Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ella Elyana

NIM : 210205035

Mata Kuliah : Fitokimia

PERKOLASI DAN SOKLETASI

A. PERKOLASI
Perkolasi merupakan salah satu jenis ekstraksi padat cair yang dilakukan
dengan mengalirkan pelarut secara perlahan pada sampel dalam satu suatu perlokator.
Pada ekstraksi jenis ini, pelarut ditambahkan secara terus menerus, sehingga proses
ekstraksi selalu dilakukan dengan pelarut yang baru. Pola penambahan pelarut yang
dilakukan adalah menggunakan pola penetasan pelarut dari bejana terpisah
disesuaikan dengan jumlah pelarut yang keluar atau dilakukan dengan penambahan
pelarut dalam jumlah besar secara berkala.
Proses ekstraksi ini dilakukan hingga analit dalam sampel terekstraksi secara
sempurna. Indikasi bahwa semua analit telah terekstraksi secara sempurna adalah
pelarut yang digunakan tidak warna. Untuk memastikan bahwa semua analit telah
terekstraksi dengan sempurna dapat dilakukan uji dengan kromatografi lapis tipis
(KLT) atau spektrofotometri UV. Apabila menggunakan KLT, indikasi bahwa semua
analit telah terekstrak ditandai dengan tidak ada noda/spot pada pelat KLT.
Sedangkan dengan Spektrofotometri UV ditandai dengan tidak adanya puncak/peak
pada kromatogram.
Proses perkolasi ini dilakukan pada suhu ruang, sama seperti proses ekstraksi
maserasi. Ekstraksi cara akan dihentikan jika senyawa yang terekstraksi tidak terkandung lagi
dalam sampel. Perkolasi dapat dihentikan, jika tetesan perkolat tidak berwarna lagi, walaupun
seringkali banyak senyawa yang tidak berwarna. Cara lain adalah pada perkolat terakhir
dilakukan KLT, kemudian dilihat di bawah lampu UV dan jika masih terlihat ada senyawa,
maka perkolasi masih dilanjutkan. Cara kerja proses ini adalah sampel ditempatkan dalam
labu perkolasi dan direndam dengan pelarut. Senyawa yang terekstraksi dipisahkan dengan
cara membuka keran labu. Laju tetesan ekstrak sama dengan tetesan pelarut baru yang
diletakkan dalam botol yang telah dimodifikasi dan dilengkapi dengan keran.
Adapun beberapa keuntungan dari cara perkolasi yaitu sebagai berikut :
1. Kandungan senyawa dalam sample tidak mengalami kerusakan, karena dilakukan di
suhu kamar.
2. Sample yang di ekstraksi dapat dilakukan dengan jumlah yang banyak, karena
wadahnya dapat di modifikasi sesuai dengan jumlah sample.
3. Pelarut yang digunakan terus menerus dalam keadaan baru, sehingga proses ekstraksi
lebih cepat
4. jika dibandingkan dengan cara maserasi karena adanya pergantian larutan yang terjadi
dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah sehingga dapat meningkatkan
derajat perbedaan konsentrasi. Ruangan di antara butir serbuk simplisia membentuk
saluran tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler, maka
kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi lapisan batas, sehingga dapat
meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Adapun beberapa kelemahan dari cara perkolasi yaitu sebagai berikut :

1. Memerlukan pelarut yang banyak


2. Proses ekstraksi memerlukan waktu yang lama
3. serbuk simplisia yang mengadung zat aktif akan larut, tidak baik bila diperkolasi
menggunakan alat perkolasi yang sempit, sebab perkolat akan segera menjadi pekat
dan berhenti mengalir, Kekuatan yang berperan pada proses perkolasi adalah gaya
berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan, difusi, osmosis, adhesi, daya
kapiler dan daya geseran.

Adapun gambar alat perkolasi atau percolator dan proses perkolasi dapat
ditunjukkan sebagai berikut :

B. SOKLETASI
Sokletasi merupakan salah satu jenis ekstraksi menggunakan alat soklet. Pada
ekstraksi ini pelarut dan sampel ditempatkan secara terpisah. Prinsipnya adalah ekstraksi
dilakukan secara terus menerus menggunakan pelarut yang relative sedikit. Bila ektraksi telah
selesai maka pelarut dapat diuapkan sehingga akan diperoleh ekstrak. Biasanya pelarut yang
digunakan adalah pelarut-pelarut yang mudah menguap atau mempunyai titik didih yang
rendah.
Sokletasi dilakukan dengan cara pemanasan pelarut. Uap pelarut yang dihasilkan
mengalami pendinginan dalam kondensor dan secara kontinyu akan membasahi sampel dan
secara teratur pelarut tersebut dimasukan kembali ke dalam labu dengan membawa analit.
Proses ini berlangsung secara kontinyu. Pelarut yang digunakan dapat diuapkan kembali dan
dipisahkan dari analit. Sokletasi dapat dihentikan dengan cara menghentikan pemanasan.
Peralatan yang digunakan dalam sokletasi terdiri dari kondensor, soklet, labu dasar
bulat dan pemanas. Soklet terdiri dari timbal, pipa F dan sifon. Kondensor berfungsi sebagai
pendingin untuk mempercepat proses pengembunan, timbal berfungsi sebagai wadah untuk
menyimpan sampel, pipa F berfungsi sebagai saluran bagi uap pelarut yang dipanaskan pada
labu bulat ke kondensor, sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila larutan pada sifon
penuh dan jatuh ke dalam labu dasar bulat maka dihitung sebagai satu siklus. Labu dasar bulat
berfungsi sebagai wadah pelarut, sedangakan pemanas berfungsi untuk memanaskan pelarut.

Ekstraksi dengan cara sokletasi memiliki beberapa keuntungan yaitu :

1. Lebih ekonomis
2. Menggunakan pelarut yang sedikit, karena sistem kerja peralatan soklet, pelarut
akan kembali ke dalam labu soklet.
3. Ekstraksi dapat berlangsung secara cepat, sehingga tidak memerlukan waktu yang
lama untuk memperoleh ekstrak
4. Senyawa yang terekstraksi menjadi lebih banyak, karena sirkulasi perendaman
berlangsung lebih banyak dan cepat.
5. keuntungan dari proses sokletasi ini adalah karena uap panas tidak melalui serbuk
simplisia, tetapi melalui pipa samping.

Estraksi dengan cara sokletasi juga memiliki beberapa kerugian yaitu :

1. Senyawa yang terekstraksi dikuatirkan akan rusak, terutama senyawa-senyawa


yang sensitif terhadap panas, apalagimenggunakan pelarut yang memiliki titik
didih tinggi.
2. Peralatan soklet umumnya dapat menampung sampel dalam jumlah yang sedikit.
Jika sokletasi sampel dalam jumlah yang banyak, maka diperlukan sokletasi
berkali-kali. sehingga memerlukan waktu yang lama.
3. Kerugian dari cara proses sokletasi adalah jumlah ekstrak yang diperoleh lebih
sedikit dibandingkan dengan metode maserasi.
Cara kerja alat ini adalah sampel diletakkan pada tempat sampel dan
ditambahkan dengan natrium sulfat anhidrat untuk mengurangi atau menghilangkan air
yang terdapat dalam sampel. Pelarut organik yang digunakan diletakkan dalam labu
bulat dan dipanaskan dengan heating mantel. Pelarut diuapkan melalui jalan langsung
uap (bypass sidearm) sehingga terjadi pengembunan pada kondensor. Kondensor harus
dihubungkan dengan sistem pendingin (cooler), sehingga pengembunan uap pelarut
terjadi secara sempurna.
Pelarut yang mengembun menjadi cair akan merendam sampel sampai pada
batas ketinggian refluk sidearm, maka pelarut akan turun ke dalam labu bulat lagi.
Proses ini berlangsung secara terus menerus sampai diperkirakan semua senyawa
terkstraksi.

Anda mungkin juga menyukai