SOKLETASI
OLEH : ALFARBI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
ALFARABI
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Soxhlet ........................................................................................2
2.2 Sejarah Soxhlet..............................................................................................2
2.3 Prinsip Kerja .................................................................................................2
2.4 Komponen-komponen Alat Soxhlet..............................................................4
2.5 Jenis Ekstraktor .............................................................................................4
2.6 Dasar Pemilihan, Keuntungan Dan Kerugian Metode Soxhlet .....................5
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian soxhlet
2. Mengetahui sejarah penemuan soxhlet
3. Mengetahui komponen komponen alat soxhlet
BAB II
PEMBAHASAN
diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang
didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi
sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu
dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan
rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu
campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat,
maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil
klorida dan alcohol
Titik didih pelarut rendah.
Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.
Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada
kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu
tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih
efisien, karena:
Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara
berulang kali.
Waktu yang digunakan lebih efisien.
Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.
Sokletasi dihentikan apabila :
Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang
spesifik.
kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair.
Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan
membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut
dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut
seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu
seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.
Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada
ekstraktor Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara
selongsong dan dinding dalam tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke
dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk kembali ke dalam labu
didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi Butt berlangsung lebih
cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih merata.
Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif daripada ekstraktor Soxhlet.
Hal ini didasari oleh faktor berikut:
Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi
pelarut dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada
bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian
lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih
banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata.
Sementara pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar menuju labu didih.
Sampel berkontak dengan pelarut dalam waktu yang sama.
Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan
udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di
dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata.
Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap
yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan.
selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih
cepat.
Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan
hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
Keunggulan sokletasi :
Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
Proses sokletasi berlangsung cepat.
Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
Kelemahan sokletasi :
Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang
mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.
Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan
pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.
Skema kerja :
Pasang alat soklet
Haluskan dan keringkan sampel
Bungkus sampel dengan kertas saring ( selongsong ), ikat dengan
benang,masukkan ke dalam alat soklet
Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet
Lakukan sokletasi sampai pelarut tidak berwarna
Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil
ekstraksi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium.
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet.Soxhlet adalah alat yang
digunakan untuk ekstraksi (metode untuk mendapatkan senyawa dari sistem
campuran) padat-cair atau memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan
dengan menggunakan suatu pelarut cair.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA