Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Nyoman Raimarta Wiguna

NIM : 1909482010017
Kelas : 2A S1

STANDARISASI SIMPLISIA

1. Parameter Nonspesifik
Parameter nonspesifik merupakan tolak ukur baku untuk semua jenis simplisia. Ada
beberapa parameter nonspesifik yang ditetapkan untuk simplisia. Beberapa parameter
nonspesifik itu antara lain :
a. Parameter Kadar Abu
Bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunnya
terdestruksi dan menguap. Sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik. Tujuannya
untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal
dari proses awal sampai terbentuknya simplisia.

b. Parameter Kadar Sari Larut Dalam Pelarut Tertentu (Etanol dan Air)
Melarutkan simplisia dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah solut
yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri. Tujuannya untuk
memberikan gambaran awal jumlah senyawa kandungan.

c. Parameter Susut Pengeringan


Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105ºC selama 30 menit
atau sampai berat konstan, yang dinyatakan sebagai nilai prosen. Dalam hal khusus (jika
bahan tidak mengandung minyak menguap/atsiri dan sisa pelarut organik menguap)
identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada diatmosfir/lingkungan
udara terbuka. Tujuannya untuk mengetahui besarnya senyawa yang hilang pada proses
pengeringan.

d. Parameter Kadar Air


Pengukuran kandungan air yang berada di dalam bahan, dilakukan dengan cara tepat
di antara titrasi, destilasi atau gravimetri. Tujuannya untuk mengetahui besarnya
kandungan air di dalam bahan.
e. Parameter Kadar Total Golongan Kandungan Kimia
Dengan penerapan metode spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri, atau
lainnya, dapat ditetapkan kadar golongan kandungan kimia. Ada beberapa golongan
kandungan kimia yang dapat dikembangkan dan dapat ditetapkan metodenya, yaitu
Golongan Minyak Atsiri, Golongan Steroid, Golongan Tanin, Golongan Flavonoid,
Golongan Triterpenoid (Saponin), Golongan Alkaloid, dan Golongan Antrakinon.
Tujuannya adalah memberikan informasi kadar golongan kandungan kimia sebagai
parameter mutu simplisia dalam kaitannya dengan efek farmakologis.

f. Parameter Cemaran Logam Berat


Menetukan kandungan logam berat spektroskopi serapan atom atau lainnya yang
lebih valid. Tujuannya untuk memberikan jaminan ekstrak tidak mengandung logam
berat tertentu (Hg, As, Cd, Pb, dll) melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya
(toksik) bagi kesehatan.

g. Parameter Sisa Pestisida


Menentukan kandungan sisa pestisida yang mungkin saja pernah ditambahkan atau
mengkontaminasi pada bahan simplisia. Tujuannya memberikan jaminan bahwa
ekstrak tidak mengandung pestisida melebihi nilai yang ditetapkan karena berbahaya
(toxic) bagi kesehatan.

2. Parameter Spesifik
Parameter spesifik merupakan tolak ukur khusus yang dapat dikaitkan dengan jenis
tanaman yang digunakan dalam proses standarisasi. Parameter yang digunakan pada
Parameter Spesifik antara lain :
a. Identitas Simplisia
Parameter Identitas Simplisia meliputi nama latin tumbuhan (sistematika botani),
bagian tumbuhan yang digunakan, dan nama daerah tumbuhan.
b. Uji Organoleptis
Parameter Organoleptis simplisia meliputi pendeskripsian bentuk, warna, bau dan
rasa menggunakan panca indra.
c. Uji Mikroskopik dan Uji Makroskopik
d. Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Tertentu
Parameter Senyawa Terlarut Dalam Pelarut Tertentu ditentukan dengan cara
melarutkan ekstrak dengan pelarut (alkohol atau air) untuk ditentukan jumlah solut
yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri.
e. Kadar Minyak Atsiri
f. Kadar Senyawa Kimia Tertentu

Anda mungkin juga menyukai