Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifat koligatif adalah sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat
terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap, penurunan titik
beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Salah satu penerapan sifat koligatif tentang
penurunan tekanan uap larutan dalam kehidupan sehari-hari terjadi dalam pembuatan es krim.
Penilitian ini dilakukan pada pembuatan es krim, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku.

Selain itu, kurangnya pengetahuan menyebabkan kejadian atu peristiwa kimiawi yang
terjadi dilingkup kehidupan bermasyarakat membuat aneka peristiwa kimiawi yang susah untuk
ditafsirkan, sehingga perlunya pengetahuan proses kimiawi lewat makalah ini, guna untuk
mengetahui kuntungan dan kerugian yang terjadi dala proses kimiawi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit?
2. Bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit penting
untuk kehidupan kita?
3. Bagaimana contoh larutan yang termasuk kedalam sifat koligatif larutan elektrolit dan
sifat koligatif larutan non elektrolit?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sifat koligatif larutan elektrolit dan nonelektrolit
2. Mengetahui manfaat sifat koligatif larutan elwktrolit dan nonelektrolit dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Mengetahui penerapan-penerapan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat
Melihat dari rumusan masalah dan tujuan maka manfaat adanya makalah ini adalah
sebagai sumber pengetahuan dan wawasan akan sifat koligatif dan penurunan tekanan uap
larutan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang harus diketahui, supaya dalam
pelaksanaan penerapan dalam kehidupan bisa dikuasai dan juga diamalkan dengan dasar teori
dan praktikum yang mumpuni guna proses kimiawi yang lebih mengarah kepada keuntungan
dalam kehidupan dibanding kerugian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sifat-sifat Koligatif Larutan
 Adalah sifat larutan encer yang tidak mudah menguap dan hanya tergantung pada
jumlah partikel zat terlarut, tidak tergantung pada jenis zat terlarut.
 Adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah volume pelarut dan bukan pada
massa partikel.
 Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat
koligatif larutan non elektrolit. Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat
terlarut.

 Maka akan didapat suatu larutan yang


mengalami :
 Penurunan tekanan uap jenuh
 Kenaikan titik didih
 Penurunan titik beku
 Tekanan osmotik
 Di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
larutan itu sendiri.
 Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel
yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyai konsentrasi yang
sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan
larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif
larutan dapat dibedakan atas sifat koligatif larutan elwktrolit dan sifat koligatif larutan
non elektrolit.

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifatlarutan itu
sendiri. 0amun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut 2

 Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.


 Molal, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan.
 Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat
terlarut.
1. Sifat Kologatif Larutan Non Elektrolit
Sifat koligatif larutan non elektrolit sangat berbeda dengan sifat koligatif larutan
elektrolit, disebabkan larutan non elektolit tidak dapat mengurai menjadi ion-ion nya.
Maka sifat koligatif larutan non elektrolit dapat di hitung dengan menghitung tekanan
uap, titik didih, titik beku, dan tekanan osmosis.
Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu
larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding
langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut. Urutan yang bisa memenuhi hukum
sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan mendekati ideal hanya jika
sangat encer.
Meskipun sifat koligatif melibatkan larutan, sifat koligatif tidak bergantung pada interaksi
antara molekul pelarut dan zat terlarut, tetapi bergantung pada jumlah zat terlarut yang
larut pada suatu larutan. Sifat koligatif terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didik, penurunan titik beku dan tekanan osmotik.
a. Penurunan tekanan uap
Proses penguapan adalah perubahan suatu wujud zat dari cair menjadi gas. Ada
kecenderungan bahwa suatu zat cair akan mengalami penguapan. Kecepatan
penguapan dari setiap zat cair tidak sama, tetapi pada umumnya cairan akan
semakin mudah menguap jika suhunya semakin tinggi.
Penurunan tekanan uap adalah kecenderungan molekul-molekul cairan untuk
melepaskan diri dari molekul-molekul cairan di sekitarnya dan menjadi uap. Jika ke
dalam cairan dimasukkan suatu zat terlarut yang sukar menguap dan membentuk
suatu larutan, maka hanya sebagian pelarut saja yang menguap, karena sebagian
yang lain penguapannya dihalangi oleh zat terlarut.
Banyak sedikitnya uap diatas permukaan cairan diukur berdasarkan tekanan uap
cairan tersebut. Semakin tinggi suhu cairan semakin banyak uap yang berada di atas
permukaan cairan dan berarti tekanan uapnya semakin tinggi. Jumlah uap di atas
permukaan akan mencapai suatu kejenuhan pada tekanan tertentu, sebab bila
tekanan uap sudah jenuh akan terjadi pengembunan, tekanan uap ini disebut
tekanan uap jenuh.
b. Kenaikan Titik Didih Larutan dan Penurunan Titik Beku Larutan
Sifat yang berikutnya adalah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku. Titik didih
larutan selalu lebih tinggi dibandingkan titik didih pelarut. Hal sebaliknya berlaku
pada titik beku larutan yang lebih rendah dibandingkan pelarut.
Bila suatu zat cair dinaikkan suhunya, maka semakin banyak zat cair yang menguap.
Pada suhu tertentu jumlah uap di atas permukaan zat cair akan menimbulkan
tekanan uap yang sama dengan tekanan udara luar. Keadaan saat tekanan uap zat
cair diatas permukaan zat cair tersebut sama dengan tekanan udara di sekitarnya
disebut mendidih dan suhu ketika tekanan uap diatas pemukaan cairan sama dengan
tekanan uap luar disebut titik didih. Pada saat zat konvalatil ditambahkan kedalam
larutan maka akan terjadi kenaikan titik didih dari larutan tersebut.
Tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murni. Hal ini
menyebabkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku
pelarut murni.
c. Tekanan Osmotik
Sifat koligatif keempat terutama penting dalam biologi sel, sebab peranannya
penting dalam transfor molekul melalui membran sel. Membran ini disebut semi
permiabel, yang membiarkan molekul kecil lewat tetapi menahan molekul besar
seperti protein dan karbohidrat. Membran semi permiabel dapat memisahkan
molekul pelarut kecil dari molekul zat terlarut yang besar. Peristiwa bergeraknya
partikel molekul atau ion melalui dinding semi permeabel disebut osmotik.
Tekanan yang ditimbulkan akibat dari tekanan osmotik disebut tekanan osmotik
Besar tekanan osmotik diukur dengan alat osmometer, dengan memberikan beban
pada kenaikan permukaan larutan menjadi sejajar pada permukaan sebelumnya.

B. Kegunaan Sifat Koligatif dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Kegunaan Penurunan Titik Beku


a. Membuat Campuran Pendingin

Cairan pendingin adalah larutan berair yang memiliki titik beku jauh di bawah 0°C.
Cairan pendingin digunakan pada pabrik es, juga digunakan untuk membuat es putar.
Cairan pendingin dibuat dengan melarutkan berbagai jenis garam ke dalam air.

Pada pembuatan es putar cairan pendingin dibuat dengan mencampurkan garam


dapur dengan kepingan es batu dalam sebuah bejana berlapis kayu. Pada
pencampuran itu, es batu akan mencair sedangkan suhu campuran turun. Sementara
itu, campuran bahan pembuat es putar dimasukkan dalam bejana lain yang terbuat
dari bahan. Bejana ini kemudian dimasukkan ke dalam cairan pendingin, sambil
terus-menerus diaduk sehingga campuran membeku.

b. Antibeku pada Radiator Mobil

Di daerah beriklim dingin, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol.
Di daerah beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Jika keadaan ini dibiarkan,
maka radiator kendaraan akan cepat rusak. Dengan penambahan etilen glikol ke
dalam air radiator diharapkan titik beku air dalam radiator menurun, dengan kata
lain air tidak mudah membeku.

c. Antibeku untuk Mencairkan Salju


Di daerah yang mempunyai musim salju, setiap hujan salju terjadi, jalanan dipenuhi
es salju. Hal ini tentu saja membuat kendaraan sulit untuk melaju. Antuk
mengatasinya, jalanan bersalju tersebut ditaburi campuran garam NaCl dan CaCl.

Penaburan garam tersebut dapat mencairkan salju. Semakin banyak garam yang
ditaburkan, akan semakin banyak pula salju yang mencair.

d. Menentukan Massa Molekul Relatif (Mr)

Pengukuran sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan massa molekul
relatif zat terlarut. Hal itu dapat dilakukan karena sifat koligatif bergantung pada
konsentrasi zat terlarut. Dengan mengetahui massa zat terlarut, serta nilai
penurunan titik bekunya, maka massa molekul relatif zat terlarut itu dapat
ditentukan.

2. Kegunaan Penurunan Tekanan Uap Jenuh


a. Mendapatkan Benzena Murni
Benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi. Benzena biasanya tercampur
dengan toluena yang membentuk larutan benzena-toluena. Untuk mendapatkan
benzena murni digunakan cara pemisahan campuran dengan distilasi bertingkat
yakni dengna menggunakan prinsip perbedaan tekanan uap antara zat pelarut
dengan zat terlarut.
Benzena memiliki nama lain bensol. Bensol (aviation gasoline / avgas) merupakan
bahan bakar untuk pesawat terbang.
b. Membuat Kolam Apung
Pembuatan kolam apung melibatkan prinsip Penurunan Tekanan Uap Jenuh yakni
ditambahakn konsentrasi garam yang sangat tinggi ke dalam air. Hal ini
menyebabkan pada saat berenenang tidak akan tenggelam melainkan akan
mengapung.
Contoh, Kolam apung Atlantis Water Adventure yang berada di Taman Impian jaya
Ancol Jakarta dimana Air yang berada di kolam apung ini memiliki kadar garam yang
sangat tinggi, bahkan 10 kali lipat tingginya dibandingkan kadar garam rata-rata di
lautan. Air atau pelarut yang ada dikolam apung ini sulit menguap karena tekanan
uap pelarut menurun disebabkan karena konsentrasi kadar garam yang sangat tinggi.
Semakin banyak jumlah zat terlarut, maka pelarut semakin sukar menguap. Dengan
kata lain, adanya zat terlarut menyebabkan penurunan tekanan uap cairan. Karena
memiliki konsentrasi zat terlarut sangat tinggi, maka pada saat kita berenang di sini
akan mengapung atau tidak tenggelam.
3. Kegunaan Kenaikan Titik Didih
a. Penggunaan Panci Presto
Panci Presto biasanya digunakan untuk memasak daging dengan tujuan
mendapatkan daging yang empuk ataupun daging dengan tulang lunak dalam waktu
yang relatif singkat. Hal itu dapat terjadi karena pada Panci Presto digunakan prinsip
dasar Kenaikan Titik Didih.
Secara teori, air akan mendidih pada suhu 100 derajat Celsius pada tekanan 1
atmosfer. Karena panci presto terbuat dari bahan stainless yang tebal dan kuat serta
mempunyai tutup yang rapat, maka uap air yang yang dihasilkan saat proses
pendidihan tidak mungkin keluar dan hanya terkumpul dalam panci presto. Air yang
terkumpul inilah yang membuat tekanan air dalam panci presto naik, yang
menyebabkan temperatur didihnya juga naik menjadi >100 derajat Celsius.
Oleh karena itu, panci presto mampu melunakkan daging maupun tulang (atau duri)
yang sedang dimasak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebagai pengaman,
maka pada panci presto terdapat katup pengaman yang berfungsi untuk melepaskan
tekanan uap pada saat berlebihan, hal ini karena Panci presto menggunakan tutup
yang rapat sehingga uap air tidak dapat keluar. Pada waktu tertentu alat ini mencapai
ambang batas atau standar dimulainya perhitungan lama pemasakan, yang ditandai
bunyi berdesis karena uap air melewati savety valve.
b. Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan senyawa dalam suatu larutan dengan cara
pendidihan. Larutan yang akan dipisahkan dengan zat terlarutnya, suhunya dinaikkan
secara perlahan agar zat terlarut menguap dan dapat dipisahkan dengan pelarutnya.
Jadi sangat penting sekali mengetahui titik didih zat terlarut agar waktu yang
diperlukan untuk mendidihkan larutan tersebut dapat diketahui. Kenaikan titik didih
juga digunakan untuk mengklasifikasikan bahan bakar yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Kegunaan Tekanan Osmotik
a. Mengontrol Bentuk Sel
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis yang sama disebut isotonik.
Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah daripada larutan lain
disebut hipotonik. Sementara itu, larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmosis
lebih tinggi daripada larutan lain disebut hipertonik.
Contoh larutan isotonik adalah cairan infus yang dimasukkan ke dalam darah. Cairan
infus harus isotonik dengan cairan intrasel agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam
ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian, sel-sel darah tidak mengalami
kerusakan.
b. Mesin Cuci Darah
Pasien penderita gagal ginjal harus menjalani terapi cuci darah. Terapi menggunakan
metode dialisis, yaitu proses perpindahan molekul kecil-kecil seperti urea melalui
membran semi permeabel dan masuk ke cairan lain, kemudian dibuang. Membran
tak dapat ditembus oleh molekul besar seperti protein sehingga akan tetap berada di
dalam darah.
c. Pengawetan Makanan
Sebelum teknik pendinginan untuk mengawetkan makanan ditemukan, garam dapur
digunakan untuk mengawetkan makanan. Garam dapat membunuh mikroba
penyebab makanan busuk yang berada di permukaan makanan.

BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa, Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada
macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan. Sifat koligatif
kelarutan adalah hal yang sangat umum digunakan untuk kehidupan manusia di kesehariannya,
dengan adanya sifat koligatif ini sangatlah membantu untuk kemajuan teknologi dalam
pengembangan kehidupan. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit.

B. SARAN
Saran untuk makalah penerapan sifat koligatif larutan antara lain agar makalah ini dapat
dimanfaatkan bagi masyarakat terutama dalam kehidupan sehari-hari. Karena seperti yang telah
dijelaskan diatas, bahwa sifat koligatif larutan mempunyai keunikan atau kekhasan masing–
masing yang bila dimanfaatkan akan menimbulkan atau memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kegunaan
Prinsip Sifat Koligatif Larutan dalam Kehidupan Sehari-hari" ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata pelajaran kimia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kegunaan sifat koligatif larutan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis..
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit.html
http://m.merdeka.com/peristiwa/penurunan%20tekanan%20uap%20jenuh%20larutan-2html
https://ecliptica.wordpress.com/2014/03/18/penurunantitikdidihlarutandldan-realitas/
http://portalpemalang.blogspot.com/2009/05/penerapanskldlamkehidupam.html

DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................................
......................................................................................................
KATA
PENGANTAR......................................................................................................................................
..................................................................................
DAFTAR
ISI......................................................................................................................................................
....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................................................
................................................................................
A. Latar
Belakang.............................................................................................................................
...............................................................................
B. Rumusan
Masalah..............................................................................................................................
.........................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................................
..............................................................................................
D. Manfaat..............................................................................................................................
.............................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN...................................................................................................................................
................................................................................
A. Sifat-sifat Koligatif
Larutan................................................................................................................................
............................................
B. Kegunaan Sifat Koligatif dalam Kehidupan Sehari-
hari.....................................................................................................................
BAB III
PENUTUP...........................................................................................................................................
...................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
............................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
..............................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA...........................................................................................................................................
.............................................................................
KD.4.1. Menyajikan hasil penelusuran
informasi tentang kegunaan prinsip
sifat koligatif larutan
dalam kehidupan sehari-
hari.

NAMA KELOMPOK :
 Nyai Ajeng Ayu Ulan Sari
 Ratna Sari
 Risin
 Sabrina Istiqomah
KELAS : XII MIPA 7

SMAN 1 SUKATANI
2019/2020

Anda mungkin juga menyukai