Disusun Oleh:
Nama : M. Ariel Rifki Fauzan
Kelas : XII MIPA 5
No. Absen : 13
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan ujian praktikum mata pelajaran
kimia
NIP. 196504171988031009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam kehidupan kita dapat menemukan campuran dari berbagai zat, baik
campuran yang sifatnya homogen maupun heterogen. Zat-zat yang bercampur tadi
dapat menghasilkan senyawa maupun larutan. Larutan merupakan sistem
homogen yang terdiri dari zat terlarut dan zat pelarut. Larutan yang terbentuk
antara zat terlarut yang tidak mudah menguap dengan pelarut akan memmpunyai
sifat yang berbeda dengan pelarut murninya. Salah satu sifat larutan dapat dilihat
dari kemampuannya dalam menghantarkan listrik. Larutan yang dapat
mengahantarkan listrik disebut larutan elektrolit yang berupa ion-ion sedangkan
larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik disebut sebagai larutatan non
elektrolit dan berupa molekul.
Selain itu terdapat pula sifat suatu larutan yang bergantung pada konsentrasi zat
terlarut. Sifat tersebut dikenal dengan sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan
sendiri terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku dan peristiwa osmosis.
Sifat koligatif merupakan sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh konsentrasi
zat terlarut, namun bagaimana jika terdapat suatu larutan dengan konsentrasi sama
namun jenis zat terlarutnya atau sifat larutannya yang berbeda. Misalnya larutan
gula dan garam ataupun larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Untuk
mengetahuinya maka dilakukan kegiatan praktikum ini dengan tujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh jenis zat terhadap sifat koligatif larutan
utamanya terhadap titik didih dan tekanan osmosinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh jenis larutan terhadap titik bekunya ?
2. Bagaimana pengaruh garam terhadap es batu ?
C. Tujuan Praktikum
1. Siswa diharapkan dapat menentukan tetapan penurunan titik beku molal
pelarut.
2. Siswa dapat menentukan berat molekul zat non volatil.
BAB II
KAJIAN TEORI
D. Molalitas
Penjumlahan penurunan titik beku atau kenaikan titik didih menggunakan
konsentrasi satuan molal. Molalitas dilambangakan m, pada sebuah larutan nilai
pada partikel larutan per kilogram pada pelarut. Persamaan ini untuk molaritas,
tetapi satuan untuk molaritas mengacu pada massa pelarutnya bukan volume
larutan.
Jadi, i harus bernilai 1 untuk semua nonelektrolit, untuk elektrolit kuat seperti
NaCl dan KNO3 bernilai 2. Pada kenyatannya sifat koligatif larutan elektrolit
biasanya lebih kecil daripada yang diperhitungkan karena pada konsentrasi yang
lebih tinggi, gaya elektrostatik berpengaruh. Sehingga kation dan anion saling
tarik-menarik. Satu kation dan satu anion yang terikat oleh gaya elektrostatik
dinamakan pasangan ion (ion pair). Pembentukan satu pasangan ion menurunkan
jumlah partikel dalam lautan sebanyak satu, mengakibatkan berkurangnya sifat
koligatif.
Dengan cara yang mirip dapat ditemukan :
∆Tf = Kf . m
Keterangan :
∆Tb : Penurunan titik didih
Kb : tetapan penurunan titik dididh molal atau tetapan krioskopik
m : Kemolalan
Dapat disimpulkan bahwa
Pada tekanan tetap, kenaikan titik didih dan penurunana titik beku suatu larutan
encer berbanding lurus dengan konsentrasi massa.
Larutan encer semua zat terlarut tidak mengion, dalam pelarut yang sama dengan
konsentrasi molal yang sama, mempunyai titik didih atau titik beku sama, pada
tekanan yang sama.
Tabel 2.1. Konstanta kenaikan titk didih (Kb) dan penurunan titk beku (Kf)
BAB III
METODE PERCOBAAN
B. Cara Kerja
Penurunan titik beku air
1. Masukkan butiran-butiran es batu dalam gelas kimia sampai kira-kira ¾
nya. 2. Tambahkan + 4 sendok makan garam dapur. Campuran ini adalah
campuran pendingin.
2. Ukur air pada gelas ukur sebanyak 5 ml
3. Masukkan air yang telah di ukur ke dalam tabung reaksi
4. Air dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi
pendingin
5. Amati perubahan titik bekunya
6. Catat suhu ketika partikel mulai membeku dan puncak titik beku airnya
Penurunan titik beku larutan NaOH 2 molal 50ml
1. Masukkan butiran-butiran es batu dalam gelas kimia sampai kira-kira ¾
nya. Tambahkan + 4 sendok makan garam dapur. Campuran ini adalah
campuran pendingin.
2. Ukur larutan NaOH 2 molal sebanyak 50ml
3. Masukkan larutan NaOH yang telah di ukur ke dalam tabung reaksi
4. Larutan NaOH dalam tabung reaksi dimasukkan ke dalam gelas kimia
yang berisi pendingin
5. Amati perubahan titik bekunya
6. Catat suhu ketika partikel mulai membeku dan puncak titik beku larutan
NaOH
BAB IV
HASIL PERCOBAAN
A. Data
B. Analisis
Dari tabel pengamatan, dapat diketahui bahwa air murni memiliki titik beku -
1oC yang seharusnya 0oC sesuai teori. Sehingga apabila dihitung perubahan titik
beku larutan, maka akan di dapatkan; ∆Tf urea 1 m= -4oC, ∆Tf urea 2 m= -5oC,
∆Tf NaCl 1 m= -6oC, ∆Tf NaCl 2 m= -12oC, ∆Tf gula 1 m= -4oC, ∆Tf gula 2
m= -10oC, ∆Tf NaOH 1 m= -4oC, ∆Tf NaOH 2 m= -6oC.
C. Pembahasan
Larutan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari pelarutnya. Salah satu sifat
penting dari suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah
temperatur tetap dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke
padat. Setiap zat yang mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm.
Keberadaan partikel-partikel zat pelarut mengalami proses pengaturan molekul-
molekul dalam pembentukan susunan kristal padat, sehingga diperlukan suhu
yang lebih rendah untuk mencapai susunan kristal padat dari fasa cairnya. Hal ini
lah yang menyebabkan terjadinya penurunan titik beku suatu larutan yang
keadaannya ditambahkan zat terlarut. Faktor- faktor yang mempengaruhi
kelarutan diantaranya tekanan, temperatur, dan luas penampang. Semakain tinggi
tekanan dan temperatur maka semakin cepat suatu larutan untuk bereaksi.
Sebaliknya, semakin kecil luas permukaan zat terlarut, maka semakin cepat
bereaksi. Pada percobaan kali ini yang dimaksud dengan pelarut itu air suling atau
aquades, sedangkan urea dan NaCl pada percobaan tersebut sebagai zat terlarut.
Pada penggunaan alat dan bahan diutamakan untuk berhati-hati. Ketika
termometer dimasukkan ke dalam tabung reaksi, usahakan agar termometer tidak
menyetuh dinding tabung karena akan membuat termometer jadi tidak stabil
sehingga mempengaruhi temperatur penurunan titik beku larutan yang di uji. Dan
sebelum penghitungan suhu, termometer harus dalam temperatur yang stabil. Es,
garam , urea dan NaCl merupakan bahan yang digunakan pada percobaan
mengenai penurunan titik beku melalui penentuan molalitas. Garam dapur yang
digunakkan tersebut sebagai campuran es yang dimaksudkan untuk menghambat
proses pencairan es, sehingga dapat membantu kita dalam melakukan
penganalisisan terhadap titik beku laruatan yang di uji tersebut.
Dalam penggunaan garam dapur, massa garam yang digunakakn jangan
terlalu banyak dan juga jangan terlalu sedikit, sebab akan mempengaruhi proses
penurunann titik beku dan hasil yang didapat kemungkinan kurang akurat. Namun
apabila garam yag digunakaan terlalu sedikit, penurunan titik beku tidak
mencapai suhu yang akurat, dan pada larutan gula yang di uji , pembentukkan
kristal yang terjaadi tidak sempurna. Oleh karena itu para pratikum di tuntut
ketelitian dan keterampulannya dalalam melakukan percobaan tersebut.
Perubahan titik beku pada larutan dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi
perubahan suhu baik dari sisitem ataupun dari lingkuangan. Dari data hasil
pengamtan yang telah didapat, masing-masing ada tiga larutan yang di uji
memiliki titik beku konstant yang berbeda-beda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan “Penurunan titik beku” dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku larutan. Maka
selisih titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan wujud
zat cair ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya pada
konsentarsi partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.
B. Saran
Adapun saran untuk percobaan “Penurunan titik beku” adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh
termometer.
2. Lebih cermat dalam menimbang garam dapur dan urea agar kita memperoleh
hasil yang sesuai.
3. Praktikan diharapkan dapat menjaga posisi termometer dalam keadaan konstan,
karena pemegangan termometer yang tidah konstan mempengaruhi hasil
percobaan.