Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan bahan aktif dalam sel atau
jaringan tanaman yang bersifat inaktif atau inert dengan menggunakan pelarut yang
sesuai dengan polaritasnya (Tiwari et al., 2011). 

Proses ekstraksi dimulai adanya penggumpalan ekstrak dalam pelarut.


Selanjutnya terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang
permukaan terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang
telah tercampur dengan pelarut maka maka pelarut akan menembus kapiler dalam
suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi
dan terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi (Bernasconi et al., 1995).

Proses pemisahan tersebut bertujuan untuk memperoleh bahan-bahan aktif yang


terkandung dalam sel atau jaringan. Bahan aktif dalam tumbuhan tersebut terdiri
dari terpenoid, alkaloid, steroid, flavonoid, atsiri, dan sebagainya (Robinson, 1995).

Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu


bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai. Sampel
yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang permeabel terhadap
pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan dan dikondensaasikan di
atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel dan merendam sampel dan
diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai batas tertentu, pelarut akan kembali
masuk ke dalam tabung destilasi secara otomastis. Proses ini berulang terus dengan
sendirinya di dalam alat terutama dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk
ekstraksi lipida (Wirakusumah 2007).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang hendak dikaji dalam  makalah ini yaitu sebagi
berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan soxhlet?

2. Bagaimana prinsip kerja soxhlet?

3. Bagaimana cara penggunaan soxhlet?

4. Apa saja komponen alat soxhlet?

1
5. Apa saja keuntungan dan kerugian dari alat soxhlet?

1.3 Tujuan

Tujuan pada makalah yang berjudul Alat ukur soxhlet adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui prinsip kerja alat soxhlet

2. Mengetahui komponen dan cara penggunaan alat soxhlet

3. Mengetahui keuntungan dan kerugian alat soxhlet

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya ekstraksi secara berkesinambungan.


Cairan penyari dipanaskan sampai mendiih Uap penyari akan naik melalui pipa
samping, kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak. Cairan penyari turun
untuk menyari zat aktif dalam simplisia. Selanjutnya bila cairan penyari
mencapai sifon, maka seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat dan
terjadi proses sirkulasi. Demikian seterusnya sampai zat aktif yang terdapat
dalam simplisia tersari seluruhnya yang ditandai jernihnya cairan yang lewat
pada tabung sifon. (Harbone, 1987;Dirjen POM, 1986).

Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu


bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai
(Wirakusumah 2007).

Soxhletasi adalah proses ekstraksi secara kontinu di dalam alat soxhlet. Proses
sohxletasi berlangsung dimana pelarut mengalami penguapan dan pendinginan
secara berulang – ulang. Pelarut masuk kedalam wadah tempat sampel, membasahi
dan merendam evapor yang di bungkus dalam suatu kantong kertas. Setelah pelarut
memenuhi batas, secara keseluruhan akibat adannya grafitasi pada sistem pipa
kapiler dan pengruh tekanan ddari permukaan sampel pelarut mengalir kedalam
labu dibawahnya sambil mengosongkan wadah evapor. Wadah evapor akan terisi
kemabali secara kontinu akibat penguapan pelarut dari labu penampung.

2.2 Prinsip kerja

Prinsip soxhletasi adalah penyarian dilakukan berulang – ulang sehingga


penyarian lebih sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila
penyarian telah selesai maka pelarutnya diuapkan lembali dan sisanya adalah zat
yang tersari. Cara ini merupakan metode yang paling umum dipakai di
laboratorium dan industri. Biasanya pelarut yang digunakan mudah menguap atau
mempunyai titik didih yang rendah. (Rusji Djamal ; prinsip dasar isolasi ; hal 47)

2.3 Mekanisme kerja

Proses soxhletasi ini membutuhkan alat pemanas untuk menguapkan pelarut


dari labu penamapung. Konsekuensinya tentu zat – zat akan terpapar degan panas
yang tinggginya temperatur pelarut tergantungung pada jenis pelarut yang

3
digunakan. Pada proses soxhlettasi sampel biasanya sudah dijadikan serbuk.
Penyarian zat dengan cara soxhletasi dapat lebih sempurna, pelarut lebih sedikit,
dapat dilakukan fraksinasi apabila kepolaran pelarut diganti secara bertingkat.
(Rusji Djamal ; prinsip dasar isolasi ; hal 47)

2.4 komponen-komponen

Komponen-komponen dari alat soklet, antara lain:

(khamidinal,2009)

Nama-nama instrumen dan fungsinya :

1. Kondensor berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk


mempercepat proses pengembunan.

2. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil


zatnya.

3. Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang


menguap dari proses penguapan.

4. Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon


larutannya penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini
dinamakan 1 siklus

5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan


pelarutnya

6. Hot plate berfungsi sebagai pemanas larutan.

4
Skema kerja

 Pasang alat soklet

 Haluskan dan keringkan sampel

 Bungkus sampel dengan kertas saring ( selongsong ), ikat dengan


benang,masukkan ke dalam alat soklet

 Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet

 Lakukan sokletasi sampai pelarut tidak berwarna

 Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil


ekstraksi

2.5 Keuntungan Dan Kerugian Metode Soxhlet

Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal dalam
labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan
meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat.

Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan
hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.

Keunggulan sokletasi :

 Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.

 Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.

 Proses sokletasi berlangsung cepat.

 Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.

 Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi :

 Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang


mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.

 Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan


pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.

5
 Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan bahan aktif dalam sel atau
jaringan tanaman yang bersifat inaktif atau inert dengan menggunakan pelarut yang
sesuai dengan polaritasnya (Tiwari et al., 2011). 

Proses ekstraksi dimulai adanya penggumpalan ekstrak dalam pelarut.


Selanjutnya terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang
permukaan terjadi pengendapan massa dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang
telah tercampur dengan pelarut maka maka pelarut akan menembus kapiler dalam
suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi
dan terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi (Bernasconi et al., 1995).

3.2 saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya
penulis ucapkan terimakasih.

7
2.6 Kelemahan soxhlet

Kelemahan utama adalah akibat pemanasan, sering senyawa termolabil ( tidak


tahan panas ) dapat rusak, senyawa juga dapat berubah akibat proses pengeringan.
Kecuali, apabila digunakan pelarut polar, sampel yang mengandung air ( sampel
basah ) dapat dikerjakan dengan alar soxhlet. Kekurangan lainnya adalah
dibutuhkan waktu yang lebih lama karena menunggu pelarut terlalu jenuh sebagai
tanda penyarian sempurna dan dperlukan pengawasan secara terus menerus dan
menjaga kontinuitas air yang mengalir dalam kondensor. Kapasitas soxhlet juga
mrnjadi kendala apabila sampel yang akan diekstraksi besar jumlahnya. (Rusji
Djamal ; prinsip dasar isolasi ; hal 47)

MEKANISME KERJA

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian


dibungkus atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas
sample ditutup dengan kapas.

Pelarut yang digunakan adalah Petroleum Spiritus dengan titik didih 60 –


80°C. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk
meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan
Petroleum Spirit 60 – 80°C sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena
kelarutan lemak pada pelarut organik. Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan
ke dalam soxhlet . Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat

8
pemanas listrik serta kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet.
Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan .

Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa


pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke
thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam
thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon
menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks.
Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam.

Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses
penyulingan dan dikeringkan.

http://viskhasafitri.blogspot.co.id/2012/05/soxhlet-alat-ekstraksi-lipid.html

http://www.edubio.info/2015/01/metode-ekstraksi-dengan-ekstraktor.html

http://augustiieenayoe.blogspot.co.id/2012/05/soxhlet.html

Anda mungkin juga menyukai