Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FITOKIMIA

SOKLETASI

OLEH : ALFARBI

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN FARMASI
D III FARMASI TANJUNG KARANG
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Adapun makalahini telah kami usahakan semaksimal mungkin, sehingga dapat


memperlancar pembuatan makalah ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini kita dapat mengambil


hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca
.

Bandar Lampung, 20 Oktober 2017


Penyusun

ALFARABI

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Soxhlet ........................................................................................2
2.2 Sejarah Soxhlet..............................................................................................2
2.3 Prinsip Kerja .................................................................................................2
2.4 Komponen-komponen Alat Soxhlet..............................................................4
2.5 Jenis Ekstraktor .............................................................................................4
2.6 Dasar Pemilihan, Keuntungan Dan Kerugian Metode Soxhlet .....................5

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................................7
3.2 Saran ..............................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode dengan menggunakan soxhlet ini dijelaskan oleh Soxhlet pada tahun
1879. Contoh metode yang paling umum digunakan metode semi-kontinyu
diterapkan untuk ekstraksi lipid dari makanan. Menurut prosedur Soxhlet
tersebut, minyak dan lemak dari bahan padat yang diambil dengan mencuci
berulang (perkolasi) dengan organik pelarut, biasanya heksana atau petroleum
eter, di bawah refluks dalam gelas khusus. Catatan William B. Jensen bahwa
contoh awal extractor kontinu adalah bukti arkeologi untuk Mesopotamia air
panas ekstraktor untuk bahan organik berasal dari sekitar 3500 SM.Sebelum
Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme Payen juga memelopori dengan
ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen terlarut
dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang
bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke
keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengertian Soxhlet?
2. Bagaimana Sejarah Soxhlet?
3. Prinsip Kerja Soxhlet?
4. Apa Saja Komponen Komponen Alat Soxhlet?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian soxhlet
2. Mengetahui sejarah penemuan soxhlet
3. Mengetahui komponen komponen alat soxhlet
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Soxhlet


Soxhlet merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk mengekstrak suatu
bahan dengan pelarutan yang berulang-ulang dengan pelarut yang sesuai.
Sampel yang akan diekstraksi ditempatkan dalam suatu timbel yang
permeabel terhadap pelarut dan diletakkan di atas tabung destilasi, dididihkan
dan dikondensaasikan di atas sampel. Kondesat akan jatuh ke dalam timbel
dan merendam sampel dan diakumulasi sekeliling timbel. Setelah sampai
batas tertentu, pelarut akan kembali masuk ke dalam tabung destilasi secara
otomastis. Proses ini berulang terus dengan sendirinya di dalam alat terutama
dalam peralatan Soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lipid.

2.2 Sejarah Soxhlet


Catatan William B. Jensen bahwa contoh awal extractor kontinu adalah bukti
arkeologi untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik
berasal dari sekitar 3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme
Payen juga memelopori dengan ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.

2.3 Prinsip Kerja


Adapun prinsip sokletasi ini yaitu : Penyaringan yang berulang ulang
sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif
sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali
dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu
pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang
terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan.
Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi
dan perkolasi. Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ),
tidak dapat digunakan dengan baik karena persentase senyawa yandigunakan
atau yang akan diisolasi cukup kecil atau tidak didapatkan pelarut yang
3

diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang terbaik yang
didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.
Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan,
sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontunyu akan membasahi
sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu
dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang
telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi yang diuapkan dengan
rotary evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu
campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat,
maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan.
Syarat syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi :
Pelarut yang mudah menguap Ex : heksan, eter, petroleum eter, metil
klorida dan alcohol
Titik didih pelarut rendah.
Pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan.
Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar.

Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan secara berurutan pelarut pelarut


organik dengan kepolaran yang semakin menigkat. Dimulai dengan pelarut
heksana, eter, petroleum eter, atau kloroform untuk memisahkan senyawa
senyawa trepenoid dan lipid lipid, kemudian dilanjutkan dengan alkohol
dan etil asetat untuk memisahkan senyawa senyawa yang lebih polar.
Walaupun demikian, cara ini seringkali tidak. menghasilkan pemisahan yang
sempurna dari senyawa senyawa yang diekstraksi.
Cara menghentikan sokletasi adalah dengan menghentikan pemanasan yang
sedang berlangsung. Sebagai catatan, sampel yang digunakan dalam sokletasi
harus dihindarkan dari sinar matahari langsung. Jika sampai terkena sinar
matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi
penguraian atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang
disebut senyawa artefak, hingga dikatakan sampel tidak alami lagi.
4

Alat sokletasi tidak boleh lebih rendah dari pipa kapiler, karena ada
kemungkinan saluran pipa dasar akan tersumbat. Juga tidak boleh terlalu
tinggi dari pipa kapiler karena sampel tidak terendam seluruhnya.
Dibanding dengan cara terdahulu ( destilasi ), maka metoda sokletasi ini lebih
efisien, karena:
Pelarut organik dapat menarik senyawa organik dalam bahan alam secara
berulang kali.
Waktu yang digunakan lebih efisien.
Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda maserasi atau perkolasi.
Sokletasi dihentikan apabila :
Pelarut yang digunakan tidak berwarna lagi.
Sampel yang diletakkan diatas kaca arloji tidak menimbulkan bercak lagi.
Hasil sokletasi di uji dengan pelarut tidak mengalami perubahan yang
spesifik.

2.4 Komponen Komponen Alat Soxhlet


Komponen-komponen dari alat soklet, antara lain:
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
1. Kondensor berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat
proses pengembunan.
2. Timbal berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari
proses penguapan.
4. Sifon berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya
penuh kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus.
5. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate berfungsi sebagai pemanas larutan

2.5 Jenis Ekstraktor


Ada dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala laboratorium, yaitu
ekstraktor Soxhlet dan ekstraktor Butt. Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut
dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap tersebut
5

kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair.
Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan
membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut
dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut
seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu
seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.
Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun pada
ekstraktor Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara
selongsong dan dinding dalam tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke
dalam selongsong langsung lalu keluar dan masuk kembali ke dalam labu
didih tanpa efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi Butt berlangsung lebih
cepat dan berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih merata.
Ekstraktor Butt dinilai lebih efektif daripada ekstraktor Soxhlet.
Hal ini didasari oleh faktor berikut:
Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi
pelarut dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan ada
bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian
lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih
banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata.
Sementara pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar menuju labu didih.
Sampel berkontak dengan pelarut dalam waktu yang sama.
Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung dengan
udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas di
dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata.
Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap
yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan.

2.6 Dasar Pemilihan, Keuntungan Dan Kerugian Metode Soxhlet


Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal
dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel
6

selalu baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih
cepat.
Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan
hanya digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
Keunggulan sokletasi :
Sampel diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan berulang ulang.
Jumlah pelarut yang digunakan sedikit.
Proses sokletasi berlangsung cepat.
Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.

Kelemahan sokletasi :
Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan bahan tumbuhan yang
mudah rusak atau senyawa senyawa yang tidak tahan panas karena akan
terjadi penguraian.
Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan menggunakan
pereaksi meyer, Na, wagner, dan reagen reagen lainnya.
Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah, sehingga mudah
menguap.

Skema kerja :
Pasang alat soklet
Haluskan dan keringkan sampel
Bungkus sampel dengan kertas saring ( selongsong ), ikat dengan
benang,masukkan ke dalam alat soklet
Masukkan pelarut sebanyak 1,5 x volume ekstraktor soklet
Lakukan sokletasi sampai pelarut tidak berwarna
Keluarkan sampel, panaskan untuk memisahkan pelarut dari senyawa hasil
ekstraksi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium.
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet.Soxhlet adalah alat yang
digunakan untuk ekstraksi (metode untuk mendapatkan senyawa dari sistem
campuran) padat-cair atau memisahkan suatu komponen dalam suatu padatan
dengan menggunakan suatu pelarut cair.
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan
dengan adanya pendingin balik.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas
perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

Day.2002. Analisis Kimia Kuantitatif .Jakarta: Erlangga


Khamidinal.2009. Teknik Laboratorium Kimia.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press
Oxtoby , David. 2001. Kimia Modern Edisi Ke Empat Jilid I. Jakarta: Erlangga
Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sri Mulyani. 2005. Kimia Fisika II. Malang: UM Press.
Fessenden. 2009. Kimia Organik I. Bandung : Pendidikan Kimia Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Anda mungkin juga menyukai