Tujuan percobaan ini adalah agar praktikan dapat memahami pengaruh keberadaan suatu zat
terlarut terhadap sifat fisis larutan dan menggunakan penurunan titik didih suatu larutan untuk
menentukan massa molekul relatif dari zat terlarut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Larutan terdiri atas dua
komponen, komponen utama biasanya disebut pelarut, dan komponen minornya dinamakan
zat terlarut. Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium bagi zat terlarut, yang dapat
berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena
pengendapan atau penguapan (Oxtoby, 2001).
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari
banyaknya partikel zat terlarut dalam suatu larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif
larutan non elektrolit. Zat tersebut pada larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sedangkan
zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion
(Kusmawati, 1999).
Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut
murni. Terdapat empat sifat fisika yang penting, yang berubah secara perbandingan lurus
dengan banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat, yaitu tekanan uap, titik beku, titik didih
dan tekanan osmotik (Keenan, 1992)
Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut cair akan menurunkan tekanan uap,
menurunkan titik beku, dan menaikkan titik didih. Semua itu hanya tergantung dari
banyaknya mol partikel dan jumlah dari pelarut yang ada. Sifat ini disebut sebagai sifat
koligatif pelarut dan dapat digunakan untuk menentukan
berat molekul dari zat terlarut contoh (Syukri, 1999).
Suatu ukuran konsentrasi yang menyatakan jumlah partikel zat terlarut yang terdapat
dalam satu kg pelarut disebut molal (m).
(Syukri, 1999).
1. Semua peralatan gelas yang akan digunakan, dikeringkan dengan menggunakan kain atau
kertas tisu.
2. Tabung reaksi ditimbang dan dicatat berat dalam keadaan kosong dengan menggunakan
neraca analitik.
3. Tabung reaksi diisi dengan 20 ml sikloheksana. Berat tabung reaksi ditimbang kembali
yang telah berisi sikloheksana. Tabung reaksi ditutup dengan sumbat.
4. Gelas beker besar diisi dengan es batu, hingga ketinggian es batu kira-kira lebih tinggi
dibandingkan tinggi larutan dalam tabung reaksi.
5. Termometer dan pengaduk gelas dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi sikloheksana.
Jika memungkinkan, ditutup tabung reaksi dengan sumbat yang memiliki lubang.
6. Gelas beker dimaasukkan. Suhu awal larutan dicatat sebelum tabung reaksi dimasukkan.
7. Sikloheksana perlahan diaduk dalam tabung dengan pengaduk gelas.
8. Perubahan suhu yang terjadi diamati dan dicatat suhu setiap 10 detik.
9. Pengamatan dilakukan selama 8 menit.
B. Penentuan Titik Beku Larutan Contoh
1. Prosedur yang sama dilakukan dengan penentuan titik beku pelarut, hanya isi tabung reaksi
diganti dengan larutan contoh yang telah disediakan.
2. Alat percobaan seperti termometer, pengaduk, tabung reaksi besar, es, larutan pelarut di
dalam gelas kimia disusun.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel
zat terlarut bukan zat pelarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut.
2. Terdapat empat sifat koligatif larutan yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
3. Titik beku sikloheksana lebih tinggi dibandingkan titik beku pada larutan contoh.
DAFTAR PUSTAKA
http://oofebyola.blogspot.co.id/2014/05/laporan-praktikum-sifat-koligatif.html
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis
, akhirnya laporan praktikum kimia ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga sena
ntiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
dari zaman jahiliyah ke zaman yang diridhoi Allah SWT.
Laporan praktikum kimia yang berjudul “PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN
DAN KENAIKAN TITIK BEKU LARUTAN” mengacu pada praktikum yang telah usai dila
ksanakan. Untuk mendapatkan hasil dari sebuah praktikum tersebut, penulis sendiri langsung
bekerja sesui prosedur praktikum guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Penulis menyadar
i bahwa dalam membuat laporan ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang menghadang,
namun berkat do’a, kesungguhan hati, kerja keras dan bantuan berbagai pihak, baik berupa do
rongan, bimbingan, saran maupun bantuan lain yang turut mendukung dalam penyelesaian la
poran ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memb
antu dan memberikan dorongan moral maupun materil, ucapan terima kasih yang sebanyak-
banyaknya penulis sampaikan kepada :
1. Pak Suharsul, selaku guru pembimbing pelajaran kimia, yang telah meluangkan waktunya untu
k memberikan arahan yang berarti.
2. Seluruh teman-teman yang telah memberikan masukan dan motivasi selama pembuatan lapora
n ini. Dan sebagia pemeran utama yang telah bersinergi guna mendapatkan hasil praktikum y
ang ingin dicapai
Akhir kata, kami harap semoga hasil praktikum yang kami susun ini dapat bermanfaat
bagi penyusun khususnya dan kita semua pada umumnya
Lumajang, 27 Agustus 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Cover...........................................................................................................................................
1
Halaman Judul.............................................................................................................................
2
Kata Pengantar.............................................................................................................................
3
Daftar Isi......................................................................................................................................
4
Bab 1. Pendahuluan.....................................................................................................................
5
A. Latar Belakang........................................................................................................................
5
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................6
Bab 2. Landasan Teori...............................................................................................................7
A. Pengertian Sifat Kolegatif.....................................................................................................7
B. Penurunan Titik Beku............................................................................................................7
C. Kenaikan Titik Didih ............................................................................................................8
D.Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan elektrolit............................................9
E. Penjelasan Lanjut Dengan Contoh Soal Dan Pembahasan....................................................1
0
Bab 3. Praktikum........................................................................................................................1
7
A. Praktikum 1............................................................................................................................
17
B. Praktikum 2.............................................................................................................................
20
Bab 4. Kesimpulan.......................................................................................................................
22
A. Kesimpulan.............................................................................................................................
22
B. Saran.......................................................................................................................................
22
Daftar Pustaka.............................................................................................................................
23
Biografi Penulis ..........................................................................................................................
24
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di alam bebas, saat ditemukan suatu zat yang murni . Kebanyakan zat tersebut telah te
rcampur dengan suatu sama yang lain, baik dalam bentuk homogen atau heterogen salah satu
nya yaitu dalam bentuk larutan. Larutan merupakan campuran dua zat atau lebih yang menyat
u menjadi homogen.
Ada banyak hal yang menyebabkan larutan yang mempunyai sifat yang berbeda deng
an pelarutnya. Salah satu sifat terpenting dari larutan adalah sifat koligatif larutan. Sifat kolig
atif larutan didefenisikan sebagai sifat fisik larutan yang hanya ditentukan oleh jumlah partike
l dalam larutan dan tidak tergantung pada jenis partikelnya.
Adanya zat pelarut didalam pelarut menyebabkan perubahan sifat fisik pelarut dan lar
utan tersebut. Sifat fisik yang mengalami perubahan misalnya, penurunan tekanan uap, penur
unan titik beku, kenaiakan titik didih, dan tekananosmosis keempat sifat tersebut merupakan
bagian dari sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zatterlarut
tetapitergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan.Sifatkoligatif larutan te
rdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatiflarutan elektrolitdansifat koligatiflarutan
nonelektrolit.Sifat koligatif larutan nonelektrolit lebihrendah daripada sifat koligatif
larutan elektrolit.
Pelarut murni (air) memiliki sifat titik beku, titik didih, dan tekanan uap. Bilazat non e
lektrolit seperti gula, urea, dan gliserol dimasukkan kedalam pelarutmurni, maka akan mengu
bah sifat-sifat larutan tersebut. Perubahan tersebutmeliputi penurunan titik beku, kenaikan titi
k didih, penurunan tekanan uap, danmemiliki tekanan osmosis.
Apabila suatu senyawa nonelekrolit terlarut di dalam pelarut. Sifat-sifatpelarut murni
berubah dengan adanya zat terlarut. Sifat-sifat fisika seperti titik didih, titik beku, tekanan uap
berbeda dengan pelarut murni. Adanya perubahanini tergantung pada jumlah partikel-partikel
pelarut yang terdapat di dalam larutan.Makin berat larutan, makin rendah titik beku,danmakin
tinggi titik didih.
B. Rumusan Masalah
Ø Bagaimana kenaikan titik didih larutan berdasarkan sifat koligatif larutan yang terdiri dari larut
an elektrolit dan larutan nonelektrolit
Ø Bagaimana penurunan titik beku larutan berdasarkan sifat koligatif larutan yang terdiri dari laru
tan elektrolit dan larutan nonelektrolit
C. Tujuan Penulisan
Ø Untuk mengetahui bagaimana kenaikan titik didih larutan berdasarkan sifat koligatif larutan ya
ng terdiri dari larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
Ø Untuk mengetahui bagaimana penurunan titik beku larutan berdasarkan sifat koligatif larutan y
ang terdiri dari larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Sifat Koligatif
Pengertian sifat koligatif larutan adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumla
h volume pelarut dan bukan pada massa partikel. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yang b
erhubungan dengan sifat koligatif adalah penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Sehin
gga muncul adanya diagram fase sebagai berikut:
B.Penurunan Titik Beku
Penurunan titik beku terjadi ketika titik beku suatu cairan lebih rendah karena adanya
penambahan senyawa lain pada cairan. Cairan akan mempunyai titik beku yang lebih rendah
dari pelarut murni. Contoh penurunan titik beku adalah titik beku air laut lebih rendah daripa
da titik beku air murni. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa lain (yaitu garam) di dala
m air laut, sehingga menyebabkan titik beku air laut lebih rendah daripada titik beku air biasa
. Penurunan titik beku adalah salah satu sifat koligatif larutan.
Penurunan titik beku dapat dihitung menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan huku
m Raoult. Penurunan titik beku (ΔTf) larutan adalah sebagai berikut:
ΔTf = m . Kf
dimana
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
Sehingga titik beku larutan dapat dihitung dengan rumus
Tf = (0 - ΔTf)oC
Tabel Penurunan Titik Beku (Kf) Beberapa Pelarut[5]
Titik Bek
Pelarut Tetapan (Kf)
u
Aseton -95,35 2,40
Benzena 5,45 5,12
Kamfer 179,8 39,7
Karbon tetraklorida -23 29,8
Sikloheksana 6,5 20,1
Naftalena 80,5 6,94
Fenol 43 7,27
Air 0 1,86
C.Kenaikan Titik Didih
Kenaikan titik didih terjadi ketika titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pe
larut murni. Temperatur suatu pelarut naik ketika adanya penambahan zat yang non-volatil (ti
dak mudah menguap). Sebagai contoh adalah, ketika garam dimasukkan ke dalam air, maka ti
tik didih akan naik dikarenakan adanya garam dalam larutan. Seperti halnya penurunan titik b
eku, kenaikan titik didih juga merupakan salah satu sifat koligatif larutan. Kenaikan titik didi
h juga dihitung dengan menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron dan hukum Raoult. Ken
aikan titik didih (ΔTb) larutan adalah sebagai berikut:
ΔTb = m . Kb
dimana
ΔTb = kenaikan titik didih
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Sehingga titik didih larutan dapat dihitung dengan rumus
Tb = (100 + ΔTb)oC
Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut[5]
Titik Didi Tetapan (Kb
Pelarut
h )
Aseton 56,2 1,71
Benzena 80,1 02,53
Kamfer 204,0 05,61
Karbon tetraklorida 76,5 04,95
Sikloheksana 80,7 02,79
Naftalena 217,7 05,80
Fenol 182 03,04
Air 100,0 00,52
D.Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih larutan elektrolit
Pada larutan elektrolit, jumlah ion dan tetapan disosiasi mempengaruhi penurunan titik beku
dan kenaikan titik didih. Sehingga, pada larutan elektrolit diberlakukan faktor van't Hoff ya
ng dilambangkan dengan i
i = 1 + (n-1)α
dimana
i = faktor van't Hoff
n = jumlah ion
α = tetapan disosiasi
Contoh larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari adalah asam cuka dan air garam.
Sehingga,
Rumus penurunan titik beku latutan elektrolit
ΔTf = m . Kf . i
Rumus kenaikan titik didih laturan elektrolit
ΔTb = m . Kb . I
E. Penjelasan Lanjut Dengan Contoh Soal Dan Pembahasan
1. Molalitas (m)
Yaitu jumlah partikel zat terlarut (mol) setiap 1 kg zat pelarut (bukan larutan). Sehingga dapa
t didefinisikan dengan persamaan berikut:
Molalitas dapat diukur pada saat pelarut dalam wujud padatan dan hanya dapat diukur massa
nya, bukan volumenya sehingga tidak mungkin dinyatakan dalam bentuk molaritas.
2. Fraksi Mol
Merupakan satuan konsentrasi yang semua komponen larutannya dinyatakan berdasarkan
Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
1. Penurunan Tekanan Uap
Penguapan adalah peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelom
poknya.
Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair, semakin mudah zat cair ters
ebut mudah menguap. Semakin mudah zat cair menguap, semakin besar pula tekanan
uap jenuhnya.
Dalam suatu laerutan, partikel-partikel zat terlarut menghalangi gerak molekul pelarut untuk
berubah sari bentuk cair menjadi bentuk uap sehingga tekanan uap jenuh larutan menjadi lebi
h rendah dari tekanan uap jenuh larutan murni.
Hukum Raoult :
Keterangan :
∆P : perbedaan tekanan uap larutan murni dengan tekanan uap zat pelarut
: tekanan uap zat pelarut murni
: tekanan uap zat terlarut murni
Xt : fraksi mol zat terlarut
Xp : fraksi mol zat pelarut
Pp : tekanan uap zat pelarut
Pt : tekanan uap zat terlarut
Tekanan uap total :
BAB 3
PRAKTIKUM
Praktikum 1
A. TUJUAN
Mengamati penurunan titik beku larutan elektrolit dan nonelektrolit
B. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
2. Sendok
3. Termometer
4. Tabung Reaksi
5. Aquades
6. Garam Dapur Kasar
7. Potongan-Potongan Kecil Es
8. Larutan Cuka 0,5 M
9. Larutan Urea 0,5 M
10. Larutan NaCl 0,5 M
C. Cara Kerja
1. Masukkan potongan-potongan kecil es ke dalam gelas kimia hingga ketinggian mencapai 3
/4 gelas
2. Tambahkan 10 sendok garam dapur kasar ke dalam gelas kimia beerisi potongan es dan ad
uk hingga rata
3. Isi tabung reaksi dengan Aquades setinggi 4 Cm
4. Masukkan tabung reaksi yang berisi Aquades ke dalam gelas kimia berisi campuran es dan
garam dapur kasar
5. Aduklah Aquades dalam tabung reaksi dengan gerakan naik turun hingga air membeku
6. Ukur suhu menggunakan termometer. Catat suhu es dalam tabung reaksi setiap satu menit
sampai es mencair
7. Ulangi Langkah 3, 4, 5 , 6 untuk larutan Cuka 0,5 M, Glukosa 0,5 M, Nacl 0,5 M
D. Tabel Hasil Pengamatan
Waktu Aquades Glukosa NaCl Cuka S ( C)
15 S -0,1 -0,1 0 -0,3
U
30 S 0 -0,1 -0,2 -0,3
45 S 0,1 -0,2 -0,3 -0,3 H
60 S 0,1 -0,1 -0,3 -0,3 U
75 S 0,1 -0,1 -0,2 -0,3
90 S 0,1 0 -0,2 -0,3
105 S 0,1 0,1 -0,2 -0,2
120 S 0,2 0,2 -0,2 -0,2
135 S 0,2 0,3 -0,2 -0,1
150 S 0,3 0,4 -0,2 0
165 S 0,4 0,4 -0,2 0,1
180 S 0,5 0,5 -0,2 0,2
195 S 0,6 0,6 -0,1 0,2
210 S 0,6 0,7 -0,1 0,3
225 S 0,7 0,8 0 0,4
240 S 0,8 0,8 0 0,5
255 S 0,9 0 0,6
270 S 0,9 0,2
285 S 1 0,4
300 S 0,5
315 S 0,6
330 S 0,7
E. Pertanyaan
1. Apakah fungsi garam dapur kasar yang dicampurkan dengan potongan es?
2. Mengapa selisih titik beku cuka dengan larutan Urea berbeda meskipun konsentrasinya sa
ma?
3. Hitunglah penurunan titik beku larutan cuka 0,5 M dan larutan urea 0,5 M berdasarkan dat
a di atas
4. Bandingkan sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit berdasarkan percobaan ini
5. Jelaskan kesimpulan dari percobaan ini
F. Jawaban
1. Untuk mempercepat pencairan es
2. Karena berbeda jenis larutan, Cuka elektrolit dan Urea nonelektrolit
4. Larutan elektrolit lebih rendah dalam penurunan titik beku dan lebih lama proses mencairn
ya dari pada larutan nonelektrolit
5. Penurun titik beku larutan elektrolit lebih rendah dibandingkan larutan nonelektrolit
Praktikum 2
A. Tujuan
Mengamati kenaikan titik didih larutan elektrolit dan nonelektrolit
B. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia 3 buah
2. Pembakar Spiritus 3 buah
3. Kaki Tiga 3 buah
4. Termometer 3 buah
5. Aquades 50 ml
6. Larutan NaCl 60 ml
7. Larutan Urea 60 ml
C. Cara Kerja
1. Memasukkan Aquades ke dalam gelas kimia pertama.Larutan NaCl ke dalam gelas kimia k
edua. Dan larutan urea ke dalam gelas kimia ketiga
2. Mendidihkan ketiga larutan kedalam gelas kimia tersebut secara bersamaan
3. Mengukur suhu larutan saat mendidih menggunakan termometer
4. Mencatat suhu larutan dalam tabel pengamatan
D. Tabel Pengamatan
Larutan Titik Didih (C)
Aquades 50 ml 100,5 C
NaCl 60 ml 102 C
Urea 60 ml 101 C
E. Pertanyaan
1. Hitunglah kenaiakan titik didih NaCl dan larutan Urea pada percobaan tersebut
2. Mengapa kenaikan titik didih larutan NaCl dan larutan Urea berbeda? Jelaskan
3. Berdasarkan percobaan ini, bandingkan perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan none
lektrolit
4. Apa kesimpulan yang diambil dari percobaan ini?
F. Jawaban
1. NaCl = 2 C dan Urea = 1 C
2. Karena NaCl larutan elektrolit dan Urea non elektrolit
3. Elektrolit : Titik didik lebih tinggi dari pada aquades dan nonelektrolit
NonElektrolit : Titik didih diantara Elektrolit dan Aquades
4. Kenaikan titik didih laruran elektrolit lebih besar dibandingkan larutan nonelektrolit
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kenaikan titik didih laruran elektrolit lebih besar dibandingkan larutan nonelektrolit
2. Penurun titik beku larutan elektrolit lebih rendah dibandingkan larutan nonelektrolit
B. Saran
1. Tetap tenang dalam memasukkan tabung yang berisi larutan baik dalam pengujian penurun
an titik beku dan peningkatan titik didih dan posisi tabung harus sama sampai akhir agar hasil
lebih optimal
2. Usahakan es dalam percobaan penurunan titik beku berukuran tidak terlalu besar dan juga t
idak terlalu kecil. Jika terlalu besar maka akan sulit dalam memasukkan tabung berisi larutan.
Namun jika terlalu kecil maka es akan cepat mencair
3. Dalam praktikum peningkatan titik didih larutan jika dalam proses pembakaran dan tabung
berisi larutan di panaskan. Tabung berisi air yang memanaskan tabung larutan agar tidak di tu
tup oleh benda apapun, hal ini guna larutan juga mendapat suhu dari ruangan
4. Dalam praktikum penurunan titik beku diharapkan dalam mengaduk aquades harus secara
berkala dalam tempo yang sama agar suhu lebih merata dan pengesan lebih lama
5. Peganglah termometer pada ujung yang berlawanan dari ujung yang di kenai benda objek p
enelitian agar pengukuran maksimal. Jangan pegang termometer pada batangnya
6. Dalam praktikum kenaikan titik didih larutan dalam memegang termometer, termometer ti
dak boleh masuk terlalu dalam atau menyentuh dasar tabung
http://wawasanilmu707.blogspot.co.id/2014/09/contoh-hasil-laporan-praktikum-sifat.html