Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok : 0.13
LABORATORIUM KIMIA
Tahun XXX
BAB I
PENDAHULUAN
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat menentukan penurunan titik beku larutan urea dan larutan NaCl
II. DASAR TEORI
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat
terlarut (konsentrasi zat terlarut).Sifat koligatif larutan pertama kali diamati oleh
Francois Marie Raoult (ilmuan Perancis, 1830-1901) pada tahun 1870an.
(sumber: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-
larutan/)
Adanya partikel zat terlarut yang tidak mudah menguap dalam larutan dapat
mengurangi kemampuan zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan
lebih rendah dari pada tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut
tersebut juga akan mengakibatkan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
larutan.
Menurut hokum Roult, besarnya penurunan tekanan uap larutan, kenaikan titik
didih, dan penurunan titik bekularutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah
menguap dan tidak mengalami disosiasi (larutan non elektrolit), sebanding dengan
banyaknya partikel zat terlarut. Besarnya kenaikan titik didih larutan 1 molal disebut
kenaikan titik didih molal, Kb, sedangkan besarnya penurunan titik beku larutan 1
molal disebut penurunan titik beku molal, Kf.
Untuk larutan encer berlaku :
Δ Tb = m x Kb
Δ Tf = m x Kf
Dengan:
Δ Tb = Kenaikan titik ddih larutan
Δ Tf = Penurunan titik beku larutan
Kb = Kenaikan titik didih molal
Kf = Penurunan titik beku molal
m = Molalitas larutan
Besarnya molalitas larutan yang sejenis sebanding dengan masa zat terlarut dan
berbanding terbalik dengan masa molekul zat terlarut. Jika massa zat terlarut dan
massa zat pelarut diketahui, maka massa molekul zat terlarut dapat ditentukan
berdasarkan sifat koligatif larutan.
Untuk larutan yang mengandung zat terlarut tidak mudah menguap dan dapat
mengalami disosiasi (larutan elektrolit), besarnya penurunan tekanan uap larutan,
kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan, dipengaruhi oleh derajat
disosiasi larutan.
(Tim Kimia Dasar I. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I.2011.Surakarta;Lab.FMIPA
UNS)
Ada berbagai macam sifat larutan, antara lain adalah sifat sifat yang ditentukan
oleh konsentrasi atau dengan sebutan sifat koligatif larutan. Ada 4 hal yang termasuk
sifat koligatif larutan, yaitu:
1. Penurunan tekanan uap (ΔP)
Tekanan uap zat padat pada umumnya rendah sehingga kebanyakan zat
padat nonvolatile (tidak mudah menguap). Berbeda dengan zat cair, baik
murni maupun dalam larutan mempunyai tekanan uap tertentu bergantung
pada temperature. Larutan yang konsentrasi partikel terlarutnya lebih
banyak akan menyebabkanmolekul pelarut yang ada di permukaan lebih
sedikit sehingga molekul molekul pada permukaan yang membentuk uap
juga sedikit.
ΔP = P0 – P
P0 > P
Keterangan :
P = P0 x Xp
ΔP = P0 x Xt
Keterangan :
∆ Tb=Tblarutan−Tbpelarut
Keterangan :
Adanya zat terlarut dalam larutan akan mengakibatkan titik beku larutan
lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Persamaannya dapat ditulis
sebagai berikut :
Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan Sifat koligatif
larutan elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion
– ion nya. Maka Sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan
menghitung tekanan uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis. Menurut
hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan
dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding
langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Larutan yang bisa memenuhi hukum
sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya
jika sangat encer.
Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil
perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas.
Perbandingan antara sifat koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil
perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit, menurut
Van’t Hoff besarnya selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau faktor Van’t
Hoff ). Dengan demikian dapat
dituliskan:
Faktor van’t Hoff adalah faktor yang harus dimasukkan dalam rumus
penurunan titik beku, kenaikan titik didih dan tekanan osmotik untuk menerangkan
pengaruh ionisasi pada suatu elektrolit. Faktor ini dikemukakan oleh Jacobus
Henricus van’t Hoff.
Raoult belum memahami penyebab berbedanya perhitungan sifat koligatif
untuk larutan non elektrolit dan elektrolit pada konsentrasi molal yang sama. Baru
setelah Svante August Arrhenius mengemukakan teori ion, barulah diketahui bahwa
zat elektrolit (asam, basa dan garam) akan terionisasi dalam larutannya sehingga
memiliki jumlah partikel lebih banyak daripada zat non elektrolit.
Suatu elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi sebesar 1 sehingga nilai i
akan sama dengan jumlah ionnya. Sementara untuk elektrolit lemah nilai derajat
ionisasi antara 0 dan 1 sehingga nilai i tetap dihitung dengan rumus yang ada. Untuk
non elektrolit, nilai i dianggap sama dengan 1.
(sumber: http://kimiaagungpurwanto.blogspot.com/2011/05/sifat-koligatif-larutan.html)
III. METODELOGI
a. Alat
Alat Gambar
2. Termometer (1 buah)
3. Stopwatch (1 buah)
4. Tabung reaksi
(5 buah)
6. Penangas (1 buah)
8. Penjepit (1 buah)
9. Timbangan elektrik
(1 buah)
b. Bahan:
1. Urea 0,6 gr dan 1,25 gr
2. NaCl 0,585 gr dan 1,17 gr
3. Garam dapur secukupnya
4. Aquades 5ml dan 10 ml
5. Es batu secukupnya
c. Cara Kerja
1. Menggunakan Aquades
Dibiarkan sampai
Aquades membeku
Dikeluark
an
Campuran es batu + garam dapur
Diukur
Urea CO(NH2)2
Dimasukka
nn Dimasukkan
Gelas Beker n Aquades 10 ml
Diaduk
Larut
Diambil
5 ml larutan urea
yang sudah dibuat
Diisi ke
Tabung reaksi
Dimasukkan ke
Dimasukkan
Gelas beker plastik n Es batu + garam dapur
Dikeluarkan
Tabung reaksi
Diukur
Setiap 30 sekon
Hingga
Padatan lebur
kembali
Dicatat
Dengan : 1. Urea 1,25 gr + 10 ml aquades
Diulangi 2. Urea 0.585 gr + 10 ml aquades 3. Urea
Hasil penamatan
1,17 gr + 10 ml aquades
BAB II
Pembahasan
Dalam percobaan penentuan titik beku ini mempunyai tujuan menentukan
penurunan titik beku larutan urea dan larutan NaCl dengan menggunakan massa yang
berbeda beda.
Mula mula mengambil alat dan bahan yang akan digunakan. Alat dan bahan yang
digunakan dalam penentuan titik beku ini antara lain : untuk alat yaitu gelas ukur 1
buah yang digunakan untuk mengukur volume. Thermometer 1 buah untuk mengukur
suhu. Stopwatch 1 buah untuk mencatat waktu. Tabung reaksi 4 buah yang digunakan
sebagai tempat larutan. Gelas beker 2 buah yang digunakan usebagai tempat larutan
dan untuk meletakkan tabung reaksi saat dikeluarkan dari penangas. Penangas 1 buah
digunakan sebagai tempat pendingin yang didalamnya dimasukkan es batu dan garam
dapur. Pipet tetes 1 buah untuk mengambil larutan. Timbangan elektrik 1 buah yang
digunakan untuk menimbang bahan. Cawan arloji 1 buah digunakan untuk tempat
bahan saat di timbang. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain urea (CO(NH 2)2)
dengan masa 0,6 gram dan 1,25 gram. Nacl 0,585 gram dan 1,17 gram. Aquades 5-10
ml. Garam dapur secukupnya. Es batu secukupnya.
Percobaan pertama, mengambil aquades sebagai pelarut murni sebanyak 5 ml
dengan gelas ukur. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tabung reaksi
sebagai tabung bagian dalam alat. Kemudian dimasukkan kedalam penangas yang
sebelumnya telah diisi bongkahan es batu dengan ½ dari tinggi penangas dan garam
dapur. Penangas sebagai tabung bagian luar alat. Tunggu sampai aqudes membeku.
Aquades dikeluarkan setelah membeku. Sebelum diangkat dari penangas terlebih
dahulu aquades yang telah membeku di ukur suhu nya untuk mencari suhu konstan
dengan menggunakan thermometer. Setelah suhunya konstan tabung reaksi di
keluarkan dari penangas dan diletakkan pada gelas beker. Kemudian mengukur
suhunya setiap 30 detik sekali menggunakan stopwatch hingga aquades yang tadinya
membeku berubah lagi menjadi cair (melebur).
Untuk percobaan ke dua yaitu dengan menggunakan urea. Awalnya menimbang
urea dengan timbangan listrik yang ditempatkan pada cawan porselen. Kemudian
meletakkan (CO(NH2)2) dengan masa 0,6 gram. Kemudian mengambil lagi aquades
10 ml dengan gelas ukur. Urea dan aquades di masukkan kedalam gelas beker.
Setelah itu diaduk aduk atau digoyang goyangkan sampai larut. Setelah larut
dituangkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5ml. Kemudian di masukkan ke dalam
penangas yang telah terisi ½ bongkahan es batu dan garam dapur tadi. Tunggu sampai
urea dan aquades membeku. Setelah membeku di ukur dulu suhu konstannya dengan
thermometer barulah di keluarkan dari penangas. Setelah itu diletakkan di gelas beker
untuk mengukur suhunya setiap 30 detik sekali dengan menggunakan stopwatch
hingga urea dan aquades yang tadinya membeku hingga melebur kembali.
Untuk percobaan ke tiga, empat, dan lima langkah langkahnya sama dengan
percobaan yang kedua. Hanya saja massa dari tiap tiap bahan diganti. Massa urea
yang tadinya 0,6 gram di ubah menjadi 1,25 gram. Sedangkan untul NaCl yang
tadinya bermasa 0, 585 gram berubah menjadi 1,17 gram yang telah di timbang.
Sehingga diperoleh larutan urea dan NaCl dengan konsentrasi yang berbeda.
Pada percobaan ini penambahan garam dapur pada es batu dimaksudkan agar nilai
Ksp es batu berubah sehingga proses pencairan es batu menjadi lebih lambatdan suhu
es batu tetap terjaga (tidak berubah secara drastis).
Dari kelima percobaan ini didapat kan suhu yang acak (suhunya berubah ubah).
Maka untuk menghitung penurunan titik beku larutan diambil suhu yang konstan.
Sehingga di dapatkan titik beku dari masing-masing larutan menurut perhitungan
sebagai berikut :
A. Pada urea (CO(NH2)2) 0,6 gram
Tf =−1,86 ° C
B. Pada urea (CO(NH2)2) 1,25 gram
Tf =−3,9 ° C
C. Pada NaCl 0,585 gram
Tf =−3,72 ° C
D. Pada NaCl 1,17 gram
Tf =−7,44 ° C
Hasil percobaan:
Dari data titik beku antara perhitungan dan percobaan sangat berbeda. Hal
tersebut dapat di sebabkan karena tingkat kebekuan yang kurang membeku,
pengambilan sampel yang kurang tepat, kurangnya ketelitian praktikan saat
membaca thermometer, saat tabung reaksi di penangas di pegang pegang
dengan tangan sehingga suhu nya tidak stabil.
BAB III
KESIMPULAN
1. Dapat menentukan titik beku larutan urea dengan NaCl.
2. Titik beku yang dimiliki tiap tiap larutan berbeda beda tergantung jenis
larutan dan pelarutnya.
3. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.
4. Besarnya titik beku larutan tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tapi hanya
tergantung pada jumlh partikel zat terlarut.
5. Besarnya ∆ Tf dipengaruhi oleh banyaknya zat yang terlarut (konsentrasinya)
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/sifat-koligatif-larutan
Tim Kimia Dasar I. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I.2010.Surabaya; Lab.
FMIPA ITS
Rahardjo, Sentot.2007.Panduan Belajar Kimia 3. PT. Wangsa Jatra Lestari. Pajang-
Kartasura
http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_koligatif_larutan
http://kimiaagungpurwanto.blogspot.com/2011/05/sifat-koligatif-larutan.html
∆ Tf hasil perhitungan
∆ Tf =m. Kf
gr 1000
∆ Tf = x xKf
Mr p
0,6 1000
∆ Tf = x x 1,86
60 10
∆ Tf =1,86 ᵒ C
∆ Tf =Tf °−Tf
1,86=0 ᵒ C−Tf
Tf =−1,86 ° C
∆ Tf =m. Kf
gr 1000
∆ Tf = x xKf
Mr p
1,25 1000
∆ Tf = x x 1,86
60 10
∆ Tf =3,9 ᵒ ° C
∆ Tf =Tf °−Tf
3,9=0 ᵒ C−Tf
Tf =−3,9 ° C
3. Pada NaCl 0,585 gram
∆ Tf =m. Kf . i
gr 1000
∆ Tf = x xKfxi
Mr p
0,585 1000
∆ Tf = x x 1,86 x 2
58 10
∆ Tf =3,72ᵒ ° C
∆ Tf =Tf °−Tf
3,72=0 ᵒ C−Tf
Tf =−3,72 ° C
∆ Tf =m. Kf . i
gr 1000
∆ Tf = x xKfxi
Mr p
1,17 1000
∆ Tf = x x 1,86 x 2
58 10
∆ Tf =7,44 ° ᵒC
∆ Tf =Tf °−Tf
7,44=0 ᵒ C−Tf
Tf =−7,44 ° C