A. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi hidrokarbon tak jenuh menggunakan pereaksi I 2, KMnO4 dan
H2SO4
2. Mengidentifikasi dan membedakan alkil halida dan aril halida
B. TUGAS PENDAHULUAN
⮚ Pertanyaan 1
Jelaskan mengapa senyawa hidrokarbon dapat larut dalam senyawa kloroform
(pelarut organik) sedangkan tidak larut dalam aquades?
⮚ Jawab : Berdasarkan dari sifat fisik hidrokarbon bahwa hidrokarbon tidak larut
dalam air karena air bersifat polar dan hidrokarbon bersifat non polar sehingga
menyebabkan senyawa hidrokarbon larut dalam kloroform yang bersifat non polar
(2 hal. 2).
⮚ Pertanyaan 2
Tuliskan struktur kimia dari senyawa n-heksana, sikloheksana, sikloheksena, asam
oleat, asam palmitat, asam laurat, kloroform!
⮚ Jawab :
a. n-heksana
(2 hal. 6)
b. Sikloheksana
2
(1 hal. 318)
f. Asam laurat
(6 hal. 2)
g. Kloroform
(4 hal. 26)
⮚ Pertanyaan 3
Asam lemak apa saja yang secara umum terkandung dalam minyak kelapa?
⮚ Jawab : Minyak kelapa murni (VCO) mengandung beberapa komponen utama
yaitu asam laurat sebesar 32,37% dan asam asam miristat sebesar 28,55%. Asam
3
lemak yang terdapat pada VCO tersebut merupakan asam lemak jenuh dan tak
jenuh (16 hal. 168).
⮚ Pertanyaan 4
Apa yang mempengaruhi kepolaran suatu senyawa?
⮚ Jawab : Senyawa polar adalah senyawa tersebut akibat adanya suatu ikatan
antara elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifan yang berbeda (15 hal. 27).
⮚ Pertanyaan 5
Senyawa KMnO4 termasuk oksidator, apa yang dimaksud oksidator?
⮚ Jawab : Oksidator atau zat pengoksidasi merupakan zat yang mengoksidasi zat
lain, tetapi zatnya sendiri mengalami reduksi (21 hal. 31).
⮚ Pertanyaan 6
Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi dengan KMnO 4?
⮚ Jawab : Senyawa hidrokarbon jenuh tidak dapat bereaksi dengan KMnO 4 karena
hidrokarbon jenuh tidak reaktif dengan KMnO 4, sehingga pereaksi ini digunakan
untuk membedakan hidrokarbon jenuh dari hidrokarbon tak jenuh (dinamakan tes
bayer untuk ketidakjenuhan hidrokarbon). Sedangkan hidrokarbon tak jenuh dapat
bereaksi dengan KMnO4 karena hidrokarbon tak jenuh dioksidasi pada kondisi
lebih rendah dari hidrokarbon jenuh. Misalnya, jika larutan kalium permanganat,
KMnO4 ditambahkan ke dalam alkena atau alkuna, warna ungu KMnO 4 memudar
dan endapan coklat mangan dioksida terbentuk (22 hal. 459).
⮚ Pertanyaan 7
Sama halnya dengan KMnO 4, asam sulfat merupakan suatu oksidator kuat.
Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi dengan H 2SO4?
Jelaskan!
⮚ Jawab : Senyawa hidrokarbon tak jenuh dapat bereaksi dengan asam sulfat
menghasilkan produk alkil hidrogen sulfat dan menghasilkan panas (eksoterm).
Sedangkan hidrokarbon tak jenuh tidak dapat bereaksi dengan asam sulfat karena
sukar untuk mengalami reaksi dan akan mengalami 2 fase dengan suhu yang
konstan (2 hal.13).
⮚ Pertanyaan 8
4
Reaksi antara asam oleat dan KMnO 4 (permanganat) membentuk asam manganat
dan air. Reaksi ini disebut dengan reaksi oksido-reduksi
RCOOH +2 KMn O4 +3 H 2 S O4 → K 2 S O 4 +2 MnS O 4 + 2 H 2 O+ RC O2 H
Reaksi antara asam oleat dan Br2 (bromin) membentuk alkil bromida. Reaksi ini
disebut dengan reaksi halogenasi.
RCOOH + Br 2 → RCOOBr + HBr
⮚ Pertanyaan 11
Apa ciri khas terjadinya suatu reaksi kimia?
⮚ Jawab : Ciri khas terjadinya suatu reaksi kimia adalah perubahan warna,
perubahan suhu, munculnya gas, perubahan energi kalor dan munculnya endapan
(3 hal. 31-32, 9 hal. 51-52, 14 hal. 276, 18 hal. 14, dan 23 hal. 64).
5
⮚ Pertanyaan 12
Apa yang dimaksud dengan senyawa alkil halida dan aril halida?
⮚ Jawab : Alkil halida adalah molekul organik yang mengandung sebuah atom X
halogen yang diikat ke sebuah hibridisasi atom karbon sp 3. Alkil halida
diklasifikasikan sebagai primer (1° ), sekunder (2° ), atau tersier (3° ) tergantung
pada nomor ikatan karbon yang terikat dengan halogen. Sedangkan aril halida
mengandung atom halogen yang terikat pada atom sp 2 dari suatu gugus aril. Aril
halida merupakan kelompok senyawa yang atom halogennya terikat pada C-sp 2
dari suatu cincin aromatik (7 hal. 47 dan 10 hal. 1).
⮚ Pertanyaan 13
Apa yang dimaksud reaksi substitusi?
⮚ Jawab : Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atau penukaran atom atau
gugus lain dari molekul yang berbeda. Dalam reaksi ini, suatu atom atau gugus
yang terdapat dalam rantai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan
tempatnya yang kosong akan diganti oleh atom atau gugus lain (20 hal. 157).
⮚ Pertanyaan 14
Mengapa alkil halida dapat mudah mengalami reaksi substitusi dibandingkan aril
halida?
⮚ Jawab : Karena alkil halida memiliki karbon elektrofilik, bereaksi dengan pereaksi
yang kaya akan elektron (basa Lewis (nukleofil) dan basa Bronsted-Lowry) (10 hal.
7).
⮚ Pertanyaan 15
Tuliskan struktur kimia n-butil bromida, bromobenzena dan AgNO 3!
⮚ Jawab :
a. n-butil bromida
(12 hal. 3)
⮚ Pertanyaan 16
Tuliskan reaksi antara n-butil bromida dengan AgNO 3!
⮚ Jawab :
Menyatu (terjadi
Menyatu atau
3 Sikloheksena perubahan warna
Tidak berubah bereaksi coklat)
warna
Terjadi perubahan
Tidak menyatu atau
5 Minyak goreng warna menjadi
Tidak berubah tidak bereaksi hitam
warna
Tabel 1.3 Hasil uji senyawa halida dengan pereaksi AgNO 3
No Senyawa yang diperiksa Pereaksi Reaksi/perubahan yang terjadi
1 Diklorometan AgNO3 Larutan menjadi keruh, terdapat
0,1 M gelembung gas
2 Klorobenzen AgNO3 Tidak ada perubahan warna
0,1 M larutan, ada bidang batas dan
terdapat gelembung gas
2. Persamaan reaksi
a. Hasil Uji Kelarutan
1) n-heksana
a)
b)
2) Sikloheksana
9
a)
b)
3) Sikloheksena
a)
b)
4) Minyak Kelapa
a)
b)
5) Minyak Goreng
a)
b)
1) Reaksi dengan I2
a) n-heksana
b) Sikloheksana
c) Sikloheksena
d) Minyak Kelapa
e) Minyak Goreng
b) Sikloheksana
c) Sikloheksena
d) Minyak Kelapa
11
e) Minyak Goreng
b) Sikloheksana
c) Sikloheksena
d) Minyak Kelapa
e) Minyak Goreng
2) Klorobenzena
12
Percobaan kali ini membahas tentang hidrokarbon tak jenuh, alkil halida dan
aril halida dengan tujuan untuk mengidentifikasi hidrokarbon tak jenuh menggunakan
pereaksi I2, KmnO4 dan H2SO4 dan juga untuk mengidentifikasi dan membedakan alkil
halida dan aril halida. Pada senyawa hidrokarbon terbagi menjadi atas dua macam
yaitu hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Alkana sering disebut istilah paraffin adalah
senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik atau
senyawa karbon dengan rantai karbon panjang dengan membentuk ikatan tunggal,
tidak memiliki elektron ( π ) yang terdelokalisasi, memiliki rumus umum yaitu C nH2n+2.
Sedangkan hidrokarbon tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan kovalen rangkap
dua antara atom karbon. Dikenal alkena asiklik yaitu alkena paling sederhana karena
tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun dan membentuk satu ikatan
rangkap. Alkil halida adalah molekul organik yang mengandung sebuah atom X
halogen yang diikat ke sebuah hibridisasi atom karbon sp 3. Sedangkan aril halida yaitu
mengandung atom halogen yang terikat pada atom karbon sp 2 dari suatu gugus aril (7
hal. 47, 10 hal. 1, 13 hal. 39 dan 41).
Percobaan ini terdapat beberapa prosedur kerja yang dilakukan. Pertama
yaitu uji kelarutan, yang mana dilakukan pertama disiapkan tabung reaksi yang telah
dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Lalu masing-masing tabung reaksi diisi
dengan 1 mL minyak kelapa, n-heksana, sikloheksana, sikloheksena. Kemudian di
semua tabung ditambahkan 5 tetes aquades lalu dikocok. Diamati dan dicatat hasil
pengamatan. Dan dilakukan hal yang sama namun masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes kloroform. Kedua yaitu identifikasi hidrokarbon tak jenuh dengan
pereaksi I2 dan KMnO4. Pertama-tama disiapkan tabung reaksi bersih dan kering
sebanyak jumlah sampel yang akan diuji dan diberi label sesuai dengan sampel yang
akan diuji. Sebanyak kurang lebih 0,5 mL sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang sesuai. Kemudian ke dalam setiap tabung ditetesi dengan beberapa pereaksi I 2.
Diamati dan dicatat semua kejadian selama percobaan tersebut dan diulangi
percobaan dengan mengganti pereaksi I2 dengan pereaksi KMnO4. Ketiga yaitu
13
identifikasi hidrokarbon tak jenuh dengan H 2SO4. Pertama disiapkan tabung reaksi
bersih dan kering sebanyak jumlah sampel yang akan diuji dan diberi label sesuai
dengan sampel yang akan diuji. Ke dalam setiap tabung reaksi diisi dengan 5 tetes
sampel yang akan diuji, selanjutnya ditambahkan pada setiap tabung reaksi 5 tetes
asam sulfat pekat. Diamati dan dicatat apa yang terjadi. Dan prosedur yang terakhir
yaitu identifikasi alkil halida dan aril halida. Disiapkan dua buah tabung reaksi bersih
dan kering, pada tabung I diberi 5 tetes diklorometana dan pada tabung II diberi 5
tetes bromobenzene. Kemudian ditambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi
5 mL AgNO3 0,1 M, lalu dikocok dan dipanaskan selama 2 menit. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi (6 hal. 2).
Percobaan ini kami telah mengamati dan mencatat setiap yang terjadi dalam
percobaan, sehingga kami memperoleh hasil pengamatan berdasarkan beberapa uji
yang telah dilakukan. Pertama, pada hasil uji kelarutan menggunakan lima sampel
yang berbeda sehingga mendapat hasil yang berbeda. Sampel pertama n-heksana
ditambah dengan aquades mendapatkan hasil tidak larut, lalu jika ditambah dengan
kloroform larut dan pada saat ditambah aquades terdapat dua lapisan. Sampel kedua
yaitu sikloheksana, saat ditambah dengan aquades tidak larut dan saat ditambah
kloroform juga tidak larut sehingga terdapat dua lapisan. Sampel ketiga yaitu
sikloheksena, saat ditambah aquades tidak larut dan saat ditambah kloroform juga
tidak larut. Pada sampel ini juga terdapat dua lapisan pada kelarutannya. Sampel
keempat yaitu minyak kelapa, saat ditambah aquades tidak larut dan saat ditambah
dengan kloroform juga tidak larut. Pada saat kelarutan terdapat dua lapisan juga.
Sampel kelima yaitu minyak goreng, saat ditambah aquades tidak larut dan saat
ditambah kloroform larut. Pada saat kelarutan terdapat gelembung gas. Kemudian
hasil prosedur kerja yang kedua yaitu uji beberapa senyawa organik dengan pereaksi
I2, KMnO4 dan H2SO4 pekat terdapat perubahan yang terjadi berbeda-beda. Sampel
pertama yaitu n-heksana yang ditambah I2 terjadi perubahan warna menjadi violet,
ditambah KMnO4 tidak menyatu atau tidak bereaksi, dan ditambah H 2SO4 tidak
menyatu atau tidak bereaksi. Sampel kedua yaitu sikloheksana, ketika ditambah I 2
terjadi perubahan warna menjadi violet, ditambah KMnO 4 tidak dapat menyatu atau
tidak bereaksi dan ditambah H2SO4 menyatu (terjadi perubahan warna coklat).
14
Sampel ketiga yaitu sikloheksena, ketika ditambah I 2 tidak terjadi perubahan warna,
ditambah KMnO4 menyatu atau bereaksi dan ditambah H 2SO4 menyatu (terjadi
perubahan warna coklat). Sampel keempat yaitu minyak kelapa, ketika ditambah I 2
terjadi perubahan warna menjadi oranye, ditambah KMnO 4 tidak menyatu dan
ditambah H2SO4 berubah menjadi keruh. Sampel kelima yaitu minyak goreng, ketika
ditambah I2 tidak terjadi perubahan warna, ditambah KMnO 4 tidak menyatu dan
ditambah H2SO4 terjadi perubahan warna menjadi hitam. Dan hasil prosedur yang
ketiga yaitu uji senyawa halida dengan pereaksi AgNO 3. Sampel pertama yaitu
diklorometan ditambah pereaksi AgNO 3 0,1 M menghasilkan perubahan larutan
menjadi keruh dan terdapat gelembung gas. Sampel kedua yaitu klorobenzena
ditambah dengan pereaksi AgNO 3 0,1 M tidak terjadi perubahan warna larutan,
terdapat bidang batas dan gelembung gas.
Percobaan ini terdapat sampel yang sukar larut dalam aquades tetapi lebih
mudah larut dengan kloroform. Dapat diketahui bahwa aquades bersifat polar dan
kloroform bersifat non polar. Dalam percobaan ini semua sampel yang digunakan
bersifat non polar. Berdasarkan pada prinsip kelarutan yaitu like dissolve like artinya
pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan melarutkan
senyawa non polar. Reaksi yang terjadi pada suatu sampel yang merupakan
hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan I 2, maka reaksi yang mungkin terjadi adalah
reaksi adisi karena dari ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Kemudian
reaksi yang mungkin terjadi pada senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan pereaksi
KMnO4 adalah reaksi oksidasi. Misalnya jika larutan KMnO 4 ditambahkan ke dalam
alkena atau alkuna, warna ungu pada KMnO 4 akan memudar dan endapan coklat
mangan dioksida terbentuk. Lalu untuk sampel yang merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan H 2SO4 akan menghasilkan suatu produk alkil
hidrogen sulfat dan menghasilkan panas (eksoterm) (20 hal. 157 dan 25 hal. 38-44).
Sifat kelarutan dari klorobenzena merupakan senyawa yang bersifat non
polar. Sedangkan senyawa AgNO 3 merupakan senyawa yang bersifat polar. Daripada
itu yang menyebabkan klorobenzena tidak dapat bereaksi dengan AgNO 3. Jika
dibandingkan dengan diklorometana, maka diklorometana yang dapat bereaksi
dengan AgNO3 karena sifat dari diklorometana lebih polar dari pelarut lain dan dapat
15
melarutkan kafein lebih banyak. Dapat diketahui bahwa senyawa AgNO 3 merupakan
senyawa yang memiliki ikatan ionik. Pada klorobenzena memiliki momen dipol,
sedangkan pada diklorometana sama halnya dengan klorobenzena yang memiliki
momen dipol sehingga terjadi perubahan interaksi pada keduanya. Adapun
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat praktikum adalah kurang teliti dalam
mengamati suatu proses percobaan dan kurang memahami prosedur kerja dari
percobaan tersebut sehingga dapat menghambat atau memungkinkan mengambil
suatu sampel yang salah (8 hal. 338 dan 17 hal. 41-48).
F. KESIMPULAN
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk mengidentifikasi hidrokarbon tak jenuh menggunakan pereaksi I 2, KMnO4
dan H2SO4 akan dihasilkan perubahan yang terjadi yaitu perubahan warna.
2. Untuk membedakan alkil halida dan aril halida maka digunakan pereaksi AgNO 3
0,1 M menggunakan senyawa diklorometana dan klorobenzena sehingga
menghasilkan perubahan yang terjadi pada kedua senyawa tersebut.
G. DAFTAR PUSTAKA
Adams, E. M., & Allen, H. C. (2013). Palmitic Acid on Salt Subphases and In Mixed in
Mondayers of Cerebrosides: Application to Atmospheric Aerosol Chemistry.
Atmosphere, 4(4), 315-336. Hal 318.
Antonius, dkk. (2021). Sifat-Sifat Hidrokarbon. Jurnal Praktikum Kimia Organik Dasar .
Universitas Tanjung Pura. Hal 2, 6, 9-15.
Atkins, P. W. 1996. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Hal 31-32.
Cassidy, H. G., & English, J. Jr. 1956. Principles of Organic Chemistry . London: Mc-
Graw-Hill Book Company, inc. Hal 26.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar:Konsep-Konsep Inti . Jakarta: Erlangga. Hal 332, 338,
dan 343.
Dayrit, F. M. (2015). The Properties of Lauric Acid and Their Significance in Coconut
Oil. Journal of The American Oil Chemists’ Society , 92, 1-15. Hal 2.
Erika, F. 2023. Buku Ajar Alkil Halida. Samarinda: Universitas Mulawarman. Hal 47.
Hang, R. 2006. Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-Konsep Inti . Jakarta: Erlangga. Hal
338.
16
Supu, I., dkk. (2016). Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas Pada Material
yang Berbeda. Jurnal Dinamika, 7(1), 62-73. Hal 64.