Anda di halaman 1dari 19

BAB 1.

1. Larutan dan Komponennya


larutan adalah campuran
homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat. zat yang jumlahnya lebih
sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zatzat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. komposisi
zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat
terlarut dan pelarut membentuk
larutandisebut pelarutan atau solvasi.
contoh larutan yang umum dijumpai
adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan,
seperti garam atau gula dilarutkan
dalam air. gas juga dapat pula dilarutkan
dalam cairan, misalnya karbon
dioksida atau oksigen dalam air. selain
itu, cairan dapat pula larut dalam cairan
lain, sementara gas larut dalam gas lain.
terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam)
dan mineral tertentu.
2. Larutan elektrolit dan sifatnya

larutan elektrolit kuat

larutan elektrolit kuat merupakan larutan


elektrolit yang mempunyai daya hantar
listrik yang kuat. hal ini dikarenakan zat
terlarut yang berada di dalam zat pelarut
seluruhnya dapat menjadi ion dengan
harga derajat ionisasi adalah satu ( =
1). hal ini disebut juga dengan ionisasi
sempurna.
sifat sifat larutan elektrolit kuat antara
lain :
1.

terionisasi sempurna

2.

menghantarkan arus listrik

3.
4.

dapat membuat lampu menyala


terang
terdapat gelembung gas

contoh contoh larutan elektrolit kuat :

1.

asam kuat (hcl, hclo4 , h2so4 ,


hno3)

2.

basa kuat (naoh, koh, ca(oh)2 ,


ba(oh)2)

3.

garam garam yang mempunyai


kelarutan
tinggi
(nacl,
kcl,
ki,
al2(so4)3)

larutan elektrolit lemah

larutan elektolit lemah merupakan


larutan
elektrolit
yang
mampu
menghantarkan arus listrik, namun
dengan daya yang lemah. harga derajat
ionisasi larutan elektrolit lemah lebih
dari nol namun kurang dari satu (0 < <
1). dalam persamaan reaksi ionisasi
elektrolit lemah ditandai dengan panah
dua arah (bolak-balik) yang artinya
reaksi terjadi di dua arah. di satu sisi
terjadi peruraian dan di sisi lain
terbentuk kembali ke bentuk senyawa
mula - mula.
sifat sifat larutan elektrolit lemah
antara lain :
1.
2.

terionisasi sebagian
menghantarkan
namun lemah

aurs

3.

lampu menyala redup

4.

terdapat gelembung gas

listrik

contoh contoh larutan elektrolit lemah :


1.

asam lemah
h2co3 , h2s)

(ch3cooh,

hcn,

2.

basa lemah (nh4oh, ni(oh)2)

3.

garam garam yang sukar larut


(agcl, cacro4 , pbi2)

BAB 2
1. hukum roult
hukum raoult. dalam bentuk persamaan
dinyatakan sebagai berikut.
plarutan = xpelarut . popelarut
ket : plarutan = tekanan uap larutan
xpelarut = fraksi mol pelarut popelarut =
tekanan uap pelarut murni

secara matematis.

jumlah mol masing-masing zat adalah :

penurunan tekanan uap (p) pelarut

mol tiourea = 9,5 g / 76 g mol-1 = 0,125

akibat adanya zat terlarut non volatil

mol

dapat dihitung dari hukum raoult, yaitu :

mol air = 90 g / 18 g mol-1 = 5 mol

plarutan = xpelarut . popelarut oleh karena

fraksi mol air adalah :

(xpelarut + xterlarut) = 1, atau (xpelarut = 1


xterlarut) maka :
plarutan = (1 xterlarut) popelarut = popelarut -

xair =

= 0,975

xterlarut . popelarut
dengan menata ulang persamaan di

plarutan = xair . pair = (0,975) (23,76

atas, diperoleh :

mmhg) = 23,166 mmhg

popelarut plarutan = xterlarut . popelarut

jadi, tekanan uap air turun dengan

(p

o
pelarut

plarutan) adalah selisih antara

adanya tiourea. besarnya penurunan

tekanan uap pelarut murni dan tekanan

tekanan uap adalah :

uap larutan (p). jadi, penurunan

p = (23,76 23,166) mmhg = 0,59

tekanan uap pelarut murni dapat

mmhg

dirumuskan sebagai berikut.

tekanan uap larutan dapat digunakan

p = xterlarut . popelarut

untuk menentukan massa molekul relatif


zat terlarut. dengan menata ulang

francois marie raoult adalah seorang ahli

persamaan hukum raoult maka diperoleh

kimia-fisika prancis. pada 1886 dia

fraksi mol pelarut, yaitu:

berhasil menemukan hubungan antara

xpelarut = plarutan / popelarut

tekanan uap larutan dan zat terlarut.

berdasarkan fraksi mol pelarut, mol zat

hubungan tersebut diungkapkan dalam

terlarut dapat diketahui sehingga massa

bentuk persamaan yang dikenal dengan

molekul relatifnya dapat ditentukan.

hukum raoult.
xpelarut =

; atau,

contoh soal menghitung tekanan uap


larutan

mol terlarut = mol pelarut

1. hitunglah penurunan tekanan uap

dengan demikian, persamaan untuk

yang dibuat dari pelarutan 9,5 g tiourea

menentukan massa molekul relatif zat

(mr = 76) ke dalam 90 g air (tekanan uap

terlarut adalah :

air pada 25 c adalah 23,76 mmhg).


mr terlarut =
jawaban :

contoh soal menentukan mr dari tekanan


uap larutan 2 :

hitung fraksi mol masing-masing zat


tentukan tekanan uap larutan
menggunakan hukum raoult
tentukan p

urea sebanyak 12 g dilarutkan dalam 90


g air pada 40 c, tekanan uap larutan
adalah 53,17 mmhg. jika tekanan uap air

murni pada suhu tersebut 55,3 mmhg,


berapakah mr urea?
pembahasan :
tahap :
(1) hitung fraksi mol air menggunakan
hukum raoult
(2) hitung mol urea berdasarkan fraksi
mol air
(3) hitung mr urea
fraksi mol air :
xair = plarutan / popelarut = 53,17 mmhg /
55,3mmhg = 0,96
mol air = 90 g / 18 g mol-1 = 5 mol
jumlah mol urea:
mol urea = mol air

mol

=5

= 0,2 mol

mr urea = 12 g / 0,2 mol = 60 g mol-1


jadi, massa molekul relatif urea adalah
60.

2. sifat koligatif
kenaikan titik didih
titik didih cairan berhubungan dengan
tekanan uap. apabila sebuah larutan
mempunyai tekanan uap yang tinggi
pada suhu tertentu, maka molekulmolekul yang berada dalam larutan
tersebut mudah untuk melepaskan diri
dari permukaan larutan atau dapat
dikatakan pada suhu yang sama sebuah
larutan mempunyai tekanan uap yang
rendah, maka molekul molekul dalam
larutan tersebut tidak dapat dengan
mudah melepaskan diri dari larutan. jadi
larutan dengan tekanan uap yang lebih
tinggi pada suhu tertentu akan memiliki
titik didih
yang lebih rendah. cairan akan mendidih
ketika tekanan uapnya menjadi sama
dengan tekanan udara luar. titik didih
cairan pada tekanan udara760 mmhg
disebut titik didih standar atau titik didih
normal. jadi yang dimaksud dengan titik

didih adalah suhu pada saat tekanan


uap jenuh cairan itu sama dengan
tekanan udara luar
(tekanan pada
permukaan cairan).
telah dijelaskan
di depan bahwa tekanan uap larutan
lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya. hal ini disebabkan karena
zat terlarut itu mengurangi bagian atau
fraksi dari pelarutsehingga kecepatan
penguapan berkurang.
selisih titik didih larutan dengan titik
didih pelarut disebut kenaikan titik
didih ( tb ).
tb = titik didih larutan titik didih
pelarut)
menurut hukum raoult, besarnya
kenaikan titik didih larutan sebanding
dengan hasil kali dari molalitas larutan
(m) dengan kenaikan titik didih molal
(kb). oleh karena itu, kenaikan titik didih
dapat dirumuskan seperti berikut.
tb = kb m
keterangan:
b t = kenaikan titik didih molal
kb = tetapan kenaikan titik didih molal
m = molalitas larutan
contoh
natrium hidroksida 1,6 gram dilarutkan
dalam 500 gram air. hitung titik didih
larutan tersebut! (kb air = 0,52 cm-1, ar
na =23, ar o = 16, ar h = 1)
penyelesaian:
diketahui : m = 1,6 gram p = 500
gram
kb = 0,52 cm-1
ditanya : tb ?
jawab : tb = m kb
= m x 1.000 = kb naoh
= 0,04 2 0,52 c
= 0,0416 c
td = 100 c + b t
= 100 c + 0,0416 c
= 100,0416 c
jadi, titik didih larutan naoh adalah
100,0416 c.
pernurunan titik beku(tf)
penurunan titik beku pada konsepnya
sama dengan kenaikan titik didih.
larutan mempunyai titik beku yang lebih
rendah
dibandingkan dengan pelarut murni.
selisih antara titik beku pelarut dengan
titik beku larutan dinamakan penurunan

titik beku larutan ( tf = freezing point).

tf = titik beku pelarut titik beku


larutan
menurut hukum raoult penurunan titik
beku larutan dirumuskan seperti berikut.
tf = m kf
keterangan:
f t = penurunan titik beku, m =
molalitas larutan, kf = tetapan
penurunan titik beku molal

tekanan osmotik
j.h. vant hoff menemukan hubungan
antara tekanan osmotik larutan-larutan
encer dengan persamaan gas ideal, yang
dituliskan seperti berikut:
v = nrt
keterangan: = tekanan osmotik, v
= volume larutan (l), n = jumlah mol zat
terlarut, r = tetapan gas (0,082 l atm
mol-1k-1)t = suhu mutlak (k)
persamaan dapat juga dituliskan seperti
berikut.
=
n rt
v
ingat bahwa n/v merupakan
kemolaran larutan (m), sehingga
persamaan dapat diubah menjadi =
mrt
contoh seorang pasien memerlukan
larutan infus glukosa. bilakemolaran
cairan tersebut 0,3 molar pada suhu
tubuh 37 c,
tentukan tekanan osmotiknya! (r =
0,082 l atm mol-1k-1)
penyelesaian:
diketahui : m = 0,3 mol l1
t = 37 c + 273 = 310 k
r = 0,082 l atm mol-1k-1
ditanya : ?
jawab : = 0,3 mol l-1 0,082 l atm
mol-1k-1 310 k
= 7,626 l
sifat koligatif larutan elektrolit
tahukah kamu bahwa larutan terdiri dari
larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. larutan elektrolit adalah
larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. sifat
koligatif larutan nonelektrolit telah kita
pelajari di depan, bagaimana dengan

sifat
koligatif dari larutan elektrolit?larutan
elektrolit memiliki sifat koligatif yang
lebih besar daripada nonelektrolit.
, bahwa penurunan titik beku nacl lebih
besar daripada glukosa. perbandingan
harga sifat koligatif larutan elektrolit
dengan larutan nonelektrolit dinamakan
dengan faktor vant hoff dan
dilambangkan dengan i.
sehingga untuk larutan elektrolit berlaku
rumus:
1. p = xa p i
2.
tb = k m i
3. f tf = k m i
4. = m rt i
ket i = faktor van,t hoff = 1 + (n 1)
n= jumlah ion,
= derajat ionisasi
contoh soal;
pada suhu 37 c ke dalam air dilarutkan
1,71 gram ba(oh)2 sehingga volume
100 ml (mr ba(oh)2 = 171). hitung besar
tekanan osmotiknya! (r = 0,082 l atm
mol-1k-1)
penyelesaian:
diketahui : m = 1,71 gram
v = 100 ml = 0,1 l
mr ba(oh)2 = 171
r = 0,082 l atm mol-1k-1
t = 37 c = 310 k
ditanya : ?
jawab : ba(oh)2 merupakan elektrolit.
ba(oh)2 ba2+ + 2 oh, n = 3
mol ba(oh)2 = gram/mr
=1,71 gram
171
= 0,01 mol
m =n/v =0,01 mol/0,1 l = 0,1 mol l-1
=mrti
= 0,1 mol l-1 0,082 l atm mol-1k-1
310 k (1 + (3 1)1) = 7,626 atm
kemolalan dan fraksi mol
kemolalan (m)
kemolalan atau molalitas menyatakan
jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 kg
( = 1.000 g) pelarut. oleh karena itu,
kemolalan dinyatakan dalam mol kg-1.
m = n/p
m = kemolalan larutan
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut (dalam kg)
contoh :

berapakah kemolalan larutan yang


dibuat dengan mencampurkan 3 gram
urea dengan 200 gram air ?
jawab : larutan 3 gram urea dalam 200
gram air.
mol urea =
3 /60 g mol-1
= 0,05 mol
massa pelarut = 200 gram = 0,2 kg
m = n/p = 0,05 mol = 0,25 mol kg1

0,2 kg
fraksi mol (x)
fraksi mol (x) menyatakan perbandingan
jumlah mol zat terlarut atau pelarut
terhadap jumlah mol larutan. jika jumlah
mol zat pelarut adalah na, dan jumlah
mol zat terlarut adalah nb, maka fraksi
mol pelarut dan zat terlarut adalah :

jumlah fraksi mol pelarut dengan zat


terlarut adalah 1

tidak pada jenisnya. larutan elektrolit


mempunyai sifat koligatif yang lebih
besar dari pada larutan non elektrolit
berkonsentrasi sama karena larutan
elektrolit mempunyai jumlah partikel
terlarut yang lebih banyak.
tekanan uap larutan
tekanan uap suatu zat adalah tekanan
yang ditimbulkan oleh uap jenuh zat itu.
semakin tinggi suhu, semakin besar
tekanan uap. jika zat terlarut tidak
menguap maka tekanan uap larutan
menjadi lebih rendah dari tekanan uap
pelarutnya. selisih antara uap pelarut
murni (p0) dengan tekanan uap larutan
(p) disebut penurunan tekanan uap
larutan (p).
p = p0 p
menurut roulth, jika zat terlarut tidak
menguap, maka penurunan tekanan uap
larutan sebanding dengan fraksi mol
terlarut, sedangkan tekanan uap larutan
sebanding dengan fraksi mol pelarut.
p = xpel x p0
p = xter x p0
zat terlarut menurunkan tekanan uap
pelarut.

xa + xb
= 1
contoh : hitunglah fraksi mol urea dalam
larutan urea 20% (mr urea = 60 )
jawab :
dalam 100 gram larutan urea 20%
terdapat 20 gram dan 80 gram air.
mol air = 80 g/ 18 g mol-1 = 4,44
mol
mol urea = 20 g/ 60 g mol-1 = 0,33
mol
x urea = xb =
0,33 mol / (4,44
+ 0,33) mol
= 0,069
sifat koligatif larutan, tekanan uap
jenuh larutan dan titik didih larutan
elektrolit
dan non elektrolit
sifat koligatif
sifat koligatif adalah sifat-sifat fisik
larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi

contoh :
tekanan uap air pada 1000c adalah 760
mmhg. berapakah tekanan uap larutan
glukosa 18% pada 1000c ( ar h = 1, c =
12, o = 16 )
jawab :
dalam 100 gram larutan glukosa 18%
terdapat :
glukosa 18% = 18/100 x 100 gram =
18 g
air = 100 18 g = 82 gram

jumlah mol glukosa = 18 g/ 180 g mol-1


= 0,1 mol
jumlah mol air = 82 g/ 18 gmol-1 = 4,55
mol
xpel =
4,55/(4,55 + 0,1)
p = xpel x p0 =
( 4,55 x 760
mmhg) /(4,55 + 0,1)
= 743,66 mmhg
kenaikkan titik didih
larutan mempunyai titik didih lebih tinggi
dan titik beku lebih rendah dari pada
pelarutnya. selisih antara titik didih
larutan dengan titik didih pelarut disebut
kenaikkan titik didih (tb). rumus : tb
= kb x m
dimana : m = molalitas larutan
kb = tetapan kenaikkan titik didih
contoh :
tentukan titik didih larutan yang
mengandung 18 g glukosa (mr = 180)
dalam 500 g air. kb air = 0,520c/m.
jawab :
jumlah mol glukosa = 18 g/ 180 g mol-1
= 0,1 mol
kemolalan larutan = 0,1 mol / 0,5 kg
= 0,2 mol kg-1
titik didih , tb = kb x m = 0,2 x
0,520c = 0,1040c
titik beku, diagram pt dan tekanan
osmosis larutan elektrolit dan non
elektrolit
penurunan titik beku
kenaikkan titik didih dan penurunan titik
beku sebanding dengan kemolalan
larutan : tb = m x kb dan
tf =
m x kf . selisih antara titik beku pelarut
dengan titik beku larutan disebut
penurunan titik beku (tf). kenaikkan
titik didih dan penurunan titik beku
larutan dapat dijelaskan dengan diagram
fase.

kemolalan larutan = 0,1 mol / 0,5 kg


= 0,2 mol kg-1
titik didih , tf = kb x m = 0,2 x
1,860c = 0,3720c
diagram fase (pt)

menyatakan batas batas suhu


dan tekanan di mana suatu fase
dapat stabil.

suatu cairan mendidih pada saat


tekanan uap jenuhnya sama
dengan tekanan permukaan

oleh karena larutan mempunyai


tekanan uap lebih rendah, maka
larutan mempunyai titik didih
lebih tibggi daripada pelarutnya.

tekanan osmotik

osmosis adalah perembesan


molekul pelarut dari pelarut
kedalam larutan, atau dari larutan
lebih encer ke larutan lebih pekat,
melalui selaput semipermiable.

tekanan osmotic adalah tekanan


yang harus diberikan pada
permukaan larutan untuk
mencegah terjadinya osmosis dari
pelarut murni.

rumus : = m . r .t

larutan larutan yang


mempunyai tekanan osmotic
sama disebut isotonic
contoh soal ;
berapakah tekanan osmotic larutan
sukrosa 0,0010 m pada 250c ?
jawab : = m . r .t
= 0,0010 mol l-1 x
0,08205 l atm mol-1k-1 x 298 k
= 0,024 atm ( = 18 mmhg)

contoh soal :

BAB 3

tentukan titik beku larutan yang


mengandung 18 g glukosa (mr = 180)
dalam 500 g air. kf air = 1,860c/m.
jawab :
jumlah mol glukosa = 18 g/ 180 g mol-1
= 0,1 mol

1. teori asam basa

Menurut teori Arrhenius, asam adalah

berasal dari bahasa Latin acere

spesies yang mengandung ion-ion

yang berarti asam.

hidrogen, H atau H3O , dan basa


Mengubah lakmus dari warna biru

mengandung ion hidroksida (OH-).

ke merah.

Namun demikian, dalam teori ini


terdapat dua kelemahan utama yang
menyangkut masalah pelarut dan

Larutan

asam

menghantarkan

arus listrik (bersifat elektrolit).

masalah garam. Teori Asam Basa


Dari keseluruhan teori asam basa, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut.
Teori Asam Basa Arrhenius

Bereaksi

dengan

basa

membentuk garam dan air.

Teori asam basa Arrhenius didasarkan

Menghasilkan gas hidrogen ketika

pada pembentukan ion dan pada larutan

bereaksi dengan logam (seperti

berair.

logam alkali, alkali tanah, seng,


aluminium).

Asam

adalah

spesies

yang

menghasilkan ion H+ atau H3O+

Sifat Basa

dalam larutan berair.


Mempunyai

Basa

adalah

menghasilkan

spesies

yang

OH-

dalam

ion

rasa

pahit

jangan

(awas

sekali-sekali

mencicipinya!).

larutan berair.
Terasa licin atau bersabun (awas
Teori asam basa Lewis didasarkan pada

jangan

transfer pasangan elektron.

menyentuhnya!).

Asam adalah spesies penerima

Mengubah

Basa

adalah

spesies

pemberi

Larutan

asam

basa

Brnsted-Lowry

Bereaksi

Asam

adalah

spesies

pemberi

(donor) proton.
Basa adalah spesies penerima (akseptor)
Asam
Mempunyai

rasa

jangan
mencicipinya!).

asam

(awas

sekali-sekali
Kata

warna

basa

menghantarkan

dengan

asam

membentuk garam dan air.

didasarkan pada transfer proton.

dari

arus listrik (bersifat elektrolit).

(donor) pasangan elektron.


Teori

lakmus

langsung

merah ke biru.

(akseptor) pasangan elektron.

secara

asam

2. pH
pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur
secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis.

Skala pH bukanlah skala absolut. Ia


bersifat relatif terhadap sekumpulan
larutan standar yang pH-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional.[1]
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya
pada suhu 25 C ditetapkan sebagai 7,0.
Larutan dengan pH kurang daripada
tujuh disebut bersifat asam, dan larutan
dengan pH lebih daripada tujuh
dikatakan bersifat basa atau alkali.
Pengukuran pH sangatlah penting dalam
bidang yang terkait dengan kehidupan
atau industri pengolahan kimia seperti
kimia, biologi, kedokteran, pertanian,
ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan
oseanografi. Tentu saja bidang-bidang
sains dan teknologi lainnya juga
memakai meskipun dalam frekuensi
yang lebih rendah.

Sehingga diperoleh pH larutan:

3. pH larutan garam yang terbentuk


dari asam lemah dengan basa kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah
dengan basa kuat bersifat basa sehingga
nilai pH berada di di atas 7. Untuk
menghitung pH larutan garam ini maka
kita harus tentukan dulu konsentrasi ion
OH dalam larutan tersebut sebagai
berikut.

Sehingga diperoleh pOH larutan:

Bab 4

Maka:
perhitungan pH asam basa

pH Larutan Garam
Menghitung pH larutan garam
1. pH larutan garam yang
terbentuk dari asam kuat dengan
basa kuat
Garam yang terbentuk dari asam kuat
dengan basa kuat bersifat netral
sehingga nilai pH=7.

4. pH larutan garam yang terbentuk


dari asam lemah dengan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam lemah
dengan basa lemah ditentukan sifatnya
berdasarkan kekuatan asam lemah dan
basa lemahnya (konstanta
kesetimbangannya).
Secara umum konsentrasi ion H+ dalam
suatu campuran asam lemah dan basa
lemah adalah:

2. pH larutan garam yang


terbentuk dari asam kuat dengan
basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat
dengan basa lemah bersifat asam
sehingga nilai pH berada di bawah 7.
Untuk menghitung pH larutan garam ini
maka kita harus tentukan dulu
konsentrasi ion H+ dalam larutantersebut
sebagai berikut.

Sehingga pH dapat dihitung dengan:

pH atau derajat keasaman digunakan


untuk menyatakan tingkat keasaman
atau ke basaan yang dimiliki oleh suatu
larutan. Yang dimaksudkan keasaman

di
sini
adalah
konsentrasi
ion
hidrogen dalam pelarut air. Nilai pH
berkisar dari 0 hingga 14. Derajat atau
tingkat keasaman larutan bergantung
pada
konsentrasi H+ dalam
larutan. Semakin
besar
konsentrasi
ion H+ makin asam larutan.
Nilai pH 7 dikatakan netral karena
pada air murni ion H+ terlarut dan ion
OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan)
berada pada jumlah yang sama, yaitu
10-7 pada kesetimbangan. Penambahan
senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam
akan mendesak kesetimbangan ke kiri
(ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk
air). Akibatnya terjadi kelebihan ion
hidrogen
dan
meningkatkan
konsentrasinya.

Sebaliknya, jika pH = n, maka [H+] = 10n

v Contoh soal menyatakan hubungan pH


dengan [H+]
1.
Berapa pH larutan jika konsentrasi ion
[H+] sebesar :
a.
1 x 10-3
b. 5 x 10-6
Jika diketahui log 2 = 0,3
Jawab :
a.
[H+] = 1 x 10-3 pH
-3
= - log (1 x 10 )

b.
-log (5 x 10-6)
log 5

Sorensen (1868 1939),


seorang ahli kimia dari Denmark
mengusulkan konsep pH untuk
menyatakan konsentrasi ion H+, yaitu
sama dengan negatif logaritma
konsentrasi ion H+. Secara sistematis
diungkapkan dengan persamaan sebagai
berikut :
pH = - log
[H+]
Analog dengan di atas, maka :

pH = - log

[OH-]
Sedangkan hubungan antara pH dan
pOH adalah :
Kw
= [H+] [OH-]
Kw
= - log [H+] + - log
[OH ]
Maka :
pKw = pH + pOH
**Pada temperatur kamar : pKw = pH +
pOH = 14
Atas dasar pengertian ini, maka :
Netral : [H+] = 1,0 x 10-7 M atau PH =
7 dan [OH-] = 1,0 x 10-7 M atau PH = 7
2.
Asam : [H+] > 1,0 x 10-7 M atau PH <
7 dan [OH-] < 1,0 x 10-7 M atau POH > 7
3.
Basa : [H+] < 1,0 x 10-7 M atau PH > 7
dan [OH-] > 1,0 x 10-7 atau POH < 7
1.

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan


beberapa rumus sebagai berikut :
Jika [H+] = 1 x 10-n, maka pH = n
Jika [H+] = x x 10-n, maka pH = n - log x

=3
[H+] = 5 x 10-6 pH =

log 10/2
( log 10 log 2)
+ log 2

=6
=6
=6
=5
=

5,3

B. Penghitungan pH asam basa


Telah disinggung dalam
pembahasan sebelumnya bahwa asam
terbagi menjadi dua, yaitu asam kuat
dan asam lemah. Begitu juga pada
larutan basa terbagi menjadi dua, yaitu
basa kuat dan basa lemah. Pembagian
ini sangat membantu dalam penentuan
derajat keasaman (pH).
1.

Asam kuat
Disebut asam kuat karena zat
terlarut dalam larutan ini mengion
seluruhnya ( = 1). Untuk menyatakan
derajat keasamannya, dapat ditentukan
langsung dari konsentrasi asamnya
dengan melihat valensinya.
Rumus :
[H+] = x . [HA]
pH = - log [H+]
Contoh :

v Hitung pH larutan dari 100 ml larutan 0.01


M HCl!
Jawab :

HCL H+ + Cl[H+]
= x . [HA]
= 1 x 0.01 M
= 10-2 M
pH
= - log 10-2
pH
=2

v Berapa pH dari :
a.
Larutan HCL 0,1 M
b.
Larutan H2SO4 0,001 M
Jawab
a.
HCL H+ + Clb. H2SO4 2 H+ + SO42[H+]
=x.
[HA]
[H+] =
x . [HA]
= 1 . 0,1 = 0,1
M
= 2 . 0,001
= 2 x 10-3 M
pH
= - log 0,1 = - log 101
pH = - log 2 x 10-3
=
1
= 3 log 2
v Hitung pH larutan dari 2 liter larutan 0.1
mol asam sulfat!
Jawab :
Molaritas = mol/v = 0,1 / 2 = 0.05 M
H2SO4 2 H+ + SO42[H+]
pH
2.

= x . [HA]
= 2 . 0.05
= 0,1 = 10-1 M
= - log 10-1
=1

Asam lemah
Disebut asam lemah karena zat
terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, 1, (0 < < 1).
Penentuan besarnya derajat keasaman
tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asam lemahnya (seperti
halnya asam kuat).

Penghitungan derajat keasaman


dilakukan dengan menghitung
konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan
rumus :

[H+] = Ka . [HA] atau


=Mx

[H+]

pH = - log [H+]
Ket : Ka
= tetapan ionisasi
asam lemah
[HA] = konsentrasi asam lemah
Contoh :
v Hitunglah pH dari 0,025 mol CH3COOH
dalam 250 mL larutannya, jika Ka =10-5 !
Jawab :
Molaritas = mol/v = 0,025/0,25 = 0.1
[H+] = Ka . [HA]
= 10-5 .
0,1
= 10-6
-3
= 10 M
pH = - log 10-3
=3
Cat : Semakin besar konsentrasi ion H+,
semakin kecil nilai pH. Larutan dengan
pH = 1 adalah 10 kali lebih asam dari
larutan dengan pH = 2. v Hitunglah pH
larutan dari HCOOH 0,05 M (Ka = 1,8
x 10-4)
Jawab :
[H+] = Ka . [HA]
pH = - log 3x
10-3
= 1,8 x 10-4 . 0,05
= 3 - log3
= 9 x 10-6
= 3 x 10-3 M
v Hitunglah pH larutan H2S 0,01 jika
diketahui Ka1 = 8,9 x 10-8 dan
Ka2 = 1.2 x 10-13 !
Jawab
[H+] = Ka . [HA]
= 8,9 x 10-8 x 0,01
= 3 x 10-5 M
pH
= -log 3 x
= 5 log 3
= 4,52
Cat : Perhatikan bahwa asam yang
dinyatakan ( S) mempunyai nilai yang
relatif kecil (kurang dari 1 x , maka
konsentrasi ion praktis hanya ditentukan
oleh ionisasi tahap pertama. Oleh karena
itu, tinggal memasukkan data yang ada
(konsentrasi dan ) ke dalam rumus yang
digunakan untuk asam lemah.
v Hitunglah pH dari HCOOH 0,1 M ( = 0,01)
Jawab
[H+ ] = M x
= 0,1 x 0,01
= 0,001 = 10-3 M
pH
= - log 10-3

=3
3.

Basa kuat
Disebut basa kuat karena zat
terlarut dalam larutan ini mengion
seluruhnya ( = 1). Pada penentuan
derajat keasaman dari larutan basa
terlebih dulu dihitung nilai pOH dari
konsentrasi basanya.
Rumus :
[OH-] = x. [M(OH)]

pOH = - log [OH-]

pH = 14 - pOH
pH larutan basa kuat dapat ditentukan
dengan alur sebagai berikut.
Tentukan [OH-] berdasarkan
perbandingan koefisien
Tentukan pOH dengan rumus pOH = log [OH-]
Tentukan pH berdasarkan pH = 14
pOH

Contoh :
v Hitung pH dari :
a.

100 mL larutan KOH 0,1 M ! b. Larutan


Ca(OH)2 0,001 !
Jawab :

a.

KOH K+ + OH[OH-] = x.
[M(OH)]
M
pOH

-1

= - log 10

13

=1
pH

= 14 pOH
= 14 1
=

b. Ca(OH)2 Ca2+ + 2OH[OH-] = x. [M(OH)]


= 2 . 0,001 = 2 x 10-3 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 log 2
pH
= 14 - pOH
= 14 (3-log 2)
= 11 + log 2
4.

Rumus :
[OH-] = Kb . [M(OH)]
Mx
pOH = - log [OH-]
pOH

atau [OH-] =
pH = -14 -

Contoh
v Hitung pH dari larutan 500 mL amonia
0,1M (Kb= 4 x 10-5
Jawab
NH4OH NH4+ + OH[OH- ]= Kb . [M(OH)]
= 4x 10-5 . 0,1
= 4 x 10-6
-3
= 2 x 10 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 log 2
pH
= 14 pOH
= 14 (3 - l0g 2)
= 11 + log 2

3. Hidrolisis
= 1 . 0,1 M = 10-

Penentuan besarnya konsentrasi


OH- tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi basa lemahnya (seperti
halnya basa kuat), akan tetapi harus
dihitung dengan menggunakan rumus :

Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat
terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, 1, (0 < < 1).

Hidrolisis adalah reaksi kimia yang


memecah molekul air (H2O)
menjadi kation hidrogen (H+)
dan anion hidroksida (OH) melalui suatu
proses kimia. Proses ini biasanya
digunakan untuk
memecah polimer tertentu, terutama
yang dibuat melalui polimerisasi tumbuh
bertahap (step-growth polimerization).
Kata "hidrolisis" berasal dari bahasa
Yunanihydro "air" + lysis "pemisahan".
Hidrolisis berbeda dengan hidrasi. Pada
hidrasi, molekul tidak terpecah menjadi
dua senyawa baru. Biasa nya hidrolisis
terjadi saat proses pencernaan
karbohidrat
Reaksi hidrolisis adalah reaksi
penguraian garam oleh air atau reaksi
ion-ion garam dengan air. Dalam

penguraian garam dapat terjadi

beberapa kemungkinan :
1.

lemah

Ion garam bereaksi dengan air

Garam akan terbentuk dari asam kuat

menghasilkan ion H , sehingga

dan basa lemah jika dilarutkan dalam air

menyebabkan [H ] dalam air

akan menghasilkan kation yang berasal

bertambah mengakibatkan [H+] >

dari basa lemah yang akan bereaksi

dengan air menghasilkan H+ yang

[OH ] dan larutan bersifat asam


2.

Garam asam kuat dan basa

Ion garam bereaksi dengan air

menyebabkan larutan bersifat asam.

menghasilkan ion OH , sehingga


Contoh :

menyebabkan [H+] < [OH] dan larutan


bersifat basa
3.

NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl

Ion garam tidak dengan air


sehingga [H+] dalam air akan tetap

NH4+(aq) + H2O(l) NH4OH(aq) + H+(aq)

sama dengan [OH] dan air akan tetap


netral (pH=7)

Dari reaksi di atas, hanya ion NH4+ yang


mengalami hidrolisis sedang Cl tidak

Ditinjau dari asam dan basa


pembentuknya, ada 4 macam jenis
garam, yaitu :

bereaksi dengan air sebab HCl yang


terjadi akan segera terionisasi
menghasilkan Cl kembali. Jadi garam

Garam asam lemah dan

yang berasal dari asam kuat dan basa

basa kuat

lemah akan terhidrolisis sebagian


(parsial) dan bersifat asam.

Garam akan terbentuk dari asam lemah


dan basa kuat jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan anion yang berasal

Garam asam lemah dan


basa lemah

dari asam lemah yang akan bereaksi


dengan air menghasilkan OH yang

Garam akan terbentuk dari asam lemah

menyebabkan larutan bersifat basa.

dan basa lemah jika dilarutkan dalam air,


maka keduanya akan bereaksi dengan

Contoh :

air.

CH3COONa(aq) CH3COO(aq)+Na+(aq)

Contoh :

CH3COO(aq)+H2O CH3COOH(aq)+OH(aq)

NH4CN(aq)

Dari reaksi di atas, hanya ion

NH4+(aq) +H2O(l) NH4OH(aq) + H+(aq)

NH4+(aq) + CN

CH3COO yang mengalami hidrolisis


sedang Na+ tidak bereaksi dengan air

CN(aq) + H2O HCN(aq) + OH

sebab NaOH yang terjadi akan segera


terionisasi menghasilkan Na+ kembali.

Oleh karena reaksi kedua ion garam

Jadi garam yang berasal dari asam

tersebut masing-masing menghasilkan

lemah dan basa kuat akan terhidrolisis

ion H+ dan OH, maka sifat garam

sebagian (parsial) dan bersifat basa.

ditentukan oleh harga Ka dan K

yang

terbentuk. Jadi, garam yang berasal dari

asam lemah dan basa lemah akan


terhidrolisis total dan sifat larutan
ditentukan oleh harga Ka dan Kb masingmasing.
Jika Ka = Kb, bersifat netral
Jika Ka > Kb, bersifat asam (pH<7)
Jika Ka < Kb, bersifat basa (pH>7)

Garam asam kuat dan basa


kuat

Dimana :
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Ka = tetapan ionisasi asam
[G] = konsentrasi ion garam yang
terhidrolisis
Kh = tetapan kesetimbangan hidrolisis

Garam akan terbentuk dari asam kuat


dan basa kuat jika dilarutkan dalam air
keduanya tidak dapat bereaksi.
Contoh :
NaCl(aq) Na+(aq) + Cl(aq)
Ion Na+ dan Cl di dalam larutan tidak
mengalami reaksi dengan air, sebab ion
Na+ akan menghasilkan NaOH yang

2. Garam asam kuat dan basa


lemah
Sifat larutan : asam
Harga pH < 7
Rumus :

akan terionisasi kembali menjadi Na+,


demikian pula ion Cl akan menghasilkan
HCl yang dapat terionisasi kembali
menjadi Cl. Jadi, garam yang berasal
dari asam kuat dan basa tidak akan
melakukan reaksi hidrolisis, sehingga
menjadi larutan yang bersifat netral.
4 Harga pH larutan garam

Di mana :

Untuk garam yang terhidrolisis

Kw = tetapan ionisasi air (10-14)

sebagian
1. Garam asam lemah dan basa
kuat
Sifat larutan : Basa

Kb = tetapan ionisasi basa


[G+] = konsentrasi ion garam yang
terhidrolisis
Kh = tetapan kesetimbangan hidrolisis

Harga pH > 7
Rumus :

Untuk hidrolisis sempurna (total)

pH Hidrolisis total ditentukan oleh harga


Ka larutan (kekuatan asam) dan harga
Kb (kekuatan basa), tidak ditentukan oleh
konsentrasi garam.

Garam asam
lemah dan basa lemah
Jika Ka = Kb, maka pH = 7 (bersifat
netral)
Jika Ka > Kb, maka pH < 7 (bersifat asam)

6. indikator asam basa


1.

Indikator tunggal
Indikator tunggal hanya dapat

Jika Ka < Kb, maka pH > 7 (bersifat basa)

membedakan larutan bersifat asam


atau basa, tetapi tiak dapat
menentukan harga pH dan pOH. Yang

5. BUFFER ialah suatu larutan encer

termasuk dalam indikator tunggal

yang mengandung asam lemah dan

adalah :

basa konjugatnya atau basa lemah dan

Lakmus merah dan biru

asam konjugatnya. Perubahan pH-nya

Lakmus merah => berwarna

sangat kecil ketika sedikit asam atau

merah dalam larutan asam, dan

basa kuat ditambahkan kepadanya dan

akan berubah warna menjadi biru

dengan demikian digunakan untuk

bila dicelupkan ke dalam larutan

mencegah per-ubahan pH dalam larutan.

basa.

Larutan buffer digunakan untuk

Lakmus biru => berwarna biru

mempertahankan pH pada nilai yang

dalam larutan basa, dan akan

hampir konstan dalam berbagai aplikasi

berubah warna menjadi merah bila

kimia. Banyak bentuk kehidupan

dicelupkan ke dalam larutan asam.

berkembang hanya dalam rentang pH

Lakmus biru dicelupkan ke dalam

yang relatif kecil sehingga mereka

larutan asam (kiri), lakmus merah

memanfaatkan larutan buffer untuk

dicelupkan ke dalam larutan basa

mempertahankan pH konstan. Salah satu

(kanan)

contoh larutan buffer ditemukan di alam


adalah darah.

Fenolftalein
Fenolftalein adalah salah satu
indikator asam basa sintetik yang
memiliki rentang pH antara 8,00
10,0. Pada larutan asam dan netral,

fenolftalein tidak berwarna.

mencocokkan perubahan warna kertas

Sedangkan bila dimasukkan ke

indikator pada tabel warna indikator

dalam larutan basa, warnanya akan

universal .

berubah menjadi merah.


Metil jingga
Larutan metil jingga dapat
membedakan antara larutan asam
dengan larutan netral. Larutan asam
yang ditetesi metil merah akan
tetap berwarna merah, sedangkan

Titrasi merupakan salah satu cara untuk


menentukan konsentrasi larutan suatu

larutan netral berwarna kuning.

zat dengan cara mereaksikan larutan

Akan tetapi, metil jingga juga akan

tersebut dengan zat lain yang diketahui

menyebabkan larutan basa

konsentrasinya secara tepat. Prinsip

berwarna kuning, Berarti, untuk

dasar titrasi asam basa didasarkan pada

mengetahui apakah suatu larutan

reaksi netralisasi asam basa.

bersifat basa atau netral kita tidak

7. titrasi asam basa

dapat menggunakan metil jingga.


Metil merah

Bab 5

Larutan metil merah sama

1. sistem dispersi dispersi dibedakan

dengan larutan metil jingga


Bromtimol biru di dalam

menjadi 3 kelompok yaitu larutan, koloid,


dan suspensi

larutan asam akan berwarna kuning,


dalam larutan basa akan berwarna
biru, dan di dalam larutan netral

1. Suspensi Merupakan suatu sisem

akan berwarna biru kekuningan

dispersi dengan partikel yang berukuran

KESIMPULAN :

relative besar tersebar merata di dalam

1. Fenolftalein

medium pendispersinya. Pada umumnya

Asam : tidak berwarna; Basa :

sistem dispersi merupakan campuran

merah; Netral: tidak berwarna


2. Metil merah

yang heterogen.

Asam : merah; Basa : kuning;


Netral : kuning
3. Metil jingga
Asam : merah; Basa : kuning;
Netral : Kuning
4. Bromtimol biru

2. larutan

Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral :


Biru agak kuning
2.

Indikator Universal

Indikator Universal dapat membedakan


larutan asam dan basa serta mengetahui
harga pHnya. Indikator Universal dapat
dalam bentuk cairan maupun kertas.
Cara kerja indiator ini adalah dengan

Larutan merupakan sistem disperse


yang ukuran partikel-partikelnya sangat
kecil sehingga tidak dapat dibedakan
(diamati) antara partikel pendispersi
dengan partikel terdispersi walaupun
menggunakan maikroskop dengan

tingkat pembesaran yang tinggi

H2S(g) + SO2(aq) 2 H2O(l) + 3 S


(koloid)

mikroskop ultra).
3. Koloid merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun
memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar (1 100 nm), sehingga
terkena efek Tyndall.
2. penggolongan koloid
1.

Sol Liofil, yaitu sol yang stabil dan


tidak mengalami koagulasi oleh
larutan garam disebut Sol Liofil
(senang pada larutan). Larutan
subun, kanji dan gelation yang
didispersikan dalam air termasuk
sol liofil. Jika air merupakan medium
pendipersi, maka sol ini disebut sol
hidrofil. Sol semacam ini jika
mengalami koagulasi, dapat diubah
kembali menjadi sol. Oleh karena
itu,
koloid
termasuk
koloid
reversibel.
2.
Sol Liofob, yaitu jika medium
pendispersinya air, sol ini disebut
sol hidrofod. Contohnya sol emas,
besi III hidroksida, arsen III sulfida.
Sol liofod tidak senang pada
larutan, adalah koloid tak reversibel.
3. pembuatan koloid
A. Cara Kondensasi
o
Dengan cara kondensasi, partikel
larutan sejati (molekul atau ion)
bergabung menjadi partikel koloid.
o
Cara ini dapat dilakukan dengan
reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi
redoks, hidrolisis, dan dekomposisi
rangkap, atau dengan pergantian
pelarut.
1. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang
disertai perubahan bilangan
oksidasi.
Contoh 1:
Pembuatan sol belerang dari reaksi
antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan
mengalirkan
gas
H2S ke
dalam larutan SO2.
o

Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara
larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3
dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3
HCHO(aq) 2 Au(koloid) + 5 CO2(g)
+ 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat
dengan air.
o
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis
FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3, maka akan
terbentuk sol
Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) Fe(OH)3
(koloid) + 3 HCl(aq)
o

3. Dekomposisi Rangkap
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi
antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq)
As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 2:
Sol AgCl dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan perak nitrat
encer dengan larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(koloid) +
HNO3(aq)
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di
atas, koloid juga dapat terjadi dengan
penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat
dicampur dengan alkohol, maka akan
terbentuk suatu koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
o
Dengan cara dispersi, partikel
kasar dipecah menjadi partikel
koloid.
o
Cara dispersi dapat dilakukan
secara mekanik, peptisasi, atau
dengan loncatan bunga listrik
(cara busur Bredig).

1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar
digerus dengan lumping atau
penggiling koloid sampai diperoleh
tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk dengan medium
dispersi.
o
Contoh:
Sol belerang dapat dibuat dengan
menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti
gula pasir),
o

atom-atom tersebut mengalami


kondensasi, sehingga membentuk
partikel koloid.
Jadi, cara busur ini merupakan
gabungan cara dispersi dan cara
kondensasi.

4. permurnian koloid
Elektroosmosis
Koloid yang mengandung ion dapat dimurnikan dengan cara
elektroosmosis, yaitu memaksa ion-ion melewati pori selaput

kemudian mencampur serbuk halus itu


dengan air.
2. Cara Peptisasi

semipermiabel dengan bantuan listrik


Elektroforesis
Campuran beberapa koloid yang bermuatan listrik dapat
dipisahkan dengan cara elektroforesis, karena koloid akan
tertarik ke elektroda yang berlawanan muatannya

Peptisasi adalah cara pembuatan


koloid dari butir-butir kasar atau
dari suatu endapan dengan
bantuan suatu zat pemeptisasi
(pemecah).
o
Zat pemeptisasi memecahkan
butir-butir kasar menjadi butir-butir
koloid.
o
Istilah peptisasi dikaitkan dengan
peptonisasi, yaitu proses
pemecahan protein (polipeptida)
yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
o
Contoh:
Agar-agar dipeptisasi oleh air
o

Nitroselulosa oleh aseton


Karet olehbensin
Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S
Endapan Al(OH)3 oleh AlCl3.
3. Cara Busur Bredig
o
o

Cara busur Bredig digunakan


untuk membuat sol-sol logam.
Logam yang akan dijadikan koloid
digunakan sebagai elektrode yang
dicelupkan dalam medium
dispersi, kemudian diberi loncatan
listrik di antara kedua ujungnya.
Mula-mula atom-atom logam
akan terlempar ke dalam air, lalu

5. penggunaan koloid
1.

Pemutihan Gula

Gula tebu yang masih berwarna


dapat diputihkan. Dengan melarutkan
gula ke dalam air, kemudian larutan
dialirkan melalui sistem koloid tanah
diatomae atau karbon. Partikel koloid
akan mengadsorpsi zat warna tersebut.
Partikel-partikel koloid tersebut
mengadsorpsi zat warna dari gula tebu
sehingga gula dapat berwarna putih.
2.

Penggumpalan Darah

Darah mengandung sejumlah


koloid protein yang bermuatan negatif.
Jika terjadi luka, maka luka tersebut
dapat diobati dengan pensil stiptik atau
tawas yang mengandung ion-ion Al3+ dan
Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar
partikel koloid di protein bersifat netral
sehingga proses penggumpalan darah
dapat lebih mudah dilakukan.
3.

Penjernihan Air

Air keran (PDAM) yang ada saat


ini mengandung partikel-partikel koloid
tanah liat,lumpur, dan berbagai partikel
lainnya yang bermuatan negatif. Oleh
karena itu, untuk menjadikannya layak
untuk diminum, harus dilakukan
beberapa langkah agar partikel koloid
tersebut dapat dipisahkan

BAB 6

v = k [A]x [B]y

1. Persamaan laju reaksi

x dan y adalah bilangan perpangkatan (orde


reaksi) yang hanya dapat ditentukan melalui
eksperimen. Nilai x maupun y tidak sama dengan
koefisien reaksi a dan b.

Persamaan laju reaksi seperti itu menyatakan


hubungan antara konsentrasi pereaksi
dengan laju reaksi. Bilangan pangkat pada
persamaan di atas disebut sebagai orde
reaksi atau tingkat reaksi pada reaksi

4. Faktor yang mempengaruhi laju reaksi

yang bersangkutan. Jumlah bilangan pangkat


konsentrasi pereaksi-pereaksi

1. Konsentrasi Pereaksi

disebut sebagai orde reaksi total.

2. Orde Reaksi
bilangan pangkat yang menyatakan
hubungan konsentrasi zat pereaksi
dengan laju reaksi disebut orde reaksi.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor
konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak
dapat diturunkan dari persamaan reaksi
tetapi hanya dapat ditentukan
berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara
eksperimen dinyatakan dengan rumus
kecepatan reaksi :
v = k (A) (B)

Konsentrasi memiliki peranan yang sangat penting


dalam laju reaksi, sebab semakin besarkonsentrasi
pereaksi, maka tumbukan yang terjadi semakin
banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin
cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil
konsentrasi pereaksi, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju
reaksi pun semakin kecil.
2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju
reaksi. Apabila suhu pada suatu rekasi yang
berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan
partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan
yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju
reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu
diturunkan, maka partikel semakin tak aktif,
sehingga laju reaksi semakin kecil.
3. Tekanan

persamaan tersebut mengandung


pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A
dan merupakan reaksi orde 2 terhadap
zat B. Secara keselurahan reaksi
tersebut adalah reaksi orde 3.

3. Hk.Laju reaksi
Hukum laju reaksi dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :
aA + bB -> cC + dD

Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam


wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti itu juga
dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan
memperkecil volume akan memperbesar
konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar
laju reaksi.
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju
reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami
perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan
sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan
energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.

5. Luas Permukaan Sentuh


Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang
sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin
besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel,
maka tumbukan yang terjadi semakin banyak,
sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan
bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang
terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun
semakin kecil. Karakteristik kepingan yang
direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin
halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu

yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan


semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

5. energi pengaktifan
Energi pengaktifan adalah energi minimum yang
diperlukan untuk menghasilkan tumbhan efektif
agar terjadi reaksi

Anda mungkin juga menyukai