i
PETA KONSEP
BAB I
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Konsentrasi
Sifat Koligatif
Larutan
Larutan Larutan
Nonelektrolit Elektrolit
P = Xp · P o Tekanan Uap P = Xp · Po
1
GLOSARIUM
2
PENDAHULUAN
A. Identitas Modul
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis fenomena sifat koligatif larutan (penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan
titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis).
3.2 Membedakan sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
4.1 Menyajikan hasil penelusuran informasi tentang kegunaan prinsip sifat koligatif
larutan dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Menganalisis data percobaan untuk menentukan derajat pengionan
Untuk mempelajari modul ini diperlukan materi prasyarat kelas X, yaitu materi
stoikiometri dan kelas XI pada materi konsentrasi asam basa. Untuk menggunakan modul
ikutilah langkah-langkah di bawah ini:
1. Bacalah peta konsep dan pahami materi Sifat Koligatif Larutan
2. Perdalam pemahamanmu tentang konsep Sifat Koligatif Larutan dengan memahami
rangkuman pembelajaran, menonton video pembelajaran, dan mengerjakan latihan
soal
3. Akhiri kegiatan dengan mengisi penilaian diri dengan jujur dan ulangi lagi pada bagian
yang masih belum sepenuhnya dimengerti
4. Kerjakan soal evaluasi di akhir modul.
E. Materi Pembelajaran
Modul ini terbagi menjadi Tujuan Pembelajaran, Uraian Materi, Penilaian Diri, dan Soal
Pemahaman.
3
BAB I
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran ini Peserta Didik mampu:
1. Menentukan molaritas dan molalitas suatu larutan
2. Menentukan fraksi mol zat terlarut dan pelarut dalam suatu larutan
3. Menganalisa fenomena sifat koligatif penurunan tekanan uap larutan, penurunan titik
beku, kenaikkan titik didih, dan tekanan osmotik larutan
4. Menganalisa perhitungan yang berlaku dalam fenomena sifat koligatif penurunan
tekanan uap larutan, penurunan titik beku, kenaikkan titik didih, dan tekanan osmotic
larutan
B. Uraian Materi
Berikut ini merupakan kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang ternyata berkaitan erat
dengan materi Sifat Koligatif Larutan.
4
3. Garam dapur digunakan untuk membuat es putar. Garam dapur juga digunakan di negara
yang bersalju untuk membersihkan salju.
Gambar 1.3. Garam disebar di jalan raya Gambar 1.4. Pembuatan es krim
5
6
1.1. Konsentrasi
Molal campuran zat terlarut sejenis Molal campuran zat terlarut berbeda
jenis
𝑔𝑟𝑎𝑚 1 + 𝑔𝑟𝑎𝑚 2 1000
m= × 1000
𝑀𝑟 𝑃1 + 𝑃2
m = (𝑚𝑜𝑙 1 + 𝑚𝑜𝑙 2) ×
𝑃1 + 𝑃2
Ket:
(mol pelarut = np dan mol terlarut = nt)
nt np
Xt = Xp =
nt n p nt n p
Xt + Xp = 1
7
Soal Latihan
1. Hitunglah kemolalan
larutan urea yang
mengandung 12% massa
urea (Mr = 60)?
8
Soal pemahaman
1. Hitunglah kemolalan larutan yang dibuat dengan melarutkan 31 mL glikol (C2H6O2) dalam
90 mL air! (Kedua jenis cairan itu mempunyai massa jenis 1 kgL-1, Ar H = 1, C =12,
O =16)
2. Terdapat larutan 6 gram urea dalam 200 mL air dicampur dengan larutan 12 gram urea
dalam 300 mL air. Hitunglah kemolalan larutan-larutan itu sebelum dan sesudah
dicampurkan! (Mr urea = 60)
3. Sebanyak 100 mL asam sulfat 49% (massa jenis 1,4 kg/L) dilarutkan dalam 150 mL air.
Apabila massa jenis air = 1 kg/L, hitunglah kemolalannya! (Ar H = 1, O = 16, S = 32)
4. Sebanyak 7,4 gram kristal kalsium hidroksida dilarutkan dalam 100 mL air. Jika kalsium
hidroksida mengion sempurna, hitunglah fraksi mol ion hidroksida!
(Ar H = 1, O = 16, Ca = 40)
9
1.2. Pengertian Sifat Koligatif Larutan
Sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi bergantung pada
konsentrasi partikel atau banyaknya zat terlarut (mol zat terlarut).
0,1 mol urea 0,2 mol urea 0,1 mol glukosa 0,1 mol NaCl
Tf = 0oC TGambar
f = -0,18 1.4.
o
C TitikTbeku airoCdan 4 jenis
f = -0,36 larutan
Tf = -0,18 o
C Tf = -0,36oC
o o o
∆Tf = 0,18 C ∆Tf = 0,36 C ∆Tf = 0,18 C ∆Tf = 0,36oC
Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif yang lebih besar daripada non elektrolit
berkonsentrasi sama, karena larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel terlarut yang
lebih banyak.
10
Sebaliknya zat yang memiliki gaya tarik menarik antarpartikel relatif kecil, berarti mudah
menguap dan mempunyai tekanan uap yang relatif tinggi, contoh etanol dan eter.
Tekanan uap suatu zat akan bertambah jika suhu dinaikkan.
Berdasarkan eksperimen Marie Francois Raoult (1878) pada suatu larutan,
partikel-partikel zat terlarut akan menghalangi gerak molekul pelarut untuk berubah dari
bentuk cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan menjadi lebih rendah
dari tekanan uap jenuh larutan murni. Adapun bunyi Hukum Raoult yang berkaitan
dengan penurunan tekanan uap adalah sebagai berikut:
a. Penurunan tekanan uap jenuh tergantung pada jumlah partikel zat terlarut.
b. Penurunan tekanan uap jenuh berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut
sehingga semakin besar nilai fraksi mol zat terlarut maka tekanan uap larutan akan
semakin rendah.
P = Xp × Po
P = tekanan uap larutan
Po = tekanan uap pelarut murni
Xp = fraksi mol pelarut
Ingat !!!
Tentang keadaan awal / mula-mula (Po; Tfo; Tbo) = data pelarut murni (air, benzena,
alkohol, dsb)
i = 1 + ( n – 1) α
11
Larutan Non Elektrolit Larutan Elektrolit Lemah Larutan Elektrolit Kuat
1. Nilai α = 0 1. Nilai 0 < α < 1 1. Nilai α = 1
Jika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni hingga membentuk larutan
maka titik beku pelarut murni akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena molekul-
molekul pelarut sulit berubah menjadi fase cair karena partikel terlarut menghalangi
pergerakan partikel pelarut.
Menguap dapat terjadi pada suhu di bawah 100OC sedangkan mendidih hanya dapat
terjadi pada titik didih. Mendidih merupakan uap yang sudah naik pada permukaan dan
pecah di permukaannya. Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan
tekanan di permukaan (Jika tekanan uap sama dengan tekanan luar, maka gelembung uap
yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke permukaan menuju fase gas).
12
Jika air murni dipanaskan pada tekanan 1 atm (760 mmHg), maka air akan mendidih pada
suhu 100 oC. Jika pada suhu yang sama dilarutkan gula, maka tekanan uap air akan turun.
Jika semakin banyak gula yang dilarutkan, maka makin banyak penurunan tekanan uapnya.
Hal ini mengakibatkan larutan gula belum mendidih pada suhu 100 oC. Agar larutan gula
cepat mendidih, diperlukan suhu yang cukup tinggi, sehingga tekanan uap jenuhnya sama
dengan tekanan uap di sekitarnya.
Garis didih, garis beku, garis sublimasi dan titik tripel dapat dilihat pada gambar di atas.
Mengapa larutan (pelarut + zat terlarut) mendidih pada suhu yang lebih tinggi dan
membeku pada suhu yang lebih rendah dari pada pelarutnya? Pertanyaan ini dapat dijelaskan
secara teoritis dengan membandingkan diagram fase pelarut dengan diagram fase larutannya.
13
Diagram fase atau biasa disebut juga diagram P – T adalah diagram yang menyatakan
hubungan antara suhu (T) dan tekanan P dengan fase zat (padat, cair, dan gas). Diagram fase
menyatakan batas-batas suhu dan tekanan di mana suatu bentuk fase dapat stabil.
1. Garis didih
Garis B – C pada gambar di atas disebut garis didih. Garis didih merupakan transisi
fase cair – gas. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air akan
mendidih. Seperti yang kita ketahui bahwa titik didih tergantung pada tekanan gas di
permukaan. Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air mendidih pada suhu 100 oC. Jika terdapat
tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah dipastikan air akan
mendidih pada kisaran 0,0098 oC.
2. Garis beku
Garis B – D pada gambar di atas disebut garis beku. Garis beku merupakan transisi fase
cair – padat. Setiap titik pada garis ini menyatakan suhu dan tekanan di mana air dapat
membeku (es mencair). Pada tekanan 1 atm atau 760 mmHg, air membeku pada suhu 0 oC,
dan jika terdapat tempat di bumi ini yang mempunyai tekanan 4,58 mmHg, maka sudah
dipastikan air akan membeku pada kisaran 0,0098 oC. Titik beku dan titik didih pada
tekanan 4,58 mmHg mempunyai nilai yang sama, artinya titik didh = titik beku pelarut.
Perhatikan bahwa tekanan permukaan berpengaruh besar pada titik didih, tetapi sangat
kecil pengaruhnya terhadap titik beku. Garis B – D nyaris vertikal terhadap sumbu suhu.
3. Garis sublimasi
Garis A – B pada diagram fase di atas disebut garis sublimasi. Garis sublimasi
merupakan transisi fase pada gas. Setiap titik pada pada garis sublimasi menyatakan suhu
dan tekanan di mana zat padat dan uapnya dapat menyublim.
4. Titik tripel
Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi disebut titik tripel.
Titik tripel air adalah 0,0098 oC pada tekanan 4,58 mmHg. Pada titik tripelnya, ketiga
bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam kesetimbangan.
Mari kita bandingkan dengan diagram fase larutan dengan diagram fase pelarutnya
yaitu H2O, seperti tampak pada diagram P – T larutan berikut.
14
Larutan mempunyai tekanan uap lebih rendah dari pada pelarut murninya (dalam hal
ini air) yang dinyatakan sebagai ∆P. Oleh karena itu garis didih dan garis beku larutan berada
di bawah garis didih dan garis beku pelarutnya. Penurunan tekanan uap tersebut berpengaruh
terhadap titik didih dan titik beku larutan. Seperti yang tampak pada diagram P – T larutan di
atas, tekanan uap larutan belum 760 mmHg pada suhu 100 oC. Oleh karena itu larutan belum
mendidih. Larutan akan mendidih pada suhu di atas 100 oC yaitu ketika tekanan uapnya
mencapai 760 mmHg. Dengan kata lain, larutan mempunyai titik didih lebih tinggi dari pada
pelarutnya. Sebaliknya, penurunan tekanan uap menyebabkan titik beku larutan lebih rendah
dibandingkan dengan titik beku pelarutnya.
Sumber : http://www.jejaringkimia.web.id/
(Diunduh tanggal 16 Oktober 2018, pukul 09.33)
15
Gambar 1.11. Peristiwa Osmosis
Gambar di atas menampilkan dua larutan yang memiliki konsentrasi berbeda dengan
dibatasi oleh selaput semipermeabel. Larutan di kiri merupakan larutan encar yang
memilki tekanan osmotik rendah (hipotonik), sedangkan larutan di kanan merupakan
larutan pekat yang umumnya memilki tekanan osmotik yang pekat (hipertonik). Selaput
semipermeabel pada gambar hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tidak dapat
dilalui oleh molekul zat terlarut.
Molekul-molekul pelarut akan merembes dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat.
Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau
dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput semipermeabel disebut peristiwa
osmosis. Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga dicapai suatu kesetimbangan atau
hingga kedua larutan isotonis. Hal ini ditandai dengan berhentinya perubahan volume
larutan.
Perbedaan volume dua larutan pada kesetimbangan menghasilkan suatu tekanan yang
disebut tekanan osmosis. Tekanan osmosis dapat juga diartikan sebagai tekanan yang
diberikan untuk mencegah terjadinya peristiwa osmosis.
16
1.6 Penggunaan Sifat Koligatif dalam Kehidupan Sehari-Hari
17
tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang ditaburkan, akan semakin
banyak pula salju yang mencair.
e. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)
Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa
molekul relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung
pada konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut (G) serta nilai
penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat ditentukan.
3. Penerapan Tekanan Osmosis
a. Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik.
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain
disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis
lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah.
Cairan infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke
dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
c. Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur
digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba penyebab
makanan busuk yang berada di permukaan makanan.
d. Membasmi Lintah
Garam dapur dapat membasmi hewan lunak, seperti lintah. Hal ini karena garam
yang ditaburkan pada permukaan tubuh lintah mampu menyerap air yang ada dalam
tubuh sehingga lintah akan kekurangan air dalam tubuhnya.
18
dipaksa untuk merembes dari air asin ke dalam air murni melalui selaput yang
permeabel untuk air tetapi tidak untuk ion-ion dalam air laut. Tanpa tekanan yang cukup
besar, air secara spontan akan merembes dari air murni ke dalam air asin.
Penggunaan lain dari osmosis balik yaitu untuk memisahkan zat-zat beracun dalam
air limbah sebelum dilepas ke lingkungan bebas.
πV = n R T πV = n R T i
n n
π= RT π= RT i
V V
π = MRT π = MRT i
19
KONSEP MOL
M=
𝑛 M = konsentrasi zat (Satuan: M atau 𝑚𝑜𝑙⁄𝐿 atau 𝑚𝑚𝑜𝑙⁄𝑚𝐿)
𝑉 n = mol (mol) V = volume (Satuan Liter atau mL)
4. Volume Gas
a. Keadaan standar
V = n 22,4 𝐿⁄𝑚𝑜𝑙 STP (Standard Temperature and
Pressure)
V = n Vm Suhu 0 C dan tekanan 1 atm
Keadaan kamar
V = n 24 𝐿⁄𝑚𝑜𝑙
RTP (Room Temperature and
Pressure)
Suhu 25 C dan tekanan 1 atm
Latihan Soal
1. Tekanan uap air pada
100oC adalah 76 cmHg.
Berapakah tekanan uap
jenuh larutan glukosa
18 % pada suhu 100oC?
(Mr glukosa = 180)
21
3. Sebanyak 4 gram natrium
hidroksida dilarutkan
dalam 500 mL air,
hitunglah titik beku
larutan tersebut! (Ar H
=1, O = 16, Na = 23)
Kb = 0,52 oC/m
Kf =1,86 oC/m
Ar Mg = 24, Cl =35,5
22
C. Penilaian Diri
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Sifat Koligatif Larutan, berikut jawablah
pertanyaan pada tabel Penilaian Diri untuk mengukur keberhasilan kalian terhadap
penguasaan materi ini.
JAWABAN
NO PERTANYAAN
YA TIDAK
1 Saya dapat menghitung konsentrasi dalam satuan molaritas
2 Saya dapat menghitung konsentrasi dalam satuan molalitas
3 Saya dapat menghitung fraksi mol terlarut dan pelarut
Saya dapat menganalisa mengenai fenomena sifat koligatif
4
penurunan tekanan uap larutan
5 Saya dapat menghitung penurunan tekanan uap larutan
Saya dapat menganalisa hubungan fraksi mol terlarut dengan
6
tekanan uap larutan
Saya dapat menganalisa mengenai fenomena sifat koligatif
7
penurunan titik beku larutan
8 Saya dapat menghitung penurunan titik beku larutan
Saya dapat menganalisa mengenai fenomena sifat koligatif
9
kenaikkan titik didih larutan
10 Saya dapat menghitung kenaikkan titik didih larutan
Saya dapat menganalisa mengenai fenomena sifat koligatif
11
tekanan osmosis
12 Saya dapat menghitung tekanan osmosis
Saya telah memahami perbedaan jumlah partikel yang
13 dihasilkan oleh larutan non elektrolit, elektrolit kuat dan
elektrolit lemah
Saya dapat membedakan rumus sifat koligatif larutan elektrolit
14
dengan larutan non elektrolit.
Saya sudah memahami faktor Van’t Hoff, i = [1 + (n-1)α],
15
dimana n = jumlah ion yang dihasilkan dan α = derajat ionisasi
Saya sudah memahami bahwa larutan elektrolit ada yang biner
16
(n=2), terner (n =3), kuarterner (n = 4)
Saya dapat membedakan antara larutan elektrolit kuat
17 (memiliki α =1), elektrolit lemah (0 <α<1) dan non elektrolit
(α=0)
Saya dapat menggunakan faktor Van’t Hoff pada penghitungan
18 sifat koligatif: 1) penurunan titik beku, 2) kenaikan titik didih,
3) tekanan osmosis
23
Bila dalam menjawab pertanyaan di atas masih terdapat jawaban "Tidak", maka segera
lakukan pengulangan pembelajaran, terutama pada bagian yang masih terdapat jawaban
"Tidak".
D. Soal Pemahaman
1. Tekanan uap air pada 29oC adalah 30 mmHg. Pada suhu yang sama, larutan x gram
glukosa dalam 90 gram air mempunyai tekanan uap 29,41 mmHg. Hitunglah nilai x!
(Mr glukosa = 180)
2. Tentukan titik didih dan titik beku larutan 32 gram belerang, S8, yang dilarutkan dalam
400 gram asam asetat! Cairan asam asetat murni mendidih pada suhu 118,3oC dan
membeku pada suhu 16,6oC pada tekanan 1 atm. (Kb asam asetat = 3,1 oCm-1; Kf asam
asetat = 3,6 oCm-1; Ar S = 32)
3. Suatu larutan elektrolit biner mendidih pada 100,2oC. Tentukan titik beku larutan itu!
24
5. Ke dalam 1 liter air dilarutkan 60 gram urea (Mr = 60); 11,7 gram NaCl (Mr = 58,5) dan
11,1 gram CaCl2 (Mr = 111). Tentukan titik beku larutan itu! (Diketahui Kf air = 1,86
o
C/m)
6. Hitunglah tekanan osmotik larutan yang mengandung 17,1 gram sukrosa (C12H22O11)
dalam 1 liter larutan pada suhu 27oC! (Ar H = 1, C = 12, O = 16)
7. Tekanan osmotik darah manusia pada suhu 37 oC adalah 7,7 atm. Berapa gram NaCl
harus dilarutkan dalam 1 liter larutan sehingga pada 37 oC isotonik dengan darah
manusia? (Ar Na = 23 dan Cl = 35,5)
8. Tentukan kemolalan larutan 0,1 mol glukosa (C6H12O6) dilarutkan dalam 250 gram air!
9. Tentukan kadar larutan urea jika diketahui fraksi mol urea (CO(NH2)2 sebesar 0,4!
25
10. Ke dalam 600 gram air dilarutkan 1,8 gram glukosa (Mr = 180). Setelah ditambah
x gram urea (Mr = 60) menyebabkan larutan membeku pada suhu – 0,225 oC. Jika Kf
air = 1,86 oCm-1, tentukan nilai x!
11. Kuteks dibuat dengan cara mengencerkan 3,3 mL aseton, CH3COCH3 (ρ aseton =
0,789 g/mL) dengan air hingga mencapai 75 mL. Apabila massa jenis larutan
tersebut adalah 0,993 g/mL, tentukan kemolalan akhir jika ditambahkan aseton
sebanyak 4 gram dan air 50 mL! (Ar H = 1, C = 12, O =16)
12. Pada suhu 27 oC terdapat larutan glukosa 0,08 M. Tentukan massa sukrosa (Mr = 342)
yang harus dilarutkan sehingga terbentuk 2 Liter larutan sukrosa yang isotonis
dengan larutan glukosa pada suhu yang sama!
13. Sebanyak 25 gram suatu zat nonelektrolit dilarutkan dalam air membentuk volume
larutan sebesar 1,75 liter. Jika tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 25 oC adalah
5,45 atm, tentukan Mr zat non elektrolit tersebut!
26
14. Di pegunungan, air murni mendidih pada 97,4 oC. Hitunglah massa natrium
hidroksida (Mr = 40) yang harus ditambahkan dalam 1 kg air agar larutannya mendidih
pada suhu 100 oC! (Kb =0,52 oCm-1)
15. Sebanyak 100 gram asam oksalat (H2C2O4) dengan Mr = 90 dilarutkan dalam 500
mL air (Kf =1,86 oCm-1) kemudian membeku pada suhu -7,44 oC. Tentukan derajat
ionisasi asam oksalat tersebut!
16. Pada suhu tertentu tekanan uap air 97,5 mmHg. Jika ke dalam 540 gram air
ditambahkan 90 gram glukosa (Mr = 180), pada suhu yang sama tentukan tekanan
uap larutan!
17. Hitung kemolalan 200 mL larutan yang mengandung 10% massa KOH dengan
massa jenis sebesar 2,12 g/mL! (Ar H =1, O = 16, K =39)
27
18. Suatu zat organik tersusun dari 40% karbon, 6,6% hidrogen, dan sisanya oksigen. Jika
15 gram zat itu dilarutkan dalam 25 gram air dan Kf air = 1,86 oCm-1, ternyata
larutan itu membeku pada suhu – 6,2oC. Tentukan rumus molekul zat organik itu!
19. Apabila terdapat 518 gram larutan glukosa maka larutan itu membeku pada suhu
-0,372oC. Ke dalam larutan tersebut ditambahkan 11,7 gram NaCl, tentukan titik
beku larutan tersebut! (Kf air = 1,86oC/m, Mr glukosa = 180, Mr NaCl = 58,5)
20. Untuk menghitung massa molekul relatif protein maka dilakukan pengukuran tekanan
osmotik pada 25 mL larutan protein yang mengandung 3,5 gram protein terlarut. Jika
pada suhu 25oC tekanan osmotik 1,54 atm, maka tentukan massa molekul relatif
protein!
21. Sebanyak 30 gram senyawa elektrolit (Mr = 40) dilarutkan ke dalam 900 gram
air. Penurunan titik beku larutan ini adalah 3,1oC. Hitunglah massa senyawa yang
harus dilarutkan ke dalam 1,2 Kg air agar diperoleh penurunan titik beku setengah
dari semula!
28
E. Refleksi
Silakan tuliskan refleksi kalian selama mengikuti kegiatan pembelajaran kimia; Materi Sifat
Koligatif Larutan! (Refleksi ditulis dalam bentuk paragraf berdasarkan pertanyaan panduan
refleksi yang ada)
1. Apakah perilaku dan sikapku dalam belajar sudah mencerminkan apa yang ingin aku capai?
2. Apa yang sedang aku butuhkan saat ini (dalam belajar)?
3. Apa kata-kata yang membuatku memacu semangat belajarku?
4. Apa tantangan yang menghambatku mencapai target belajarku saat ini?
5. Bagaimana perasaanmu dalam mengikuti pembelajaran ini? Tuliskan kesan dan
masukanmu untuk Bu Odilia agar mengajar lebih baik lagi!
29