Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN I

HIDROKARBON TAK JENUH, ALKIL HALIDA DAN ARIL HALIDA

A. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi hidrokarbon tak jenuh menggunakan pereaksi I 2, KMnO4 dan
H2SO4
2. Mengidentifikasi dan membedakan alkil halida dan aril halida
B. TUGAS PENDAHULUAN
⮚ Pertanyaan 1
Jelaskan mengapa senyawa hidrokarbon dapat larut dalam senyawa kloroform
(pelarut organik) sedangkan tidak larut dalam aquades?
⮚ Jawab : Berdasarkan dari sifat fisik hidrokarbon bahwa hidrokarbon tidak larut
dalam air karena air bersifat polar dan hidrokarbon bersifat non polar sehingga
menyebabkan senyawa hidrokarbon larut dalam kloroform yang bersifat non polar
(2 hal. 2).
⮚ Pertanyaan 2
Tuliskan struktur kimia dari senyawa n-heksana, sikloheksana, sikloheksena, asam
oleat, asam palmitat, asam laurat, kloroform!
⮚ Jawab :
a. n-heksana

(2 hal. 6)
b. Sikloheksana
2

(24 hal. 37)


c. Sikloheksena

(24 hal. 61)


d. Asam Oleat

(11 hal. 3545)


e. Asam palmitat

(1 hal. 318)
f. Asam laurat

(6 hal. 2)
g. Kloroform

(4 hal. 26)

⮚ Pertanyaan 3
Asam lemak apa saja yang secara umum terkandung dalam minyak kelapa?
⮚ Jawab : Minyak kelapa murni (VCO) mengandung beberapa komponen utama
yaitu asam laurat sebesar 32,37% dan asam asam miristat sebesar 28,55%. Asam
3

lemak yang terdapat pada VCO tersebut merupakan asam lemak jenuh dan tak
jenuh (16 hal. 168).
⮚ Pertanyaan 4
Apa yang mempengaruhi kepolaran suatu senyawa?
⮚ Jawab : Senyawa polar adalah senyawa tersebut akibat adanya suatu ikatan
antara elektron pada unsur-unsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan
tersebut mempunyai nilai keelektronegatifan yang berbeda (15 hal. 27).
⮚ Pertanyaan 5
Senyawa KMnO4 termasuk oksidator, apa yang dimaksud oksidator?
⮚ Jawab : Oksidator atau zat pengoksidasi merupakan zat yang mengoksidasi zat
lain, tetapi zatnya sendiri mengalami reduksi (21 hal. 31).
⮚ Pertanyaan 6
Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi dengan KMnO 4?
⮚ Jawab : Senyawa hidrokarbon jenuh tidak dapat bereaksi dengan KMnO 4 karena
hidrokarbon jenuh tidak reaktif dengan KMnO 4, sehingga pereaksi ini digunakan
untuk membedakan hidrokarbon jenuh dari hidrokarbon tak jenuh (dinamakan tes
bayer untuk ketidakjenuhan hidrokarbon). Sedangkan hidrokarbon tak jenuh dapat
bereaksi dengan KMnO4 karena hidrokarbon tak jenuh dioksidasi pada kondisi
lebih rendah dari hidrokarbon jenuh. Misalnya, jika larutan kalium permanganat,
KMnO4 ditambahkan ke dalam alkena atau alkuna, warna ungu KMnO 4 memudar
dan endapan coklat mangan dioksida terbentuk (22 hal. 459).
⮚ Pertanyaan 7
Sama halnya dengan KMnO 4, asam sulfat merupakan suatu oksidator kuat.
Apakah senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat bereaksi dengan H 2SO4?
Jelaskan!
⮚ Jawab : Senyawa hidrokarbon tak jenuh dapat bereaksi dengan asam sulfat
menghasilkan produk alkil hidrogen sulfat dan menghasilkan panas (eksoterm).
Sedangkan hidrokarbon tak jenuh tidak dapat bereaksi dengan asam sulfat karena
sukar untuk mengalami reaksi dan akan mengalami 2 fase dengan suhu yang
konstan (2 hal.13).
⮚ Pertanyaan 8
4

Apa yang dimaksud dengan reaksi adisi!


⮚ Jawab : Reaksi adisi adalah molekul senyawa yang mempunyai ikatan rangkap
menyerap atom atau gugus atom sehingga ikatan rangkap berubah menjadi ikatan
tunggal (20 hal. 157).
⮚ Pertanyaan 9
Mengapa hidrokarbon tak jenuh dapat diadisi oleh Br 2 sedangkan hidrokarbon
jenuh tidak bisa? Jelaskan!
⮚ Jawab : Karena hidrokarbon tak jenuh merupakan senyawa dengan ikatan
rangkap dua atau ikatan rangkap tiga karbon-karbon. Hidrokarbon tak jenuh
umumnya mengalami reaksi adisi dimana satu molekul ditambahkan pada molekul
yang lain untuk membentuk produk tunggal sedangkan pada hidrokarbon jenuh
hanya terdapat ikatan kovalen-tunggal sehingga tidak memungkinkan terjadinya
reaksi adisi. Jika senyawa hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan Br2, reaksi yang
mungkin telah terjadi adalah reaksi substitusi (5 hal. 332, 338, dan 343).
⮚ Pertanyaan 10
Tuliskan reaksi antara senyawa asam oleat dengan H 2SO4, KMnO4 dan Br2!
⮚ Jawab : Reaksi antara asam oleat dan H 2SO4 (asam sulfat) membentuk ester sulfat
dan air. Reaksi ini disebut reaksi esterifikasi.
RCOOH + H 2 S O4 → RCOO−S O3 H + H 2 O

Reaksi antara asam oleat dan KMnO 4 (permanganat) membentuk asam manganat
dan air. Reaksi ini disebut dengan reaksi oksido-reduksi
RCOOH +2 KMn O4 +3 H 2 S O4 → K 2 S O 4 +2 MnS O 4 + 2 H 2 O+ RC O2 H

Reaksi antara asam oleat dan Br2 (bromin) membentuk alkil bromida. Reaksi ini
disebut dengan reaksi halogenasi.
RCOOH + Br 2 → RCOOBr + HBr

⮚ Pertanyaan 11
Apa ciri khas terjadinya suatu reaksi kimia?
⮚ Jawab : Ciri khas terjadinya suatu reaksi kimia adalah perubahan warna,
perubahan suhu, munculnya gas, perubahan energi kalor dan munculnya endapan
(3 hal. 31-32, 9 hal. 51-52, 14 hal. 276, 18 hal. 14, dan 23 hal. 64).
5

⮚ Pertanyaan 12
Apa yang dimaksud dengan senyawa alkil halida dan aril halida?
⮚ Jawab : Alkil halida adalah molekul organik yang mengandung sebuah atom X
halogen yang diikat ke sebuah hibridisasi atom karbon sp 3. Alkil halida
diklasifikasikan sebagai primer (1° ), sekunder (2° ), atau tersier (3° ) tergantung
pada nomor ikatan karbon yang terikat dengan halogen. Sedangkan aril halida
mengandung atom halogen yang terikat pada atom sp 2 dari suatu gugus aril. Aril
halida merupakan kelompok senyawa yang atom halogennya terikat pada C-sp 2
dari suatu cincin aromatik (7 hal. 47 dan 10 hal. 1).
⮚ Pertanyaan 13
Apa yang dimaksud reaksi substitusi?
⮚ Jawab : Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atau penukaran atom atau
gugus lain dari molekul yang berbeda. Dalam reaksi ini, suatu atom atau gugus
yang terdapat dalam rantai utama akan meninggalkan rantai utama tersebut dan
tempatnya yang kosong akan diganti oleh atom atau gugus lain (20 hal. 157).
⮚ Pertanyaan 14
Mengapa alkil halida dapat mudah mengalami reaksi substitusi dibandingkan aril
halida?
⮚ Jawab : Karena alkil halida memiliki karbon elektrofilik, bereaksi dengan pereaksi
yang kaya akan elektron (basa Lewis (nukleofil) dan basa Bronsted-Lowry) (10 hal.
7).
⮚ Pertanyaan 15
Tuliskan struktur kimia n-butil bromida, bromobenzena dan AgNO 3!
⮚ Jawab :
a. n-butil bromida

(19 hal. 348)


b. bromobenzena
6

(24 hal. 61)


c. AgNO3

(12 hal. 3)
⮚ Pertanyaan 16
Tuliskan reaksi antara n-butil bromida dengan AgNO 3!
⮚ Jawab :

C. ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN


Alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi bola isap, botol semprot, gelas
kimia, pembakar bunsen, pipet tetes, pipet volume, rak tabung reaksi, dan tabung
reaksi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah aquades, asam sulfat pekat,
diklorometan, kloro benzena, larutan iod dalam kloroform, larutan encer kalium
permanganat, minyak goreng, minyak kelapa, n-heksana, perak nitrat 0,1 M,
sikloheksana dan sikloheksena.
D. PROSEDUR KERJA
1. Uji kelarutan
Disiapkan tabung reaksi yang telah dibersihkan dan dikeringkan. Masing-masing
tabung reaksi diisi dengan 1 mL minyak kelapa, n-heksana, sikloheksana,
sikloheksena. Kemudian semua tabung ditambahkan 5 tetes aquades lalu dikocok.
Diamati dan dicatat hasil pengamatan. Dilakukan hal yang sama namun masing-
masing tabung ditambahkan 5 tetes kloroform.
2. Identifikasi hidrokarbon tak jenuh dengan pereaksi I 2 dan KmnO4
Disiapkan tabung reaksi bersih dan kering sebanyak jumlah sampel yang akan
diuji, dan diberi label sesuai dengan sampel yang akan diuji. Sebanyak kurang
lebih 0,5 mL sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sesuai. Kemudian
ke dalam setiap tabung ditetesi dengan beberapa tetes pereaksi I 2. Diamati dan
7

dicatat semua kejadian selama percobaan tersebut. Diulangi percobaan dengan


mengganti pereaksi I2 dengan pereaksi KmnO4.
3. Identifikasi hidrokarbon tak jenuh dengan H 2SO4
Disiapkan tabung reaksi bersih dan kering sebanyak jumlah sampel yang akan
diuji, dan diberi label sesuai dengan sampel yang akan diuji. Ke dalam setiap
tabung reaksi diisi dengan 5 tetes sampel yang akan diuji. Selanjutnya
ditambahkan pada setiap tabung reaksi 5 tetes asam sulfat pekat. Diamati dan
dicatat apa yang terjadi.
4. Identifikasi alkil halida dan aril halida
Disiapkan dua buah tabung reaksi bersih dan kering, tabung I diberi 5 tetes n-butil
bromida, tabung reaksi II diberi 5 tetes bromo benzena. Kemudian ditambahkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi 5 mL AgNO 3 0,1 M, dikocok dan dipanaskan
selama 2 menit. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tabel Pengamatan
Tabel 1.1 Hasil uji kelarutan
No Sampel +Aquades +Kloroform Hasil pengamatan
1 n-heksana Tidak larut Tidak Larut Terdapat 2 lapisan
2 Sikloheksana Tidak larut Tidak larut Terdapat 2 lapisan
3 Sikloheksena Larut Larut Terdapat 2 lapisan
4 Minyak kelapa Tidak larut Larut Terdapat 2 lapisan
5 Minyak goreng Tidak larut Tidak larut Terdapat gelembung
gas
Tabel 1.2 Hasil uji beberapa senyawa organik dengan pereaksi I 2, KMnO4 dan
H2SO4 pekat
Perubahan yang terjadi
No Sampel
I2 KMnO4 H2SO4
Terjadi Tidak menyatu
perubahan Tidak menyatu atau
1 n-heksana atau tidak
warna menjadi tidak bereaksi bereaksi
violet
8

Terjadi Tidak menyatu


perubahan Tidak menyatu atau
2 Sikloheksana atau tidak
warna menjadi tidak bereaksi bereaksi
violet

Menyatu (terjadi
Menyatu atau
3 Sikloheksena perubahan warna
Tidak berubah bereaksi coklat)
warna

Terjadi Tidak menyatu atau Berubah menjadi


4 Minyak kelapa perubahan tidak bereaksi keruh
warna menjadi
oranye

Terjadi perubahan
Tidak menyatu atau
5 Minyak goreng warna menjadi
Tidak berubah tidak bereaksi hitam
warna
Tabel 1.3 Hasil uji senyawa halida dengan pereaksi AgNO 3
No Senyawa yang diperiksa Pereaksi Reaksi/perubahan yang terjadi
1 Diklorometan AgNO3 Larutan menjadi keruh, terdapat
0,1 M gelembung gas
2 Klorobenzen AgNO3 Tidak ada perubahan warna
0,1 M larutan, ada bidang batas dan
terdapat gelembung gas

2. Persamaan reaksi
a. Hasil Uji Kelarutan
1) n-heksana

a)

b)
2) Sikloheksana
9

a)

b)
3) Sikloheksena

a)

b)
4) Minyak Kelapa
a)

b)

5) Minyak Goreng
a)

b)

a. Uji beberapa senyawa organik dengan pereaksi I 2, KMnO4 dan H2SO4


10

1) Reaksi dengan I2
a) n-heksana

b) Sikloheksana

c) Sikloheksena

d) Minyak Kelapa

e) Minyak Goreng

2) Reaksi dengan KMnO4


a) n-heksena

b) Sikloheksana

c) Sikloheksena

d) Minyak Kelapa
11

e) Minyak Goreng

3) Reaksi dengan H2SO4 Pekat


a) n-heksana

b) Sikloheksana

c) Sikloheksena

d) Minyak Kelapa

e) Minyak Goreng

b. Uji senyawa halida dengan pereaksi AgNO 3


1) Diklorometana

2) Klorobenzena
12

Percobaan kali ini membahas tentang hidrokarbon tak jenuh, alkil halida dan
aril halida dengan tujuan untuk mengidentifikasi hidrokarbon tak jenuh menggunakan
pereaksi I2, KmnO4 dan H2SO4 dan juga untuk mengidentifikasi dan membedakan alkil
halida dan aril halida. Pada senyawa hidrokarbon terbagi menjadi atas dua macam
yaitu hidrokarbon jenuh dan tak jenuh. Alkana sering disebut istilah paraffin adalah
senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik atau
senyawa karbon dengan rantai karbon panjang dengan membentuk ikatan tunggal,
tidak memiliki elektron ( π ) yang terdelokalisasi, memiliki rumus umum yaitu C nH2n+2.
Sedangkan hidrokarbon tak jenuh mempunyai satu atau lebih ikatan kovalen rangkap
dua antara atom karbon. Dikenal alkena asiklik yaitu alkena paling sederhana karena
tidak berikatan dengan gugus fungsional manapun dan membentuk satu ikatan
rangkap. Alkil halida adalah molekul organik yang mengandung sebuah atom X
halogen yang diikat ke sebuah hibridisasi atom karbon sp 3. Sedangkan aril halida yaitu
mengandung atom halogen yang terikat pada atom karbon sp 2 dari suatu gugus aril (7
hal. 47, 10 hal. 1, 13 hal. 39 dan 41).
Percobaan ini terdapat beberapa prosedur kerja yang dilakukan. Pertama
yaitu uji kelarutan, yang mana dilakukan pertama disiapkan tabung reaksi yang telah
dibersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu. Lalu masing-masing tabung reaksi diisi
dengan 1 mL minyak kelapa, n-heksana, sikloheksana, sikloheksena. Kemudian di
semua tabung ditambahkan 5 tetes aquades lalu dikocok. Diamati dan dicatat hasil
pengamatan. Dan dilakukan hal yang sama namun masing-masing tabung
ditambahkan 5 tetes kloroform. Kedua yaitu identifikasi hidrokarbon tak jenuh dengan
pereaksi I2 dan KMnO4. Pertama-tama disiapkan tabung reaksi bersih dan kering
sebanyak jumlah sampel yang akan diuji dan diberi label sesuai dengan sampel yang
akan diuji. Sebanyak kurang lebih 0,5 mL sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi
yang sesuai. Kemudian ke dalam setiap tabung ditetesi dengan beberapa pereaksi I 2.
Diamati dan dicatat semua kejadian selama percobaan tersebut dan diulangi
percobaan dengan mengganti pereaksi I2 dengan pereaksi KMnO4. Ketiga yaitu
13

identifikasi hidrokarbon tak jenuh dengan H 2SO4. Pertama disiapkan tabung reaksi
bersih dan kering sebanyak jumlah sampel yang akan diuji dan diberi label sesuai
dengan sampel yang akan diuji. Ke dalam setiap tabung reaksi diisi dengan 5 tetes
sampel yang akan diuji, selanjutnya ditambahkan pada setiap tabung reaksi 5 tetes
asam sulfat pekat. Diamati dan dicatat apa yang terjadi. Dan prosedur yang terakhir
yaitu identifikasi alkil halida dan aril halida. Disiapkan dua buah tabung reaksi bersih
dan kering, pada tabung I diberi 5 tetes diklorometana dan pada tabung II diberi 5
tetes bromobenzene. Kemudian ditambahkan kedalam masing-masing tabung reaksi
5 mL AgNO3 0,1 M, lalu dikocok dan dipanaskan selama 2 menit. Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi (6 hal. 2).
Percobaan ini kami telah mengamati dan mencatat setiap yang terjadi dalam
percobaan, sehingga kami memperoleh hasil pengamatan berdasarkan beberapa uji
yang telah dilakukan. Pertama, pada hasil uji kelarutan menggunakan lima sampel
yang berbeda sehingga mendapat hasil yang berbeda. Sampel pertama n-heksana
ditambah dengan aquades mendapatkan hasil tidak larut, lalu jika ditambah dengan
kloroform larut dan pada saat ditambah aquades terdapat dua lapisan. Sampel kedua
yaitu sikloheksana, saat ditambah dengan aquades tidak larut dan saat ditambah
kloroform juga tidak larut sehingga terdapat dua lapisan. Sampel ketiga yaitu
sikloheksena, saat ditambah aquades tidak larut dan saat ditambah kloroform juga
tidak larut. Pada sampel ini juga terdapat dua lapisan pada kelarutannya. Sampel
keempat yaitu minyak kelapa, saat ditambah aquades tidak larut dan saat ditambah
dengan kloroform juga tidak larut. Pada saat kelarutan terdapat dua lapisan juga.
Sampel kelima yaitu minyak goreng, saat ditambah aquades tidak larut dan saat
ditambah kloroform larut. Pada saat kelarutan terdapat gelembung gas. Kemudian
hasil prosedur kerja yang kedua yaitu uji beberapa senyawa organik dengan pereaksi
I2, KMnO4 dan H2SO4 pekat terdapat perubahan yang terjadi berbeda-beda. Sampel
pertama yaitu n-heksana yang ditambah I2 terjadi perubahan warna menjadi violet,
ditambah KMnO4 tidak menyatu atau tidak bereaksi, dan ditambah H 2SO4 tidak
menyatu atau tidak bereaksi. Sampel kedua yaitu sikloheksana, ketika ditambah I 2
terjadi perubahan warna menjadi violet, ditambah KMnO 4 tidak dapat menyatu atau
tidak bereaksi dan ditambah H2SO4 menyatu (terjadi perubahan warna coklat).
14

Sampel ketiga yaitu sikloheksena, ketika ditambah I 2 tidak terjadi perubahan warna,
ditambah KMnO4 menyatu atau bereaksi dan ditambah H 2SO4 menyatu (terjadi
perubahan warna coklat). Sampel keempat yaitu minyak kelapa, ketika ditambah I 2
terjadi perubahan warna menjadi oranye, ditambah KMnO 4 tidak menyatu dan
ditambah H2SO4 berubah menjadi keruh. Sampel kelima yaitu minyak goreng, ketika
ditambah I2 tidak terjadi perubahan warna, ditambah KMnO 4 tidak menyatu dan
ditambah H2SO4 terjadi perubahan warna menjadi hitam. Dan hasil prosedur yang
ketiga yaitu uji senyawa halida dengan pereaksi AgNO 3. Sampel pertama yaitu
diklorometan ditambah pereaksi AgNO 3 0,1 M menghasilkan perubahan larutan
menjadi keruh dan terdapat gelembung gas. Sampel kedua yaitu klorobenzena
ditambah dengan pereaksi AgNO 3 0,1 M tidak terjadi perubahan warna larutan,
terdapat bidang batas dan gelembung gas.
Percobaan ini terdapat sampel yang sukar larut dalam aquades tetapi lebih
mudah larut dengan kloroform. Dapat diketahui bahwa aquades bersifat polar dan
kloroform bersifat non polar. Dalam percobaan ini semua sampel yang digunakan
bersifat non polar. Berdasarkan pada prinsip kelarutan yaitu like dissolve like artinya
pelarut polar akan melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan melarutkan
senyawa non polar. Reaksi yang terjadi pada suatu sampel yang merupakan
hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan I 2, maka reaksi yang mungkin terjadi adalah
reaksi adisi karena dari ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal. Kemudian
reaksi yang mungkin terjadi pada senyawa hidrokarbon tak jenuh dengan pereaksi
KMnO4 adalah reaksi oksidasi. Misalnya jika larutan KMnO 4 ditambahkan ke dalam
alkena atau alkuna, warna ungu pada KMnO 4 akan memudar dan endapan coklat
mangan dioksida terbentuk. Lalu untuk sampel yang merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh bereaksi dengan H 2SO4 akan menghasilkan suatu produk alkil
hidrogen sulfat dan menghasilkan panas (eksoterm) (20 hal. 157 dan 25 hal. 38-44).
Sifat kelarutan dari klorobenzena merupakan senyawa yang bersifat non
polar. Sedangkan senyawa AgNO 3 merupakan senyawa yang bersifat polar. Daripada
itu yang menyebabkan klorobenzena tidak dapat bereaksi dengan AgNO 3. Jika
dibandingkan dengan diklorometana, maka diklorometana yang dapat bereaksi
dengan AgNO3 karena sifat dari diklorometana lebih polar dari pelarut lain dan dapat
15

melarutkan kafein lebih banyak. Dapat diketahui bahwa senyawa AgNO 3 merupakan
senyawa yang memiliki ikatan ionik. Pada klorobenzena memiliki momen dipol,
sedangkan pada diklorometana sama halnya dengan klorobenzena yang memiliki
momen dipol sehingga terjadi perubahan interaksi pada keduanya. Adapun
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat praktikum adalah kurang teliti dalam
mengamati suatu proses percobaan dan kurang memahami prosedur kerja dari
percobaan tersebut sehingga dapat menghambat atau memungkinkan mengambil
suatu sampel yang salah (8 hal. 338 dan 17 hal. 41-48).
F. KESIMPULAN
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Untuk mengidentifikasi hidrokarbon tak jenuh menggunakan pereaksi I 2, KMnO4
dan H2SO4 akan dihasilkan perubahan yang terjadi yaitu perubahan warna.
2. Untuk membedakan alkil halida dan aril halida maka digunakan pereaksi AgNO 3
0,1 M menggunakan senyawa diklorometana dan klorobenzena sehingga
menghasilkan perubahan yang terjadi pada kedua senyawa tersebut.
G. DAFTAR PUSTAKA
Adams, E. M., & Allen, H. C. (2013). Palmitic Acid on Salt Subphases and In Mixed in
Mondayers of Cerebrosides: Application to Atmospheric Aerosol Chemistry.
Atmosphere, 4(4), 315-336. Hal 318.
Antonius, dkk. (2021). Sifat-Sifat Hidrokarbon. Jurnal Praktikum Kimia Organik Dasar .
Universitas Tanjung Pura. Hal 2, 6, 9-15.
Atkins, P. W. 1996. Kimia Fisik Jilid 1 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Hal 31-32.
Cassidy, H. G., & English, J. Jr. 1956. Principles of Organic Chemistry . London: Mc-
Graw-Hill Book Company, inc. Hal 26.
Chang, R. 2005. Kimia Dasar:Konsep-Konsep Inti . Jakarta: Erlangga. Hal 332, 338,
dan 343.
Dayrit, F. M. (2015). The Properties of Lauric Acid and Their Significance in Coconut
Oil. Journal of The American Oil Chemists’ Society , 92, 1-15. Hal 2.
Erika, F. 2023. Buku Ajar Alkil Halida. Samarinda: Universitas Mulawarman. Hal 47.
Hang, R. 2006. Kimia Dasar Edisi Ketiga Konsep-Konsep Inti . Jakarta: Erlangga. Hal
338.
16

Hanum, G. R. 2017. Biokimia Dasar. Sidoarjo: Umsida Press. Hal 51-52.


Heliawati, L. 2018. Kimia Organik Fisik. Bogor: Universitas Pakuan Bogor. Hal 1 dan
7.
Junaedi, S., dkk. (2012). Synthesis and Characterization of Novel Corrosion Inhibitor
Derived From Oleic Acid: 2-Amino 5-Oleyl-1,3,4-Thiadiazol(AOT). Int. J.
Electrochem, SCI, 7(4), 3545.
Markuniene, I., dkk. (2022). Biocompatible Diezoelectric PVDF/HA/AgNO 3 Thin Film
Prepared by The Solvent Casting Method. Sensors, 23(1). Hal 3.
Mazuki, I. 2019. Aplikasi Mikrosimbion Spons dalam Bioremediasi Lingkungan .
Makassar: CV. Tohar Media. Hal 39 dan 41.
Meliyanti dan Sivi, M. (2022). Edukasi Sains Melalui Eksperimen Sederhana
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi guna Meningkatkan Rasa Ingin
Tahu Siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia , 272-279. Hal 276.
Nazarullail, F., & Rendy, D. B. (2021). Pengenalan Permainan Warna Melalui Konsep
Senyawa Polar dan Non Polar. WISDOM: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini ,
2(1). 18-32. Hal 27.
Novilla, A., dkk. (2017). Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut
Oil) yang Berpotensi Sebagai Anti Kandidiasis. EduChemia. Jurnal Kimia dan
Pendidikan, 2(2). Hal 168.
Nugraheni, F.T., dkk. (2017). Perbandingan Rendemen Kristal Kafein pada Biji Kopi
(Coffea Arabica I) dan Coklat (Theobroma Cacao I) dengan Menggunakan
Metode Refluks. Cendekia Journal of Pharmacy, 1(1). Hal 41-48.
Ramlawati, dkk. 2017. BAB IV Zat dan Karakteristiknya. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Hal 14.
Sastrohamidjojo, H. 2014. Kimia Organik Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. Hal 348.
Subhan. 2013. Kimia Dasar II. Sulawesi Selatan: Dua Satu Press. Hal 157.
Sukmawati, W. 2020. Redoks dan Elektrokimia. Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani.
Hal 31.
Sunarya, Y. 2011. Kimia Dasar 2. Bandung:Yramawidya. Hal 459.
17

Supu, I., dkk. (2016). Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan Panas Pada Material
yang Berbeda. Jurnal Dinamika, 7(1), 62-73. Hal 64.

Usman, dkk. 2023. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Samarinda: Universitas


Mulawarman. Hal 1-5.
Wibraham, A. C., & Matta, M. S. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Bandung: Institut Teknologi Bandung. Hal 37 dan 61.
Widiantara, I. M., dkk. (2020). Ekstraksi Beta Karoten dari Buah Kelapa Sawit (Elaels
Guineensis) dengan Dua Jenis Pelarut. Gorontalo Agriculture Technology
Journal, 3(1). Hal 38-44.

Anda mungkin juga menyukai