Anda di halaman 1dari 14

SOXHLETASI

MATERI
1. Pengertian soxhleatsi
2. Prinsip kerja soxhelatsi
3. Prosedur Pengerjaan soxhelatsi
4. Syarat-syarat pelarut dan sampel pada soxhelatsi
5. Komponen –komponen alat soklet
6. Langkah-langkah penggunaan ekstraktor soxhlet
7. Keuntungan dan kerugian perkolasi
Pengertian soxhletasi
1. soxhletasi adalah proses pemisahan dari suatu komponen yang
etrdapat dalam bahan padat dengan cara penyarian berulang-
ulang menggunakan pelarut tertentu.
2. Soxhletasi adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut yang
selalu baru menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi
konstan dengan adanya pendingin balik.
3. Soxhletasi adalah metode penyarian secara berulang dari
senyawa kimia yang etdapat dalam bahan alam dengan
menggunakan soxhlet.
4. Sokletasi merupakan teknik penyarian dengan pelarut organik
menggunakan alat soklet dimana antara pelarut dan sampel
ditempatkan secara terpisah.
5. Suatu metode pemisahan dengan suatu komponen yang terdapat
didalam contoh padat dengan cara penyarian berulang dengan
pelarut tertentu sehingga semua komponen yang diinginkan
dapat tersari dengan sempurna dan pelarut yang digunakan
tergantung pada jenis komponen yang dipisahkan.
Prinsip kerja soxhletasi
 Soxhletasi meruapan proses ekstraksi dari senyawa kimia yang etrdapat dalam
bahan alam menggunakan pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan
senyawa kimia yang etrdapat dalam bahan alam tersebut dengan cara
penyarian berulang-ulang.
 Sokletasi umumnya menggunakan pelarut yang mudah menguap dan
melarutkan senyawa kimia yang etrdapat pada bahan tetapi tidak melarutkan
zat apadat yang tidak diinginkan.
 Metode soxheltasi ini seolah-olah merupakan gabungan antara maserasi
dengan perkolasi karena metoda ini diguankan pelarut tertentu yang
dipanaskan.
 Uap yang ditimbulkan akibat pemanasan dengan adanya pendingin balik secara
kontinue akan mebasahi sampel.
 Secara teratur pelarut akan masuk kembali kedalam soklet membawa senyawa
kimia yang akan diisolasi (tetesan teratur =perkoalsi) hasil tetesan lama-lama
akan merendam sampel (merendam=maserasi)
Syarat-syarat pelarut dan sampel pada soxhletasi
 Dalam sexhelatsi pelarut berfungsi untuk melarutkan senaywa yang akan
diekstraksi.
 Biasanya pelarut yang digunakan non polar seperti metana.
 Pelarut tersebut akan menguap dengan pemanasan, uap apnas pelarut dengan
adanya kondensor, akan mengembun dan jatuh mengenai material padat,
sehingga senyawa yang trekandung dalam material padat akan larut bersama
larutan tersebut.
 Syarat-syarat pelarut yang digunakan dalam proses soxhelatsi adalah
1. Pelarut yang diguankan mudah menguap seperti n-heksan, eter, petroleum
eter, metil klorida dan alkohol.
2. Titik didih pelarut rendah
3. Pelarut tidak melarutkan senyawa yang tidak diinginkan
4. Pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi.
5. Pelarut dapat terpisah dengan cepat setelah pengocokan.
6. Sifat sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau non polar.
Persyaratan sampel yang dapat diekstraksi secara soxhletasi
 Sampel yang diguankan mempunyai pori-pori harus lebih besar contoh teh
 Sampel yang digunakan tidak dapat dilarutkan oleh pelarut yang digunakan.
 Dinding sampel yang digunakan harus mudah ditembus oleh pelarut.
Komponen-komponen alat soklet
 Secara umum alat sokhletasi terdiri dari 3 bagian besar yaitu
 1. Labu soxlet
 2. Ekstraktor soxhlet
 3. Kondensor
Bagian-bagian dari alat soklet antara lain
1. Kondensor
2. Thimble
3. Pipa F
4. Sifon
5. Labu alas bulat
6. Hot plate
Fungsi dari masing-masing komponen
1. Kondensor : berfiungsi sebagaimpendingin dan emmpercepat proses
pengembunan.
2. Thimble : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F ; Berfungsi sebagai jalan uap bagi pelarut.
4. Sifon : berfungsi sebagai penghitung siklus soxhletasi. Apabial sifon penuh,
amka larutan akan jatuh k elabu alas bualt maka hal ini dinamakan satu siklus.
5. Labu alas bualt : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya.
Langkah-langkah pengerjaan soxhletasi
1. Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang dan dibungkus kertas saring agar
material padat tidak ikut larut bersama pelarut. Sampel kemudian ditempat
dalam timbal( selongsong tempat sampel).
2. Masukan pelarut ke dalam alas bulat (biasanya volume pelarut 2 kali sirkualsi)
dan tambahkan beberapa butir batu didih untuk meratakan panas.
3. Soxhlet dirangkai seperti gambar pada slide 8 dan pastikan air untuk
pendingin berjalan.
4. Panaskan pelarut dengan cara refluk, dimana suhu pemanas harus lebih
renndah dari titik didih senyawa yang akan diekstraksi.
5. Pelarut akan mencapai titik didihnya, kemudian akan menguap dan naik
melewati pipa F menuju kondensor akan mengembunkan uap pelarut sehingga
kembali ke fasa cair, kemudian menetas secara teratur pada timbal
(selonsong) yang berisi sampel. Pelarut secara perlahan merendam sampel
dan melarutkan zat aktif yang terdapat dalam thimble. Ketika pelarut telah
memenuhi ruangan bahan, sifon akan mengeluarkan seluruh pelarut kembali
menuju labu alas bulat.
6. Satu siklus asoklet berakhir ketika sifon mengeluarkan seluruh
isinya menuju labu alas bulat. Siklus tersebut dilakukan berulang-
ulang hingga seluruh senyawa yang diinginkan terekstraksi.
7. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan zat aktif dapat
dipisahkan melalui proses penyulingan.
1. Dapat digunakan untuk sampel dengan tektur yang lunak.
2. Sampel dapat diekstraksi dengan sempurna karena dilakukan
berulang-ulang.
3. Pelarut lebih sedikit dibandingkan dengan metoda masearsi atau
perkolasi.
4. Pelarut yang digunakan tidak akan habis, karena selalu
didinginkan dengan adanya kondensor dan dapat diguankan
lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
5. Waktu yang digunakan lebih efisien.
6. Proses soxhletasi berlangsung cepat.
7. Jumlah sampel yang diperlukan sedikit.
8. Pelarut organik dapat mengambil senyawa organik berulang kali.
1. Tidak baik dipakai untuk mengekstraksi bahan –bahan
tumbuhan yang mudah rusak dengan adanya pemanasan karena
menyebabkan penguraian contoh betakaroten.
2. Terjadintya reaksi penguraian akibat proses daur ulang pelarut.
Ekstrak yang terkumpul dibagian bawah wadah akan terus menerus
dipanaskan sehingga dapat menyebabkan rekasi penguraian.
3. Harus dilakukan identifikasi setelah penyarian, dengan
emnggunakan pereaksi meyer, wagner dan reagen lainnya.
4. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih rendah sehingga
mudah menguap.
5. Jumlah total senyawa –senyawa yang diekstraksi akan melampau
kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap
dalam wadah dan dibutuhkan pelarut dalam jumlah yang bayak
untuk melarutkan..
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai