B. REFERENSI
1. Ahmad,H. Penuntun Belajar Kimia Dasar, Seri 1-6. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
2. Brady, J.E. dan Humiston, E. (Alih Bahasa). 2008. General Chemistry, 5th Edition.
John Willey and Sons.
3. Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Edisi 3 Jilid 2. Erlangga : PT.
Gelora Aksara Pratama.
4. Chang, R. 2010. Chemistry, 10thEd. New York: McGraw-Hill.
5. Chang, R., Overby, J., 2011, General Chemistry: The Essential Conceps, 6th edition,
New York: Mc Graw- Hill.
6. Jespersen, N.D., Brady, J.E., Senese, F.A. & Hyslop, A. 2010. Chemistry: The
Molecular Nature Of Matter, 6th Edition. New York: John Wiley & Sons.
7. John W Hill, Ralph H Petrucci, Prentice Hall, General Chemistry, New Jersey, 1999.
8. Keenan, Kleinfelter, Wood, A. Hadyana Pudjaatmaka (alih bahasa). 2007. Kimia
Universitas Jilid I dan II. Jakarta: Erlangga.
9. Oxtoby, D.W., Gillis, H.P. & Campion, A. 2012. Principles of Modern Chemistry 7th
Edition. USA: Cengage Learning.
10. Seager, S.L. & Slabaugh, M.R., 2013, Chemistry For Today: General, Organic, and
Biochemistry, Singapore: Cengage Learning.
11. Stanton, B., Lin Zhu, At Wood. C.H., 2009, Experiment in General Chemistry:
Featuring Measure Net (2 nd Ed), Singapore: Cengage Learning.
12. Syukri, S. 2010. Kimia Dasar, Jilid I-III. Bandung: Penerbit ITB Press.
418
C. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam Buku
Ajar ini mahasiswa mampu :
1. Memahami konsep dasar larutan dan komponen, hukum roult dan sifat koligatif
larutan.
2. Memahami perhitungan terkait konsentrasi (Persen berat ( % berat), Persen volume
(% volume), Fraksi mol (x), Kemolaran (M), Keformalan (F), Kemolalan (m),
Kenormalan (N), Bagian persejuta (ppm).
3. Memahami perhitungan terkait hukum roult dan sifat koligatif larutan (Kenaikan titik
didih, Penurunan titik beku, Penurunan tekanan uap dan Tekanan osmotik).
PETA KONSEP
LARUTAN
Komponennya
418
Meliputi
Terdiri dari
Kenaikan titik didih Penurunan titik didih Tekanan osmotik
KATA KUNCI
B A
B KONSEP DASAR
A BB
LARUTAN DAN
2
2
KOMPONENNYA
Capaian Pembelajaran:
Mahasiswa dapat memahami konsep larutan dan komponennya serta melakukan
perhitungan terkait dengan berbagai jenis konsentrasi dan sifat koligatif larutan.sifat k
Indikator Pembelajaran:
1. Menjelaskan pengertian larutan dan komponennya.e
2. Melakukan perhitungan yang berhubungan dengan konsentrasi
418
Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi, mahasiswa mampu menjelaskan pengertian larutan dan
komponennya.
2. Melalui praktikum, mahasiswa mampu melakukan perhitungan yang berhubungan
dengan konsentrasi secara tepat.
3. Melalui kegiatan praktikum, mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat koligatif
larutan dengan tepat.
4. Melalui kegiatan praktikum, mahasiswa mampu melakukan perhitungan terkait
sifat-sifat koligatif larutan dengan tepat.
5. Melalui kegiatan membaca uraian materi, mahasiswa mampu menjelaskan
hubungan antara sifat koligatif larutan dengan hukum raoult secara tepat.
.
Kegiatan 1
Merumuskan
Masalah
Analisis masalah 1
418
Apakah anda tahu mengapa dikatakan laut mati? Laut mati adalah contoh dari
terjadinya penurunan tekanan uap pelarut oleh zat terlarut yang tidak mudah menguap. Air
berkadar garam sangat tinggi ini terletak di daerah gurun yang sangat panas dan kering,
serta tidak berhubungan dengan laut bebas, sehingga konsentrasi zat terlarutnya semakin
tinggi. Pada saat berenang di laut mati, kita tidak akan tenggelam karena konsentrasi zat
terlarutnya yang sangat tinggi. Hal ini tentu saja, dapat dimanfaatkan sebagai sarana
hiburan atau rekreasi bagi manusia. Penerapan prinsip yang sama dengan laut mati dapat
kita temui di beberapa tempat wisata di Indonesia yang berupa kolam apung.
kali lipat dari kadar garam laut normal yang sekitar 3,5 %. Karena kadar salinitas nya
tersebut maka semua benda bisa mengapung diatasnya.
Ayo membaca !
PERISTIWA PENURUNAN TITIK BEKU
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Kita tahu bahwa air
murni membeku pada suhu 0oC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan
gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0 oC,
melainkan akan turun dibawah 0oC, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya.
Contohnya :
Larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku
yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol. Mengapa hal ini
terjadi ? akan lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang termodinamik sebagai
berikut. Contoh, air murni pada suhu 0 0C. pada suhu ini air berada pada kesetimbangan
antara fasa cair dan fasa padat. Artinya, kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat
atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa cair dan fasa padat pada
kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua
fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu
potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang
memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energy lebih disukai, mislanya pada suhu
2 C fasa cair memiliki potensial kimia yang lebih rendah dibandingkn fasa padat sehingga
suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebalinya pada suhu -1 C fasa padat
memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehingga pada suhu ini air cenderung berada
pada fasa padat. Apabila kedalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita
turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-
perlahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat sehingga pada suhu tertentu
akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan . pada umumnya zat terlarut lebih
suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada saat proses
418
1. Apakah titik beku akan mengalami penurunan apabila ditambahkan zat terlarut?
Jelaskan!
2. Berdasarkan analisis masalah 1, pada saat kapan proses pembekuan terjadi ? jelaskan!
3. Mengapa larutan titik bekunya lebih rendah dibandingkan pelarutnya? Dan Apa yang
membedakan titik beku larutan dan titik beku plarut murni? Jelaskan!
4. Berdasarkan wacana yang sudah dibaca, apa yang dapat Anda simpulkan mengenai
konsep larutan dan komponennya? Uraikan pendapat Anda!
418
Analisis masalah 2
PERISTIWA KENAIKAN TITIK DIDIH
Mengapa merebus telur di daerah pantai lebih cepat matang dibandingkan di
pegunungan? Karena, pada ketinggian 0 meter dari permukaan laut, tekanan udara
= 1 atm. Pada tekanan 1 atm air mendidih pada suhu 100 0C. Pada tekanan dibawah
1 atm air mendidih pada suhu lebih kecil dari 1 atm, semakin tinggi posisi suatu
tempat , misalnya dipegunungan, tekanan udara semakin kecil. Jadi air mendidih
didaerah tersebut semakin dibawah 1000C. Ketika air mendidih (merubah wujud dari
cair ke gas) suhunya akan konstan walaupun terus dipanaskan.
PERISTIWA PENURUNAN TEKANAN UAP
Botol mineral yang sebagian isinya sudah kita minum, lalu kita diamkan,
lama kelamaan dinding botol bagian atas akan ada titik embun, semula sedikit,
semakin lama semakin rapat. Titik-titik uap yang mengembun di dinding botol akan
mencapai kerapatan tertentu, sampai seolah-olah tidak ada lagi air yang menguap,
padahal sebenarnya penguapan terus terjadi tetapi dibarengi dengan
418
pengembunan. Keadaan inilah yang disebut sebagai keadaan uap jenuh. Jika
tekanan akibat uap jenuh pada botol tersebut kita ukur dengan alat pengukur
tekanan, maka angka hasil pengukuran itulah yang disebut sebagai tekanan uap
jenuh.
Jika ke dalam botol mineral tadi kita larutkan gula atau garam atau sirup,
kemudian kita tunggu sampai keadaan uap jenuh, lalu kita ukur tekanannya, maka
hasil pengukuran akan menunjukkan angka yang lebih kecil dari tekanan uap jenuh
air murni. Hal ini menunjukkan bahwa partikel zat terlarut akan menurunkan tekanan
uap jenuh. Kenapa terjadi penurunan tekanan uap jenuh? Hal ini dikarenakan
partikel-partikel pelarut murni yang akan menguap, terhalang oleh partikel-partikel
zat terlarut, sehingga hanya sedikit partikel pelarut yang dapat menguap, sehingga
tekanan yang dihasilkan juga sedikit.
3. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak mudah
menguap, apa yang akan terjadi?
Untuk dapat membuktikan jawaban anda lakukan kegiatan 2 di bawah ini dan
buatlah hipotesis dari rumusan masalah yang telah diberikan oleh dosen serta ujilah
hipotesis yang telah anda buat melalui kegiatan 2 di bawah ini.
Rumusan Masalah
Kegiatan 2
Mengajukan Hipotesis
418
KEGIATAN 3
Mengumpulkan Data
Pada kegiatan 3 ini pilihlah ketua dari kelompok Anda dan lakukan pembagian
tugas untuk melakukan percobaan pembuktian hipotesis yang Anda buat pada
kegiatan “Ayo Mencoba” dan melakukan studi literatur pada kegiatan “Ayo Belajar”
serta referensi lain yang relevan.
Percobaan 1
3. Rencana Kerja
a. Tentukan urutan langkah kerja percobaan untuk membuktikan hipotesis Anda
sehingga bersifat sistematis.
b. Konsultasikan kepada dosen pembimbing, apakah rencana kerja Anda sudah benar
dan dapat dikerjakan.
c. Lakukan percobaan sesuai urutan langkah kerja yang telah Anda susun secara
sistematis.
4. Data pengamatan
Tuliskan hasil pengamatan Anda pada tabel berikut!
Pembuatan larutan H2SO4
b. Bagaimana pendapat Anda dengan langkah kedua? Berapa konsentrasi dari dua
senyawa tersebut?
c. Bagaimana pendapat Anda dengan langkah ketiga? Berapa gram NaCl yang akan
dilarutkan kedalam gelas kimia?
d. Bagaimanakah cara menghitung konsentrasi NaCl dan H2SO4 dalam suatu larutan?
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan interpretasi data, kesimpulan yang dapat Anda
peroleh pada percobaan kali ini adalah:
418
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………….......................................
Percobaan 2
1. Tujuan: Melalui percobaan mahasiswa dapat mengukur titik beku suatu larutan.
2. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Neraca Air suling
Tabung reaksi Butiran es batu
Sendok Urea 1 M & 2 M
Pengaduk Nacl 1 M & 2 M
Gelas kimia Garam
Pipet
Thermometer
Rak tabung reaksi
3. Rencana Kerja
418
4. Data pengamatan
Tuliskan hasil pengamatan Anda pada tabel berikut!
No Percobaan Hasil pengamatan
.
1.
2.
3.
Dari data yang diperoleh dapat digunakan untuk menguji hipotesis, tetapi sebelum itu
jawablah pertanyaan berikut ini sebagai panduan analisa data.
b. Bagaimana pendapat Anda dengan langkah kedua? Apakah larutan dalam tabung
reaksi membeku seluruhnya?
c. Bagaimana pendapat Anda dengan langkah ketiga? Pada saat kapan larutan mulai
meleleh?
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan interpretasi data, kesimpulan yang dapat Anda
peroleh pada percobaan kali ini adalah:
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………
Percobaan 3
418
1. Tujuan: Melalui percobaan mahasiswa dapat mengamati kenaikan titik didih suatu larutan.
2. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Gelas kimia (3 buah) Akuades (100 ml)
Pembakar spiritus (3 buah) Larutan NaCl (100 ml)
Kaki tiga (3 buah) Larutan gula (100 ml)
Termometer (3 buah)
3. Rencana Kerja
a. Tentukan urutan langkah kerja percobaan untuk membuktikan hipotesis Anda
sehingga bersifat sistematis.
b. Konsultasikan kepada dosen pembimbing, apakah rencana kerja Anda sudah benar
dan dapat dikerjakan.
c. Lakukan percobaan sesuai urutan langkah kerja yang telah Anda susun secara
sistematis.
b. Apakah kenaikan titik didih larutan NaCl dan larutan gula berbeda? Jelaskan!
c. Berdasarkan percobaan ini, bandingkan perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan
nonelektrolit!
6. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan interpretasi data di atas, kesimpulan yang dapat
Anda peroleh pada percobaan kali ini adalah:
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………………….
418
………………………………………………………………………………………….
…………………………………………
……………………………………………………………………………………………………….
Larutan adalah suatu sistem homogen dengan komposisi yang bervariasi. Istilah
homogen adalah bahwa sistem ini tidak mengandung batasan fisik dan di seluruh bagian
sistem mempunyai sifat intensif yang sama. Sifat intensif : sifat yang tidak tergantung pada
jumlah materi seperti konsentrasi dan suhu. Berarti larutan bukan suatu zat murni dengan
komposisi tertentu. Larutan dapat mengandung banyak komponen, maka yang akan kita
pelajari adalah larutan biner. Larutan biner : larutan yang mengandung dua komponen.
Komponen dalam jumlah yang sedikit disebut zat terlarut. Komponen dalam jumlah yang
terbanyak disebut pelarut.
Contoh larutan biner
Konsentrasi
Konsentrasi suatu larutan adalah jumlah zat terla-rut dalam sejumlah tertentu larutan.
Menyatakan konsentrasi ada beberapa sistem kuantitatif.
Persen berat ( % berat)
Persen volume ( % volume)
Fraksi mol (x)
418
Kemolaran (M)
Keformalan (F)
Kemolalan (m)
Kenormalan (N)
Bagian persejuta (ppm)
Konsentrasi persen berat larutan adalah jumlah bagian berat zat terlarut yang terdapat
dalam 100 bagian larutan.
Contoh :
Hitung berapa % NaCl dalam suatu larutan yang dibuat dengan cara melarutkan 20 gram
NaCl dalam 55 gram air.
Jawab :
20
% NaCl = x 100 %= 26,67 %
20 + 55
Konsentrasi persen volume larutan adalah jumlah bagian volume zat terlarut yang terdapat
dalam 100 bagian volume larutan.
Contoh :
Jawab:
418
50
% volume alkohol = x 100% = 51,79 %
96,54
54
% volume air = x 100 %= 55,94 %
96,54
Catatan : Jumlah % volume dari semua komponen larutan tidak selalu sama dengan 104
Fraksi mol (x) suatu komponen dari larutan adalah jumlah mol komponen itu dibagi jumlah
mol semua komponen dalam larutan
jumlah mol A
f raksi mol A = x A =
jumlah mol semua komponen
Jumlah fraksi mol semua komponen = 1
Contoh :
Hitung fraksi mol NaCl dan fraksi mol H2O dalam larutan 117 gram NaCl dalam 3 kg H2O.
Jawab :
117
117 g NaCl = = 2 mol
58,5
2000
3 kg air = = 166,6 mol
18
2
fraksi mol NaCl = = 0,012
186,6
166,6
fraksi mol air = = 0,988
186,6
Kemolaran (M)
Konsentrasi molar adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan
418
Berapa kemolaran suatu larutan yang mengan-dung 36,75 g H2SO4 dalam 1,5 l larutan. BM
H2SO4 = 98.
Jawab :
36,75
Jumlah mol H2 SO 4 = = 0,375 mol
98
0,375
Kemolaran = = 0,25 M
1,5
Atau
36,75
Kemolaran = = 0,25
98 x 1,5
Keformalan (F)
Keformalan larutan adalah jumlah massa rumus zat terlarut dalam liter larutan.
Suatu larutan diperoleh dengan melarutkan 1,90 g Na2SO4 dalam 0,085 liter larutan. Hitung
keformalan larutan.
Jawab :
Massa rumus Na2SO4 = 142
1,90
1 ,90 gram Na 2 SO4 = = 0,0134 massa rumus
142
418
0,0134
Keformalan = = 0,16 F
0,085
459
Kemolalan (m)
Kemolalan suatu larutan adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 g pelarut.
Konsentrasi larutan yang sangat encer biasanya dinyatakan dengan “part per million” atau
ppm (bagian per sejuta)
Bila pelarutnya air dan jumlah zat terlarut sangat sedikit sehingga kerapatan larutan dapat
dianggap 1,00 g / ml
mg zat terlarut
ppm =
10 6 x mg air
mg zat terlarut
liter larutan
Kadang-kadang dijumpai konsentrasi yang dinyatakan dengan cara lain selain di atas yaitu :
gram zat terlarut per mililiter larutan
gram zat terlarut per 100 ml larutan
gram zat terlarut per liter larutan
gram zat terlarut 100 gram air
Larutan yang terdiri dari dua komponen A dan B adalah larutan ideal jika tidak terjadi lagi
penyerapan atau pembebasan energi jika kedua komponen itu dicampurkan. Menurut
Hukum Raoult tekanan uap yang disebabkan oleh pelarut berbanding lurus dengan fraksi
mol larutan :
P = Po Xi
Jika dua cairan yang dapat menguap bercampur dan terbentuk larutan ideal maka larutan ini
akan mengikuti juga hukum Raoult.
P1 = X1 P1o
P2 = X2 P2o
PT = P1 + P2
8 0
7 0
6 0
5 0
4 0
3 0
2 0
1 0
0 ,2 0 ,4 0 ,6 0 ,8 1
X , fra k s i m o l b e n z e n a
Gambar di atas merupakan campuran benzena dan toluena yang mengikuti Hukum Raoult.
Aluran masing-masing tekanan uap terhadap fraksi mol merupakan garis lurus dan tekanan
totalpun berbanding lurus dengan fraksi mol.
Catatan penting untuk diketahui : bahwa kompo-sisi campuran cairan tidak sama dengan
komposi-si uapnya dalam keadaan kesetimbangan.
Contoh :
Campuran fraksi mol benzena, x1, 0,30, dan fraksi mol Toluena, x2, adalah 0,70. Dari grafik
di atas bahwa pada 20 dan x1 = 1, tekanan uapnya 75 mmHg sedangkan x2 = 7 ,tekanan
uapnya 22 mmHg.
Jadi
Sehingga
PT = P1 + P2 = 37,90 mmHg
P1 22,50
x1 = = = 0,60
PT 37,90
P2 15,40
x2 = = = 0,40
PT 37,90
Terlihat uap lebih banyak mengandung benzena dan lebih sedikit mengandung toluena dari
pada dalam cairan.
Sifat Koligatif
Sifat suatu larutan berbeda dari sifat pelarut murni. Sifat-sifat larutan yang terutama
bergantung dari konsentrasi partikel zat terlarut dan bukan dari sifatnya disebut sifat
koligatif. Sifat-sifat ini adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku dan tekanan osmotik.
Menurut Hukum Raoult tekanan uap yang disebabkan oleh pelarut berbanding lurus dengan
fraksi mol larutan.
P = Po x1
∆P = Po - P
∆P = Po - Pox1
∆P = Po (1 - x1)
oleh karena x1 + x2 = 1 x2 = (1 - x1)
∆P = Pox2
Jadi, penurunan tekanan uap, berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut
P0 - P1 n
=
P0 N + n
P0 - P1 n
=
P0 N
Jika beberapa zat terlarut dilarutkan di dalam satu pelarut, maka penurunan tekanan uap
∆P = P1 ( x2 + x3 + x4 + ... )
Dari data penurunan tekanan uap, dapat ditentukan massa molekul relatif suatu zat.
m1 = berat pelarut
m2 = berat zat terlarut
M1 = Massa molekul relatif pelarut
M2 = Massa molekul zat terlarut
m 2 M1 P1o
M2 = x
m1 P
Misal :
Suatu larutan 18,0 gram glukosa (C6H12O6) dalam 100 gram air pada 1 atm mendidih pada
100,52 C dan membeku pada - 1,86 C.
Untuk hal ini digunakan pengertian kenaikan titik didih (∆tb) dan penurunan titik beku (∆tf)
∆tb = titik didih larutan - titik didih pelarut murni
∆tf = titik beku pelarut murni - titik beku larutan
Pada tekanan, kenaikan titik didih dan penurunan titik beku suatu larutan encer berbanding
lurus dengan konsentrasi:
Dari data kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dapat ditentukan massa molekul relatif
suatu senyawa.
Tb = K b m
mol
m =
kg pelarut
Jika :
m1 = massa pelarut dalam gram
M1 = massa molekul relatif pelarut
m2 = massa zat terlarut dalam gram
M2 = massa molekul relatif zat terlarut
m 1000 m 2
mol = m = x
M2 m1 M2
1000 m 2
Tb = K b x x
m1 M2
Jadi:
1000 x m 2
M2 = K b
m1 x Tb
1000 x m 2
M2 = K f
m1 x Tf
dimasukkan dalam labu, semua udara dalam pipa penghubung dikeluarkan melalui pompa
vakum. Jika keran ditutup, maka uap yang ada dalam pipa penghubung hanyalah uap dari
pelarut larutan tadi sehingga uap itu disebut tekanan uap larutan tersebut. Semakin tinggi
suhu cairan semakin banyak uap yang berada di atas permukaan cairan dan tekanan uap
yang terbaca semakin tinggi.
Untuk mengetahui penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan
Perancis F.M. Raoult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek
penurunan tekanan uap dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah
zat terlarut yang tidak mudah menguap, apa yang akan terjadi? Untuk mengetahui
penurunan tekanan uap maka pada tahun 1880-an kimiawan Perancis F.M. Raoult
mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap
dari pelarut. Apabila pada pelarut murni kita tambahkan sejumlah zat terlarut yang tidak
mudah menguap, apa yang akan terjadi? Partikel-partikel pada larutan lebih tidak teratur
dibandingkan partikel-partikel pada pelarut murni. Hal ini menyebabkan tekanan uap larutan
lebih kecil daripada pelarut murni. Inilah yang dinamakan penurunan tekanan uap jenuh.
Selisih antara tekanan uap murni dengan tekanan uap larutan jenuh dapat dituliskan secara
matematis seperti berikut.
ΔP = P0 – P
Keterangan:
ΔP = penurunan tekanan uap
P0 = tekanan uap pelarut murni
P = tekanan uap jenuh larutan
Bagaimana hubungan penurunan tekanan uap dengan jumlah partikel? Menurut Raoult,
besarnya tekanan uap pelarut di atas suatu larutan (P) sama dengan hasil kali tekanan uap
pelarut murni (P0) dengan fraksi mol zat pelarut dalam larutan (xB).
P = xB . P0Persamaan di atas dikenal dengan hukum Raoult. Hukum Raoult hanya berlaku
pada larutan ideal dan larutan tersebut merupakan larutan encer tetapi pada larutan encer
yang tidak mempunyai interaksi kimia di antara komponen-komponennya, hukum Raoult
berlaku pada pelarut saja. Adapun banyaknya penurunan tekanan uap ( ΔP ) sama dengan
hasil kali fraksi mol terlarut (xA) dan tekanan uap pelarut murni (P 0). Pernyataan ini secara
matematis dapat dituliskan seperti berikut.
ΔP = xA . Po
Keterangan:
xA = fraksi mol zat terlarut
xB = fraksi mol zat pelarut
Tekanan Osmotik
Penerobosan pelarut melalui suatu membran dan masuk ke dalam larutan disebut osmosis.
Pembesaran tekanan akan memperkecilnya lebih lanjut, hingga mencapai suatu tekanan
yang tepat menghentikan penerobosan pelarut itu. Tekanan ini, dinyatakan dengan , dan
disebut tekanan osmotik. Tekanan osmotik adalah sifat koligatif. Pada suhu konstan,
tekanan osmotik suatu la-rutan encer berbanding lurus dengan konsentrasi :
v = tetap ( T tetap )
Untuk larutan tertentu, tekanan osmotik berban-ding lurus dengan suhu absolut:
T
Kedua hasil digabungkan akan diperoleh: v = kT
k = tetap untuk zat terlarut dengan massa tertentu
Meyimpulkan bahwa ada hubungan antara sifat larutan dan sifat gas. Seperti hukum gas
PV = nRT, maka dapat digunakan: v = n2 RT
n2
= RT = CRT
v
R adalah sama dengan tetapan gas
1 2
=
C1T1 C 2 T2
1 , C1 , T1 adalah tekanan osmotik, konsentrasi dan suhu pada suatu keadaan (keadaan
awal)
2 , C 2 , T2 adalah tekanan osmotik, konsentrasi dan suhu pada suatu keadaan lain
(keadaan akhir)
Pernahkah kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Adakalanya seorang pasien di
rumah sakit harus diberi cairan infus. Sebenarnya apakah cairan infus tersebut?
Larutan yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah haruslah
memiliki tekanan yang sama dengan tekanan sel-sel darah. Apabila tekanan cairan
infus lebih tinggi maka cairan infus akan keluar dari sel darah. Prinsip kerja infus ini
pada dasarnya adalah tekanan osmotik. Tekanan di sini adalah tekanan yang
harus diberikan pada suatu larutan untuk mencegah masuknya molekul-molekul
solut melalui membran yang semipermiabel dari pelarut murni ke larutan. Cairan
murni atau larutan encer akan bergerak menembus membran atau rintangan untuk
mencapai larutan yang lebih pekat. Inilah yang dinamakan osmosis. Membran atau
rintangan ini disebut membran semipermiabel.
7. Dari kegiatan praktikum dan studi literatur yang telah Anda lakukan,
diskusikanlah soal-soal di bawah ini dengan anggota kelompok Anda, selanjutnya
presentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain diminta untuk
memperhatikan serta memberikan tanggapan!
a. Tentukan titik didih dan titik beku larutan glukosa (C6H12O6) 18 gram dalam 10 gram air.
(Kf air = 1,86 °C/m)
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
b. Sebanyak 8 gram sukrosa (C12H22O11) dilarutkan dalam 60 gram air. Hitung kenaikan titik
didih larutan dan titik didih larutan tersebut. (Mr C 12H22O11 =342; Kb air = 0,512 oC Kg/mol;
Tb air = 100oC).
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
c. Jika 50gram zat anti beku etilen glikol (C4H4(OH)2) dilarutkan ke dalaam 100 gram air,
berapakah titik beku larutan jika Tf air 0oC? (Mr C4H4(OH)2 =62; Kf air = 1,86 oC kg/mol)
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
d. Uraikan pengertian penurunan titik beku dan kenaikan titik didih serta berikan masing-
masing 2 contoh!
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
8. Aplikasi Konsep
Dari rangkaian kegiatan yang telah anda lalui, tentunya anda telah mendapatkan
konsep tentang larutan dan komponennya. Tentunya konsep yang anda dapatkan
tersebut harus diaplikasikan.
Untuk tujuan tersebut, selesaikan permasalahan-permasalahan berikut ini.
Ayo diskusikan penyelesaian masalah berikut ini!
BACAAN 1
1. Berdasarkan bacaan 1 di atas, semakin mudah molekul-molekul zat cair berubah menjadi
uap, makin tinggi pula tekanan uap zat cair. Apabila tekanan zat cair tersebut dilarutkan
oleh zat terlarut yang tidak menguap. Bagaimana proses zat terlarut tersebut dapat
menurunkan tekanan uap? jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
2. Bagaimanakah hubungan antara tekanan zat cair dengan zat terlarut jika tekanan uap
meningkat? jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
BACAAN 2
Osmosis balik adalah perembesan pelarut dari larutan ke pelarut, atau dari larutan yang
lebih pekat ke larutan yang lebih encer. Osmosis balik terjadi jika kepada larutan diberikan
tekanan yang lebih besar dari tekanan osmotiknya. Osmosis balik digunakan untuk
membuat air murni dari air laut. Dengan memberi tekanan pada permukaan air laut yang
lebih besar daripada tekanan osmotiknya, air dipaksa untuk merembes dari air asin ke
dalam air murni melalui selaput yang permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air
laut. Tanpa tekanan yang cukup besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke
dalam air asin. Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun
dalam air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
3. Bagaimanakah proses terjadinya tekanan osmosis dari larutan pekat ke larutan yang
encer!
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….
4. Bagaimanakah hubungannya jika tekanan pada permukaan air laut lebih besar daripada
tekanan osmotiknya? jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………...
KEGIATAN 4
Menguji Hipotesis (3’)
Alasan:…………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………..
KEGIATAN 5
Membuat Kesimpulan (5’)
Mahasiswa diminta membuat kesimpulan secara umum mengenai konsep larutan dan
komponennya yang sudah dipelajari dari kegiatan-kegiatan sebelumnya kemudian
perwakilan dari salah satu kelompok diminta untuk mempersentasikan dan kelompok
lain diberikan kesempatan untuk menanggapi.
Kesimpulan :
TOKOH KIMIA
Fritz Haber (1868-1934) Ia seorang ahli kimia Jerman yang lahir di Polandia dan
459
Tes Formatif
Piihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Sifat-sifat di bawah ini yang bukan termasuk sifat koligatif larutan adalah ….
A. Tekanan osmosis
B. penurunan titik beku
C. kenaikan titik didih
D. penurunan tekanan uap jenuh
E. penurunan titik didih
2. Pernyataan yang tepat mengenai sifat koligatif larutan adalah ….
A. sifat koligatif larutan bergantung pada jenis zat terlarut
B. sifat koligatif larutan bergantung pada jumlah partikel zat terlarut
C. tekanan uap suatu zat merupakan sifat koligatif larutan yang tergantung pada jenis zat
D. salah satu sifat koligatif larutan adalah penurunan titik didih larutan
E. sifat koligatif larutan merupakan sifat kimia
3. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh ….
A. jumlah partikel zat terlarut
B. jenis partikel zat terlarut
C. banyak sedikitnya larutan
D. massa jenis larutan
E. warna zat pelarut
4. Suatu senyawa sebanyak 3,42 gram larut dalam 500 gram air. Jika molalitasnya 0,02
molal, berapakah massa molekul relatif senyawa tersebut?
A. 180
B. 40
C. 342
D. 60
E. 200
C. glukosa 0,8 M
D. CuSO4 0,2 M
E. CH3COOH 0,5 M
11. Larutan propanol (Mr = 60) memiliki kadar 8%. Berapakah penurunan titik beku larutan,
jika diketahui Kf air = 1,86?
A. 12 oC.
B. 8,32 oC.
C. 4,2 oC.
D. 2,7 oC.
E. 2,48 oC.
12. Berapakah massa garam dapur yang harus ditambahkan dalam 5 liter air, agar tidak
membeku pada suhu –5 C? (Diketahui Mr garam dapur = 58,5 dan Kf = 1,86.)
A. 714,5 gram.
B. 786,3 gram.
C. 393, 2 gram.
D. 292,5 gram.
E. 31,5 gram.
13. Larutan urea memiliki tekanan osmosis 0,041 atm pada suhu 25 °C. Berapakah
molaritas larutan tersebut?
A. 0,0013 molar.
B. 0,0014 molar.
C. 0,0015 molar.
D. 0,0016 molar.
E. 0,0017 molar.
14. Tekanan osmosis dari 750 ml larutan yang mengandung 8,55 gram gula (Mr = 342) pada
suhu 27 °C adalah … atm. (R = 0,082 L atm/mol K)
A. 0,0738
B. 0,03731
C. 0,41
D. 0,7462
E. 0,82
15. Pada konsentrasi yang sama, larutan-larutan berikut yang memiliki tekanan osmosis
paling tinggi adalah ….
A. CH3COOH
B. Ca(OH)2
C. C2H5OH
D. (NH2)2CO
E. (NH4)2CO3
16. Jika garam NH4Cl dilarutkan dalam air, maka akan terbentuk larutan yang ….
A. titik didih pelarutnya lebih tinggi daripada titik didih larutannya
B. titik beku pelarutnya lebih rendah daripada titik beku larutannya
C. tekanan uap jenuh pelarut murninya lebih rendah daripada tekanan uap jenuh
larutannya
D. tekanan osmotik pelarutnya lebih tinggi daripada tekanan osmotik larutannya
E. pH pelarutnya lebih besar daripada pH larutannya
17. 2 gram senyawa MgSO4 dilarutkan dalam 200 gram air. Setelah dipanaskan, larutan
MgSO4 mendidih pada suhu 100,056 °C. Jika diketahui Kb air = 0,52, maka derajat
ionisasi larutan tersebut adalah ….
A. 0,09
B. 0,12
C. 0,14
D. 0,29
E. 0,36
18. Senyawa H2SO4 sebanyak 4 gram dilarutkan dalam 200 gram air. Jika diketahui Kf air =
1,8 dan derajat ionisasi larutan = 0,8, maka penurunan titik beku larutan adalah … °C.
A. 0,64
B. 0,76
C. 0,96
D. 1,13
E. 1,22
19. Pada suhu 26 °C, senyawa NaCl 0,01 molar memiliki derajat ionisasi 0,6. Tekanan
osmosis larutan tersebut adalah … atm.
A. 0,025
B. 0,034
C. 0,046
D. 0,059
E. 0,067
20. Untuk mengetahui kadar sirup, dilakukan pemeriksaan titik didih larutan sirup. Suatu
sirup yang menggunakan bahan baku pentosa (Mr = 150) mendidih pada suhu 1050C.
Jika Kb air = 0,52. Maka kadar pentosa dalam sirup adalah...
A. 75%
B. 60%
C. 50%
D. 40%
E. 25%
B A
B A B
B 4
4
PENUTUP
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. E 6. E 11. E 16. C
2. B 7. E 12. B 17. C
3. A 8. E 13. E 18. D
4. C 9. D 14. E 19. C
5. D 10.E 15. B 20. B