kan melalui pendingin
sampai semua substan larut
 Sebaiknya jumlah substan dan pelarut digunakan terukur, supaya proses dapat
kuantitatif dan direproduksi
 Pada penggunaan pelarut campur, substan dilarutkan dalam sejumlah kecil
pelarut yang kelarutannya baik terhadap substan. Kemudian dengan pemanasan
tambahkan pelarut yang kelarutannya terhadap substan kecil sampai pada
tempat penetesan endapan yang baru terbentuk segera larut. Bila volume total
pelarut dibanding jumlah substan terlalu kecil maka kembali di+kan sejumlah
pelarut yang pertama dan dengan pemanasan pelarut yang kedua kembali
diteteskan. Dapat juga dengan cara sebaliknya, yaitu mula 2 disuspensikan
substan dengan pelarut yang kelarutannya baik sampai semua bagian substan
yang tersuspensi larut.

18 OOOeeeDDDiiinnn
 Bila perlu kedalam larutan dapat ditambahkan arang aktif atau kieselgur untuk
menghilangkan warna larutan sebaiknya sebelum penambahan arang aktif atau
kieselgur. Larutan didinginkan sedikit, sebab bahan ini dapat menaikkan TD yang
dapat menimbulkan letupan waktu mendidih. Dan arang aktif akan keluar
banyak udara yang dapat menimbulkan busa.
 Kemudian sekali lagi dipanaskan dan setelahnya disaring panas dan disimpan
dalam wadah tertutup, dibiarkan mendingin untuk memperbanyak endapan
wadah dapat disimpan dalam lemari es atau didinginkan dengan butiran es yaitu
dengan menempatkan dalam wadah lain yang berisi butiran es
 Pada senyawa organik pembentukan larutan lewat jenuh dapat dengan
menambahkan sedikit kristal yang telah ada kedalam larutan lewat jenuh
sehingga merangsang pembentukan kristal baru.

KROMATOGRAFI
Pertama kali diterapkan oleh Tswett (botanikus Uni Sovyet) pada tahun 1906 untuk
memisahkan zat warna hijau daun.
Chromofus grafia = menuliskan dengan warna (Yunani)
 Keuntungan Kromatografi
 Relatif merupakan metode yang cepat
 Pengerjaannya cukup sederhana
 Dpt dipakai untuk kualitatif dan kuantitatif dengan peralatan yang sederhana
 Tekniknya mudah di automatiskan (proses dpat berjalan tanpa pengawasan)
 Bisa memisahkan campuran yang berbobot kecil (μg)
Kromatografi: teknik untuk memisahkan komponen dalam campuran
Metode kromatografi didasarkan atas Pemisahan zat kepada 2 jenis fasa:
 Fasa stasioner/ fasa tetap/diam
 Fasa mobil/ fasa gerak
Komponen2 campuran akan bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda akibat
hambatan selektif dan fasa stasioner sehingga terjadi pemisahan

19 OOOeeeDDDiiinnn
Berdasarkan prinsip, kromatografi dibagi 2:
A. Kromatorafi distribusi/ partisi
Prinsip: Apabila 2 cairan yang tidak dapat berbaur, dicampur dengan zat ke 3
yang dapat larut dalam kedua cairan itu, maka zat ketiga akan terbagi begitu
rupa sehingga perbandingan konsentrasi akan tetap konstan
Pada kromatografi distribusi:
 Fase stasioner = zat cair
 Fase mobil = gas atau zat cair (zat menguap)
Contoh: Kromatografi kertas, kromatografi kertas, kromatografi kolom
B. Kromatografi adsorpsi
Adsorpsi: gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang
perbatasan antara 2 fasa daripada dalam masing2 fasa.
Terjadinya pemisahan adalah:
Akibat gaya tarik fasa stasioner yg kuat trhadap komponen2 yg harus dipisahkan.
Pada kromatografi adsorpsi:
 Fasa stasioner = Zat padat (silica gel)
 Fasa mobil = gas atau cairan
Contoh: Kromatografi kolom, KLT, kromatografi gas
Berdasarkan fasa kromatografi terbagi :
 KCG/GLC
 KCC/LLC
 KPC/LSC
 KPG/GSC
Fasa stasioner:
 Pemisahan melalui partisi
Umumnya fasa stasioner berupa cairan hidrofil yang terfiksasi pada
pengembang padat, seperti: silika gel, aluminion oksida, selulosa, dll
 Pemisahan zat melalui adsorpsi
- Fasa stasioner anorganik padat -> utk mmisahkan campurn senyawa lipofil
- Fasa stasioner organik padat -> untuk pemisahan senyawa hidrofil
Sifat pemisahan dan kecepatan migrasi pada kromatografi tergantung: Ukuran
partikel, permukaan spesifik, diameter pori dan volume pori dari fasa stasioner

20 OOOeeeDDDiiinnn
Fasa mobil:
 Pada kromatografi partisi -> fasa mobil tergantung fasa stasioner
 Jika bahan pengembang diimpregnasi dengan air atau pelarut hidrofil , fasa
mobilnya adalah pelarut organik yang tidak bercampur air
 Jika fasa stasioner direndam dengan pelarut lipofil, seperti parafin cair atau
silikon maka pelarut pengembangnya adalah hidrofil yang dijenuhkan
dengan bahan pengimpregnasi/ pembaceman.
 Pd kromatografi adsorpsi: Pemilihan fasa mobil ditinjau dr kemampuan
mengelusi
Parameter kualitatif
 Harga Rf
Parameter karakteristk kromatografi kertas dan KLT. Harga Rf merupakan
ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi
konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel
 Waktu retensi
Waktu lamanya suatu senyawa tinggal dalam stasioner dalam kolom pemisahan
Kromatografi kertas
 Prinsip: Partisi multiplikatif suatu senyawa antara 2 cairan yg saling tdk bercampur
 Fraksi senyawa terjadi antara: kompleks selulosa-air & fasa mobil yg melewatinya
Kertas kromatografi
 Terdiri dari selulosa murni dengan serabut panjang yang dalam keadaan
menggelembung bersama-sama dengan air atau pelarut mengandung air
merupakan fasa stasioner.
Kapasitas dan lamanya kromatografi tergantung dari :
 ketebalan & kemampuan menyerap atau kemampuan menggelembung kertas
 Antara kecepatan migrasi dan ketajaman pemisahan terdapat hubungan: kertas
yang melewatkan dengan cepat umumnya memisahkan lebih baik
 Sifat selulosa ditentukan oleh: Kemurnian, kehomogenan, kemampuan menyerap,
mekanik ketangguhan
 Besarnya lebar kertas tergantung dari bejana pengembangan dan dari berapa
noda senyaw yang akan ditotolkan.

21 OOOeeeDDDiiinnn
PPeennoottoollaann ::
 Senyawa akan ditotolkan dilarutkan dalam pelarut sesuai dan ditotolkan dengan
pipet ukur berskala/ pipet kapiler sebagai bentuk titik atau garis
 Konsekuensi larutan senyawa yang akan ditotolkan 1-5%
 Volume penotolan 1-10 ml
Ketajaman pemisahan tergantung dari noda awal:
 Makin kecil noda maka makin besar ketajaman pemisahan
 Makin mudah menguap pelarut yang akan digunakan untuk penotolan maka
makin kecil diameter noda
Pengembangan:
 Kromatografi menaik:
Lembar kromatografi digantung kedalam tabung yang berisi fase mobil atau
lembar kertas dibentuk silinder dengan bantuan penjepit dan dipasang pada
tabung yang sudah disediakan
 Kromatografi menurun:
Lembar kertas digantung dngan ujung atas kedalam palung yg berisi fase mobil
 Kromatografi horizontal dan kromatografi melingkar
Bejana pengembangnya berupa cawan petri yang sama besar dengan tepi
ditangkupkan satu sama lain. Pelarut pengembang dialirkan dari bawah dengan
bantuan kapiler kertas atau sumbu kapas pada titik pusat kromatogram atau
dari atas dengan melubangi a diteteskan dengan bantuan pipet yang sesuai
Bejana pemisahan
 Merupakan bejana kering yang tertutup rapat.
 Sebelum memulai proses pengembangan dijenuhkan dulu
Kromatografi 2 dimensi
 Dilakukan jika pd pengembangan pertama tdk tercapai pemisahan yg memuaskan
 Cara: Setelah dikeringkan, kertas dikembangkan sekali lagi dengan arah 90 o dari
arah pertama.
Pemilihan pelarut pengembang:
 Jika senyawa b’migrasi dlm daerah tepi muka mk pelarut pengembang adl polar
 Jika senyawa tinggal dkt titik dual, mk polaritas pelarut pengembang adl rendah

22 OOOeeeDDDiiinnn
Deteksi
 Senyawa berwarna: secara visual
 Dengan penampakan noda
Identifikasi
 Kualitatif: pengukuran dan perhitungan harga Rf dibandingkan dengan senyawa
pembanding yang diketahui
 Kualitatif.
Kegunaan:
 Pemisahan golongan senyawa sangat hidrofil
Contoh: alkohol bervalensi banyak, gula, as. alfa amina, glikosida, larutan
organik alifatik ferol dan as. fenilkarboksilat, zat anorganik (kation)
 Dibandingkan KLT, Kromatografi kertas lebih lama
Kromatografi Lapis Tipis
Keuntungan:
 Murah
 Waktu singkat (15-60 menit)
 Memerlukan jumlah cuplikan sedikit (+ 0,19 – 10-9 gr)
 Hasil palsu yang disebabkan komponen sekunder tidak mungkin terjadi
 Peralatan dan pengerjaan sederhana
 Dapat untuk memisahkan zat2 yang bersifat asam atau basa kuat yang tidak
dapat dipisahkan dengan kromatografi kertas
KLT: Metode pemisahan fisikokimia
 Lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir (fasa diam) ditempatkan
pada penyangga berupa pelat gelas, logam atau lapisan yang cocok
 Campuran yg akan dipisahkan brupa larutan, ditotolkan brupa bercak atau pita
 Setelah pelat ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan
pengembang yang cocok (fasa gerak) pemisahan terjadi selama perambatan
kapiler (pengembangan)
 Senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan (dideteksi)
Fase Diam (Lapisan Penyerap)
 Panjang lapisan : 200 mm
 Lebar : 200/100 mm
 Tebal : 0,1 – 0,3 mm biasanya 0,2 mm

23 OOOeeeDDDiiinnn
 Penyerap yang umum silika gel, aluminium oksida, kieselgur, selulosa dan
turunannya, poliamida, dll
 Silika gel: Paling banyak digunakan
- Silika gel umumnya mengandung zat tambahan kalsium sulfat untuk
memperbesar daya lekatnya
- Silika gel digunakan sebagai adsorben universal untuk kromatografi senyawa
netral, asam, basa
- Sebelum pengembangan: pelat diaktivasi dengan pengeringan selama 1 jam
pada 100-105oC
Fasa Gerak (Pelarut Pengembang)
 Fase gerak = medium angkut, terdiri atas satu atau beberapa pelarut.
 Fase gerak bergerak dalam fase diam karena ada gaya kapiler
Bejana Pemisah
 Bejana harus dapat menampung pelat dan harus tertutup rapat
 Bejana kromatografi dilapisi kertas saring dan sejumlah fase mobil dituangkan
untuk penjenuhan kertas
Awal dan Jumlah Cuplikan
 Bercak atau pita ditotolkan 15 mm dari tepi bawah
 Jarak antar bercak: 10 mm
 Diameter bercak: 3-5 mm
 Volume cuplikan: 1-10 μl larutan cuplikan 0,1-1%
 Titik awal harus tetap berada disebelah atas permukaan fase mobil
Pengembangan
Adalah proses pemisahan campuran cuplikan akibat pelarut pengembang merambat
naik dalam lapisan. Jarak pengembangan normal (jarak antara garis awal dan garis
depan) adalah 100 mm
 Pengembangan sederhana: perambatan 1 kali (panjang 10 cm keatas)
 Pengembangan ganda: 2 kali perambatan (10 cm keatas berturut-turut) pada
pngmbangn 2 kali. Lapisan KLT hrs dlm keadaan kering diantara dua pngembangn.
Tujuan: memperbaiki efek pemisahan
 Pengembangan landaian: 2 pengembang dengan daya elusi yang berlainan
digunakan untuk pengembangan dengan jarak berbeda

24 OOOeeeDDDiiinnn
Deteksi
 Dengan lampu UV (254 nm atau 365 nm)
 Pereaksi kimia dengan/ tanpa pemanasan
 Deteksi biologi
Identifikasi
 Lapisan adsorben yang mengandung zat dikerok dengan spatula dan diekstraksi,
dengan pelarut yang sesuai, kemudian dianalisis dengan metode yang lain,
seperti spektofometri, dll
Kromatografi Kolom
Kolom pemisah: tabung yang diisi bahan sorpsi
 Tabung filter dengan gelas berpori, pada ujung bawah menjepit (tabung Allihn)
 Tabung gelas, ujung bawah menjepit dan dilengkapi kran
Perbandingan panjang tabung terhadap diameter = 40 : 1
Pengisian adsorben:
 Harus hati-hati dan rata-rata
 Agar pengisian rata: tabung setelah diisi, divibrasi/ diketok
 Aluminium oksida atau silika gel dpt diisikan kering kedalam tabung pemisah
 Adsorben dapat diisikan sebagai suspensi, terutama jika adsorben
menggelembung dengan pelarut pengembang
 Adsorben dibuat seperti bubur dengan pelarut elusi, kemudian dimasukkan
ketabung pemisah
Bahan Sorpsi
Sama seperti KLT: silika gel, al. Oksida. Poliamida, selulosa, arang aktif
Pengembangan
 Kromatografi elusi
Larutan pekat senyawa yang diperiksa dimasukkan kedalam kolom, kemudian
pelarut elusi ditambahkan dan sedapat mungkin dibiarkan mengalir pada suhu
dan kecepatan aliran konstan sampai tercapai pemisahan. Campuran senyawa
akan terpisah menjadi zone2. Zone adalah bagian kolom pemisah yang
mengandung senyawa yang ditentukan

25 OOOeeeDDDiiinnn
Elusi
- Zat yang bergerak cepat akan segera meninggalkan kolom selama proses
kromatografi dan akan muncul dieluat
- Eluat ditampung dengan bantuan sejumlah tabung reaksi secukupnya,
difraksinasi dan fraksi yang mengandung zat yang sama disatukan
- Zat yang bergerak lambat selama proses kromatografi tidak akan terelusi. Zat
ini akan tinggal tetap dalam kolom dan setelah berakhirnya pengembangan
dielusi dan diadsorben secara ekstraksi dangan pelarut sesuai
Identifikasi senyawa dalam eluat
 Detektor
Detektor optik (fotometer), refraktometer, diferensial, detektor adsorpsi,
detektor dengan daya hantar
 Reaksi warna
Penggunaan
₪ Mendapatkan hasil zat murni secara preparatif dan campuran
₪ Pemisahan zat pada penentuan kuantitatif
₪ Pemurnian pelarut organik dari senyawa yang dapat mengadsorpsi lemak (air,
alkohol, asam hidroperoksida)
₪ Pemisahan diastereometer dan rasemat
Kromatografi gas
Pembagian:
a. Gas-Solid Chromatography (GSC)/ Kromatografi Gas Padat
Fase gerak: gas; fase diam: padat
Prinsip pemisahan: Adsorpsi
b. Gas-Liquid Chromatography (GLC)/ Kromatografi Gas-Cair
Fase gerak: gas; fase diam: cairan yang dilumarkan pada pembawa
Prinsip pemisahan: Partisi
Biasanya: GLC
Keunggulan:
 Resolusi tinggi, pemisahan baik
 Sensitif, untuk analisa kualitatif dan kuantitatif dalam konsentrasi kecil

26 OOOeeeDDDiiinnn
Kepekaan kromatografi gas ditentukan detektor:
 TCD (Thermal Conductivity Detector)
 FID (Flame Ionisation Detector)
 ECD (Electron Capture Detector)
 Dapat untuk analisis kualitatif, dengan mengamati waktu retensi senyawa yang
dipisahkan dibandingkan dengan waktu retensi senyawa standar
 Dpt utk analisis kuantitatif: luas puncak pd krmatogram sbnding dgn konsentrsiny
 Waktu analisa singkat, pemisahan cepat, dalam 30 menit
 Pengerjaan mudah dan analisis data cepat
Susunan Skematik Kromatografi Gas

Tabung gas pembawa


dg pengatur tekanan
Penampung
fraksi
Termostat
dipanaskan
Pencatat
Kolom Detektor
Injektor
pemisah
Integrator
Amplifier

Perekam

Bagian pokok alat kromatografi gas: injektor, kolom pemisah, detektor


Cara:
 Cuplikan disuntikkan dengan jarum suntik dalam injektor yang dipanaskan
 Cuplikan segera menguap dan dibawa oleh gas pembawa pada kecepatan
volume konstan melalui kolom pemisah dan sampai dalam detektor. Detektor
bekerja dengan berbagai prinsip
 Detektor akan menimbulkan sinyal yang proporsional dengan jumlah senyawa
yang datang dengan gas pembawa
 Pencatat akan memberikan kromatogram dari komponen yang terpisah, yang
tampak sebagai puncak

27 OOOeeeDDDiiinnn
Kolom pemisah
 Kolom yang diisi
Diisi dengan bahan pengembun berupa partikel inert yang permukaannya
merupakan fase stasioner
 Kolom kapiler
Merupakan pipa dengan ruang sempit dengan diameter dalam 0,25 – 1 mm dan
mengandung fase stasioner sebagai lapisan tipis cairan pada dinding dalamnya.
Bila untuk pemisahan senyawa dalam jumlah sangat sedikit
Fase Stasioner
 Berupa cairan, pada bahan pengemban kolom
 Selama pelaksanaan kromatografi gas, fase stasioner haruslah cair sampai
kurang netral dan tidak mengalami perubahan kimia atau fisika
 Fase stasioner non polar: parafin dan minyak silikon
 Fase stasioner dgn kepolaran sdg: ester asam karboksilat & polimer aromatik
 Fase stasioner polar: gom silikon dengan gugus nitril, glikol yang tersianetilasi,
lilin karboksilat
Gas Pembawa
 Disesuaikan dengan kolom pemisah dan detektor
 Banyak digunakan: hidrogen, helium, argon, nitrogen, CO2
Hidrogen:
- Viskositas rendah, sehingga pada kolom pemisah yang panjang masih dapat
mencapai kecepatan aliran optimal
- Mudah meledak
Detektor
 Detektor tidak boleh memberikan reaksi terhadap gas pembawa yang mengalir
pada waktu bersamaan dengan senyawa yang terpisah
 Detektor fisika: TCD
 Detektor fisiko-kimia: FID
Penggunaan
 Untuk semua zat berbentuk gas atau dapat menguap tanpa penguraian

28 OOOeeeDDDiiinnn
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Fase mobil: cairan dengan tekanan tinggi
Beda HPLC dengan kromatogafi kolom klasik:
 Menggunakan kolom pendek untuk mempersingkat waktu
 Menggunakan kolom sempit dengan diameter 1-3 mm, memungkinkan
pemisahan dalam jumlah mikro
 Ukuran partikel bahan sorpsi dibawah 50 μ hingga tercapai bilangan dasar
teoritik yang tinggi
 Pelarut elusi dialirkan kekolom dengan tekanan untuk mengkompensasi tekanan
arus dalam kolom
Keuntungan:
 Waktu analisis singkat
 Penentuang dapat dalam jumlah mikro
 Hasil pemisahan tinggi
Kromatografi Gel
K. Gel = Permeasi gel = Kromatografi ayakan molekular = kromatografi penolakan
 Merupakan metode pemisahan berdasarkan beda ukuran molekul zat yang
dipisahkan
Pelaksanaan:
 Gel tergranulasi diisi kekolom kromatografi dan dilapisi pelarut
 Setelah penambahan cuplikan yang diperiksa, maka molekul yang lebih kecil dari
pori gel akan masuk kepartikel gel dan terjadi keseimbangan
 Senyawa yang molekulnya lebih besar dari diameter pori gel tidak dapat masuk
 Jika dicuci dengan pelarut, maka molekul yang lebih besar akan muncul dahulu
dalam eluat, yang kecil menyusul kemudian
Guna:
 Pemisahan spesies dengan BM tinggi (BM > 2000), terutama yang tak terionkan
 Pemisahan campuran sederhana, terutama yang sangat berbeda BMnya.

29 OOOeeeDDDiiinnn
Pengeringan
Merupakan upaya penghilangan air atau pelarut organik
Panas yang diberikan dan yang dipindahkan berlangsung secara:
- Konveksi (pengering konveksi)
Panas diambil dari medium yang mengalir (cairan atau gas)
- Penyinaran (pengering sinar)
Mampu menembus ruang hampa atau yang berisi gas,
berkaitan dengan gelombang elektromagnetik dalam daerah
800 μm sampai 1 mm (sinar infra merah)
- Penghantaran ( pengering kontak)
Jika panas berkembang didalam suatu benda padat
Untuk penyebaran panas berlaku prinsip dasar:
“arah energi panas secara ilmiah berlangsung dari suhu yang tinggi ke suhu yang
rendah”
Pada proses pengeringan: terjadi penyerapan lembab oleh udara sampai tercapai
kondisi jenuhnya
Lembab dapat terserap pada:
- Bahan pengering atau
- Bersama uap air yang ada di udara (dengan sirkulasi udara)
Dengan meningkatnya suhu, kemampuan penyerapan air dari udara dan kecepatan
penguapan meningkat, sehingga dalam proses pengeringan dibutuhkan panas
Untuk mencapai tujuan pengeringan sebaiknya bahan memiliki luas permukaan yang
tinggi (dalam bentuk lapisan tipis). Ini dimaksudkan agar panas yang diberikan
dengan segera merubah lembab menjadi uap yang kemudian berdifusi melalui bahan
yang dikeringkan dan akhirnya bergerak menuju udara bebas

30 OOOeeeDDDiiinnn

Anda mungkin juga menyukai