Anda di halaman 1dari 15

DIGESTI

Kelompok 14
PENGERTIAN
DIGESTI

Cara maserasi dengan menggunakan


Cara maserasi dengan menggunakan
pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40
pemanasan lemah, yaitu pada suhu 40
50C. Cara maserasi ini hanya dapat
50C. Cara maserasi ini hanya dapat
dilakukan untuk simplisia yang zat
dilakukan untuk simplisia yang zat
aktifnya tahan terhadap pemanasan.
aktifnya tahan terhadap pemanasan.
KELEBIHAN &
KEKURANGAN

Kelebihan Kekurangan
1. Kekentalan pelarut berkurang, yang 1. Proses penyariannya tidak sempurna,
dapat mengakibatkan berkurangnya karena zat aktif hanya mampu
lapisan-lapisan batas. terekstraksi sebesar 50% saja.
2. Daya melarutkan cairan penyari
akan meningkat, sehingga
2. Prosesnya lama, butuh waktu
pemanasan tersebut mempunyai
beberapa hari.
pengaruh yang sama dengan
pengadukan.
3. Koefisien difusi berbanding lurus
dengan suhu absolut dan berbanding
terbalik dengan kekentalan, hingga
kenaikan suhu akan berpengaruh pada
kecepatan difusi. Umumnya kelarutan
zat aktif akan meningkat bila suhu
dinaikkan.

4. Jika cairan penyari mudah menguap


pada suhu yang digunakan, maka perlu
dilengkapi dengan pendingin balik,
sehingga cairan akan menguap kembali
ke dalam bejana.
KERJA
Pada dasarnya prinsip dan cara kerja dari
maserasi modifikasi dengan cara digesti
hampir sama dengan maserasi biasa, yaitu
mengekstraksi zat aktif yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk dalam
pelarut yang sesuai selama beberapa hari
pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya,pelarut akan masuk ke dalam sel
dari tanaman melewati dinding sel.
Cont

Maserasi biasanya dilakukan pada


temperatur 15 - 20 C, tetapi pada
maserasi modifikasi dengan cara digesti,
yaitu merendam serbuk dalam maserator
pada temperatur 40 - 50C dalam wakttu
beberapa jam sampai bahan-bahan yang
larut, melarut.
Jurnal
SECANG

Caesalpinia sappan L.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledoneae
Bangsa : Fabales
Suku : Fabaceae
Marga : Caesalpinia
Jenis : Caesalpinia sappan L.
SECANG

Alat Bahan
1. Blender 1.Etanol 96%
2. Mesh 12/50 2.Simplisia Kayu
3. Erlenmeyer Secang
4. Waterbath
5. KLT
6. TLC scanner densitometer
Cont
o Secang memiliki berbagai macam nama di
Indonesia, yaitu: Peupeung (Aceh), Sepang (Gayo),
Sopang (Batak), Cacang (Minangkabau). Secang
(Sunda), Kayu secang, Soga jawa (Jawa), Kaju
secang (Madura).
o Semak atau pohon kecil, tinggi sampai 10 m.

Ranting-ranting berlantisel dan berduri, bentuk duri


bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25 cm
sampai 40 cm, bersirip, panjang sirip 9 cm sampai
15 cm, setiap sirip mempunyai 10 sampai 20 pasang
anak daun yang berhadapan.
Cont
Kayu secang juga berkhasiat
untuk obat berbagai macam
penyakit. Beberapa penyakit yang
dapat diobati adalah :

Diare, disentri, TBC, luka dalam,


sifilis, darah kotor, berak darah,
memar berdarah, malaria,
tetanus, tumor, radang selaput
lender mata.
CARA KERJA
Secang (Caesalpinia sappan L.) mengandung senyawa
pewarna alami antara lain brazilin, brazilein, dan 3-O-
metilbrazilin dan disebut sebagi komposit brazilin
serta merupakan senyawa subtype struktur brazilin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
lama digesti, konsentrasi cairan penyari, dan
interaksinya terhadap AUC (Area Under Curve)
komposit brazilin serta memperoleh titik optimum
pada proses digesti.
AUC adalah ukuran berapa banyak obat mencapai
aliran darah orang dalam waktu yang diberikan waktu
setelah dosis yang diberikan. Informasi ini berguna
untuk menentukan dosis dan untuk mengidentifikasi
interaksi obat yang potensial.
Cont
Serbuk Kayu Secang Dengan
pemanasan 45 -
50 C
Direndam dengan
cairan penyari
Remaserasi
sebanyak 3x (75ml,
50ml, 25ml) Didiamkan
selama 1
Filtrat diserkai & hari
presipitat diperas.

Uji KLT
N
Digesti adalah cara maserasi dengan
menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu
40 50C. Cara maserasi ini hanya dapat
dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan.
Beberapa penyakit yang dapat diobati oleh
tumbuhan secang adalah : Diare, disentri, TBC,
luka dalam, sifilis, darah kotor, berak darah,
memar, malaria, tetanus, tumor, radang selaput
lender mata.
Lama digesti dan konsentrasi cairan penyari
(optimasi) merupakan faktor yang sangat
berpengaruh pada AUC.
PUSTAKA
Saifuddin A, Rahayu, Yuda Hilwan. 2011. Standarisasi Bahan Obat Alam.
Graha Ilmu. Yogyakarta. hal. 1-22.
Sarker SD, Latif Z, & Gray AI. 2006. Natural products isolation. In: Sarker
SD, Latif Z, & Gray AI, editors. Natural Products Isolation. 2nd ed. Totowa
(New Jersey). Humana Press Inc. hal. 6-10, 18.
Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Fakultas Farmasi. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta : Kanisius
Adrian, peyne, 2000. Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber
Bahan Obat. Pusat Penelitian. Universitas Negeri Andalas.
Dijen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Cetkan Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Arnianty. 2012. Ekstraksi Digesti. Fakultas Pertanian. Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Badan POM RI, 2008:
perpustakaan.pom.go.id/ebook/Taksonomi%20Koleksi%20Tanaman
%20Obat%20Kebun%20Tanaman%20Obat%20Citeureup/Caesalpinia
%20sappan%20L..pdf

Anda mungkin juga menyukai