Anda di halaman 1dari 41

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : KIMIA


Satuan Pendidikan : SMA / MA
Kelas/Semester : XII-IPA
Nama Guru : LINA BUDIARTI,S.Pd
Sekolah : SMA NEGERI 3 SAPE
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 1-5 ( 2 JP untu Ulangan Harian)
Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (10 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit.
2. Kompetensi Dasar : Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat
koligatif larutan.
3. Indikator : - Menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan dan fraksi mol).
- Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum
Raoulth) dan larutan elektrolit.
- Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap
tekanan uap pelarut.
- Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan.
- Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan
zat terlarut melalui percobaan.
- Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan data percobaan.
- Mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat
terlarut melalui percobaan.
- Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan data percobaan.
- Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan
uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan.
- Menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta
terapannya.
- Menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-1
Siswa mampu menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan dan fraksi mol)..
Siswa mampu menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum
Raoulth) dan larutan elektrolit.
b. Pertemuan ke-2
Siswa mampu menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan
uap pelarut.
Siswa mampu menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan.
c. Pertemuan ke-3
Siswa mampu mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat
terlarut melalui percobaan.
Siswa mampu mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat
terlarut melalui percobaan.
d. Pertemuan ke-4
Siswa mampu menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan data percobaan.
Siswa mampu menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit
berdasarkan data percobaan.
Siswa mampu menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan.
e. Pertemuan ke-5
Siswa mampu menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya.
Siswa mampu menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit.
5. Materi Pembelajaran :
a. Konsentrasi larutan.
1) Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 kg (1000 gram) pelarut.
Untuk larutan dalam air, massa pelarut dapat dinyatakan dalam volume pelarut,
karena massa jenis air adalah 1 gram/mL. Molalitas dapat dirumuskan:

atau
2) Fraksi Mol (x)
Fraksi mol menyatakan perbandingan antara jumlah mol salah satu komponen
larutan dengan jumlah mol total. Bila n1 mol zat 1 bercampur dengan n2 mol zat 2

maka fraksi mol zat 1 (x1) dan fraksi mol zat 2 (x2) dinyatakan dengan persamaan:

atau
3) Normalitas
1 gram ekivalen adalah sejumlah massa dari suatu oksidator atau reduktor yang
dapat melepas atau mengikat 1 mol elektron. Normalitas larutan dinyatakan dengan
rumus:

b. Pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (Hukum Raoult) dan larutan elektrolit.
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada jumlah zat
terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. Yang termasuk sifat koligatif adalah
penurunan tekanan uap (P), kenaikan titik didih (Tb), penurunan titik beku (Tf), dan

tekanan osmosis (π).


c. Tekanan uap jenuh larutan.
Tekanan uap yang ditimbulkan pada saat tercapai kondisi kesetimbangan dinamakan
tekanan uap jenuh. Hukum Raoult menyatakan bahwa:
Penurunan tekanan uap jenuh larutan sama dengan hasil kali tekanan uap jenuh pelarut
murni terhadap fraksi mol zat terlarut, sedangkan tekanan uap jenuh larutan sama
dengan hasil kali tekanan uap jenuh pelarut murni dengan fraksi mol pelarut.
Pernyataan tersebut dapat dinyatakan secara matematis sebagai rumus:
P = Xt . P°

P = Xp .P°

P = P°. P
d. Titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit.
Titik didih suatu zat cair adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh zat cair tersebut
sama dengan tekanan luar. Titik didih normal adalah titik didih pada tekanan 76 cmHg.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tb = Tb – Tb0
Menurut Hukum Raoult:
Kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dan
kenaikan titik didih molal (Kb). Rumus:

 Tb = m . K b =

Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku
(Tf). Pernyataan tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

Tf = Tf0 – Tf
Nilai Kf atau tetapan penurunan titik beku molal bergantung pada jenis pelarut. Untuk

penurunan titik beku menurut Raoult:

Tf = m . Kf =

e. Diagram PT.
Diagram P – T berikut merupakan diagram kenaikan titik didih (Tb) dan penurunan titik

beku ( Tf)

f. Tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit.


Proses merembesnya pelarut dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat atau dari
pelarut murni ke suatu larutan disebut peristiwa osmosis. Menurut Van’t Hoff, besarnya
tekanan osmosis larutan encer sama dengan tekanan gas ideal.

atau  = MRT
g. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit.
Senyawa elektrolit (asam, basa, dan garam) di dalam air terurai menjadi ion-ionnya
sehingga jumlah partikel di dalam larutan menjadi lebih besar dibandingkan zat
nonelektrolit. Untuk konsentrasi yang sama, sifat koligatif larutan elektrolit lebih besar
dibanding larutan nonelektrolit karena pada larutan elektrolit dipengaruhi faktor van’t Hoff
yang besarnya:
i = 1 + (n – 1) α
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.

7. Kegiatan Pembelajaran (langkah-langkah Pembelajaran):


Pertemuan ke-1:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan
disajikan untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai penghitungan konsentrasi suatu larutan
(kemolalan dan fraksi mol) dan sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Raoulth)
dan larutan elektrolit.
2) Elaborasi
Siswa menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan, kemolaran, dan fraksi mol)
dan menghubungkannya dengan sifat koligatif larutan melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-2:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan
disajikan untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai pengaruh zat terlarut yang sukar menguap
terhadap tekanan uap pelarut serta penghitungan tekanan uap larutan berdasarkan
data percobaan.
2) Elaborasi
Siswa menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap
pelarut dan menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan melalui
diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-3:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan
disajikan untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai penurunan titik beku dan kenaikan titik didih suatu
zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk menentukan titik beku dan titik
didih larutan elektrolit dan non elektrolit dalam kerja kelompok di laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-4:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan
disajikan untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai penghitungan penurunan titik beku dan kenaikan
titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan serta
analisa diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku
dan kenaikan titik didih larutan.
2) Elaborasi
Siswa menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih larutan. Kemudian dilanjutkan dengan berlatih menghitung Tf dan
Tb larutan. Kemudian dilanjutkan dengan menganalisis diagram PT untuk
menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, dan kenaikan titik didih
larutan melalui diskusi kelas
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-5:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan
disajikan untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya
serta penghitungan tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit.
2) Elaborasi
Siswa menjelaskan pengertian osmosis, tekanan osmosis dan menghitung tekanan
osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit dan non elektrolit serta terapannya
melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.

8. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen:
Tes tertulis :
1. Hitunglah massa ekuivalen dari Ca(OH)2, (Mr Ca(OH)2 = 74)!
2. Tekanan uap suatu larutan pada suhu 70°C adalah 221,4 mm Hg. Larutan ini terdiri
dari 104 gram zat terlarut dan 450 gram air. Jika tekanan uap air pada suhu tersebut
233,7 mm Hg, tentukan:
a. penurunan tekanan uap larutan;
b. fraksi mol zat terlarut.
3. Hitunglah titik didih larutan yang terbentuk dari 18,5 g zat A (Mr = 74) dalam 500 g

air pada suhu 27 oC! (Kf = 1,86; Kb = 0,52)

Norma penilaian
Aspek Nilai
Penilaian Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. Massa 1 mol Ca(OH)2 = 74 gram
-
Setiap 1 mol Ca(OH)2 dapat menghasilkan 2 mol ion OH , maka 74 gram Ca(OH)2
-
setara dengan 2 mol ion OH . Jadi, 1 mol Ca(OH)2 = 2 mol ekivalen Ca(OH)2
Massa ekivalen Ca(OH)2 = 37 gram.

2. P = Po - P = (233,7 - 221,4) mmHg = 12,3 mmHg

P = Xt P0

12,3 mmHg = Xt 233,7 mmHg

X = = 0,053
3. Tb zat A = m x Kb

= x Kb

=
Tb zat A = 0,26

Tb zat A =100,26 Oc

9. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.

Mengetahui, Sape. Juli 2023


Kepala Sekolah Guru mapel Kimia

Abubakar H. Paiman,S.Pd LINA BUDIARTI,S.Pd


NIP. 196805031993031012 NIP. 198609292023212008
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 6-7
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit.
2. Kompetensi Dasar: Membandingkan antara sifat koligatif larutan non elektrolit dengan
sifat koligatif larutan elektrolit yang konsentrasinya sama berdasarkan
data percobaan.
3. Indikator : Menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non elektrolit.
4. Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan ke-6 dan 7
Siswa mampu menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non elektrolit.
5. Materi Pembelajaran :
Perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
Yang perlu diperhatikan:
a. Apabila konsentrasi larutan sama
1) larutan elektrolit mempunyai harga P, Tb, Tf,  lebih besar daripada nonelektrolit;

2) makin banyak ionnya (n makin besar), maka harga P, Tb, Tf,  dan juga makin

besar.
b. Apabila konsentrasi larutan tidak sama
Larutan yang memiliki (n x konsentrasi) besar akan memiliki harga P, Tb, Tf,  dan

yang besar pula, dengan syarat:


untuk larutan nonelektrolit  n = 1
untuk larutan elektrolit  n = jumlah ion
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-6 dan 7:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai melakukan analisa terhadap data percobaan untuk
membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
2) Elaborasi
Siswa menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan
elektrolit dan non elektrolit melalui diskusi kelompok.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
8. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
Di antara larutan berikut, manakah yang memiliki titik beku paling tinggi?
a. CaCO3 0,15 M

b. C6H12O6 0,2 M

c. Al2(SO4)3 0,1 M

d. C2H5OH 0,3 M

e. K3PO4 0,25 M

Norma penilaian
Aspek Nilai Maksimal
Penilaian
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
Karena konsentrasi larutan tidak sama, maka kita harus menghitung: (n x M) nya.
a. CaCO3 = 2 x 0,15 = 0,30

b. C6H12O6 = 1 x 0,2 = 0,2 Tf paling kecil

c. Al2(SO4)3 = 5 x 0,1 = 0,5

d. C2H5OH = 1 x 0,3 = 0,3

e. K3PO4 = 4 x 0,25 = 1,0

Larutan C6H12O6 memiliki Tf paling kecil sehingga Tf-nya paling besar.

10. Alat/Media/Sumber Belajar


a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 8-12
Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (10 x 45 menit

1. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia


dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
2. Kompetensi Dasar : Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem
elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya
dalam mencegah korosi dan dalam industri.
3. Indikator : - Menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron).
- Menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO).

- Menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui


percobaan.
- Menggambarkan susunan sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan fungsi
tiap bagiannya.
- Menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel
Volta.
- Menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta.
- Menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar.
- Menjelaskan prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan
(baterai, aki, dll).
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-8
Siswa mampu menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron).
b. Pertemuan ke-9
Siswa mampu menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi
(PBO).
c. Pertemuan ke-10
Siswa mampu menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan
melalui percobaan.
d. Pertemuan ke-11
Siswa mampu menggambarkan susunan sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan
fungsi tiap bagiannya.
Siswa mampu menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam
sel Volta.
Siswa mampu menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta.
Siswa mampu menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar.
e. Pertemuan ke-12
Siswa mampu menjelaskan prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam
kehidupan (baterai, aki, dll).

5. Materi Pembelajaran :
a. Persamaan reaksi redoks.
Salah satu manfaat dari konsep reaksi redoks adalah untuk menyetarakan persamaan
reaksi yang rumit. Persamaan reaksi sederhana dapat disetarakan dengan cara
mencoba-coba mengisi koefisien pada setiap rumus kimia dalam persamaan reaksi. Pada
reaksi yang rumit yang di dalamnya melibatkan lebih dari dua pereaksi, penyetaraan
reaksi sukar dikerjakan dengan cara mencoba-coba. Di dalam suatu persamaan reaksi
terkandung hukum-hukum interaksi materi, antara lain:
1) Hukum kekekalan massa
Suatu persamaan reaksi memenuhi hukum kekekalan massa apabila jumlah atom-
atom sebelum dan sesudah reaksi jumlahnya tetap, atau jumlah atom sebelum reaksi
sama dengan jumlah atom sesudah reaksi.
2) Hukum kekekalan muatan
Persamaan reaksi dianggap memenuhi hukum kekekalan muatan bila muatan sebelum
reaksi sama dengan muatan sesudah reaksi.
Persamaan reaksi dianggap tidak benar bila belum memenuhi kedua hukum interaksi
tersebut. Persamaan reaksi yang sudah memenuhi kedua persyaratan itu disebut
persamaan reaksi yang sudah setara, dan untuk membuat suatu reaksi yang belum
setara menjadi setara disebut dengan penyetaraan persamaan reaksi. Contoh reaksi
setara:

3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 6NO3-(aq) + 4H2O(l)

Penyetaraan suatu reaksi redoks dapat kita lakukan melalui dua macam metode, yaitu:
1) metode bilangan oksidasi,
2) metode setengah reaksi (metode ion-elektron).
b. Sel Volta.
Sel Volta terdiri dari logam Zn yang dicelupkan dalam ZnSO 4 dan logam Cu yang
dicelupkan dalam larutan CuSO4. Kedua larutan tersebut dihubungkan dengan jembatan
garam sedangkan kedua logam (logam Zn dan logam Cu) dihubungkan dengan alat
penunjuk arus yaitu voltmeter. Adapun proses terjadinya aliran elektron (listrik) adalah
sebagai berikut:
Logam zink akan melepas elektron dan berubah membentuk ion Zn2+ dan bergabung
dalam larutan ZnSO4. Elektron mengalir ke logam tembaga melalui kawat. Ion Cu 2+ dalam
larutan menerima elektron dan ion tersebut berubah membentuk endapan logam Cu.
Pembagian elektrode pada sel volta adalah sebagai berikut:
Katode : - Elektrode di mana terjadi reaksi reduksi (berarti logam Cu).
- Dalam sel volta disebut sebagai elektrode positif.
Anode : - Elektrode di mana terjadi reaksi oksidasi (berarti logam Zn).
- Dalam sel volta disebut sebagai elektrode negatif.
c. Aplikasi sel Volta dalam kehidupan.
Salah satu contoh paling umum dalam penggunaan sel elektrokimia dalam kehidupan
sehari-hari adalah baterai (sumber arus searah). Sumber arus searah dibedakan menjadi
dua, yaitu sel primer dan sel sekunder. Sel primer merupakan sel yang reaksinya tidak
dapat balik (irreversible), sehingga bila sudah habis tidak dapat diisi ulang. Misalnya, sel
kering (batu baterai, baterai alkalin atau baterai perak oksida yang biasa digunakan dalam
arloji atau kalkulator). Sel sekunder merupakan sel yang reaksinya dapat balik
(reversible). Misalnya aki, baterai nicad, dan baterai litium.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-8:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai penyetaraan reaksi redoks dengan cara setengah
reaksi (ion elektron).
2) Elaborasi
Siswa menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion
elektron) melalui diskusi kelas kemudian dilanjutkan dengan berlatih menyetarakan
reaksi redoks secara individu.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-9:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai penyetaraan reaksi redoks dengan cara perubahan
bilangan oksidasi (PBO).
2) Elaborasi
Siswa menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan
oksidasi (PBO) melalui diskusi kelas kemudian dilanjutkan dengan berlatih
menyetarakan reaksi redoks secara individu.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-10:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara
spontan melalui percobaan.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan sel volta dalam kerja kelompok di
laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-11:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai susunan sel Volta atau sel Galvani dan
menjelaskan fungsi tiap bagiannya, bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi
redoks dalam sel Volta, lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta serta
perhitungan potensial sel berdasarkan data potensial standar.
2) Elaborasi
Siswa berlatih menghitung harga Eo sel.

3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-12:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan
dalam kehidupan (baterai, aki, dll).
2) Elaborasi
Siswa melalui diskusi kelas menjelaskan prinsip sel Volta yang banyak digunakan
dalam kehidupan (baterai, aki, dll).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
8. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :

1. Suatu sel Volta tersusun dari elektrode Ba dalam larutan Ba 2+ (1M) dan elektrode Ca

dalam larutan Ca2+ (1M), jika diketahui:

Ba2+(aq) + 2e- → Ba(s) Eo = - 2,90 V

Ca2+(aq) + 2e- → Ca(s) Eo = - 2,76 V

Tentukan:
a. Anode dan katode.

b. Potensial sel (Eosel ).

c. Reaksi pada anode, katode, reaksi sel, dan notasi selnya.


2. Perhatikan reaksi-reaksi berikut:
a. Ni + 2 NaCl → NiCl2 + 2 Na

b. Mn + Ni2+ → Mn2+ + Ni
c. Cu + Ag2SO4 → CuSO4 + 2 Ag

Dari ketiga reaksi di atas tentukan manakah reaksi yang berjalan spontan pada kondisi
standar!
3. Perhatikan reaksi berikut:

Cu2+ + Fe → Cu + Fe2+
Dari reaksi di atas hitunglah harga potensial selnya serta tentukan apakah reaksi
tersebut dapat berlangsung spontan jika diketahui:

Fe2+ + 2e- → Fe Eo = - 0,41 V

Cu2+ + 2e- → Cu Eo = + 0,34 V


Norma penilaian
Aspek Nilai
Penilaian Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. a. Katode : Ca (mempunyai Eo lebih tinggi sehingga sebagai kutub positif)

Anode : Ba (mempunyai Eo lebih rendah)

b. Eosel = Eokatode - Eoanode

= EoCa - EoBa = -2,76 - (-2,90) V = +0,14 V

c. Reaksi yang terjadi:


Anode : Ba(s) → Ba2+(aq) + 2e- Eo = +2,90 V

Katode : Ca2+(aq) + 2e- → Ca(s) Eo = -2,76 V

Reaksi sel : Ba(s) + Ca2+(aq) → Ba2+(aq) + Ca(s) Eo = 0,14 V

Notasi sel: Ba(s) l Ba2+ ll Ca2+(aq) l Ca(s) Eosel = 0,14 V


2. Berdasarkan deret Volta dapat disimpulkan bahwa:
a. Reaksi berlangsung.
b. Reaksi berlangsung.
c. Reaksi tidak bisa berlangsung.
3. Cu2+ + Fe → Cu + Fe2+

Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi = +0,34 - (-0,41) = +0,75 V

Reaksi berlangsung spontan karena Eo sel harganya positif.


10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 13-15
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia


dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
2. Kompetensi Dasar : Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis.
3. Indikator : - Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis
melalui percobaan.
- Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan
dengan elektroda aktif maupun elektroda inert.
- Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui
percobaan.
- Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-13
Siswa mampu mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis
melalui percobaan.
b. Pertemuan ke-14
Siswa mampu menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau
cairan dengan elektroda aktif maupun elektroda inert.
c. Pertemuan ke-15
Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui
percobaan.
Siswa mampu menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi.
5. Materi Pembelajaran :
a. Reaksi elektrolisis
Berlawanan dengan sel Volta, dalam sel elektrolisis energi listrik dimanfaatkan untuk
menjalankan reaksi redoks yang tidak spontan. Sel elektrolisis merupakan perangkat yang
digunakan dalam proses elektrolisis yang terdiri dari sumber arus searah, elektrode positif
dan elektrode negatif. Elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut anode, sedang
elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi disebut katode.
1) Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik.
2) Komponen utama sel elektrolisis adalah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus
searah.
Perhatikan gambar susunan sel elektrolisis berikut:
Arus listrik dari sumber arus searah mengalir ke dalam larutan melalui katode atau
elektrode negatif. Pada katode ini terjadi reaksi reduksi dari spesi tertentu yang ada
dalam larutan. Spesi tertentu yang lain mengalami oksidasi di anode atau elektroda
positif. Katode tempat terjadi reaksi reduksi sedangkan anode tempat terjadi reaksi
oksidasi. Katode merupakan elektrode negatif, sedangkan anode merupakan elektrode
positif.
Dalam peristiwa elektrolisis, reaksi yang tidak spontan dijalankan dengan
menambahkan energi (arus listrik) untuk mendorong agar reaksi tersebut dapat
berjalan. Oleh karena itu, zat hasil reaksi di kutub positif (anode) ditentukan oleh zat-
zat apa yang ada di sekitar anode yang paling mudah mengalami oksidasi, bahkan
anodenya sendiri dapat mengalami oksidasi; sedangkan reaksi yang terjadi pada
katode tergantung zat apa yang paling mudah direduksi di katode.
b. Korosi
Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Dalam kehidupan sehari-hari, besi yang
teroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O4xH2O.

Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi


bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada
permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:

Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e- Eo =

+0,44 V

O2(g) + 2H2O(l) + 4e- → 4OH-(aq) Eo

= +0,40 V

Reaksi sel: Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → Fe2+(aq) + 4OH-(aq) Eoreaksi = 0,84

Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi:

4Fe2+(aq) + O2(g) + (4 + 2n)H2O → 2Fe2O3.nH2O + 8H+(aq)

Faktor-faktor yang mempercepat korosi:


1) Air dan kelembaban udara.
2) Elektrolit.
3) Permukaan logam yang tidak rata.
4) Terbentuknya sel elektrokimia.
Cara memperlambat korosi:
1) Mengontrol atmosfir agar tidak lembab dan banyak oksigen .
2) Perlindungan katodik dengan cara menghubungkan logam tersebut dengan logam
yang potensial elektrodenya sangat rendah (biasanya Mg).
3) Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara. Pencegahan ini
dilakukan dengan mengecat, melapisi dengan plastik, memberi minyak atau gemuk,
galvaniser, elektroplating, sherardizing atau membuat alloy atau paduan logam

6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-13:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi
elektrolisis.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengamati reaksi yang terjadi di
anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis melalui kerja kelompok di laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-14:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana menuliskan reaksi yang terjadi di anoda
dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda aktif maupun elektroda inert.
2) Elaborasi
Siswa berlatih menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau
cairan dengan elektroda aktif maupun elektroda inert.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-15:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi
serta beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya korosi melalui kerja di laboratorium kemudian dilanjutkan
dengan erancang beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi melalui diskusi
kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Suatu larutan BaSO4 dielektrolisis dengan arus listrik sebesar 0,85 F. Berapakah

massa logam Ba yang terendapkan di katode pada reaksi tersebut? (Ar Ba = 137)
2. Hitunglah berapa banyak logam Cr yang diendapkan di katode jika dalam sebuah
percobaan seorang siswa melakukan elektrolisis selama 90 menit dengan kuat arus 10
Ampere pada larutan CrCl3!
(Ar Cr = 52; Cl = 35,5)
3. Dalam sebuah eksperimen, dua sel larutan perak nitrat dan larutan tembaga (II) sulfat
disusun secara seri dan dilaliri arus listrik. Jika dari eksperimen tersebut dihasilkan 5,4
gram logam Ag, tentukan massa logam Cu yang terendapkan! (Ar Ag = 108; Ar Cu =
63,5)
Norma penilaian
Aspek Nilai
Penilaian Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. BaSO4 → Ba2+ + SO42-

nBa = 2

eBa = = 68,5
W = e F = 68,50,85 = 58,23 gram
2. Muatan listrik yang digunakan adalah :
10 A x (90 x 60) detik = 54.000 A detik
= 54.000 C
Elektron yang dihasilkan adalah :

mol = 0,560 mol e-


Reaksi yang terjadi di katode adalah :
Cr3+(aq) + 3e- → Cr(s)

3 mol 1 mol
Secara stoikiometris dari persamaan reaksi dapat dilihat bahwa setiap 3 mol elektron
akan menghasilkan 1 mol logam kromium. Jadi, massa Cr yang terbentuk: x 0,56 x Ar
Cr = x 0,56 x 52 gram = 9,71 gram

3.
WCu = = 1,588 g

Jadi, banyaknya logam Cu yang mengendap sebesar 1,588 gram.


10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 16-18
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia


dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari.
2. Kompetensi Dasar : Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit.
3. Indikator : - Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis.
- Menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-16
Siswa mampu menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis.
b. Pertemuan ke-17 dan 18
Siswa mampu menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu
logam.
5. Materi Pembelajaran :
a. Hukum Faraday I
“Massa zat yang dihasilkan di elektrode pada peristiwa elektrolisis berbanding lurus
dengan jumlah listrik yang dialirkan selama elektrolisis berlangsung”.

Rumus: m = e . F atau m =
b. Hukum Faraday II
“Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis berbanding lurus dengan massa ekivalen
zat itu.”

Rumus: atau =
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-16:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel
elektrolisis.
2) Elaborasi
Siswa menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis melalui
diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-17 dan 18:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian
suatu logam.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan tentang proses penyepuhan logam
dalam kerja kelompok di laboratorium kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan
aplikasi sel elektrolisis dalam proses penyepuhan dan pemurnian logam di industri
melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Hitunglah berat logam Cu yang mengendap pada katoda, jika larutan CuSO 4
dielektrolisis dengan listrik sejumlah 0,5 F! (Ar Cu = 64)
2. Ke dalam 2 sel, 1 liter larutan NiSO 4 dan 1 liter larutan KCl yang disusun secara seri,
dialirkan arus listrik sampai pH larutan KCl = 12. Jika Ar Ni = 59, tentukan banyaknya
logam Ni yang mengendap!
3. Arus listrik sebesar 0,04 Faraday dialirkan melalui 1 liter larutan ZnSO 4 0,1 M.
Hitunglah konsentrasi Zn2+ dan SO yang tinggal dalam larutan!
Norma penilaian
Aspek Nilai Maksimal
Penilaian
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100
Kunci jawaban :
2+ 2-
1. CuSO4 → Cu + SO4

nCu = 2

eCu = = 32
m = e x F = 32 x 0,5 = 16 gram
2+
2. NiSO4 berarti Ni maka n = 2

pH larutan hasil elektrolisis KCl = 12, berarti pH basa, maka:


pH = 12 berarti pOH= 14 - 12 = 2
- -2
[OH ] = 10 mol/L

- -2
mol OH = 10 (ini merupakan )
-
Harga n untuk OH sebesar 1, maka:

mNi =

-2
= 10 = 0,295 gram
Jadi, banyaknya Ni yang mengendap = 0,295 gram.
2+
3. Konsentrasi Zn dan SO yang tinggal (sisa) dalam larutan:
2+
- mol Zn mula-mula :
2+
ZnSO4 → Zn + SO

0,1 mol 0,1 mol


2+
- mol Zn yang bereaksi (didasarkan dari reaksi pada katoda)
2+ -
2Zn + 4e → 2 Zn
↓ ↓
? 0,04

2+
mol Zn = x 0,04 = 0,02 mol
2+
- Jadi, mol Zn sisa = (0,1 – 0,02) mol
= 0,08 mol
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 19
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 45 menit

1. Standar Kompetensi : Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan


bahayanya serta terdapatnya di alam.
2. Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kelimpahan unsur-unsur utama dan transisi di
alam dan produk yang mengandung unsur tersebut.
3. Indikator : - Mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur yang ada di alam terutama di
Indonesia (gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon,
belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen).
- Mengidentifikasi produk-produk yang mengandung zat tersebut.
4. Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan ke-19
Siswa mampu mengidentifikasi keberadaan unsur-unsur yang ada di alam terutama di
Indonesia (gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang,
krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen).
Siswa mampu mengidentifikasi produk-produk yang mengandung zat tersebut.
5. Materi Pembelajaran :
a. Unsur-unsur golongan utama dan transisi
Berikut berbagai logam mineral dan bentuk persenyawaannya yang biasa ditemui di alam.
Tipe
Senyawa Mineral
Logam bebas Ag, Au, Bi, Cu, Pd, Pt
Karbonat BaCO3 (witerit), CaCO3 (kalsit, batu kapur), MgCO4 (magnesit),
CaCO3.MgCO3 (dolomit), PbCO3 (serusit), ZnCO3 (smitsonit)
Halida CaF2 (fluorit), NaCl (halit), KCl (silvit), Na3AlF6 (kriolit)
Oksida Al2O3.2H2O (bauksit), Al2O3 (korundum), Fe2O3 (hematit), Fe3O4
(magnetit), Cu2O (kuprit), MnO2 (pirolusit), SnO2 (kasiterit), TiO2 (rutil),
ZnO (zinkit)
Fosfat Ca3(PO4)2 (batu fosfat), Ca5(PO4)3OH (hidroksiapatif)
Silikat Be3Al2Si6O18 (beril), ZrSiO4 (sirkonit), NaAlSi3O8 (albit), Mg3(Si4O10)
(OH)2 (talk)
Sulfida Ag2S (argentit), CdS (greenokit), Cu2S (kalkosit), FeS2 (pirit), HgS
(cinnabar), PbS (galena), ZnS (sfalerite)
Sulfat BaSO4 (barit), CaSO4 (anhidrit), PbSO4 (anglesit), SrSO4 (selestit),
MgSO4.7H2O (epsomit)
Kelimpahan unsur atau senyawa di dalam air laut
Nama Rumus Kimia Kelimpahan
Unsur/Senyawa (g/Ton)
Klorin Cl 18,98
Natrium Na 10,56
Natrium Sulfat Na2SO4 2,65
Magnesium Mg 1,27
Kalsium Ca 400
Kalium K 380
Bromin Br 65
Asam Borat H3BO3 26
Strontium Sr 8
Fluorin F
Komposisi atmosfir pada lapisan yang dekat dengan permukaan bumi menunjukkan
bahwa gas nitrogen (N2) merupakan komponen yang terbanyak, disusul oleh gas oksigen

(O2) dan gas-gas lain.

Persentase kelimpahan unsur atau senyawa di udara

Nama Unsur/Senyawa Rumus Kimia Kelimpahan (%)


Nitrogen N2 78,084
Oksigen O2 20,940
Argon Ar 0,934
Karbon dioksida CO2 0,0314
Neon Ne 0,0018
Helium He 0,00052
Metana CH4 0,0002
Kripton Kr 0,0001
Hidrogen H2 0,00005
Dinitrogen monoksida N 2O 0,00005
Xenon Xe 0,000008
Lain-lain - 0,00787

Unsur-unsur yang paling melimpah di kulit bumi adalah oksigen, silikon, dan aluminium.
Besi (Fe) merupakan unsur keempat terbanyak di bumi dan unsur logam kedua terbanyak
setelah aluminium.
b. Pembuatan dan Manfaat Beberapa Unsur Logam dan Senyawa
1) Penggunaan natrium dan senyawa natrium
Na : sebagai cairan pendingin (coolant) pada reaktor atom, lampu penerangan
jalan raya.
NaCl : Sebagai bahan baku pembuat natrium, klorin, NaOH, Na 2CO3, untuk

pengawetan ikan dan daging, regenerasi alat pelunak air, pengolahan kulit,
sebagai garam dapur.
NaOH : digunakan pada industri sabun, detergen, pulp (kertas); untuk pengolahan
bauksit, tekstil, plastik, pemurnian minyak bumi, membuat senyawa natrium
lain (NaClO).
2) Kegunaan magnesium
- Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
- MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat

pencahar (laktasif usus).


- Magnesium dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada
fotografi (blitz).
3) Kegunaan aluminium
- Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga banyak
digunakan untuk peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka
bangunan.
- Pelapisan kemasan biskuit, cokelat, dan rokok.
- Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan, banyak
digunakan pada pembuatan pesawat terbang.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-19:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai keberadaan unsur-unsur yang ada di alam terutama
di Indonesia (gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon,
belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen) serta produk-produk yang
mengandung zat tersebut.
2) Elaborasi
Siswa membuat daftar (tabel) keberadaan unsur-unsur dan produk yang mengandung
unsur-unsur gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon,
belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen, dan nitrogen secara individu di rumah
dan dipresentasikan. (Pembahasan lebih ditekankan pada unsur-unsur atau
senyawanya yang dihasilkan oleh daerah bersangkutan).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
8. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Sebutkan kegunaan yang paling banyak dari unsur-unsur atau senyawa-senyawa
berikut:
a. magnesium c. intan
b. aluminium d. amoniak
2. Bagaimanakah kelimpahan unsur-unsur di udara?
3. Terdiri dari campuran apakah magnelium yang biasa digunakan untuk bahan
pembuatan pesawat terbang?
Norma penilaian
Aspek Nilai
Penilaian Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. Kegunaan dari:
a. Magnesium:
- Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
- Mg(OH)2, dapat digunakan sebagai obat maag karena dapat menetralkan
kelebihan asam lambung (HCl) dan juga sebagai bahan pasta gigi.
- MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat
pencahar (laktasif usus).
b. Aluminium:
- Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga
banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai
kerangka bangunan.
- Pelapisan kemasan biskuit, cokelat, dan rokok.
- Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan,
banyak digunakan pada pembuatan pesawat terbang.
c. Intan
Intan digunakan untuk perhiasan, membuat alat pemotong (kaca), gerinda, mata
bor, dan untuk membuat ampelas.
d. Amoniak
- Membuat pupuk (urea: CO (NH2)2, ZA: (NH4)2SO4).

- Membuat senyawa lain (HNO3, NH4Cl, NH4NO3).

- Pendingin pada pabrik es.


- Sebagai bahan bakar roket (hidrazin: N2H2).

2. Persentase kelimpahan unsur atau senyawa di udara


Nama Unsur/Senyawa Rumus Kimia Kelimpahan (%)
Nitrogen N2 78,084
Oksigen O2 20,940
Argon Ar 0,934
Karbon dioksida CO2 0,0314
Neon Ne 0,0018
Helium He 0,00052
Metana CH4 0,0002
Kripton Kr 0,0001
Hidrogen H2 0,00005
Dinitrogen monoksida N 2O 0,00005
Xenon Xe 0,000008
Lain-lain - 0,00787

3. Magnelium merupakan cam,uran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat
dan ringan, banyak digunakan pada pembuatan pesawat terbang.
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 21-27
Alokasi Waktu : 7 x pertemuan (14 x 45 menit

1. Standar Kompetensi : Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan


bahayanya serta terdapatnya di alam.
2. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia unsur
utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna,
kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya.
3. Indikator : - Mengidentifikasi sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur utama dan unsur
transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, dan sifat khusus
lainnya).
- Mengidentifikasi sifat-sifat kimia (kereaktifan, kelarutan) melalui percobaan.
- Mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida
melalui percobaan.
- Mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah)
melalui percobaan.
- Mengidentifikasi keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur periode
ketiga melalui percobaan.
- Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur periode
keempat.
- Menjelaskan cara menghilangkan kesadahan air melalui percobaan.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-20 dan 21
Mengidentifikasi sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur utama dan unsur transisi (titik
didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, dan sifat khusus lainnya).
b. Pertemuan ke-22
Mengidentifikasi sifat-sifat kimia (kereaktifan, kelarutan) melalui percobaan.
c. Pertemuan ke-23
Mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida melalui
percobaan.
d. Pertemuan ke-24
Mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) melalui
percobaan.
e. Pertemuan ke-25
Mengidentifikasi keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur periode ketiga melalui
percobaan.
f. Pertemuan ke-26
Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur periode keempat.
g. Pertemuan ke-27
Menjelaskan cara menghilangkan kesadahan air melalui percobaan.

5. Materi Pembelajaran :
Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur
a. Sifat Fisis
1) Volume dan Jari-Jari Atom
Volume atom bergantung pada tiga faktor, yaitu:
a) Jumlah kulit
b) Tarikan inti terhadap kulit elektron
c) Gaya tolak antarelektron pada kulit terluar.
2) Titik Didih dan Titik Lebur
Dalam satu periode dari golongan IA sampai golongan IVA cenderung naik dan turun
secara tajam pada golongan VA, kemudian turun secara teratur sampai golongan gas
mulia (golongan VIIIA). Keperiodikan titik didih mempunyai pola yang sama dengan
pola perubahan titik lebur.
3) Energi Ionisasi
Energi ionisasi (EI) atau potensial ionisasi adalah besarnya energi yang diperlukan
oleh suatu atom dalam wujud gas untuk melepaskan elektron yang terikat paling
lemah. Besarnya energi ionisasi dipengaruhi oleh ukuran atom (jari-jari atom), muatan
inti, dan efek pelindung kulit elektron dan kedudukan elektron dalam orbital elektron.
4) Afinitas Elektron
Energi yang dilepaskan jika suatu atom dalam wujud gas menerima (menarik) elektron
membentuk ion negatif disebut afinitas elektron. Besarnya afinitas elektron suatu atom
dipengaruhi oleh ukuran dan muatan inti.
5) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan suatu atom menunjukkan kecenderungan suatu atom untuk
menarik pasangan elektron yang digunakan bersama dalam pembentukan ikatan
dengan atom lain. Atom yang mempunyai kemampuan menarik pasangan elektron
lebih kuat daripada atom yang berikatan dengannya diberi harga skala
keelektronegatifan lebih besar.
6) Sifat Magnetik
Sifat magnet suatu atom unsur berkaitan dengan struktur elektronnya, sesuai dengan
aturan Aufbau, larangan Pauli, dan aturan Hund.
b. Sifat Kimia
1) Kereaktifan Unsur
Sepanjang periode, unsur-unsur yang terletak pada golongan IA dan IIA sangat reaktif.
Hal itu disebabkan unsur-unsur tersebut mempunyai energi ionisasi rendah, sehingga
mempunyai kecenderungan mudah membentuk ion positif (kation). Unsur-unsur
golongan VIIA juga sangat reaktif karena afinitas elektronnya tinggi, sehingga
mempunyai kecenderungan untuk menarik elektron dan menjadi ion negatif (anion).
2) Kelarutan Senyawa
Kelarutan suatu zat di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran
partikelnya (molekul atau ion), energi kisi kristalnya dan energi hidrasinya. Zat-zat yang
energi kisinya rendah dan energi hidrasinya tinggi akan mempunyai kecenderungan
mudah larut dalam air; sedangkan bila energi kisinya besar, tetapi energi hidrasinya
rendah cenderung sukar larut dalam air.
3) Sifat Asam dan Basa
+
Kekuatan asam dan basa dapat diprediksi dari kekuatan ikatan antara proton (H )
dengan gugus atom pusat yang mengikatnya. Semakin kuat ikatan terhadap proton
semakin lemah sifat suatu asam.
4) Daya Polarisasi
Daya mempolarisasi kation ditentukan oleh perbandingan muatan kation terhadap jari-
jari kation. Daya polarisasi ini kuat bila muatan ionnya besar, tetapi jari-jari kationnya
kecil.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-20 dan 21:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur utama dan
unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, dan sifat khusus
lainnya).
2) Elaborasi
Siswa melalui diskusi kelas dan pengamatan mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-
sifat kimia unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan,warna,
kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-22:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat kimia unsur (kereaktifan, kelarutan).
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk sifat-sifat kimia unsur (kereaktifan,
kelarutan) kemudian dilanjutkan dengan menyimpulkan sifat-sifat kimia unsur
(kereaktifan, kelarutan).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-23:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi
halida melalui percobaan.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi daya
pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida dalam kerja kelompok di laboratorium
kemudian dilanjutkan dengan menyimpulkan daya pengoksidasi halogen dan daya
pereduksi halida.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-24:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan
alkali tanah) melalui percobaan dan melakukan demonstrasi reaksi logam natrium
dalam air.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi reaksi nyala
senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) dalam kerja kelompok di
laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-25:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur
periode ketiga.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi keteraturan sifat
unsur-unsur periode ketiga dalam kerja kelompok di laboratorium kemudian dilanjutkan
dengan menyimpulkan keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur periode ketiga.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-26:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur
periode keempat.
2) Elaborasi
Siswa mengkaji sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur transisi periode keempat.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-27:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai cara menghilangkan kesadahan air.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki dan menghilangkan
kesadahan air dalam kerja kelompok di laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
8. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Halogen merupakan unsur nonlogam yang paling mudah mengalami reaksi. Jelaskan
pernyataan tersebut berkaitan dengan konfigurasi elektron dan afinitas elektronnya!
2. Golongan alkali merupakan golongan logam yang dapat membentuk senyawa dengan
unsur lain dengan membentuk ikatan ionik. Jelaskan kecenderungan kelarutan
senyawa-senyawa logam alkali dari lithium hingga fransium!
3. Tentukan manakah yang lebih tinggi antara titik didih dan titik leleh logam-logam alkali
dengan logam alkali tanah serta jelaskan alasannya!

Norma penilaian
Aspek Nilai
Penilaian Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. Halogen merupakan unsur non logam paling reaktif, hal itu didukung oleh beberapa
faktor, antara lain:
- Konfigurasi elektronnya, dengan adanya sebuah elektron tak berpasangan
memungkinkan halogen dengan mudah membentuk ikatan kovalen.
- Afinitas elektron yang tinggi mengakibatkan halogen mudah membentuk ion negatif
dan membentuk senyawa dengan berikatan ion.
2. Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air,
dengan raksa membentuk amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Logam alkali
dapat larut dalam amonia pekat (NH3), diperkirakan membentuk senyawa amida.
Contoh:
Na(s) + NH3(l)  NaNH2(s) + H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen
yang mudah terbakar. Oleh karena itu, bila logam alkali dimasukkan ke dalam air akan
terjadi nyala api di atas permukaan air. Dalam amonia yang sangat murni akan
membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan sumber elektron yang tersolvasi
(larutan elektron).
3. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada logam alkali karena
logam alkali tanah mempunyai 2 elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat.
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 28-29
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi : Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan


bahayanya serta terdapatnya di alam.
2. Kompetensi Dasar : Menjelaskan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-
unsur dan senyawanya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Indikator : - Menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur (seperti gas mulia, halogen,
alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng,
besi, oksigen dan nitrogen) serta senyawanya dalam kehidupan sehari-hari
dan industri.
- Menjelaskan pembuatan unsur dan senyawanya di laboratorium dan industri
(misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3, dan O2).
- Menentukan komposisi unsur dalam pupuk.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-28
Siswa mampu menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur (seperti gas mulia,
halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng,
besi, oksigen dan nitrogen) serta senyawanya dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
b. Pertemuan ke-29
Siswa mampu menjelaskan pembuatan unsur dan senyawanya di laboratorium dan
industri (misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3, dan O2).
Siswa mampu menentukan komposisi unsur dalam pupuk..
5. Materi Pembelajaran :
Pembuatan dan Manfaat Beberapa Unsur Logam dan Senyawa
a. Penggunaan natrium dan senyawa natrium
Na : sebagai cairan pendingin (coolant) pada reaktor atom, lampu penerangan jalan
raya.
NaCl : Sebagai bahan baku pembuat natrium, klorin, NaOH, Na2CO3, untuk

pengawetan ikan dan daging, regenerasi alat pelunak air, pengolahan kulit,
sebagai garam dapur.
NaOH : digunakan pada industri sabun, detergen, pulp (kertas); untuk pengolahan
bauksit, tekstil, plastik, pemurnian minyak bumi, membuat senyawa natrium lain
(NaClO).
b. Kegunaan magnesium
- Pencegah korosi pipa besi di tanah dan dinding kapal laut.
- MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar

(laktasif usus).
- Magnesium dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada
fotografi (blitz).
c. Kegunaan aluminium
- Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga banyak
digunakan untuk peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka bangunan.
- Pelapisan kemasan biskuit, cokelat, dan rokok.
- Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan, banyak
digunakan pada pembuatan pesawat terbang.
d. Pembuatan besi.
Bahan yang digunakan dalam pengolahan besi: bijih besi, kokas (C), dan batu kapur
(CaCO3). Kokas berfungsi sebagai reduktor. Batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu

bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih besi dan memisahkan pengotor
dalam bentuk cairan kental yang disebut terak (slag).
Reaksi:
C(s) + O2 → CO2(g) + kalor

CO2(g) + C(s) → 2CO

Reduksi bijih besi :


Tahap 1 : 3Fe2O3 + CO → 2Fe3O4 + CO2

Tahap 2 : Fe3O4 + CO → 3FeO + CO2

Tahap 3 : FeO + CO → Fe + CO2

Kegunaan besi
1) Untuk membuat baja (digunakan pada mainan anak, perkakas dapur, konstruksi
bangunan)
2) Untuk membuat baja tahan karat atau stainless steel (paduan dari Fe dan Cr 14 –
18%)
3) Sebagai pigmen warna biru pada cat (Fe4[Fe(CN)6]3).

4) Sebagai tinta cetak biru (blue print) pada gambar rancang bangun (Fe3[Fe(CN)6]2).

5) Sebagai tablet penambah darah (FeCl3).

Peleburan ulang besi-baja


Baja merupakan besi dengan kadar karbon sekitar 1-4% dan kadang-kadang ditambah
logam lain untuk memberi sifat khusus, misalnya kromium, nikel, titanium, dan vanadium.
Baja mempunyai sifat keras dan ulet sehingga cocok untuk bahan konstruksi.
Proses pembuatan baja dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
1) Menurunkan kadar karbon dalam besi gubal dari 3-4% menjadi 0-1,5%, yaitu dengan
mengoksidasikannya dengan oksigen.
2) Membuat Si, Mn, dan P serta pengotor lain melalui pembentukan terak.
3) Menambahkan logam aliase, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan W sesuai dengan jenis
baja yang diinginkan.
Baja dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
1) Baja karbon, terdiri atas besi dan karbon.
2) Baja tahan karat (stainless steel), mempunyai kadar karbon yang rendah dan
mengandung sekitar 14% kromium.
3) Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat
yang diinginkan.
e. Pembuatan amoniak
Amoniak dibuat dari gas nitrogen dan hidrogen menurut proses Haber-Bosch:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)

Reaksi berlangsung pada suhu ± 550°C dan tekanan ± 300 atm, dengan katalisator terdiri
atas serbuk besi dengan campuran Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.

Di laboratorium, amoniak dibuat dari reaksi garam amoniak dengan basa kuat.
Reaksi: (NH4)2SO4(s) + Ca(OH)2(s) → CaSO4(s)+ 2NH3(g) + 2H2O(l)

4. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
5. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-28:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai manfaat dan dampak unsur-unsur (seperti gas
mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom,
tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen) serta senyawanya dalam kehidupan
sehari-hari dan industri.
2) Elaborasi
Siswa membuat daftar (tabel) tentang manfaat dan dampak unsur-unsur seperti gas
mulia, halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom,
tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen, secara individu di rumah dan
dipresentasikan. (Bahan presentasi sebaiknya membahas tentang manfaat dan
dampak dari unsur-unsur atau senyawa yang diproduksi daerah bersangkutan).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-29:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai pembuatan unsur dan senyawanya di laboratorium
dan industri (misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3, dan O2) serta komposisi unsur dalam
pupuk.
2) Elaborasi
Siswa menjelaskan pembuatan unsur dan senyawa di laboratorium dan industri
(misalnya H2SO4, N2, Fe, Al, NH3, dan O2) kemudian dilanjutkan dengan menganalisis
dan menentukan komposisi unsur dalam pupuk melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.

6. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Jelaskan kegunaan unsur di bawah ini:
a. natrium
b. kromium
c. silikon
d. fosforus
2. Tuliskan reaksi-reaksi yang terjadi dalam pembuatan asam sulfat dengan proses
kontak?
3. Sebutkan beberapa kegunaan aluminium!
4. Jelaskan tahap-tahap dalam proses pembuatan baja!
Norma penilaian
Aspek Nilai Maksimal
Penilaian
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100
Kunci jawaban :
1. a. Kegunaan natrium dan senyawa natrium:
Na : sebagai cairan pendingin (coolant) pada reaktor atom, lampu penerangan jalan
raya.
NaCl : Sebagai bahan baku pembuat natrium, klorin, NaOH, Na2CO3, untuk pengawetan ikan
dan daging, regenerasi alat pelunak air, pengolahan kulit, sebagai garam dapur.
NaOH : digunakan pada industri sabun, detergen, pulp (kertas); untuk pengolahan bauksit,
tekstil, plastik, pemurnian minyak bumi, membuat senyawa natrium lain (NaClO).
b. Kegunaan kromium:
- Untuk refraktori (pelapis panas pada tanur suhu tinggi)
- Untuk membuat paduan (aliase) logam
- Untuk membuat mesin potong cepat (Cr + CO + wolfram)
c. Kegunaan silikon
- Untuk membuat transistor, chip komputer, dan sel surya.
- Untuk membuat aliase dengan besi (contoh: durion, baja silikon).
- Untuk membuat gelas, keramik, porselin, dan semen.
d. Kegunaan fosforus
- Untuk membuat asam fosfat.
- Untuk membuat pupuk, detergen, dan pestisida.
- Untuk membuat korek api (fosfor merah).
2. Reaksi-reaksi dalam Proses kontak :
S(s) + O2(g) → SO2(g) H = -98 kJ

SO3(g) + H2SO4(l) → H2S2O7(l )

H2S2O7 + H2O → 2H2O

3. Kegunaan aluminium
a. Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga
banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka
bangunan.
b. Pelapisan kemasan biskuit, cokelat, dan rokok.
c. Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan,
banyak digunakan pada pembuatan pesawat terbang.
d. Campuran 20% Al, 50% Fe, 20% Ni, dan 10% Co dapat digunakan sebagai
magnet yang sangat kuat.
4. Proses pembuatan baja dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
a. Menurunkan kadar karbon dalam besi gubal dari 3-4% menjadi 0-1,5%, yaitu
dengan mengoksidasikannya dengan oksigen.
b. Membuat Si, Mn, dan P serta pengotor lain melalui pembentukan terak.
c. Menambahkan logam aliase, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan W sesuai dengan
jenis baja yang diinginkan.
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XII/1
Pertemuan Ke- : 30
Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 45 menit)

1. Standar Kompetensi :Memahami karakteristik unsur-unsur penting, kegunaan dan


bahayanya serta terdapatnya di alam.
2. Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik
dan sifat-sifat kimia, kegunaan, dan bahayanya.
3. Indikator : - Mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur radioaktif.
- Mengidentifikasi kegunaan dan bahaya unsur-unsur radioaktif.
4. Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan ke-30
Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur radioaktif.
Siswa mampu mengidentifikasi kegunaan dan bahaya unsur-unsur radioaktif.
5. Materi Pembelajaran :
Unsur-unsur radioaktif
Unsur radioaktif adalah unsur yang memiliki inti atom yang kurang stabil dan berusaha untuk
menjadi stabil dengan cara berubah menjadi inti atom lain dengan pemancaran sinar alfa,
beta, dan gamma. Sinar-sinar radioaktif memiliki sifat-sifat:
a. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
b. Dapat mengionkan gas yang disinari.
c. Dapat menghitamkan plat film.
d. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar.
Partikel yang dipancarkan zat radioaktif meliputi:
a. Sinar alfa (α)
- Sinar merupakan inti helium yang bergerak cepat.

- Dilambangkan : atau
- Bersifat : bermuatan positif, daya tembus kecil, daya ionisasi besar, bermassa besar.
- Ditemukan oleh Ernest Rutherford.
b. Sinar Beta (β)
- Sinar merupakan partikel elektron yang bergerak cepat.

- Dilambangkan atau
c. Sinar Gamma (γ)
- Sinar Gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang sangat
tinggi.

- Dilambangkan :
- Sifat-sifat : daya tembus sangat besar, namun daya ionisasi paling lemah, tidak
bermuatan.
- Ditemukan oleh Paul U. Villard.
Dampak Negatif Penggunaan Radioaktif
a. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif
dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.
b. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan
kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
c. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih,
sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
d. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan
tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.

6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-30:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan
untuk apersepsi dan memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur
radioaktif dan kegunaan dan bahaya unsur-unsur radioaktif.
2) Elaborasi
Siswa menjelaskan sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur radioaktif dan
kegunaan dan bahaya unsur-unsur radioaktif melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
8. Penilaian :
a. Teknik : Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Ketika mempelajari unsur-unsur radioaktif Anda sering mendengarkan istilah-sitilah
seperti peluruhan, pita kestabilan dan waktu paruh. Jelaskan pengertian masing-
masing!
2. Bagaimanakah cara nuklida-nuklida radioaktif mencapai kestabilan?
3. Zat radioaktif memancarkan tiga jenis partikel yaitu sinar α, sinar β, dan sinar γ.
Jelaskan perbedaan sifat antara ketiganya!
4. Sebutkan kegunaan radioisotop di bidang industri sebagai perunut!
5. Jelaskan mengenai penggolongan reaksi inti atau transmutasi inti!

Norma penilaian
Aspek Nilai
Penilaian Maksimal
Teoretis 75
Praktik 25
Jumlah 100

Kunci jawaban :
1. Peluruhan yaitu peristiwa nuklida radioaktif memancarkan sinar atau partikel radioaktif
hingga berubah menjadi ion yang stabil. Pita kestabilan yaitu tempat kedudukan isotop-
isotop stabil dalam peta isotop-isotop berdasarkan stabilitasnya. Waktu paro yaitu
waktu yang diperlukan nuklida untuk berkurang menjadi separo atau setengah dari
jumlah semula.
2. Nuklida radioaktif dapat mencapai kestabilan dengan cara:
a. Bila > 1 (di atas pita kestabilan) akan stabil dengan cara memancarkan neutron
atau memancarkan sinar beta.
b. Bila <1 (di bawah pita kestabilan) akan stabil dengan cara memancarkan positron,
menangkap elektron, tau memancarkan proton (jarang terjadi).
c. Nuklida di seberang pita kestabilan (z > 83) akan stabil dengan cara membebaskan
proton dan neutron secara bersama-sama dalam bentuk pancaran partikel alfa.
3. Perbedaan sifat antara sinar , sinar , dan sinar :
a. sinar alfa : bermuatan positif, daya tembus kecil, daya ionisasi besar, bermassa
besar.
b. sinar beta : daya tembus lebih besar dibanding sinar tetapi daya ionisasinya lebih
kecil.
c. sinar gamma : daya tembus sangat besar, namun daya ionisasi paling lemah, tidak
bermuatan.
4. Di bidang industri radioisotop dalam fungsinya sebagai perunut banyak digunakan
untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gamma untuk mengawetkan makanan, membunuh
mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan pada sayur dan buah-buahan.
b. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor,
mendeteksi sambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-
lain.
c. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin
bekerja.
5. Reaksi inti digolongkan menjadi:
a. Reaksi penembakan dengan partikel penembak berupa partikel ringan sinar x,
proton, neutron serta partikel-partikel berat.
b. Reaksi fisi, yaitu reaksi pembelahan inti suatu unsur menjadi 2 nuklida yang hampir
sama. Reaksi ini menghasilkan energi.
c. Reaksi fusi, aitu reaksi yang terjadi antara 2 inti atom unsur ringan dengan nomor
atom lebih kecil dari 5, yang bergabung menjadi satu inti yang lebih besar.
d. Reaksi berantai, yaitu reaksi di mana partikel yang dihasilkan mengadakan
pembelahan inti berikutnya. Reaksi rantai ada yang terkendali (biasa digunakan
untuk sumber tenaga listrik) dan ada yang tidak terkendali (contoh : pada bom
atom).

10. Alat/Media/Sumber Belajar


a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
c. Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Mengetahui, Sape. Juli 2023
Kepala Sekolah Guru mapel Kimia

Abubakar H. Paiman,S.Pd LINA BUDIARTI,S.Pd


NIP. 196805031993031012 NIP. 198609292023212008

Anda mungkin juga menyukai