1. Destilasi uap
ekstraksi senyawa dengan kandungan yang mudah menguap (minyak atsiri) dari bahan
(segar atau simplisia) dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial.
digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200
°C atau lebih.
dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang
fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah
titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur,
tapi dapat didistilasi dengan air.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan
mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
Prinsip :
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu berbeda. Air
dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi
minyak menguap yang terdapat dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah
terekstraksi menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga,
campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan akan memisah
antara air dan minyak atsiri.
1. Destilasi
2. Metode Ultrasonik
Menggunakan getaran ultrasonik > 20000 Hz
• Prinsipnya meningkatkan permibelitas dinding sel, menimbulakn gelembung spontan
– Frekuensi getaran
– Kapasitas alat
– Proses ultrasonik
3. Metode Perkolasi
estraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction)
• Perkolasi proses penyarian simplisia dengan jalan melewatkan pelarut yang sesuai secara
Prinsip :
serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan
melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak kebawah
disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi dengan daya
kapiler yang cenderung untuk menahan. Kekuatan yang berperan pada perkolasi antara lain: gaya
berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosa, adesi, daya kapiler dan daya
geseran
Proses perkolasi :
– Pengembangan bahan
• Keuntungan :
o Pengaliran meningkatkan difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga zat seperti terdorong u/
keluar dari sel)
• Kerugian :
2. Perkolasi
Jenis-jenis Perkolasi
Metode perkolasi bisa dibedakan lagi menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis ini muncul disebabkan
karena adanya perbedaan dari proses dan tahapan kerjanya. Beberapa jenis perkolasi tersebut di
antaranya :
1. Perkolasi Biasa
Perkolasi biasa adalah cara yang paling sederhana dan hanya menggunakan satu perkolator saja
dalam prosesnya. Secara umum, langkah-langkahnya diawali dengan merendam simplisa yang
derajat halusnya sudah ditentukan ke dalam penyari.
Setelahnya, barulah dimasukkan ke dalam perkolator. Ekstrak cair terus disari hingga sempurna.
Proses perkolasi ini biasanya dipakai untuk mengambil sari dari zat tertentu yang khasiatnya
keras.
2. Perkolasi dengan Tekanan
Perkolasi jenis ini jarang digunakan karena lebih cocok diterapkan pada simplisa yang derajat
halusnya sangat kecil. Biasanya simplisa jenis ini tidak bisa dideteksi dengan perkolasi jenis
biasa.
Ciri khas yang membedakan perkolasi tekanan dengan yang lain adalah adanya alat penghisap
tambahan dalam proses kerjanya. Alat penghisap tersebut dikenal dengan nama diacolator.
Melalui alat ini, perkolat yang dihisap bisa turun.
3. Perkolasi Bertingkat
Sesuai namanya, perkolasi ini menggunakan sistem bertingkat. Artinya, ada beberapa perkolator
yang digunakan untuk mempermudah prosesnya.
Biasanya, ada tiga perkolator yang dipakai dan simplisa yang ada pada setiap perkolator tersebut
akan diambil dengan jumlah tertentu. Selanjutnya, simplisa tersebut dipakai sebagai cairan
penyari pada perkolator kedua dan ketiga.
4. Metode Reflux
ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan
jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
• Ekstraksi refluks digunakan untuk mengektraksi bahan-bahan yang tahan terhadap
pemanasan
3. Refluks
5. Metode Maserasi
proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali
pengocokan atau pengadukan pada suhu kamar
• Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komonen kimia
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin,
tiraks dan lilin.
Prinsip :
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari yang sesuai pada temperatur kamar , terlindung dari cahaya.
Cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan
konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel
Keuntungan
peralatannya sederhana
• Kerugian
waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang
digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai
tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
• Modifikasi metode maserasi :
– Modifikasi maserasi melingkar
– Modifikasi maserasi digesti
– Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
– Modifikasi remaserasi
– Modifikasi dengan mesin pengaduk
6. Metode Sokhletasi
ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat
khusus sehingga terjadi ektraksi kontiniu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik.
• Prinsip
ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi
ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik.
Keuntungan :
– Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan secara langsung.
– Digunakan pelarut yang lebih sedikit
– Pemanasannya dapat diatur
• Kerugian :
– Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah
terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.
– Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam
pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume
pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya.
– Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut
dengan titik didih yang terlalu tinggi,
4. Sokletasi
Keterangan :
1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat proses
pengembunan. Aliran air pada kondensor bergerak dari bawah ke atas, hal ini dilakukan
karena jika aliran air menglir dari atas ke bawah, maka akan terdapat ruang kosong pada
kondensor sehingga proses kondensasi gas tidak akan maksimal.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari proses
penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh kemudian
jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus. Posisi sifon harus lebih tinggi dari
pada sampelnya (agar sampel yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut).
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan.
7. Kertas saring : berfungsi sebagai tempat sampel, dimana tinggi kertas saring tidak boleh
melebihi tinggi pipa F, hal ini dikarenakan jika tinggi kertas saring melebihi tinggi pipa F
maka uap yang terbentuk akan terhalang oleh kertas saring atau bahkan uap yang terbentuk
masuk ke dalamnya dan proses kondensasi akan berlangsung tidak maksimal. Adapun syarat
dari tempat sampel yaitu mudah ditembus pelarut dan tidak dapat larut oleh pelarut.
8. Selang masuk : berfungsi sebagai saluran masuknya air kedalam kondensor.
9. Selang keluar : berfungsi sebagai saluran keluarnya air dari kondensor
8. Metode Randering
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak dengan kadar air tinggi. Itu karena mengandung sekitar
25% asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tidak jenuh.
Ekstraksi minyak ikan