Anda di halaman 1dari 6

FORMULASI BEDAK TABUR ANTISEPTIK EKSTRAK DAUN

SALAM (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) TERHADAP


Staphylococcus aureus

Dzul Asfi*)
*)
Akademi Farmasi Yamasi Makassar

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Formulasi Bedak Tabur Antiseptik Ekstrak


Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) terhadap Staphylococcus aureus.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang formula sediaan bedak antiseptik
denganmenggunakan Ekstrak Daun Salam. Metode yang digunakan dalam pembuatan
ekstrak adalah metode maserasi. Ekstrak yang dihasilkan kemudian diformulasikan dengan
variasi konsentrasi 2, %, 4% dan 6% dan kontrol tanpa zat aktif. Pengujian bedak yang
dilakukan antara lain dengan uji keseragaman derajat halus danuji aktivitas antimikroba
yang dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar berlapis untuk menentukan
diameter hambatan terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan silinder
besi pada medium Muller Hilton agar (MHA). Setelah inkubasi 24 jam didapatkan zona
hambatan untuk formula 1 konsentrasi 2 % 12 mm, formula konsentrasi 4 % 22,33 mm,
formula 3 konsentrasi 6 % 32,6 mm dan untuk kontrol 0 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi yang digunakan semakin besar daya hambatan yang terjadi
berdasarkan perhitungan persamaan regresi linier.

Kata Kunci : Formulasi, Bedak tabur antiseptik, ekstrak daun salam, Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN
Hidup sehat menjadi idaman potensi cukup tinggiuntuk
bagi setiap insan. Krisis ekonomi yang dibudidayakan. Pemakaian daun
melanda beberapa waktu lalu ternyata salam dari waktu ke waktu cenderung
telah mengarahkan pilihan masyarakat terus meningkat. Di Indonesia daun
dari pengobatan secara medis yang salam biasanya dimanfaatkan sebagai
biayanya relatif mahal ke pengobatan bumbu dapur. Daun salam juga dapat
alternatif yang lebih ekonomis. mengobati penyakit seperti diare,
Masyarakat semakin jeli memilih maag, kencing manis, mabuk akibat
produk yang aman, murah, mudah alkohol, kudis dan gatal-gatal. Daun
didapat, dan bersifat natural atau sedikit salam mengandung flavanoid, yang
mengandung bahan-bahan kimia berfungsi menghambat pertumbuhan
sintesis (Sudewo Bambang, 2004). bakteri-bakteri gram positif dengan
Penggunaan tanaman obat cara merusak membran selnya.
untuk penyembuhan suatu penyakit Serbuk tabur (pulvis
didasarkan pada pengalaman yang adspersorius) adalahserbukringan,
secara turun temurun diwariskan oleh bebas dari butiran kasar untuk
generasi terdahulu kepada generasi mempercantik muka atau obat kulit
berikutnya. Tanaman obat merupakan yang biasanya untuk menyerap air
suatu komponen penting dalam dan keringat dimaksudkan untuk obat
pengobatan tradisional. Pengobatan luar. Umumnya dikemas dalam
tradisional dipilih sebagai salah satu wadah yang bagian atasnya berlubang
alternatif jika pengobatan medis tidak halus untuk memudahkan
membuahkan hasil. Perkembangan penggunaan pada kulit (Anief,
pemanfaatan tanaman obat secara tidak M.2005).
langsung dapat dilihat dari Staphylococcus aureus
perkembangan pemanfaatan obat merupakan bakteri gram positif, aerob
tradisional ( Redaksi Agromedia, 2008). atau anaerob fakultatif berbentuk bola
Salah satu tanaman yang atau kokus berkelompok tidak teratur,
digunakan dalam pengobatan tradisional diameter 0,8 - 1,0 μm tidak membentuk
adalah daun salam, yang mempunyai spora dan tidak bergerak,
koloni berwarna kuning bakteri ini diperolehdari Kota Makassar,
tumbuh cepat pada suhu 37oC. Koloni Provinsi Sulawesi Selatan.
pada pembenihan padat berbentuk bulat PengolahanSampel
halus, menonjol, berkilau. Bakteri ini Sampel penelitian berupa
terdapat pada kulit, selaput lendir, bisul Daun Salam yang telah dibersihkan
dan luka. Dapat menimbulkan penyakit kemudian dipotong kecil-kecil sesuai
melalui kemampuannya berkembang dengan derajat halusnya (4/18) lalu
biak dan menyebar luas dalam jaringan dikeringkan dengan cara diangin-
(Jawetz, 2007) anginkan di tempat yang terlindung
Berdasarkan uraian di atas dari cahaya matahari langsung.
maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah apakah PembuatanEkstrak
ekstrak Daun Salam (Syzygium Sampel Daun Salam
polyanthum (Wight.) Walp.) dapat (Syzygium polyanthum (Wight.)
diformulasi dalam bentuk sediaan bedak Walp.) yang telah disiapkan
tabur antiseptikdan bagaimana ditimbang sebanyak 500 g, kemudian
efektifitasnya dalam menghambat diekstraksi dengan cara maserasi
pertumbuhan Staphylococcus aureus? menggunakan cairan penyari etanol
Tujuan dari penelitian ini 70% sebanyak 3750 ml, ditutup dan
adalah untuk memformulasi sediaan didiamkan ditempat yang terlindung
bedak tabur antiseptik dari ekstrak Daun cahaya, sekali sekali diaduk, biarkan
Salam dan efektifitasnya dalam selama 5 hari, masing masing
menghambat pertumbuhan ampasnya dimaserasi kembali, ulangi
Staphylococcus aureus. hingga 3 kali. Ekstrak etanol
Manfaat dari Penelitian ini dikumpulkan dan dipekatkan dengan
dapat dijadikan sebagai acuan atau menggunakan rotavapor hingga
bahan pertimbangan bagi industri obat diperoleh ekstrak etanol kental.
tradisional dalam pembuatan bedak
tabur dengan menggunakan bahan alam SterilisasiAlat
dan diharapkan penelitian ini dapat Alat-alat yang digunakan
menambah informasi tentang daun dicuci dengan deterjen dan dibilas
salam sebagai salah satu tanaman obat dengan air. Untuk peralatan gelas
yang berkhasiat sebagai antiseptik, disterilkan dalam oven pada suhu
sehingga penggunaannya sebagai obat 1800 C selam 2 jam, sedangkan
tradisional dapat dipertanggung peralatan yang dapat rusak oleh panas
jawabkan. dan bahan-bahan yang akan
digunakan disterilkan menggunakan
METODE KERJA autoklaf pada suhu 1210 C dengan
Sampel yang tekanan 2 atm selama 15 menit.
digunakanadalahDaunSalam Jarum ose disterilkan dengan cara
(Syzygiumpolyanthum (Wight.) dipijarkan menggunakan api langsung
Walp.)yang

Formula :
Bahan Formula Kontrol F1(%) F2(%) F3(%)

EkstrakDaun Salam - 2,0 4,0 6,0

Zink oksidum 3,0 3,0 3,0 3,0

Menthol 0,8 0,8 0,8 0,8

Ol. Rosae 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes

Talk ad 100 gram 100 gram 100 gram 100 gram


Bakteri uji yang telah
diremajakan disuspensikan dengan 50
Pembuatanbedaktabur ml larutan NaCl 0,9% steril lalu
Formula kontrol dibuat tanpa diukur transmitannya 20 %.
menggunakan zat aktif, dimana Menthol
dilarutkan dengan sedikit etanol, Pembuatansuspensiserbuktabur
kemudian dikeringkan dengan talk lalu Dibuat suspensi bedak
ditambahkan ZnO yang telah diayak, uji formula kontrol dan formula
digerus hingga homogen. Dibuat bedak konsentrasi 2%, 4 % dan 6 % dengan
tabur ekstrak Daun Salam dengan cara ditimbang bedak formula
masing - masing konsentrasi 2,0%, 4,0 kontrol sebanyak 1,0 gram,
% dan 6,0 %. Dengan cara ditimbang 2 dimasukkan kedalam lumpang,
gram ekstrak Daun Salam dimasukkan kemudian
ke dalam lumpang panas dan dengan ditambahkandengansuspensi PGS
sedikit larutan etanol lalu dikeringkan sebanyak 10 ml,
dengan menambahkan sebagian talk. digerussampaihomogen. Cara yang
Kemudian menthol dilarutkan dengan sama dilakukan dengan formula
sedikit etanol, dikeringkan dengan konsentrasi 2%, 4 % dan 6 %
sebagian talk lalu ditambahkan ZnO
yang telah diayak digerus hingga PengujianDayaHambat
homogen. Campuran ekstrak Daun Pengujian daya hambat
Salam dimasukkan ke dalam campuran bedak tabur antiseptik ekstrak daun
menthol dan ZnO, digerus hingga salam terhadap pertumbuhan
tercampur rata atau homogen, lalu bakteriStaphylococcus aureus
ditambahkan sisa talk. Setelah itu, dilakukan dengan metode difusi agar
tambahkan 1 tetes Oleom Rosae digerus berlapis menggunakan paperdisc.
hingga homogen. Bedak yang sudah Disiapkan cawan petri sesuai dengan
homogen, diayak dengan menggunakan yang dibutuhkan. Medium Muller
ayakan no.100 hingga semua sediaan Hilton agar (MHA) dituang secara
melewati ayakan tersebut. Cara yang aseptik kedalam cawan petri steril
sama dilakukan untuk pembuatan sebanyak 10 ml kemudian
konsentrasi 4,0% dan 6,0 %. ditambahkan 0,2 ml biakan suspensi
bakteri dicampur dengan baik supaya
PengujianDerajatHalus bakteri terdistribusi secara merata.
Seluruh serbuk diayak dengan Kemudian paperdisc dicelupkan
menggunakan ayakan nomor 100. kedalam masing-masing larutan
Goyang pengayak dengan arah putaran sampel bedak dengan konsentrasi 2%,
horizontal dan ketukan secara vertikal 4 % dan 6 % dan kontrol. Paperdisc
pada permukaan yang keras selama yang telah dicelupkan kedalam
tidak kurang dari 30 menit atau sampai masing masing sampel uji diletakkan
pengayakan praktis sempurna. pada permukaan media yang telah
memadat secara aseptis dengan
Pembuatansuspensibakteriuji(St menggunakan pinset steril, dengan
a phylococcus aureus) jarak 2-3 cm dari pinggir cawan petri,
diinkubasi pada suhu 37oC selama 1 x
24 jam. Daerah hambatan yang
terbentuk diukur dengan mistar geser.
HASIL

Pengukuran aktifitas Bedak Tabur antiseptik ekstrak Daun Salam (Syzygium


polyanthum (Wight.) Walp.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus dalam
berbagai konsentrasi.

Bakteri uji Diameter Zona Hambatan (mm)


Formula kontrol 2% 4% 6%
0 13 24 31
Staphylococcus aureus 0 12 21 34
0 11 22 33
Rata-rata 0 12 22,3 32,6

PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan
Bedak Tabur Antiseptik ekstrak Daun
Salam (Syzygium polyanthum (Wight.) untuk meremajakan kultur bakteri
Walp.), Daun salam dibuat ekstrak murni agar prtumbuhan dalam media
dengan metode maserasi. Pemilihan uji optimal. Bakteri yang diremajakan
metode ini karena tekstur dari simplisia disuspensikan ke dalam NaCl 0,9%
lunak sehingga diperlukan metode b/v steril. Hal ini bertujuan untuk
ekstraksi secara dingin dan sederhana. menjaga kondisi fisiologis bakteri uji.
Pembuatan sediaan bedak
tabur antiseptik ekstrak Daun Salam Dari hasil penelitian yang
(Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.) diperoleh bahwa ekstrak daun salam
dengan beberapa konsentrasi yaitu 2%, menghasilkan rata-rata zona
4%, dan 6% dimana komposisi zat hambatan terbesar (optimal) terhadap
aktifnya ekstrak Daun Salam (Syzygium bakteri Staphylococcus aureus,
polyanthum (Wight.) Walp.) dengan diameter zona hambatan terbesar
bahan tambahan minyak mawar sebagai setelah masa inkubasi 1x24 jam
pengaroma dan untuk formula kontrol ditunjukkan oleh ekstrak dengan
dibuat tanpa mengguanakan zat aktif konsentrasi 6 % yaitu sebesar 32,6
ekstrak daun salam mm, selanjutnya diikuti oleh ekstrak
Formula sediaan bedak dengan konsentrasi 4 % dengan
tabur antiseptik dievaluasi dengan diameter 22,3 mm dan ekstrak dengan
pengujian keseragaman derajat halus, konsentrasi 2 % dengan diameter 12
dimana semua serbuk sediaan dapat mm dan untuk formula kontrol 0 mm.
melewati ayakan no.100. Hal ini
dilakukan agar serbuk tabur bebas dari Dari hasil diatas dapat
butiran kasar. Dan pengujian aktivitas diketahui bahwa ekstrak daun salam
antimikroba dimana bakteri uji yang dengan konsentrasi 2 %, 4 %, dan 6
digunakan dalam penelitian ini yaitu % efektif menghambat pertumbuhan
bakteri Staphylococcus aureus yang bakteri Staphylococcus aureus. Lebih
merupakan bakteri patogen pada besarnya diameter zona hambatan
manusia. pada konsentrasi 6 % dapat
Pengujian daya hambat terhadap disebabkan perbedaan kandungan
pertumbuhan bakteri dilakukan dengan senyawa yang terikat pada setiap
menggunakan metode difusi agar konsentrasi ekstrak dimana semakin
berlapis. Sebelum dilakukan pngujian tinggi konsentrasi ekstrak yang
daya hambat terlebih dahulu bakteri digunakan maka semakin banyak pula
diinokulasi pada Medium Muller Hilton senyawa antimikroba yang dikandung
agar (MHA) miring dalam tabung reaksi oleh ekstrak tersebut. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Barnet (1992)
yang menyatakan bahwa perbedaan Bonang, C Koeswardono, E.S., 1982.
besarnya daerah hambatan untuk MikrobiologiKedokteran, PT.
Gramedia. Jakarta.

masing-masing konsentrasi dapat


disebabkan karena perbedaan besarnya
kandungan zat aktif.

KESIMPULAN Dirjen POM, 1979. Farmakope


Dari hasil penelitian dan Indonesia, Edisi III,
pembahasan maka dapat disimpulkan Departemen Kesehatan
bahwa : Republik Indonesia. Jakarta,
1. EkstrakDaunSalam(Syzygium 96, 362, 459, 591-592.
polyanthum (Wight.)
Walp.)dapatdiformulasikandalambent Dirjen POM, 1995. Farmakope
uksediaanbedaktaburantiseptik. Indonesia, Edisi IV,
2. Bedak Tabur antiseptik ekstrak Daun Departemen Kesehatan
Salam (Syzygium polyanthum Republik Indonesia. Jakarta,
(Wight.) Walp.) dengan konsentrasi 2 835-836.
%, 4 % dan 6 % dapat menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Djide, M. N. Globel. R. B., 1991.
Metode Instrumental Dalam
Mikrobiologi Umum,
DAFTAR PUSTAKA Fakultas MIPA UNHAS
Makassar.
Anief, Moh., 2005. IlmuMeracikObat,
GadjahMada University Press. Irianto Koes, Drs., 2006.
Yogyakarta, 32- 46. Mikrobiologi-Menguak
Dunia Mikroorganisme, Jilid
Anonim, 2006. Antiseptik, Wikipedia I, CV. Yrama Widya.
Indonesia, Bandung, 170-174.;
EnsiklopediaBebasBerbahasa
Indonesia, Lund, Walter, 1994. The
http://id.wikipedia.org/wiki/Antis Pharmaceutical Codex, 12th
eptik. Diaksestanggal 11 April Ed.,Principle and Practice of
2011. Pharmaceutics, The
Pharmacetical Press.
Anonim, 2010. London.
PenuntunPraktikumFitokimia,
LaboratoriumBiologi Redaksi Agromedia, 2008. Buku
Farmasi, Pintar Tanaman Obat, PT.
FakultasFarmasiUniversitas Agromedia Pustaka. Jakarta,
Indonesia Timur Makassar. 131.

Anggraeni Rina, 2010. BAB I Silvia, 199 Patofisiologi : Konsep


EkstrakDaun Salam Klinik dan Proses-Proses
(Syzygiumpolyanthum (Wight. Penyakit, Edisi IV, Buku II,
Walp.)TerhadapBakteriStaphyloc EGC. Jakarta.
occus aureus,
UniversitasAirlangga (online). Sudewo Bambang, 2004. Tanaman
www.scribd.com/doc/52619346/ Obat Populer, Cetakan
BAB I. Diaksestanggal 11 Mei Prtama, PT. Agro Media
2011. Pustaka. Jakarta.

Yuniarti Titin, 2008. Ensiklopedia


Tanaman Obat Tradisional,
Media Pressindo.
Yogyakarta, 346-348.

Anda mungkin juga menyukai