(RPP)
Nama Sekolah
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
:
:
3. Indikator
larutan elektrolit.
Menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap
pelarut.
Menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan.
Mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui
percobaan.
Menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data
percobaan.
Mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui
percobaan.
Menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data
percobaan.
Menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik
4. Tujuan Pembelajaran
:
a. Pertemuan ke-1
Siswa mampu menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan dan fraksi mol)..
Siswa mampu menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Raoulth) dan larutan elektrolit.
b.
Pertemuan ke-2
Siswa mampu menjelaskan pengaruh zat terlarut yang sukar menguap terhadap tekanan uap pelarut.
Siswa mampu menghitung tekanan uap larutan berdasarkan data percobaan.
c.
Pertemuan ke-3
Siswa mampu mengamati penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan.
Siswa mampu mengamati kenaikan titik didih suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut melalui percobaan.
d.
Pertemuan ke-4
Siswa mampu menghitung penurunan titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan.
Siswa mampu menghitung kenaikan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan data percobaan.
Siswa mampu menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan
kenaikan titik didih larutan.
e.
Pertemuan ke-5
Siswa mampu menjelaskan pengertian osmosis dan tekanan osmosis serta terapannya.
Siswa mampu menghitung tekanan osmosis larutan elektrolit dan non elektrolit.
5. Materi Pembelajaran
:
a. Konsentrasi larutan.
41
1)
Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap 1 kg (1000 gram) pelarut. Untuk larutan dalam
air, massa pelarut dapat dinyatakan dalam volume pelarut, karena massa jenis air adalah 1 gram/mL.
Molalitas dapat dirumuskan:
m n
2)
1000
p
atau
g 1000
Mr
p
3)
n1
n1 n2
atau
x2
n2
n1 n2
Normalitas
1 gram ekivalen adalah sejumlah massa dari suatu oksidator atau reduktor yang dapat melepas atau
mengikat 1 mol elektron. Normalitas larutan dinyatakan dengan rumus:
N
b.
mol ekivalen
V
Pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (Hukum Raoult) dan larutan elektrolit.
Sifat koligatif larutan adalah sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada jumlah zat terlarut dan tidak
bergantung pada jenis zat terlarut. Yang termasuk sifat koligatif adalah penurunan tekanan uap (P), kenaikan titik
didih (Tb), penurunan titik beku (Tf), dan tekanan osmosis ().
c.
d.
Titik beku dan titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit.
Titik didih suatu zat cair adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh zat cair tersebut sama dengan tekanan luar.
Titik didih normal adalah titik didih pada tekanan 76 cmHg. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Tb = Tb Tb0
Menurut Hukum Raoult:
Kenaikan titik didih larutan sebanding dengan hasil kali dari molalitas larutan (m) dan kenaikan titik didih molal
(Kb). Rumus:
Tb = m . Kb = gram 1.000 K b
Mr
P
Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (T f). Pernyataan tersebut
secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.
Tf = Tf0 Tf
42
Nilai Kf atau tetapan penurunan titik beku molal bergantung pada jenis pelarut. Untuk penurunan titik beku
menurut Raoult:
Tf = m . Kf = gram 1.000 K f
Mr
P
e.
Diagram PT.
Diagram P T berikut merupakan diagram kenaikan titik didih (Tb) dan penurunan titik beku ( Tf)
f.
g.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (10 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-1:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
b.
sifat koligatif larutan non elektrolit (hukum Raoulth) dan larutan elektrolit.
Elaborasi
Siswa menghitung konsentrasi suatu larutan (kemolalan, kemolaran, dan fraksi mol) dan menghubungkannya
b.
3)
43
c.
Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-3:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
b.
b.
penurunan tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan.
Elaborasi
Siswa menyimpulkan pengaruh zat terlarut terhadap penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan.
Kemudian dilanjutkan dengan berlatih menghitung Tf dan Tb larutan. Kemudian dilanjutkan dengan
menganalisis diagram PT untuk menafsirkan penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, dan kenaikan titik
b.
dan non elektrolit dan non elektrolit serta terapannya melalui diskusi kelas.
Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian
:
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
3)
Tes tertulis
1.
2.
Tekanan uap suatu larutan pada suhu 70C adalah 221,4 mm Hg. Larutan ini terdiri dari 104 gram zat terlarut
dan 450 gram air. Jika tekanan uap air pada suhu tersebut 233,7 mm Hg, tentukan:
a. penurunan tekanan uap larutan;
b. fraksi mol zat terlarut.
44
3.
Hitunglah titik didih larutan yang terbentuk dari 18,5 g zat A (Mr = 74) dalam 500 g air pada suhu 27 oC! (Kf
= 1,86; Kb = 0,52)
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban
1.
o
2. P = P - P = (233,7 - 221,4) mmHg = 12,3 mmHg
P = Xt P0
12,3 mmHg
Xt 233,7 mmHg
12,3
= 0,053
233,7
3. Tb zat A = m x Kb
=
gram 1000
x Kb
Mr
P
18,5 1000
0,52
74
500
Tb zat A = 0,26
Tb zat A = 100,26 oC
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a.
b.
c.
d.
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
45
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
2 x pertemuan (4 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
:
46
n = jumlah ion
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-6 dan 7:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai melakukan analisa terhadap data percobaan untuk membandingkan sifat
koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
2) Elaborasi
Siswa menganalisis data percobaan untuk membandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit
melalui diskusi kelompok.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
Di antara larutan berikut, manakah yang memiliki titik beku paling tinggi?
a. CaCO3 0,15 M
b. C6H12O6 0,2 M
c. Al2(SO4)3 0,1 M
d. C2H5OH 0,3 M
e. K3PO4 0,25 M
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
Karena konsentrasi larutan tidak sama, maka kita harus menghitung: (n x M) nya.
a. CaCO3
= 2 x 0,15 = 0,30
b. C6H12O6
= 1 x 0,2
c. Al2(SO4)3 = 5 x 0,1
= 0,5
d. C2H5OH
= 1 x 0,3
= 0,3
e. K3PO4
= 4 x 0,25 = 1,0
47
g.
h.
i.
j.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
kehidupan sehari-hari.
Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan
3. Indikator
energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri.
Menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron).
Menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui percobaan.
Menggambarkan susunan sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya.
Menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel Volta.
Menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta.
Menjelaskan prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan (baterai, aki, dll).
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-8
Siswa mampu menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi (ion elektron).
b. Pertemuan ke-9
Siswa mampu menyetarakan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO).
c. Pertemuan ke-10
Siswa mampu menyimpulkan ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui percobaan.
d. Pertemuan ke-11
Siswa mampu menggambarkan susunan sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya.
Siswa mampu menjelaskan bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel Volta.
Siswa mampu menuliskan lambang sel dan reaksi-reaksi yang terjadi pada sel Volta.
Siswa mampu menghitung potensial sel berdasarkan data potensial standar.
e. Pertemuan ke-12
Siswa mampu menjelaskan prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan (baterai, aki, dll).
5. Materi Pembelajaran :
a. Persamaan reaksi redoks.
Salah satu manfaat dari konsep reaksi redoks adalah untuk menyetarakan persamaan reaksi yang rumit.
Persamaan reaksi sederhana dapat disetarakan dengan cara mencoba-coba mengisi koefisien pada setiap rumus
kimia dalam persamaan reaksi. Pada reaksi yang rumit yang di dalamnya melibatkan lebih dari dua pereaksi,
48
penyetaraan reaksi sukar dikerjakan dengan cara mencoba-coba. Di dalam suatu persamaan reaksi terkandung
hukum-hukum interaksi materi, antara lain:
1) Hukum kekekalan massa
Suatu persamaan reaksi memenuhi hukum kekekalan massa apabila jumlah atom-atom sebelum dan sesudah
reaksi jumlahnya tetap, atau jumlah atom sebelum reaksi sama dengan jumlah atom sesudah reaksi.
49
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-9:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai penyetaraan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO).
2) Elaborasi
Siswa menyetarakan persamaan reaksi redoks dengan cara perubahan bilangan oksidasi (PBO) melalui diskusi
kelas kemudian dilanjutkan dengan berlatih menyetarakan reaksi redoks secara individu.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-10:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai ciri-ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan melalui percobaan.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan sel volta dalam kerja kelompok di laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-11:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai susunan sel Volta atau sel Galvani dan menjelaskan fungsi tiap bagiannya,
bagaimana energi listrik dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel Volta, lambang sel dan reaksi-reaksi yang
terjadi pada sel Volta serta perhitungan potensial sel berdasarkan data potensial standar.
2) Elaborasi
Siswa berlatih menghitung harga Eo sel.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-12:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai prinsip kerja sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan (baterai, aki,
dll).
2) Elaborasi
Siswa melalui diskusi kelas menjelaskan prinsip sel Volta yang banyak digunakan dalam kehidupan (baterai,
aki, dll).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
50
1. Suatu sel Volta tersusun dari elektrode Ba dalam larutan Ba2+ (1M) dan elektrode Ca dalam larutan Ca2+ (1M),
jika diketahui:
Ba2+(aq) + 2e- Ba(s)
Eo = - 2,90 V
Eo = - 2,76 V
Tentukan:
a. Anode dan katode.
b. Potensial sel (Eosel ).
c. Reaksi pada anode, katode, reaksi sel, dan notasi selnya.
2. Perhatikan reaksi-reaksi berikut:
a. Ni
+ 2 NaCl
b. Mn + Ni2+
NiCl2 + 2 Na
Mn2+ + Ni
c. Cu + Ag2SO4
CuSO4 + 2 Ag
Dari ketiga reaksi di atas tentukan manakah reaksi yang berjalan spontan pada kondisi standar!
3. Perhatikan reaksi berikut:
Cu2+ + Fe Cu + Fe2+
Dari reaksi di atas hitunglah harga potensial selnya serta tentukan apakah reaksi tersebut dapat berlangsung
spontan jika diketahui:
Fe2+ + 2e- Fe
Eo = - 0,41 V
Cu2+ + 2e- Cu
Eo = + 0,34 V
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. a. Katode :
Anode :
b. Eosel
= Eokatode - Eoanode
= EoCa - EoBa = -2,76 - (-2,90) V = +0,14 V
Eo = +2,90 V
Eo = -2,76 V
Eo = 0,14 V
Eosel = 0,14 V
51
3. Cu2+ + Fe Cu + Fe2+
Eosel
g.
h.
i.
j.
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
52
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
3 x pertemuan (6 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
kehidupan sehari-hari.
2. Kompetensi Dasar
: Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi dalam sel elektrolisis.
3. Indikator : - Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis melalui percobaan.
- Menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda aktif
maupun elektroda inert.
- Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui percobaan.
- Menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-13
Siswa mampu mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis melalui percobaan.
b. Pertemuan ke-14
Siswa mampu menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda aktif
maupun elektroda inert.
c. Pertemuan ke-15
Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi melalui percobaan.
Siswa mampu menjelaskan beberapa cara untuk mencegah terjadinya korosi.
5. Materi Pembelajaran :
a. Reaksi elektrolisis
Berlawanan dengan sel Volta, dalam sel elektrolisis energi listrik dimanfaatkan untuk menjalankan reaksi redoks
yang tidak spontan. Sel elektrolisis merupakan perangkat yang digunakan dalam proses elektrolisis yang terdiri dari
sumber arus searah, elektrode positif dan elektrode negatif. Elektrode tempat terjadinya reaksi oksidasi disebut
anode, sedang elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi disebut katode.
1) Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik.
2) Komponen utama sel elektrolisis adalah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah.
Perhatikan gambar susunan sel elektrolisis berikut:
Arus listrik dari sumber arus searah mengalir ke dalam larutan melalui katode atau elektrode negatif. Pada
katode ini terjadi reaksi reduksi dari spesi tertentu yang ada dalam larutan. Spesi tertentu yang lain mengalami
oksidasi di anode atau elektroda positif. Katode tempat terjadi reaksi reduksi sedangkan anode tempat terjadi
reaksi oksidasi. Katode merupakan elektrode negatif, sedangkan anode merupakan elektrode positif.
Dalam peristiwa elektrolisis, reaksi yang tidak spontan dijalankan dengan menambahkan energi (arus listrik)
untuk mendorong agar reaksi tersebut dapat berjalan. Oleh karena itu, zat hasil reaksi di kutub positif (anode)
53
ditentukan oleh zat-zat apa yang ada di sekitar anode yang paling mudah mengalami oksidasi, bahkan
anodenya sendiri dapat mengalami oksidasi; sedangkan reaksi yang terjadi pada katode tergantung zat apa
yang paling mudah direduksi di katode.
b. Korosi
Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Dalam kehidupan sehari-hari, besi yang teroksidasi disebut dengan
karat dengan rumus Fe2O4xH2O.
Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode
dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode.
Reaksi perkaratan:
Fe(s) Fe2+(aq) + 2e-
Eo
= +0,44 V
Eo
= +0,40 V
Eoreaksi = 0,84
Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi:
4Fe2+(aq) + O2(g) + (4 + 2n)H2O 2Fe2O3.nH2O + 8H+(aq)
Faktor-faktor yang mempercepat korosi:
1) Air dan kelembaban udara.
2) Elektrolit.
3) Permukaan logam yang tidak rata.
4) Terbentuknya sel elektrokimia.
Cara memperlambat korosi:
1) Mengontrol atmosfir agar tidak lembab dan banyak oksigen .
2) Perlindungan katodik dengan cara menghubungkan logam tersebut dengan logam yang potensial
elektrodenya sangat rendah (biasanya Mg).
3) Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara. Pencegahan ini dilakukan dengan mengecat,
melapisi dengan plastik, memberi minyak atau gemuk, galvaniser, elektroplating,
sherardizing atau
54
Guru menampilkan teori mengenai bagaimana menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan
atau cairan dengan elektroda aktif maupun elektroda inert.
2) Elaborasi
Siswa berlatih menuliskan reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada larutan atau cairan dengan elektroda
aktif maupun elektroda inert.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-15:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi serta beberapa cara
untuk mencegah terjadinya korosi.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya korosi melalui kerja di laboratorium kemudian dilanjutkan dengan erancang beberapa cara untuk
mencegah terjadinya korosi melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Suatu larutan BaSO4 dielektrolisis dengan arus listrik sebesar 0,85 F. Berapakah massa logam Ba yang
terendapkan di katode pada reaksi tersebut? (Ar Ba = 137)
2. Hitunglah berapa banyak logam Cr yang diendapkan di katode jika dalam sebuah percobaan seorang siswa
melakukan elektrolisis selama 90 menit dengan kuat arus 10 Ampere pada larutan CrCl3!
(Ar Cr = 52; Cl = 35,5)
3. Dalam sebuah eksperimen, dua sel larutan perak nitrat dan larutan tembaga (II) sulfat disusun secara seri dan
dilaliri arus listrik. Jika dari eksperimen tersebut dihasilkan 5,4 gram logam Ag, tentukan massa logam Cu yang
terendapkan! (Ar Ag = 108; Ar Cu = 63,5)
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. BaSO4 Ba2+ + SO42nBa
=2
eBa
Ar 137
= 68,5
n
2
= 54.000 A detik
= 54.000 C
55
54.000
mol = 0,560 mol e96500
Reaksi yang terjadi di katode adalah :
Cr3+(aq) + 3e3 mol
Cr(s)
1 mol
Secara stoikiometris dari persamaan reaksi dapat dilihat bahwa setiap 3 mol elektron akan menghasilkan 1 mol
logam kromium. Jadi, massa Cr yang terbentuk: x 0,56 x Ar Cr = x 0,56 x 52 gram = 9,71 gram
WCu nCu WAg nAg
Ar Cu
Ar Ag
3.
WCu
WAg nAg
Ar Ag
Ar Cu
= 1,588 g
nCu
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
3 x pertemuan (6 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
kehidupan sehari-hari.
2. Kompetensi Dasar
: Menerapkan hukum Faraday untuk elektrolisis larutan elektrolit.
3. Indikator : - Menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis.
- Menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-16
Siswa mampu menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis.
b. Pertemuan ke-17 dan 18
Siswa mampu menuliskan reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam.
56
5. Materi Pembelajaran :
a. Hukum Faraday I
Massa zat yang dihasilkan di elektrode pada peristiwa elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah listrik yang
dialirkan selama elektrolisis berlangsung.
Rumus: m = e . F atau m =
e i t
96.500
b. Hukum Faraday II
Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu.
Rumus:
m1 m2
m1 n1
m2 n2
=
atau
=
e1 e2
Ar1
Ar2
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-16:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis.
2) Elaborasi
Siswa menerapkan konsep hukum Faraday dalam perhitungan sel elektrolisis melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-17 dan 18:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai reaksi elektrolisis pada penyepuhan dan pemurnian suatu logam.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan tentang proses penyepuhan logam dalam kerja kelompok di
laboratorium kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan aplikasi sel elektrolisis dalam proses penyepuhan dan
pemurnian logam di industri melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Hitunglah berat logam Cu yang mengendap pada katoda, jika larutan CuSO 4 dielektrolisis dengan listrik
sejumlah 0,5 F! (Ar Cu = 64)
2. Ke dalam 2 sel, 1 liter larutan NiSO 4 dan 1 liter larutan KCl yang disusun secara seri, dialirkan arus listrik
sampai pH larutan KCl = 12. Jika Ar Ni = 59, tentukan banyaknya logam Ni yang mengendap!
3. Arus listrik sebesar 0,04 Faraday dialirkan melalui 1 liter larutan ZnSO 4 0,1 M. Hitunglah konsentrasi Zn 2+ dan
SO yang tinggal dalam larutan!
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
57
1.
2.
2+
2CuSO4 Cu + SO4
nCu
eCu
Ar 64
=
= 32
n
2
= e x F = 32 x 0,5 = 16 gram
NiSO4 berarti Ni
2+
maka n = 2
[OH ] = 10
-2
= 14 - 12 = 2
mol/L
m
-2
mol OH = 10 (ini merupakan Mr )
mOH- nOH-
mNi
mOH-
Mr OH-
Mr OH-
10
nOH
Ar Ni
nNi
-2 1 59
2 = 0,295 gram
3. Konsentrasi Zn
-
2+
2+
mol Zn mula-mula :
ZnSO4
2+
Zn
0,1 mol
-
SO
0,1 mol
2+
mol Zn yang bereaksi (didasarkan dari reaksi pada katoda)
2Zn
2+
4e
0,04
2 Zn
2+ 1
mol Zn = 2 x 0,04 = 0,02 mol
-
Jadi, mol Zn
2+
sisa
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
58
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
1 x pertemuan (2 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
di alam.
Mengidentifikasi kelimpahan unsur-unsur utama dan transisi di alam dan produk yang
3. Indikator
Fosfat
Mineral
Ag, Au, Bi, Cu, Pd, Pt
BaCO3 (witerit), CaCO3 (kalsit, batu kapur), MgCO 4 (magnesit), CaCO3.MgCO3 (dolomit), PbCO3
(serusit), ZnCO3 (smitsonit)
CaF2 (fluorit), NaCl (halit), KCl (silvit), Na3AlF6 (kriolit)
Al2O3.2H2O (bauksit), Al2O3 (korundum), Fe2O3 (hematit), Fe3O4 (magnetit), Cu2O (kuprit), MnO2
(pirolusit), SnO2 (kasiterit), TiO2 (rutil), ZnO (zinkit)
Ca3(PO4)2 (batu fosfat), Ca5(PO4)3OH (hidroksiapatif)
Silikat
Sulfida
Ag2S (argentit), CdS (greenokit), Cu2S (kalkosit), FeS2 (pirit), HgS (cinnabar), PbS (galena), ZnS
Halida
Oksida
59
(sfalerite)
Sulfat
BaSO4 (barit), CaSO4 (anhidrit), PbSO4 (anglesit), SrSO4 (selestit), MgSO4.7H2O (epsomit)
Rumus Kimia
Kelimpahan (g/Ton)
Cl
Na
18,98
10,56
Na2SO4
Mg
Ca
K
Br
2,65
1,27
400
380
65
Asam Borat
H3BO3
26
Strontium
Sr
8
Fluorin
F
Komposisi atmosfir pada lapisan yang dekat dengan permukaan bumi menunjukkan bahwa gas nitrogen (N 2)
merupakan komponen yang terbanyak, disusul oleh gas oksigen (O2) dan gas-gas lain.
Persentase kelimpahan unsur atau senyawa di udara
Nama Unsur/Senyawa
Rumus Kimia
Kelimpahan (%)
Nitrogen
N2
78,084
Oksigen
O2
20,940
Argon
Ar
0,934
Karbon dioksida
CO2
0,0314
Neon
Ne
0,0018
Helium
He
0,00052
Metana
CH4
0,0002
Kripton
Kr
0,0001
H2
0,00005
Hidrogen
Dinitrogen monoksida
N2O
0,00005
Xenon
Xe
0,000008
0,00787
Lain-lain
Unsur-unsur yang paling melimpah di kulit bumi adalah oksigen, silikon, dan aluminium. Besi (Fe) merupakan unsur
keempat terbanyak di bumi dan unsur logam kedua terbanyak setelah aluminium.
b. Pembuatan dan Manfaat Beberapa Unsur Logam dan Senyawa
1) Penggunaan natrium dan senyawa natrium
Na
sebagai cairan pendingin (coolant) pada reaktor atom, lampu penerangan jalan raya.
NaCl
Sebagai bahan baku pembuat natrium, klorin, NaOH, Na2CO3, untuk pengawetan ikan dan daging,
regenerasi alat pelunak air, pengolahan kulit, sebagai garam dapur.
NaOH :
digunakan pada industri sabun, detergen, pulp (kertas); untuk pengolahan bauksit, tekstil, plastik,
pemurnian minyak bumi, membuat senyawa natrium lain (NaClO).
2) Kegunaan magnesium
-
MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar (laktasif usus).
Magnesium dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada fotografi (blitz).
3) Kegunaan aluminium
-
Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga banyak digunakan untuk
peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka bangunan.
60
Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan, banyak digunakan pada
pembuatan pesawat terbang.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-19:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai keberadaan unsur-unsur yang ada di alam terutama di Indonesia (gas mulia,
halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan
nitrogen) serta produk-produk yang mengandung zat tersebut.
2) Elaborasi
Siswa membuat daftar (tabel) keberadaan unsur-unsur dan produk yang mengandung unsur-unsur gas mulia,
halogen, alkali, alkali tanah, aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen, dan
nitrogen secara individu di rumah dan dipresentasikan. (Pembahasan lebih ditekankan pada unsur-unsur atau
senyawanya yang dihasilkan oleh daerah bersangkutan).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Sebutkan kegunaan yang paling banyak dari unsur-unsur atau senyawa-senyawa berikut:
a. magnesium
c. intan
b. aluminium
d. amoniak
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. Kegunaan dari:
a. Magnesium:
-
Mg(OH)2, dapat digunakan sebagai obat maag karena dapat menetralkan kelebihan asam lambung
(HCl) dan juga sebagai bahan pasta gigi.
MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar (laktasif usus).
b. Aluminium:
-
Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga banyak digunakan untuk
peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka bangunan.
Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan, banyak digunakan pada
pembuatan pesawat terbang.
c. Intan
61
Intan digunakan untuk perhiasan, membuat alat pemotong (kaca), gerinda, mata bor, dan untuk membuat
ampelas.
d. Amoniak
-
Rumus Kimia
N2
Kelimpahan (%)
78,084
Oksigen
O2
20,940
Argon
Karbon dioksida
Ar
CO2
0,934
0,0314
Neon
Helium
Metana
Ne
He
CH4
0,0018
0,00052
0,0002
Kr
H2
0,0001
0,00005
Kripton
Hidrogen
Dinitrogen monoksida
N2O
0,00005
Xenon
Lain-lain
Xe
-
0,000008
0,00787
3.
3.
Magnelium merupakan cam,uran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan, banyak
digunakan pada pembuatan pesawat terbang.
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
62
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
di alam.
Mendeskripsikan kecenderungan sifat fisik dan sifat kimia unsur utama dan unsur transisi
3. Indikator
(titik didih, titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya.
Mengidentifikasi sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur utama dan unsur transisi (titik didih, titik
63
ukuran atom (jari-jari atom), muatan inti, dan efek pelindung kulit elektron dan kedudukan elektron dalam orbital
elektron.
4) Afinitas Elektron
Energi yang dilepaskan jika suatu atom dalam wujud gas menerima (menarik) elektron membentuk ion negatif
disebut afinitas elektron. Besarnya afinitas elektron suatu atom dipengaruhi oleh ukuran dan muatan inti.
5) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan suatu atom menunjukkan kecenderungan suatu atom untuk menarik pasangan elektron
yang digunakan bersama dalam pembentukan ikatan dengan atom lain. Atom yang mempunyai kemampuan
menarik pasangan elektron lebih kuat daripada atom yang berikatan dengannya diberi harga skala
keelektronegatifan lebih besar.
6) Sifat Magnetik
Sifat magnet suatu atom unsur berkaitan dengan struktur elektronnya, sesuai dengan aturan Aufbau, larangan
Pauli, dan aturan Hund.
b. Sifat Kimia
1) Kereaktifan Unsur
Sepanjang periode, unsur-unsur yang terletak pada golongan IA dan IIA sangat reaktif. Hal itu disebabkan
unsur-unsur tersebut mempunyai energi ionisasi rendah, sehingga mempunyai kecenderungan mudah
membentuk ion positif (kation). Unsur-unsur golongan VIIA juga sangat reaktif karena afinitas elektronnya tinggi,
sehingga mempunyai kecenderungan untuk menarik elektron dan menjadi ion negatif (anion).
2) Kelarutan Senyawa
Kelarutan suatu zat di dalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran partikelnya (molekul atau
ion), energi kisi kristalnya dan energi hidrasinya. Zat-zat yang energi kisinya rendah dan energi hidrasinya tinggi
akan mempunyai kecenderungan mudah larut dalam air; sedangkan bila energi kisinya besar, tetapi energi
hidrasinya rendah cenderung sukar larut dalam air.
3) Sifat Asam dan Basa
+
Kekuatan asam dan basa dapat diprediksi dari kekuatan ikatan antara proton (H ) dengan gugus atom pusat
yang mengikatnya. Semakin kuat ikatan terhadap proton semakin lemah sifat suatu asam.
4) Daya Polarisasi
Daya mempolarisasi kation ditentukan oleh perbandingan muatan kation terhadap jari-jari kation. Daya
polarisasi ini kuat bila muatan ionnya besar, tetapi jari-jari kationnya kecil.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 8 x pertemuan (16 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-20 dan 21:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat fisik unsur utama dan unsur utama dan unsur transisi (titik didih,
titik leleh, kekerasan, warna, kelarutan, dan sifat khusus lainnya).
2) Elaborasi
Siswa melalui diskusi kelas dan pengamatan mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur utama
dan unsur transisi (titik didih, titik leleh, kekerasan,warna, kelarutan, kereaktifan, dan sifat khusus lainnya).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-22:
a. Kegiatan awal
64
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat kimia unsur (kereaktifan, kelarutan).
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk sifat-sifat kimia unsur (kereaktifan, kelarutan) kemudian
dilanjutkan dengan menyimpulkan sifat-sifat kimia unsur (kereaktifan, kelarutan).
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-23:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai daya pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida melalui percobaan.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi daya pengoksidasi halogen dan daya
pereduksi halida dalam kerja kelompok di laboratorium kemudian dilanjutkan dengan menyimpulkan daya
pengoksidasi halogen dan daya pereduksi halida.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-24:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai reaksi nyala senyawa logam (terutama alkali dan alkali tanah) melalui
percobaan dan melakukan demonstrasi reaksi logam natrium dalam air.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi reaksi nyala senyawa logam (terutama
alkali dan alkali tanah) dalam kerja kelompok di laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c.
Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-25:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai keteraturan sifat fisik dan sifat kimia unsur-unsur periode ketiga.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi keteraturan sifat unsur-unsur periode
ketiga dalam kerja kelompok di laboratorium kemudian dilanjutkan dengan menyimpulkan keteraturan sifat fisik
dan sifat kimia unsur periode ketiga.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c.
Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
65
Pertemuan ke-26:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur periode keempat.
2) Elaborasi
Siswa mengkaji sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur transisi periode keempat.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c.
Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-27:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai cara menghilangkan kesadahan air.
2) Elaborasi
Siswa merancang dan melakukan percobaan untuk menyelidiki dan menghilangkan kesadahan air dalam kerja
kelompok di laboratorium.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c.
Kegiatan Akhir
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. Halogen merupakan unsur non logam paling reaktif, hal itu didukung oleh beberapa faktor, antara lain:
- Konfigurasi elektronnya, dengan adanya sebuah elektron tak berpasangan memungkinkan halogen dengan
mudah membentuk ikatan kovalen.
- Afinitas elektron yang tinggi mengakibatkan halogen mudah membentuk ion negatif dan membentuk
senyawa dengan berikatan ion.
66
2. Semua senyawa logam alkali merupakan senyawa yang mudah larut dalam air, dengan raksa membentuk
amalgam yang sangat reaktif sebagai reduktor. Logam alkali dapat larut dalam amonia pekat (NH 3),
diperkirakan membentuk senyawa amida. Contoh:
Na(s) + NH3(l) NaNH2(s) + H2(g)
Reaksinya dengan air merupakan reaksi eksoterm dan menghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar. Oleh
karena itu, bila logam alkali dimasukkan ke dalam air akan terjadi nyala api di atas permukaan air. Dalam
amonia yang sangat murni akan membentuk larutan berwarna biru, dan merupakan sumber elektron yang
tersolvasi (larutan elektron).
3. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada logam alkali karena logam alkali tanah
mempunyai 2 elektron valensi sehingga ikatan logamnya lebih kuat.
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c. Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f.
Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g. Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
Kepala SMU
.........................., 201.......
Guru Mata Pelajaran
_____________________
NIP.
_____________________
NIP.
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
2 x pertemuan (4 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
di alam.
Menjelaskan manfaat, dampak dan proses pembuatan unsur-unsur dan senyawanya dalam
3. Indikator
kehidupan sehari-hari.
Menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur (seperti gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah,
aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen) serta
67
Siswa mampu menjelaskan manfaat dan dampak unsur-unsur (seperti gas mulia, halogen, alkali, alkali tanah,
aluminium, karbon, silikon, belerang, krom, tembaga, seng, besi, oksigen dan nitrogen) serta senyawanya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.
b. Pertemuan ke-29
Siswa mampu menjelaskan pembuatan unsur dan senyawanya di laboratorium dan industri (misalnya H 2SO4, N2,
Fe, Al, NH3, dan O2).
Siswa mampu menentukan komposisi unsur dalam pupuk..
5. Materi Pembelajaran :
Pembuatan dan Manfaat Beberapa Unsur Logam dan Senyawa
a. Penggunaan natrium dan senyawa natrium
Na
sebagai cairan pendingin (coolant) pada reaktor atom, lampu penerangan jalan raya.
NaCl
Sebagai bahan baku pembuat natrium, klorin, NaOH, Na 2CO3, untuk pengawetan ikan dan daging,
regenerasi alat pelunak air, pengolahan kulit, sebagai garam dapur.
NaOH :
digunakan pada industri sabun, detergen, pulp (kertas); untuk pengolahan bauksit, tekstil, plastik,
pemurnian minyak bumi, membuat senyawa natrium lain (NaClO).
b. Kegunaan magnesium
-
MgSO4, dikenal dengan nama garam inggris, dapat digunakan sebagai obat pencahar (laktasif usus).
Magnesium dipakai untuk membuat kembang api dan lampu penerangan pada fotografi (blitz).
c. Kegunaan aluminium
-
Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga banyak digunakan untuk peralatan
rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka bangunan.
Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan, banyak digunakan pada
pembuatan pesawat terbang.
d. Pembuatan besi.
Bahan yang digunakan dalam pengolahan besi: bijih besi, kokas (C), dan batu kapur (CaCO 3). Kokas berfungsi
sebagai reduktor. Batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu bahan yang akan bereaksi dengan pengotor dalam bijih
besi dan memisahkan pengotor dalam bentuk cairan kental yang disebut terak (slag).
Reaksi:
C(s) + O2 CO2(g) + kalor
CO2(g) + C(s) 2CO
Reduksi bijih besi :
Tahap 1 : 3Fe2O3 + CO 2Fe3O4 + CO2
Tahap 2 : Fe3O4 + CO 3FeO + CO2
Tahap 3 : FeO + CO Fe + CO2
Kegunaan besi
1) Untuk membuat baja (digunakan pada mainan anak, perkakas dapur, konstruksi bangunan)
2) Untuk membuat baja tahan karat atau stainless steel (paduan dari Fe dan Cr 14 18%)
3) Sebagai pigmen warna biru pada cat (Fe4[Fe(CN)6]3).
4) Sebagai tinta cetak biru (blue print) pada gambar rancang bangun (Fe3[Fe(CN)6]2).
5) Sebagai tablet penambah darah (FeCl3).
Peleburan ulang besi-baja
68
Baja merupakan besi dengan kadar karbon sekitar 1-4% dan kadang-kadang ditambah logam lain untuk memberi
sifat khusus, misalnya kromium, nikel, titanium, dan vanadium. Baja mempunyai sifat keras dan ulet sehingga cocok
untuk bahan konstruksi.
Proses pembuatan baja dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
1) Menurunkan kadar karbon dalam besi gubal dari 3-4% menjadi 0-1,5%, yaitu dengan mengoksidasikannya
dengan oksigen.
2) Membuat Si, Mn, dan P serta pengotor lain melalui pembentukan terak.
3) Menambahkan logam aliase, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan W sesuai dengan jenis baja yang diinginkan.
Baja dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
1) Baja karbon, terdiri atas besi dan karbon.
2) Baja tahan karat (stainless steel), mempunyai kadar karbon yang rendah dan mengandung sekitar 14%
kromium.
3) Baja aliase, yaitu baja spesial yang mengandung unsur tertentu sesuai dengan sifat yang diinginkan.
e. Pembuatan amoniak
Amoniak dibuat dari gas nitrogen dan hidrogen menurut proses Haber-Bosch:
N2(g) + 3H2(g)
2NH3(g)
Reaksi berlangsung pada suhu 550C dan tekanan 300 atm, dengan katalisator terdiri atas serbuk besi dengan
campuran Al2O3, MgO, CaO, dan K2O.
Di laboratorium, amoniak dibuat dari reaksi garam amoniak dengan basa kuat.
Reaksi: (NH4)2SO4(s) + Ca(OH)2(s) CaSO4(s)+ 2NH3(g) + 2H2O( )
l
4. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
5. Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)
69
Siswa menjelaskan pembuatan unsur dan senyawa di laboratorium dan industri (misalnya H 2SO4, N2, Fe, Al,
NH3, dan O2) kemudian dilanjutkan dengan menganalisis dan menentukan komposisi unsur dalam pupuk
melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
7. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Jelaskan kegunaan unsur di bawah ini:
a. natrium
b. kromium
c. silikon
d. fosforus
2. Tuliskan reaksi-reaksi yang terjadi dalam pembuatan asam sulfat dengan proses kontak?
3. Sebutkan beberapa kegunaan aluminium!
4. Jelaskan tahap-tahap dalam proses pembuatan baja!
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. a. Kegunaan natrium dan senyawa natrium:
Na
sebagai cairan pendingin (coolant) pada reaktor atom, lampu penerangan jalan raya.
NaCl
Sebagai bahan baku pembuat natrium, klorin, NaOH, Na 2CO3, untuk pengawetan ikan dan
daging, regenerasi alat pelunak air, pengolahan kulit, sebagai garam dapur.
NaOH :
digunakan pada industri sabun, detergen, pulp (kertas); untuk pengolahan bauksit, tekstil,
plastik, pemurnian minyak bumi, membuat senyawa natrium lain (NaClO).
b. Kegunaan kromium:
-
c. Kegunaan silikon
-
d. Kegunaan fosforus
-
H = -98 kJ
70
a. Aluminium merupakan logam yang ringan, kuat, dan tahan korosi, sehingga banyak digunakan untuk
peralatan rumah tangga, bingkai jendela, sampai kerangka bangunan.
b. Pelapisan kemasan biskuit, cokelat, dan rokok.
c. Campuran logam 90% Al dan 10% Mg (magnelium) bersifat kuat dan ringan, banyak digunakan pada
pembuatan pesawat terbang.
d. Campuran 20% Al, 50% Fe, 20% Ni, dan 10% Co dapat digunakan sebagai magnet yang sangat kuat.
4. Proses pembuatan baja dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
a. Menurunkan kadar karbon dalam besi gubal dari 3-4% menjadi 0-1,5%, yaitu dengan mengoksidasikannya
dengan oksigen.
b. Membuat Si, Mn, dan P serta pengotor lain melalui pembentukan terak.
c. Menambahkan logam aliase, seperti Cr, Ni, Mn, V, Mo, dan W sesuai dengan jenis baja yang diinginkan.
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
Kepala SMU
.........................., 201.......
Guru Mata Pelajaran
71
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Gasal
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
1 x pertemuan (2 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
di alam.
Mendeskripsikan unsur-unsur radioaktif dari segi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia,
Siswa mampu mengidentifikasi sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur radioaktif.
Siswa mampu mengidentifikasi kegunaan dan bahaya unsur-unsur radioaktif.
5. Materi Pembelajaran :
Unsur-unsur radioaktif
Unsur radioaktif adalah unsur yang memiliki inti atom yang kurang stabil dan berusaha untuk menjadi stabil dengan
cara berubah menjadi inti atom lain dengan pemancaran sinar alfa, beta, dan gamma. Sinar-sinar radioaktif memiliki
sifat-sifat:
a. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
b. Dapat mengionkan gas yang disinari.
c. Dapat menghitamkan plat film.
d. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar.
Partikel yang dipancarkan zat radioaktif meliputi:
a. Sinar alfa ()
-
Dilambangkan :
Bersifat : bermuatan positif, daya tembus kecil, daya ionisasi besar, bermassa besar.
4
2
atau 24 He
b. Sinar Beta ()
-
Dilambangkan
0
1
atau
0
1 e
c. Sinar Gamma ()
-
Sinar Gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi yang sangat tinggi.
Dilambangkan :
Sifat-sifat : daya tembus sangat besar, namun daya ionisasi paling lemah, tidak bermuatan.
0
0
72
a. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.
b. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik
pada keturunannya.
c. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan
penyakit leukimia.
d. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit,
kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 1 x pertemuan (2 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-30:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur radioaktif dan kegunaan dan
bahaya unsur-unsur radioaktif.
2) Elaborasi
Siswa menjelaskan sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimia unsur-unsur radioaktif dan kegunaan dan bahaya unsurunsur radioaktif melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Ketika mempelajari unsur-unsur radioaktif Anda sering mendengarkan istilah-sitilah seperti peluruhan, pita
kestabilan dan waktu paruh. Jelaskan pengertian masing-masing!
2. Bagaimanakah cara nuklida-nuklida radioaktif mencapai kestabilan?
3. Zat radioaktif memancarkan tiga jenis partikel yaitu sinar , sinar , dan sinar . Jelaskan perbedaan sifat
antara ketiganya!
4. Sebutkan kegunaan radioisotop di bidang industri sebagai perunut!
5. Jelaskan mengenai penggolongan reaksi inti atau transmutasi inti!
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. Peluruhan yaitu peristiwa nuklida radioaktif memancarkan sinar atau partikel radioaktif hingga berubah menjadi
ion yang stabil. Pita kestabilan yaitu tempat kedudukan isotop-isotop stabil dalam peta isotop-isotop
berdasarkan stabilitasnya. Waktu paro yaitu waktu yang diperlukan nuklida untuk berkurang menjadi separo
atau setengah dari jumlah semula.
73
c. Nuklida di seberang pita kestabilan (z > 83) akan stabil dengan cara membebaskan proton dan neutron
secara bersama-sama dalam bentuk pancaran partikel alfa.
3. Perbedaan sifat antara sinar , sinar , dan sinar :
a. sinar alfa : bermuatan positif, daya tembus kecil, daya ionisasi besar, bermassa besar.
b. sinar beta : daya tembus lebih besar dibanding sinar tetapi daya ionisasinya lebih kecil.
c. sinar gamma : daya tembus sangat besar, namun daya ionisasi paling lemah, tidak bermuatan.
4. Di bidang industri radioisotop dalam fungsinya sebagai perunut banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas
produksi, seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gamma untuk mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme yang
menyebabkan pembusukan pada sayur dan buah-buahan.
b. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa
saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
5. Reaksi inti digolongkan menjadi:
a. Reaksi penembakan dengan partikel penembak berupa partikel ringan sinar x, proton, neutron serta
partikel-partikel berat.
b. Reaksi fisi, yaitu reaksi pembelahan inti suatu unsur menjadi 2 nuklida yang hampir sama. Reaksi ini
menghasilkan energi.
c. Reaksi fusi, aitu reaksi yang terjadi antara 2 inti atom unsur ringan dengan nomor atom lebih kecil dari 5,
yang bergabung menjadi satu inti yang lebih besar.
d. Reaksi berantai, yaitu reaksi di mana partikel yang dihasilkan mengadakan pembelahan inti berikutnya.
Reaksi rantai ada yang terkendali (biasa digunakan untuk sumber tenaga listrik) dan ada yang tidak
terkendali (contoh : pada bom atom).
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a.
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
e.
f.
Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
74
Nama Sekolah
Kelas
Semester
Genap
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
:
Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.
Mendeskripsikan srtuktur, cara penulisan, tata nama, sifat, kegunaan, dan identifikasi
senyawa karbon (halo alkana, alkanol, alkoksi alkana, alkanal, alkanon, asam alkanoat, dan
alkil alkanoat).
- Mengidentifikasi gugus fungsi senyawa karbon.
- Menuliskan struktur dan nama senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya.
- Menentukan isomer-isomer senyawa karbon.
- Menjelaskan sifat-sifat fisik senyawa karbon.
- Menjelaskan reaksi identifikasi gugus fungsi senyawa karbon.
- Menuliskan reaksi senyawa karbon.
- Reaksi oksidasi.
- Reaksi adisi.
- Reaksi subtitusi.
- Reaksi eliminasi.
- Mendeskripsikan kegunaan senyawa karbon.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-31
3. Indikator
5. Materi Pembelajaran :
a. Gugus Fungsi Senyawa Karbon
Gugus fungsi adalah atom atau kelompok atom yang merupakan bagian paling reaktif dalam senyawa karbon yang
dapat menentukan sifat suatu senyawa. Apabila senyawa karbon direaksikan dengan suatu zat maka gugus
fungsinya mengalami perubahan. Jadi, senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi tertentu mempunyai sifat-sifat
tertentu pula. Oleh karena sifat-sifat senyawa bergantung pada gugus fungsinya, maka penggolongan senyawa
karbon atau organik umumnya didasarkan pada kesamaan gugus fungsinya.
Pengelompokan senyawa karbon berdasarkan gugus fungsinya:
75
Gugus Fungsi
Golongan Senyawa
Rumus Umum
Rumus Struktur
OH
Alkohol (alkanol)
CnH2n + 2O
R OH
Eter (alkoksialkana)
CnH2n + 2O
R O R'
O
Aldehida (alkanal)
CnH2nO
R C
O
Keton (Alkanon)
CnH2nO
R C
O
C
OH
R'
CnH2nO2
CnH2nO2
R C
OH
O
C
R C
OR
CnH2n + 1X
R'
RX
c. Keisomeran
Keisomeran adalah adanya 2 senyawa atau lebih yang memiliki rumus kimia sama, tetapi rumus struktur atau
konfigurasi yang berbeda. Isomer-isomer tersebut mempunyai sifat yang berbeda akibat dari perbedaan struktur
tersebut. Berikut adalah beberapa jenis isomer:
1) Isomer Fungsi
76
Jika ada 2 senyawa yang mempunyai rumus kimia yang sama tetapi gugus fungsinya yang berbeda, maka
keduanya dikatakan berisomer fungsi. Contohnya alkanol berisomer fungsi dengan alkoksi alkana, alkanal
berisomer fungsi dengan alkanon, serta asam alkanoat berisomer fungsi dengan alkil alkanoat.
2) Isomer Optik
Keisomeran ini terbentuk jika suatu senyawa mempunyai suatu atom kiral, yakni atom yang terikat dengan 4
atom atau gugus atom yang berbeda. Jika dua gugus diubah posisinya maka akan terbentuk dua molekul yang
berbeda, yang merupakan bayangan satu sama lain.
3) Isomer Rangka
Isomer rangka adalah senyawa yang mempunyai rumus molekul dan gugus fungsi sama tetapi berbeda rantai
induknya.
4) Isomer Posisi
Isomer posisi adalah isomer yang disebabkan letak gugus fungsinya berbeda tetapi kerangka dan gugus
fungsinya sama.
5) Isomer Geometris
Isomer geometris adalah senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul dan struktur yang sama tetapi
berbeda konfigurasi molekul (susunan ruang atom-atom dalam molekul).
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 5 x pertemuan (10 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-31:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai gugus fungsi senyawa karbon serta struktur dan nama senyawa karbon
berdasarkan gugus fungsinya.
2) Elaborasi
Siswa membedakan gugus fungsi dan memberi nama senyawa karbon melalui diskusi kemudian dilanjutkan
siswa berlatih memberi nama berbagai jenis senyaa dan membahas jenis-jenis senyawa karbon tersebut
melalui diskusi.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-32:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai isomer-isomer senyawa karbon dan sifat-sifat fisik senyawa karbon.
2) Elaborasi
Siswa berlatih menentukan terjadinya isomer dan memberikan nama senyawa yang terbentuk kemudian
dilanjutkan dengan menganalisa data titik didih dan titik leleh senyawa karbon untuk menjelaskan sifat-sifat fisik
melalui diskusi.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-33:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
77
Guru menampilkan teori mengenai reaksi identifikasi gugus fungsi senyawa karbon serta reaksi senyawa
karbon.
2) Elaborasi
Siswa melakukan percobaan identifikasi untuk mengidentifikasi gugus fungsi.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-34:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai reaksi oksidasi, adisi, subtitusi serta eliminasi.
2) Elaborasi
Siswa mengkaji reaksi senyawa karbon dalam diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-35:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai kegunaan senyawa karbon.
2) Elaborasi
Siswa mencari informasi dari literatur dan media farmasi tentang kegunaan senyawa karbon secara individu.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Tentukan jumlah isomer dari senyawa C5H10O2 dan berilah nama masing-masing senyawa isomernya!
2. Apakah yang Anda ketahui tentang kegunaan senyawa-senyawa berikut ini:
a. asam asetat
c. etanol
b. aseton
d. n-oktil asetat
3. Bagaimanakah cara membedakan antara senyawa golongan asam karboksilat dengan senyawa golongan ester
dengan reaksi kimia?
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. Isomer dari senyawa tersebut ada 7, yaitu:
1) CH3CH2CH2CH2OH
2) CH3CH2CH(OH)CH3
: 1-butanol
5) CH3CH2CH2OCH3
6) CH3CH(CH3)OCH3
: 2-butanol
3) CH3CH(CH3)CH2OH
4) (CH3)2C(OH)CH3
: 3-metil-1-propanol
7) CH3CH2OCH2CH3
: dietil eter
: 2-metil-2-propanol
78
3. Cara membedakan senyawa asam karboksilat dengan ester adalah menggunakan uji kertas lakmus. Asam
alkanoat bersifat asam sedangkan alkil alkanoat tidak bersifat asam.
10. Alat/Media/Sumber Belajar
a. Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
b. Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
c. Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum Mata
Pelajaran Kimia. Jakarta.
e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f.
Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
Wacana.
g. Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
h. Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
i.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
j.
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Genap
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
3 x pertemuan (6 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
:
3. Indikator
Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.
Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, tata nama, sifat, dan kegunaan benzena dan
turunannya.
Menuliskan struktur dan nama senyawa benzena dan turunannya.
Menjelaskan reaksi subtitusi atom H pada cincin benzena.
Menjelaskan pengertian orto, meta, dan para.
Mendeskripsikan sifat fisik dan sifat kimia benzena dan turunannya.
Mendeskripsikan kegunaan dan bahaya senyawa benzena dan turunannya dalam kehidupan
sehari-hari seperti fenol, anilin, butil hidroksi toluen (BHT), butil hidroksi anisol (BHA), TNT, aspirin,
79
Siswa mampu mendeskripsikan kegunaan dan bahaya senyawa benzena dan turunannya dalam kehidupan seharihari seperti fenol, anilin, butil hidroksi toluen (BHT), butil hidroksi anisol (BHA), TNT, aspirin, dan zat warna (azo)
dan lain-lain.
5. Materi Pembelajaran :
a. Rumus Struktur Benzena
Struktur benzena merupakan segi enam beraturan dan setiap atom C mengikat satu atom H seperti terlihat pada
gambar berikut:
H
C
H
C
H
atau
b. Sifat-Sifat Benzena
1) Sifat Fisika
o
o
Benzena merupakan zat cair yang tidak berwarna, mempunyai titik didih 80 C dan titik leleh 5,5 C. Benzena
mudah menguap dan terbakar, uapnya membahayakan tubuh karena menghambat pembentukan sel darah.
Benzena mudah mengalami substitusi daripada adisi dan bersifat racun, sehingga mengakibatkan kerusakan
pada fungsi hati.
2) Sifat Kimia
Benzena tidak begitu reaktif, tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga.
Reaksi-reaksi pada benzena:
a) Halogenasi
Benzena bereaksi langsung dengan halogen menggunakan katalis besi (III) halida.
b) Nitrasi
Benzena bereaksi dengan asam nitrat pekat dengan katalis asam sulfat pekat membentuk nitrobenzena.
c) Sulfonasi
Terjadi bila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat.
d) Alkilasi
Alkilbenzena terbentuk jika benzena direaksikan dengan alkil halida dengan katalis aluminium klorida
(AlCl3).
e) Adisi
Beberapa reaksi adisi terhadap benzena adalah sebagai berikut.
(1) Adisi hidrogen
Oleh karena kestabilannya maka reaksi adisi terhadap benzena merupakan reaksi yang lambat, dan
untuk dapat berlangsung dengan baik digunakan katalisator Ni pada suhu 420 K.
(2) Adisi halogen
Untuk dapat berlangsung, adisi halogen terhadap benzena diperlukan foton cahaya, dan reaksinya
disebut reaksi fotokimia.
f)
80
Pertemuan ke-37:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai orto, meta, dan para serta sifat fisik dan sifat kimia benzena dan turunannya.
2) Elaborasi
Siswa mendiskusikan pengertian orto, meta dan para kemudian dilanjutkan dengan mendeskripsikan sifat fisik
dan sifat kimia benzena dan turunannya melalui diskusi.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-38:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai kegunaan dan bahaya senyawa benzena dan turunannya dalam kehidupan
sehari-hari seperti fenol, anilin, butil hidroksi toluen (BHT), butil hidroksi anisol (BHA), TNT, aspirin, dan zat
warna (azo) dan lain-lain.
2) Elaborasi
Siswa melakukan diskusi kelas untuk mendeskripsikan kegunaan dan bahaya senyawa benzena dan
turunannya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
b. Bentuk Instrumen
Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Berilah nama senyawa-senyawa benzena berikut ini:
81
a.
c.
b.
2. Senyawa benzena memiliki struktur cincin dengan ikatan rangkap yang berselang-seling. Dengan struktur yang
khas tersebut, benzena menunjukkan sifat yang khas pula. Bagaimanakah sifat fisis dan kimia senyawa ini?
3. Berilah nama senyawa-senyawa turunan benzena di bawah ini:
O
C
CH
O H
a.
b.
NO
NH
CH3
NO
c.
d.
NO
e.
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. a. butilbenzena
b. 1,3,5-trinitrobenzena
c. fluorobenzena
2. Sifat fisis maupun sifat kimia dari benzena:
a. Sifat Fisika
Benzena merupakan zat cair yang tidak berwarna, mempunyai titik didih 80 oC dan titik leleh 5,5 oC.
Benzena mudah menguap dan terbakar, uapnya membahayakan tubuh karena menghambat pembentukan
sel darah. Benzena mudah mengalami substitusi daripada adisi dan bersifat racun, sehingga
mengakibatkan kerusakan pada fungsi hati.
b. Sifat Kimia
Benzena tidak begitu reaktif, tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga.
3. a. asam benzoat
b. toluena
c. anilin
10. Alat/Media/Sumber Belajar
82
a.
b.
c.
d.
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Genap
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
1 x pertemuan (2 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
:
Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.
Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan kegunaan makromolekul
(polimer).
- Mengidentifikasi polimer alam dan polimer sintetik (karet, karbohidrat, protein, plastik).
- Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia polimer.
- Menuliskan reaksi pembentukan polimer (adisi dan kondensasi) dari monomernya.
- Mendeskripsikan kegunaan polimer dan mewaspadai dampaknya terhadap lingkungan.
4. Tujuan Pembelajaran :
Pertemuan ke-39
3. Indikator
Siswa mampu mengidentifikasi polimer alam dan polimer sintetik (karet, karbohidrat, protein, plastik).
Siswa mampu menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia polimer.
Siswa mampu menuliskan reaksi pembentukan polimer (adisi dan kondensasi) dari monomernya.
Siswa mampu mendeskripsikan kegunaan polimer dan mewaspadai dampaknya terhadap lingkungan.
5. Materi Pembelajaran :
a. Reaksi Polimerisasi
Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer) menjadi polimer
(makromolekul).
Reaksi polimerisasi dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1) Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang berikatan rangkap di mana antarmonomernya berikatan langsung
berdasarkan reaksi adisi.
2) Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi kondensasi terjadi pada monomer-monomer yang mempunyai gugus fungsi di mana monomermonomer saling berikatan dengan melepas molekul kecil seperti H2O atau CH3OH (metanol).
b. Klasifikasi Polimer
Polimer dapat diklasifikasikan berdasarkan asal, jenis monomer pembentuk, dan sifatnya terhadap panas.
1) Berdasarkan Asal Polimer
Berdasarkan asalnya polimer dapat dibedakan menjadi polimer alam dan polimer sintetis. Polimer alam adalah
polimer yang terdapat di alam, sedangkan polimer sintetis dibuat oleh manusia dalam industri.
a) Polimer Alam
Polimer alam terdapat pada makhluk hidup dan dapat terbentuk secara alami.
83
b) Polimer Sintetis
Polimer sintetis adalah polimer yang dibuat atau disintetis oleh manusia dalam industri dengan mereaksikan
bahan-bahan kimia.
Kopolimer berseling, terbentuk dari monomer berbeda yang susunannya bergantian secara teratur.
Kopolimer blok, terbentuk dari monomer yang berbeda dengan jumlah tertentu dalam susunannya
secara teratur.
Kopolimer bercabang, terbentuk dari monomer sejenis dan monomer yang lain terikat sebagai cabang.
84
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Menurut Anda mengapa para ahli kimia menciptakan berbagai macam polimer sintetis? Jelaskan dengan
contoh!
2. Apa sajakah kelebihan dari polimer sintetis bila dibandingkan dengan polimer alam?
3. Apa yang dimaksud dengan polimer termoplastik dan termosetting? Berikan contohnya!
4. Sebutkan dua contoh polimer yang termasuk golongan serat sintetis dan berikan penjelasan mengenai sifat
masing-masing!
5. Sebutkan contoh polimer yang terbentuk melalui reaksi kondensasi! Sebutkan pula monomer dan reaksi
pembentukan polimernya!
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. Para ahli kimia menciptakan berbagai macam polimer sintetis katera sifat-sifat polimer alam yang tidak selalu
menguntungkan. Contohnya, karet alam kadang-kadang cepat rusak, tidak elastis, dan berombak. Hal ini dapat
terjadi karena karet alam tidak tahan terhadap minyak, bensin, atau minyak tanah serta lama terbuka di udara.
Contoh lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan bakteri, sehingga wol dan sutera
cepat rusak. Umumnya polimer alam mempunyai sifat hidrolik (suka air), sukar dilebur, dan sukar dicetak,
sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
2. Polimer sintetis dapat dirancang sifat-sifatnya. Misalnya tinggi rendahnya titik lebur, kelenturan, dan
kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia. Sehingga diperoleh polimer yang penggunaannya
sesuai yang diharapkan. Misalnya dapat dibentuk serat untuk benang kain, lembaran, cetakan, dan sebagainya.
3. a. Polimer termoplastik adalah polimer yang bersifat lunak jika dipanaskan dan dapat dicetak kembali menjadi
bentuk lain. Contoh : PVC, nilon 6,6, polistirena, polietena.
b. Polimer termoset adalah polimer yang mempunyai bentuk permanen dan tidak menjadi lunak jika
dipanaskan. Contoh : bakelit.
4. Polimer yang termasuk golongan serat sintetis contohnya:
a. Dakron :
merupakan polimer yang sangat kuat, sangat lentur, dan transparan. Digunakan untuk
membuat serat sintetis tekstil, dan membuat lembaran film tipis yang dalam perdagangan disebut mylar.
Mylar banyak digunakan untuk pita rekam magnetik dan untuk membuat gelembung balon yang
dimanfaatkan dalam penelitian cuaca di atmosfer.
b. Nilon 66 :
Nilon 66 merupakan serat polimer yang titik leburnya tinggi. Disebut nilon 66 karena polimernya
tersusun dari enam atom C dari heksametilendiamin dan enam atom C dari molekul asam
heksametilendinoat. Nilon 66 digunakan untuk serat kain.
5. Polimer yang terbentuk melalui reaksi kondensasi contohnya bakelit, monomernya metanal dan fenol. Reaksi
pembentukannya adalah sebagai berikut:
O
nH
H
H
+ nH
+ nH 2O
H
O H
O H
85
a.
b.
c.
d.
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Genap
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
3 x pertemuan (6 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi :
2. Kompetensi Dasar
:
3. Indikator
86
Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.
Mendeskripsikan struktur, cara penulisan, reaksi, penggolongan, sifat, dan kegunaan
b. Protein
Protein mempunyai fungsi sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai sumber energi, dengan
penyusun utamanya adalah C, H, O, dan N. Molekul protein memiliki massa molekul relatif sangat besar karena
merupakan polimer dari molekul sederhana. Molekul protein disusun oleh pengulangan satuan (unit) molekul
sederhana, yaitu asam amino.
1) Asam Amino
Asam amino adalah suatu golongan senyawa karbon yang setidak-tidaknya mengandung satu gugus karboksil
(COOH) dan satu gugus amino (NH2).
2) Ion Zwitter
Ion Zwitter adalah ion dipolar yang dibentuk oleh asam amino melalui reaksi asam basa intramolekul. Reaksi ini
terjadi karena dalam asam amino mengandung gugus karboksil (COOH) yang bersifat asam (melepas H +) dan
gugus NH2 yang bersifat basa (menyerap H+). Karena mempunyai gugus asam dan basa, maka asam amino
bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan baik dengan basa atau asam).Jika direaksikan dengan basa, asam
amino menjadi anion.
87
3) Ikatan Peptida
Pembentukan protein yang berasal dari asam-asam amino terjadi melalui polimerisasi kondensasi dengan
melepas molekul air.
Ikatan yang mengionkan 2 molekul asam amino disebut ikatan peptida dan senyawa
yang dibentuk adalah dipeptida ( CO NH ). Karena dipeptida mengandung gugus COOH dan NH 2
maka ia dapat pula mengikat asam amino yang lain (tripeptida), selanjutnya membentuk polipeptida atau
protein.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (6 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-40 dan 41:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai monosakarida menjadi aldosa dan ketosa, reaksi hidrolisis disakarida dan
polisakarida dengan bantuan enzim serta karbohidrat dengan reagen.
2) Elaborasi
Siswa menentukan golongan monosakarida menjadi aldosa dan ketosa dalam diskusi kelas kemudian siswa
menjelaskan reaksi dihrolisis disakarida dan polisakarida dengan bantuan enzim dalam diskusi dan dilanjutkan
dengan merancang dan melakukan percobaan untuk mengidentifikasi karbohidrat dengan berbagai reagen
dalam kerja kelompok.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
Pertemuan ke-42:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai rumus struktur asam amino esensial dan gugus peptida pada protein.
2) Elaborasi
Siswa menentukan rumus struktur asam amino esensial dan gugus peptida pada protein melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis:
1. Apa yang Anda ketahui tentang ion zwitter dan bagaimanakah rumus strukturnya?
2. Ada dua jenis asam amino, yaitu asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Jelaskan pengertian
keduanya dan apa akibatnya bila tubuh Anda kekurangan asam amino tersebut!
3. Apakah yang dimaksud dengan ikatan peptida? Tunjukkan letak ikatan peptida dengan menggunakan rumus
struktur!
4. Protein konjugasi adalah protein yang berikatan dengan molekul lain yang bukan protein. Sebutkan macammacam protein konjugasi berdasarkan jenis molekul yang diikatnya!
5. Sebutkan dan jelaskan empat jenis uji yang biasanya digunakan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa
protein!
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
88
Nilai Maksimal
75
Praktik
Jumlah
25
100
Kunci jawaban:
1. Ion zwitter adalah ion dipolar yang dibentuk oleh asam amino melalui reaksi asam basa intramolekul. Reaksi ini
terjadi karena dalam asam amino mengandung gugus karboksil (COOH) yang bersifat asam (melepas H +) dan
gugus NH2 yang bersifat basa (menyerap H+).
N 2H
O H
N 2H
R
Asam amino
2. -
C
R
ion Zwitter
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat disintesis dalam tubuh. Asam amino esensial
terdapat dalam makanan. Kekurangan satu asam amino saja akan mengganggu sintesis protein.
Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat disintesis dalam tubuh. Kekurangan asam amino
jenis ini dapat menyebabkan retardasi (keterbelakangan) fisik maupun mental.
O H + H 2O
Ik a t a n p e p tid a
89
d. Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Mata Pelajaran Kimia. Jakarta.
e. Glinka, N. 1996. General Chemistry. Moskow: Inc Peoce Publisher.
f. Muis, Abdul. 2002. Perang Siasat Kimia Praktis Kelas 1, 2, dan 3 SMU serta Persiapan SPMB. Yogyakarta: Kreasi
g.
h.
i.
j.
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
.........................., 201.......
Kepala SMU
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
Kelas
Semester
Genap
Program Keahlian
Mata Pelajaran
Kimia
Jumlah Pertemuan
2 x pertemuan (4 x 45 menit)
1. Standar Kompetensi : Memahami senyawa organik dan reaksinya, benzena dan turunannya, dan makromolekul.
2. Kompetensi Dasar
: Mendeskripsikan struktur, tata nama, penggolongan, sifat, dan kegunaan lemak..
3. Indikator : - Menuliskan rumus struktur nama lemak dan minyak.
- Menggolongkan lemak berdasarkan kejenuhan ikatannya.
- Mengamati dan menguraikan sifat fisik dan sifat kimia lemak serta minyak.
- Mendeskripsikan fungsi dan peran lemak dan minyak dalam kehidupan.
4. Tujuan Pembelajaran :
a. Pertemuan ke-43
Siswa mampu menuliskan rumus struktur nama lemak dan minyak.
Siswa mampu menggolongkan lemak berdasarkan kejenuhan ikatannya.
b. Pertemuan ke-44
Siswa mampu mengamati dan menguraikan sifat fisik dan sifat kimia lemak serta minyak.
Siswa mampu mendeskripsikan fungsi dan peran lemak dan minyak dalam kehidupan.
5. Materi Pembelajaran :
Lemak (Lipid) dan Minyak
Lemak dan minyak sangat dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Minyak pada umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan
seperti minyak jagung, minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak bunga matahari, sehingga timbul ungkapan minyak
nabati. Pada temperatur kamar, minyak berwujud cair. Lemak pada umumnya berasal dari hewan, seperti lemak sapi
dan lemak kambing. Pada temperatur kamar lemak berwujud padat.
a. Struktur dan Tatanama Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak mempunyai struktur dasar yang sama, yaitu merupakan triester dari gliserol yang dinamakan
trigliserida.
Struktur umum lemak:
90
O
H 2C
O
HC
C
O
H 2C
2) Penyabunan (Saponifikasi)
Reaksi lemak atau minyak dengan basa kuat (NaOH, KOH) dapat menghasilkan sabun, sehingga disebut
reaksi penyabunan atau saponifikasi. Reaksi penyabunan menghasilkan gliserol sebagai hasil sampingan.
3) Hidrogenasi Minyak
Minyak dapat dipadatkan melalui hidrogenasi (adisi hidrogen) dengan menggunakan katalis nikel. Minyak
mempunyai titik leleh relatif rendah karena mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan menjenuhkan
ikatan rangkapnya, yaitu dengan hidrogenasi maka titik leleh minyak akan meningkat dan menjadi padat.
c. Jenis Lemak dan Minyak
Lemak dan minyak terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1) Minyak goreng
2) Mentega
3) Mentega putih (shortening)
4) Lemak gajih
Fungsi dan Sumber Minyak
1) Di dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai sumber energi cadangan dan pelarut vitamin (A, D, E, K) dan zat
tertentu.
2) Dalam bidang industri, lemak digunakan untuk membuat sabun dan margarin.
3) Minyak digunakan untuk menggoreng bahan makanan.
6. Metode Pembelajaran/Pendekatan
Berdiskusi, tanya jawab, praktikum.
7. Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)
8. Kegiatan Pembelajaran (Langkah-langkah Pembelajaran):
Pertemuan ke-43:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai rumus struktur nama lemak dan minyak serta penggolongan lemak
berdasarkan kejenuhan ikatannya.
2) Elaborasi
Siswa mendeskripsikan struktur, tata nama, dan penggolongan lemak melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
91
Pertemuan ke-44:
a. Kegiatan awal
Penjelasan dan tanya jawab sekitar wawasan siswa mengenai materi yang akan disajikan untuk apersepsi dan
memotivasi peserta didik.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
Guru menampilkan teori mengenai sifat fisik dan sifat kimia lemak dan minyak serta fungsi dan peran lemak dan
minyak dalam kehidupan.
2) Elaborasi
Siswa mendeskripsikan sifat dan kegunaan lemak melalui diskusi kelas.
3) Konfirmasi
Guru menanyakan pendapat para siswa untuk diakomodasi, kemudian disimpulkan.
c. Kegiatan Akhir
Penugasan terstruktur (PT) mengerjakan soal.
9. Penilaian :
a. Teknik
: Tugas individu, kuis dan ulangan.
b. Bentuk Instrumen : Tes tertulis.
c. Contoh Instrumen :
Tes tertulis :
1. Lemak dan minyak sangat dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Jelaskan perbedaan fisik antara keduanya secara
umum!
2. Sebutkan komposisi dari beberapa minyak dan lemak berikut:
a. Minyak jagung
c. Lemak mentega
b. Minyak kelapa
d. Lemak manusia
3. Kondisi apakah yang mengakibatkan lemak dan minyak mengalami hidrolisis? Tuliskan contoh reaksi hidrolisis
lemak!
4. Lemak dan minyak dapat dibagi menjadi empat jenis. Sebutkan!
5. Senyawa apakah yang dihasilkan dari reaksi antara gliseril tristearat dengan natrium hidroksida? Tuliskan
reaksinya!
Norma penilaian
Aspek Penilaian
Teoretis
Praktik
Jumlah
Nilai Maksimal
75
25
100
Kunci jawaban:
1. Minyak pada umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti minyak jagung, minyak kelapa, minyak zaitun, dan
minyak bunga matahari, sehingga timbul ungkapan minyak nabati. Pada temperatur kamar, minyak berwujud cair.
Lemak pada umumnya berasal dari hewan, seperti lemak sapi dan lemak kambing. Pada temperatur kamar lemak
berwujud padat.
2. Komposisi beberapa minyak dan lemak:
a. Minyak jagung, terdiri dari 10% asam palmitat, 5% asam stearat, 45% asam oleat, dan 38% asam linoleat, serta
2% asam lemak lainnya.
b. Minyak kelapa terdiri dari 43% asam palmitat dan 43% asam oleat, ditambah sedikit asam stearat dan asam
linoleat.
c. Lemak mentega terdiri dari 14 macam asam lemak, di antaranya 25% asam palmiat, 10% asam stearat, 35%
asam oleat.
d. Lemak manusia terdiri dari 5% asam palmitat, 8% asam stearat, 46% asam oleat, dan 38% asam linoleat.
3. Lemak dan minyak dapat mengalami hidrolisis karena pengaruh asam kuat atau enzim lipase membentuk gliserol
dan asam lemak.
Contoh:
Hidrolisis Gliseril tristearat akan menghasilkan gliserol dan asam stearat.
92
H 2C
HC
H 2C
O
C
O
C
O
C
17
17H 35
17
35
+ 3H 2O
H 2C
O H
HC
O H
H 2C
O H
+ 3C
17
35
CO O H
35
Gliseril tristearat
gliserol
asam stearat
H 2C
HC
H 2C
O
C
O
C
O
C
17
35
17
35
17
35
+ 3N aO H
H 2C
O H
HC
O H
H 2C
O H
gliserol
+ 3N aC
17
35
CO O H
Na-stearat (sabun)
Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Atkins, PN. 1989. General Chemistry Scientific American Books. New York.
Broudu, JE. 1990. General Chemistry Principle and Structure. John Wiley and Sons. New York: Inc.
Depdikbud. 1994. Kurikulum Sekolah Menengah Umum Garis-garis Besar Pengajaran Sekolah Menengah Umum
Wacana.
Pujaatmaka, A. Hadyana. 1990. Kimia Universitas Azaz dan Struktur. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.
Purba, Michael. 1996. Buku Pelajaran Ilmu Kimia untuk SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Retnowati, Priscilla. 1990. Seribu Pena Kimia SMU Kelas 3. Jakarta: Erlangga.
Soekardjo. 1984. Kimia Anorganik. Yogyakarta: Bina Aksara.
Mengetahui
Kepala SMU
.........................., 201.......
Guru Mata Pelajaran
93
_____________________
_____________________
NIP.
NIP.
94