terionisasi sempurna
2.
3.
4.
1.
2.
3.
terionisasi sebagian
menghantarkan
namun lemah
aurs
3.
4.
listrik
asam lemah
h2co3 , h2s)
(ch3cooh,
hcn,
2.
3.
BAB 2
1. hukum roult
hukum raoult. dalam bentuk persamaan
dinyatakan sebagai berikut.
plarutan = xpelarut . popelarut
ket : plarutan = tekanan uap larutan
xpelarut = fraksi mol pelarut popelarut =
tekanan uap pelarut murni
secara matematis.
mol
xair =
= 0,975
xterlarut . popelarut
dengan menata ulang persamaan di
atas, diperoleh :
(p
o
pelarut
mmhg
p = xterlarut . popelarut
hukum raoult.
xpelarut =
; atau,
terlarut adalah :
mol
=5
= 0,2 mol
2. sifat koligatif
kenaikan titik didih
titik didih cairan berhubungan dengan
tekanan uap. apabila sebuah larutan
mempunyai tekanan uap yang tinggi
pada suhu tertentu, maka molekulmolekul yang berada dalam larutan
tersebut mudah untuk melepaskan diri
dari permukaan larutan atau dapat
dikatakan pada suhu yang sama sebuah
larutan mempunyai tekanan uap yang
rendah, maka molekul molekul dalam
larutan tersebut tidak dapat dengan
mudah melepaskan diri dari larutan. jadi
larutan dengan tekanan uap yang lebih
tinggi pada suhu tertentu akan memiliki
titik didih
yang lebih rendah. cairan akan mendidih
ketika tekanan uapnya menjadi sama
dengan tekanan udara luar. titik didih
cairan pada tekanan udara760 mmhg
disebut titik didih standar atau titik didih
normal. jadi yang dimaksud dengan titik
tekanan osmotik
j.h. vant hoff menemukan hubungan
antara tekanan osmotik larutan-larutan
encer dengan persamaan gas ideal, yang
dituliskan seperti berikut:
v = nrt
keterangan: = tekanan osmotik, v
= volume larutan (l), n = jumlah mol zat
terlarut, r = tetapan gas (0,082 l atm
mol-1k-1)t = suhu mutlak (k)
persamaan dapat juga dituliskan seperti
berikut.
=
n rt
v
ingat bahwa n/v merupakan
kemolaran larutan (m), sehingga
persamaan dapat diubah menjadi =
mrt
contoh seorang pasien memerlukan
larutan infus glukosa. bilakemolaran
cairan tersebut 0,3 molar pada suhu
tubuh 37 c,
tentukan tekanan osmotiknya! (r =
0,082 l atm mol-1k-1)
penyelesaian:
diketahui : m = 0,3 mol l1
t = 37 c + 273 = 310 k
r = 0,082 l atm mol-1k-1
ditanya : ?
jawab : = 0,3 mol l-1 0,082 l atm
mol-1k-1 310 k
= 7,626 l
sifat koligatif larutan elektrolit
tahukah kamu bahwa larutan terdiri dari
larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. larutan elektrolit adalah
larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik. sifat
koligatif larutan nonelektrolit telah kita
pelajari di depan, bagaimana dengan
sifat
koligatif dari larutan elektrolit?larutan
elektrolit memiliki sifat koligatif yang
lebih besar daripada nonelektrolit.
, bahwa penurunan titik beku nacl lebih
besar daripada glukosa. perbandingan
harga sifat koligatif larutan elektrolit
dengan larutan nonelektrolit dinamakan
dengan faktor vant hoff dan
dilambangkan dengan i.
sehingga untuk larutan elektrolit berlaku
rumus:
1. p = xa p i
2.
tb = k m i
3. f tf = k m i
4. = m rt i
ket i = faktor van,t hoff = 1 + (n 1)
n= jumlah ion,
= derajat ionisasi
contoh soal;
pada suhu 37 c ke dalam air dilarutkan
1,71 gram ba(oh)2 sehingga volume
100 ml (mr ba(oh)2 = 171). hitung besar
tekanan osmotiknya! (r = 0,082 l atm
mol-1k-1)
penyelesaian:
diketahui : m = 1,71 gram
v = 100 ml = 0,1 l
mr ba(oh)2 = 171
r = 0,082 l atm mol-1k-1
t = 37 c = 310 k
ditanya : ?
jawab : ba(oh)2 merupakan elektrolit.
ba(oh)2 ba2+ + 2 oh, n = 3
mol ba(oh)2 = gram/mr
=1,71 gram
171
= 0,01 mol
m =n/v =0,01 mol/0,1 l = 0,1 mol l-1
=mrti
= 0,1 mol l-1 0,082 l atm mol-1k-1
310 k (1 + (3 1)1) = 7,626 atm
kemolalan dan fraksi mol
kemolalan (m)
kemolalan atau molalitas menyatakan
jumlah mol (n) zat terlarut dalam 1 kg
( = 1.000 g) pelarut. oleh karena itu,
kemolalan dinyatakan dalam mol kg-1.
m = n/p
m = kemolalan larutan
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut (dalam kg)
contoh :
0,2 kg
fraksi mol (x)
fraksi mol (x) menyatakan perbandingan
jumlah mol zat terlarut atau pelarut
terhadap jumlah mol larutan. jika jumlah
mol zat pelarut adalah na, dan jumlah
mol zat terlarut adalah nb, maka fraksi
mol pelarut dan zat terlarut adalah :
xa + xb
= 1
contoh : hitunglah fraksi mol urea dalam
larutan urea 20% (mr urea = 60 )
jawab :
dalam 100 gram larutan urea 20%
terdapat 20 gram dan 80 gram air.
mol air = 80 g/ 18 g mol-1 = 4,44
mol
mol urea = 20 g/ 60 g mol-1 = 0,33
mol
x urea = xb =
0,33 mol / (4,44
+ 0,33) mol
= 0,069
sifat koligatif larutan, tekanan uap
jenuh larutan dan titik didih larutan
elektrolit
dan non elektrolit
sifat koligatif
sifat koligatif adalah sifat-sifat fisik
larutan yang hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarut, tetapi
contoh :
tekanan uap air pada 1000c adalah 760
mmhg. berapakah tekanan uap larutan
glukosa 18% pada 1000c ( ar h = 1, c =
12, o = 16 )
jawab :
dalam 100 gram larutan glukosa 18%
terdapat :
glukosa 18% = 18/100 x 100 gram =
18 g
air = 100 18 g = 82 gram
tekanan osmotik
rumus : = m . r .t
contoh soal :
BAB 3
ke merah.
Larutan
asam
menghantarkan
Bereaksi
dengan
basa
berair.
Asam
adalah
spesies
yang
Sifat Basa
Basa
adalah
menghasilkan
spesies
yang
OH-
dalam
ion
rasa
pahit
jangan
(awas
sekali-sekali
mencicipinya!).
larutan berair.
Terasa licin atau bersabun (awas
Teori asam basa Lewis didasarkan pada
jangan
menyentuhnya!).
Mengubah
Basa
adalah
spesies
pemberi
Larutan
asam
basa
Brnsted-Lowry
Bereaksi
Asam
adalah
spesies
pemberi
(donor) proton.
Basa adalah spesies penerima (akseptor)
Asam
Mempunyai
rasa
jangan
mencicipinya!).
asam
(awas
sekali-sekali
Kata
warna
basa
menghantarkan
dengan
asam
dari
lakmus
langsung
merah ke biru.
secara
asam
2. pH
pH adalah derajat keasaman yang
digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki
oleh suatu larutan. Ia didefinisikan
sebagai kologaritma aktivitas ion
hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien
aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur
secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis.
Bab 4
Maka:
perhitungan pH asam basa
pH Larutan Garam
Menghitung pH larutan garam
1. pH larutan garam yang
terbentuk dari asam kuat dengan
basa kuat
Garam yang terbentuk dari asam kuat
dengan basa kuat bersifat netral
sehingga nilai pH=7.
di
sini
adalah
konsentrasi
ion
hidrogen dalam pelarut air. Nilai pH
berkisar dari 0 hingga 14. Derajat atau
tingkat keasaman larutan bergantung
pada
konsentrasi H+ dalam
larutan. Semakin
besar
konsentrasi
ion H+ makin asam larutan.
Nilai pH 7 dikatakan netral karena
pada air murni ion H+ terlarut dan ion
OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan)
berada pada jumlah yang sama, yaitu
10-7 pada kesetimbangan. Penambahan
senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam
akan mendesak kesetimbangan ke kiri
(ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk
air). Akibatnya terjadi kelebihan ion
hidrogen
dan
meningkatkan
konsentrasinya.
b.
-log (5 x 10-6)
log 5
pH = - log
[OH-]
Sedangkan hubungan antara pH dan
pOH adalah :
Kw
= [H+] [OH-]
Kw
= - log [H+] + - log
[OH ]
Maka :
pKw = pH + pOH
**Pada temperatur kamar : pKw = pH +
pOH = 14
Atas dasar pengertian ini, maka :
Netral : [H+] = 1,0 x 10-7 M atau PH =
7 dan [OH-] = 1,0 x 10-7 M atau PH = 7
2.
Asam : [H+] > 1,0 x 10-7 M atau PH <
7 dan [OH-] < 1,0 x 10-7 M atau POH > 7
3.
Basa : [H+] < 1,0 x 10-7 M atau PH > 7
dan [OH-] > 1,0 x 10-7 atau POH < 7
1.
=3
[H+] = 5 x 10-6 pH =
log 10/2
( log 10 log 2)
+ log 2
=6
=6
=6
=5
=
5,3
Asam kuat
Disebut asam kuat karena zat
terlarut dalam larutan ini mengion
seluruhnya ( = 1). Untuk menyatakan
derajat keasamannya, dapat ditentukan
langsung dari konsentrasi asamnya
dengan melihat valensinya.
Rumus :
[H+] = x . [HA]
pH = - log [H+]
Contoh :
HCL H+ + Cl[H+]
= x . [HA]
= 1 x 0.01 M
= 10-2 M
pH
= - log 10-2
pH
=2
v Berapa pH dari :
a.
Larutan HCL 0,1 M
b.
Larutan H2SO4 0,001 M
Jawab
a.
HCL H+ + Clb. H2SO4 2 H+ + SO42[H+]
=x.
[HA]
[H+] =
x . [HA]
= 1 . 0,1 = 0,1
M
= 2 . 0,001
= 2 x 10-3 M
pH
= - log 0,1 = - log 101
pH = - log 2 x 10-3
=
1
= 3 log 2
v Hitung pH larutan dari 2 liter larutan 0.1
mol asam sulfat!
Jawab :
Molaritas = mol/v = 0,1 / 2 = 0.05 M
H2SO4 2 H+ + SO42[H+]
pH
2.
= x . [HA]
= 2 . 0.05
= 0,1 = 10-1 M
= - log 10-1
=1
Asam lemah
Disebut asam lemah karena zat
terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, 1, (0 < < 1).
Penentuan besarnya derajat keasaman
tidak dapat ditentukan langsung dari
konsentrasi asam lemahnya (seperti
halnya asam kuat).
[H+]
pH = - log [H+]
Ket : Ka
= tetapan ionisasi
asam lemah
[HA] = konsentrasi asam lemah
Contoh :
v Hitunglah pH dari 0,025 mol CH3COOH
dalam 250 mL larutannya, jika Ka =10-5 !
Jawab :
Molaritas = mol/v = 0,025/0,25 = 0.1
[H+] = Ka . [HA]
= 10-5 .
0,1
= 10-6
-3
= 10 M
pH = - log 10-3
=3
Cat : Semakin besar konsentrasi ion H+,
semakin kecil nilai pH. Larutan dengan
pH = 1 adalah 10 kali lebih asam dari
larutan dengan pH = 2. v Hitunglah pH
larutan dari HCOOH 0,05 M (Ka = 1,8
x 10-4)
Jawab :
[H+] = Ka . [HA]
pH = - log 3x
10-3
= 1,8 x 10-4 . 0,05
= 3 - log3
= 9 x 10-6
= 3 x 10-3 M
v Hitunglah pH larutan H2S 0,01 jika
diketahui Ka1 = 8,9 x 10-8 dan
Ka2 = 1.2 x 10-13 !
Jawab
[H+] = Ka . [HA]
= 8,9 x 10-8 x 0,01
= 3 x 10-5 M
pH
= -log 3 x
= 5 log 3
= 4,52
Cat : Perhatikan bahwa asam yang
dinyatakan ( S) mempunyai nilai yang
relatif kecil (kurang dari 1 x , maka
konsentrasi ion praktis hanya ditentukan
oleh ionisasi tahap pertama. Oleh karena
itu, tinggal memasukkan data yang ada
(konsentrasi dan ) ke dalam rumus yang
digunakan untuk asam lemah.
v Hitunglah pH dari HCOOH 0,1 M ( = 0,01)
Jawab
[H+ ] = M x
= 0,1 x 0,01
= 0,001 = 10-3 M
pH
= - log 10-3
=3
3.
Basa kuat
Disebut basa kuat karena zat
terlarut dalam larutan ini mengion
seluruhnya ( = 1). Pada penentuan
derajat keasaman dari larutan basa
terlebih dulu dihitung nilai pOH dari
konsentrasi basanya.
Rumus :
[OH-] = x. [M(OH)]
pH = 14 - pOH
pH larutan basa kuat dapat ditentukan
dengan alur sebagai berikut.
Tentukan [OH-] berdasarkan
perbandingan koefisien
Tentukan pOH dengan rumus pOH = log [OH-]
Tentukan pH berdasarkan pH = 14
pOH
Contoh :
v Hitung pH dari :
a.
a.
KOH K+ + OH[OH-] = x.
[M(OH)]
M
pOH
-1
= - log 10
13
=1
pH
= 14 pOH
= 14 1
=
Rumus :
[OH-] = Kb . [M(OH)]
Mx
pOH = - log [OH-]
pOH
atau [OH-] =
pH = -14 -
Contoh
v Hitung pH dari larutan 500 mL amonia
0,1M (Kb= 4 x 10-5
Jawab
NH4OH NH4+ + OH[OH- ]= Kb . [M(OH)]
= 4x 10-5 . 0,1
= 4 x 10-6
-3
= 2 x 10 M
pOH = - log 2 x 10-3
= 3 log 2
pH
= 14 pOH
= 14 (3 - l0g 2)
= 11 + log 2
3. Hidrolisis
= 1 . 0,1 M = 10-
Basa lemah
Disebut basa lemah karena zat
terlarut dalam larutan ini tidak mengion
seluruhnya, 1, (0 < < 1).
beberapa kemungkinan :
1.
lemah
NH4Cl(aq) NH4+(aq) + Cl
basa kuat
Contoh :
air.
CH3COONa(aq) CH3COO(aq)+Na+(aq)
Contoh :
CH3COO(aq)+H2O CH3COOH(aq)+OH(aq)
NH4CN(aq)
NH4+(aq) + CN
yang
Dimana :
Kw = tetapan ionisasi air (10-14)
Ka = tetapan ionisasi asam
[G] = konsentrasi ion garam yang
terhidrolisis
Kh = tetapan kesetimbangan hidrolisis
Di mana :
sebagian
1. Garam asam lemah dan basa
kuat
Sifat larutan : Basa
Harga pH > 7
Rumus :
Garam asam
lemah dan basa lemah
Jika Ka = Kb, maka pH = 7 (bersifat
netral)
Jika Ka > Kb, maka pH < 7 (bersifat asam)
Indikator tunggal
Indikator tunggal hanya dapat
adalah :
basa.
(kanan)
Fenolftalein
Fenolftalein adalah salah satu
indikator asam basa sintetik yang
memiliki rentang pH antara 8,00
10,0. Pada larutan asam dan netral,
universal .
Bab 5
KESIMPULAN :
1. Fenolftalein
yang heterogen.
2. larutan
Indikator Universal
mikroskop ultra).
3. Koloid merupakan suatu bentuk
campuran (sistem dispersi) dua atau
lebih zat yang bersifat homogen namun
memiliki ukuran partikel terdispersi yang
cukup besar (1 100 nm), sehingga
terkena efek Tyndall.
2. penggolongan koloid
1.
Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara
larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3
dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3
HCHO(aq) 2 Au(koloid) + 5 CO2(g)
+ 8 KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat
dengan air.
o
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis
FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3, maka akan
terbentuk sol
Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) Fe(OH)3
(koloid) + 3 HCl(aq)
o
3. Dekomposisi Rangkap
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi
antara larutan H3AsO3 dengan larutan
H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq)
As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 2:
Sol AgCl dapat dibuat dengan
mencampurkan larutan perak nitrat
encer dengan larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(koloid) +
HNO3(aq)
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di
atas, koloid juga dapat terjadi dengan
penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat
dicampur dengan alkohol, maka akan
terbentuk suatu koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
o
Dengan cara dispersi, partikel
kasar dipecah menjadi partikel
koloid.
o
Cara dispersi dapat dilakukan
secara mekanik, peptisasi, atau
dengan loncatan bunga listrik
(cara busur Bredig).
1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar
digerus dengan lumping atau
penggiling koloid sampai diperoleh
tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk dengan medium
dispersi.
o
Contoh:
Sol belerang dapat dibuat dengan
menggerus serbuk belerang bersamasama dengan suatu zat inert (seperti
gula pasir),
o
4. permurnian koloid
Elektroosmosis
Koloid yang mengandung ion dapat dimurnikan dengan cara
elektroosmosis, yaitu memaksa ion-ion melewati pori selaput
5. penggunaan koloid
1.
Pemutihan Gula
Penggumpalan Darah
Penjernihan Air
BAB 6
v = k [A]x [B]y
1. Konsentrasi Pereaksi
2. Orde Reaksi
bilangan pangkat yang menyatakan
hubungan konsentrasi zat pereaksi
dengan laju reaksi disebut orde reaksi.
Orde reaksi adalah banyaknya faktor
konsentrasi zat reaktan yang
mempengaruhi kecepatan reaksi.
Penentuan orde reaksi tidak
dapat diturunkan dari persamaan reaksi
tetapi hanya dapat ditentukan
berdasarkan percobaan.
Suatu reaksi yang diturunkan secara
eksperimen dinyatakan dengan rumus
kecepatan reaksi :
v = k (A) (B)
3. Hk.Laju reaksi
Hukum laju reaksi dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :
aA + bB -> cC + dD
5. energi pengaktifan
Energi pengaktifan adalah energi minimum yang
diperlukan untuk menghasilkan tumbhan efektif
agar terjadi reaksi