Anda di halaman 1dari 2

Prinsip Soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut


konstan dengan adanya pendingin balik. Soxhlet terdiri dari pengaduk atau
granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling, bypass sidearm, thimble
selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm outlet, expansion
adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling water out
(Darmasih 1997).
Langkah-langkah dalam metode Soxhlet adalah : menimbang tabung
pendidihan ; menuangkan eter anhydrous dalam tabung pendidihan, susun
tabung pendidihan, tabung Soxhlet, dan kondensator ; ekstraksi dalam
Soxhlet ; mengeringkan

tabung

pendidihan

yang

berisi

lemak

yang

terekstraksi pada oven 1000C selama 30 menit ; didinginkan dalam desikator


lalu ditimbang (Nielsen 1998).

Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5 sampai dengan 10 gram dan


kemudian dibungkus atau ditempatkan dalam Thimble (selongsong tempat
sampel) , di atas sampel ditutup dengan kapas. Pelarut yang digunakan adalah
petroleum spiritus dengan titik didih 60 sampai dengan 80C. Selanjutnya, labu
kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah
dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan petroleum spiritus 60 80C sebanyak
175 ml. Digunakan petroleum spiritus karena kelarutan lemak pada pelarut organik.
Thimble

yang

sudah

terisi

sampel

dimasukan

ke

dalam

Soxhlet.

Soxhlet

disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan Soxhlet. Air untuk pendingin
dijalankan dan alat ekstraksi lemak kemudian mulai dipanaskan (Darmasih 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati Soxhlet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondensor mengembunkan
uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke thimble. Pelarut
melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul dalam thimble dan bila
volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari
pengembunan hingga pengaliran disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak
kasar dilakukan selama 6 jam. Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak
dipisahkan melalui proses penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).

Faktor yang Memengaruhi Kadar Lemak

Faktor-faktor yang memengaruhi laju ekstraksi adalah tipe persiapan


sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut, dan tipe pelarut.
Dibandingkan dengan cara maserasi, ekstraksi dengan Soxhlet memberikan
hasil ekstrak yang lebih tinggi karena pada cara ini digunakan pemanasan
yang diduga memperbaiki kelarutan ekstrak. Makin polar pelarut, bahan
terekstrak yang dihasilkan tidak berbeda untuk kedua macam cara ekstraksi.
Fenolat total yang tertinggi didapatkan pada proses ekstraksi menggunakan
pelarut etil asetat. Sifat antibakteri tertinggi terjadi pada ekstrak yang
diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat untuk ketiga macam
bakteri uji Gram-positif. Semua ekstrak tidak menunjukkan daya hambat yang
berarti pada semua bakteri uji Gram-negatif (Lucas dan David 1949).
Pelarut Heksana
n-Heksana adalah bahan kimia yang terbuat dari minyak mentah. Normal
heksana tidak berwarna dan memiliki bau yang tajam. Bahan ini mudah
terbakar dan uapnya bersifat eksplosif. Kebanyakan heksana digunakan pada
industri sebagai pelarut. Pelarut yang menggunakan n-heksana bisanya
digunakan untuk mengestrak minyak sayuran dari hasil pertanian, seperti
kedelai. Pelarut ini juga digunakan sebagai agen pembersih pada percetakan,
tekstil, furniture, dan industri pembuatan sepatu. Heksana larut hanya pada air.
Kebanyakan n-heksana yang tumpah di air akan mengapung ke permukaan
dimana heksana akan menguap ke udara (U.S. Department of Health and
Human Services 1999).

Anda mungkin juga menyukai