Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI PROSES KIMIA

PEMBUATAN KLORO PROPANA DENGAN REAKSI KLORINASI PROPANA

Disusun oleh:

1. Lucia Lisca P. (121170016)


2. Kristin Agustina S. (121170017)
3. Nuzulina Fitri (121170020)
4. Mohammad Almer S. (121170024)
5. Dicky Nur F. (121170026)
KLORINASI PROPANA

1. Reaksi Kimia

𝐶3 𝐻8 + 𝐶𝑙2 𝐶3 𝐻7 𝐶𝑙 + HCl + CHCl2CH2CH3


Propana Klorin Kloro Propana Asam Klorida Dikloro Propana

2. Sifat Bahan

Propana Klorin Kloro Asam Klorida Dikloro


Propana Propana
Rumus Molekul 𝐶3 𝐻8 𝐶𝑙2 𝐶3 𝐻7 𝐶𝑙 HCl

Berat Molekul 44 g/mol 70 g/mol 78.5 g/mol 36.5 g/mol

Titik Didih Normal (°C) -42 −34.04 46.7 50-100

Titik Lebur (°C) -185.89 -34.03 -122.8 -27.32

Specific Gravity (20°C) 1.576 1.41 1.289

Viscositas (30°C)(cP) 3.589 1.9

Kapasitas Panas (6- 73.60 33.949 2.55 (Kj/kg K)


60°C), Joule/mol K
Konduktivitas Panas
Btu/h ft °F
Kelarutan dalam air Tidak Larut Sukar larut Sedikit Larut Larut

3. Kondisi Proses

Kloropropana diproduksi dari propane dan klorin dengan menggunakan proses halogenasi
(klorinasi). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

𝐶3 𝐻8 + 𝐶𝑙2 𝐶3 𝐻7 𝐶𝑙 + HCl + CHCl2CH2CH3

Propana Klorin Kloro Propana Asam Klorida Dikloro Propana

Selain menghasilkan kloro propane, terdapat hasil lain berupa dichloropropane yaitu
berupa 1,1- dichloropropane, 1,2- dichloropropane, 1,3-dichloroprophane, dan 2,2-
dichloroprophane. Untuk kloro propane juga terdiri dari dua jenis isomer yaitu 1-chloropropana
dan 2-chloropropane. Jadi untuk produk total reaksi ada 6 produk dengan persentase tertentu.
Gambar 1. Reaksi antara Klorin dengan Propana

Reaksi halogenasi alkana akan terjadi reaksi radikal bebas. Alkana bersifat stabil, maka
untuk memecah ikatannya perlu suhu tinggi dan reaksi secara radikal bebas. Oleh karena itu,
alkane tidak bisa bereaksi pada suhu rendah, namun sangatlah reaktif pada suhu yang tinggi.
Reaksi halogenasi secara umum ada yang merupakan reaksi eksotermis dan endotermis. Untuk
proses klorinasi merupakan contoh reaksi halogenasi yang eksotermis. Karena klorinasi
merupakan reaksi yang eksotermis, maka termasuk kedalam reaksi yang sempurna, jadi tidak
perlu disempurnakan; bahkan reaksi dibatasi. Reaksi eksotermis berjalan sanhat cepat sehingga
pengontrolan suhu sulit dilakukan. Penghilangan panas dengan pendingin luar (jacket, coil) tidak
mampu menyerap panas yang timbul karena reaksi berjalan sangat cepat. Maka pengawasan
panas terhadap panas yang timbulkan dapat dilakukan dengan cara adanya reaktan yang
berlebih. Dalam hal ini yang dilakukan berlebih adalah C3H8. Selain itu, untuk mengendalikan
suhu maka perbandingan antara Cl2 dengan C3H8 sangatlah diperhatikan. Perbandingan tersebut
dapat dicari menggunakan gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Ratio Perbandingan C3H8 dengan Cl2


Berdasarkan hasil maka didapatkan perbandingan antara Cl2 dengan C3H8 <2 atau Cl2
dengan C3H8 >19,5. Karena panas yang timbul diserap oleh zat pereaksi yang jumlahnya banyak.
Diantara kedua daerah tersebut, perbandingan Cl2 dengan C3H8 < 2 lebih dipilih, karena jika
terdapat kelebihan C3H8 tidak berbahaya terhadap lingkungan bila sewaktu ada kebocoran.

4. Uraian Proses

 Reaktor (Chlorinator)
Reaktor berupa tanki yang dilengkapi dengan pendingin. Sebelum menuju reaktor
terdapat pipa yang befungsi sebagai pemanas pada bagian luar reactor tersendiri. Pada proses
klorinasi propane terjadi pada suhu yang tinggi hal ini dikarenakan campuran alkana tidak bisa
bereaksi pada suhu yang rendah. Proses awal dari klorinasi propana adalah memanaskan
propana dan chlorin secara terpisah dengan suhu diatas 250◦C dan dibawah 500℃. Pemanasan
secara terpisah ini dilakukan untuk mencegah timbulnya nyala api.
Setelah propana dan klorin dipanaskan pada suhu tersebut, maka keduanya
dicampurkan dalam reactor dengan kondisi sistem dijaga agar panasnya tidak turun.
Pencampuran pada suhu tinggi untuk menyebabkan pembentukan klorinasi. Karena reaksi
tersebut ekstorermis (suhu tinggi) maka untuk perancangan reactor, waktu tinggal cukup kecil
yang dimana pencampuran tersebut merupakan pencampuran fasa gas yang mempunyai
kecepatan yang tinggi, sehinga perlu diperhatikan pencampuran yang merata satu sama lain.
Untuk bahan baku dari reactor harus yang tahan terhadap korosi, tahan terhadap suhu yang
tinggi, dll.

 Tangki
Kecepatan aliran gas direaktor sekitar 50-100 mil/menit, dimana hal tersebut
diperuntukan karena reaski yang memiliki suhu tingi, kecepatan gas tersebut dapat
ditanggulangi dengan memasukkan kedalam tabung reaksi yang membuat aliran gas menjadi
turbulen (acak) sehingga membuat lebih tercampur secara merata.

 Pendingin (Condensor)
Proses pendinginan dilakukan setelah keluar tangki aliran dimana langsung dilakukan
quenching secara tiba-tiba sehingga reaksi berhenti.

 Continous Coloumn (Kolom Kontinu)


Kolom ini mengandung propane, monochloropropana, dichloropropana, dan asam
klorida. Kolom ini tedapat produk atas berupa dichloropropana dan melanjutkan produk yang
lain, seperti propane, monochloropropana, dan asam klorida.

 Menara Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu
sehingga masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Dimana untuk HCL dan
C3H8 merupakan hasil batas atas, dan kloro propane merupakan hasil batas bawah sebagai
produk utama.

 HCL Scrubber
HCL scrubber ini berfungsi sebagai penangkap asam klorida (HCL) dengan bantuan air
sebagai produk dalam lanjutan hasil dari menara distilasi dan memisahkannya dengan propana.
Yang selanjutnya propane akan dilanjutkan sebagai produk utama. Untuk propane sebelum
digunakan kembali perlu dikeringkan dari kandungan air menggunakan dryer.

5. Diagram Alir Proses

Dischlorride

Storage

Cl2

Reaktor Continous Menara


Condensor HCl
Distilasi Water HCl
Column Scrubber
C3H8

C3H7Cl
C3H8

Second First Gas


Dryer Dryer Holder
6. Diagram Alir Simbolik

Dichloride Storage

Menara Distilasi

Chlorine Storage

HCL Water

Condensor HCl Scrubber


Continous Coliumn
Reaktor/ Chlorinator
C3H7Cl

Gas Holder
Propana Storage

Second Dryer First Dryer


DAFTAR PUSTAKA

Groggins, P. 1958. Unit Processes in Organic Synthesis.


Mc. Bee dan Henry. 1934. Process of Chlorinating Propane and Its Partially Chlorinated
Derivatives. Purdue Research tFioounn doaft iIonnd,i aWnae.s t Lafayette.
Oktyashari, Angga. 2017. Menara Distilasi. Diakses dari
https://www.academia.edu/35176692/Menara_Distilasi pada tanggal 24 September 2019

Anda mungkin juga menyukai