Naftalen + 2 gram belerang.
Analisis Data
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, Ketika suatu zat dicampurkan kedalam
suatu pelarut, maka otomatis beberapa sifat fisis dari larutan tersebut akan mengalami
perubahan titik beku suatu larutan. Pada percobaan kali ini kita lebih fokus pada penurunan
titik beku suatu larutan sesuai dengan judul percobaan kali ini.
Dari data hasil pengamatan kita temukan bahwa, waktu setiap zat mencapai 70C
berbeda-beda. Waktu Naftalen + 2 gr Belerang > waktu Naftalen + 1 gr Belerang > Waktu
Naftalen murni.
Dari konsep dasar teori, didapatkan bahwa kemolalan akan mempengaruhi sifat
koligatif larutan, yang berimplikasi kemolalan akan mempengaruhi penurunan titik beku.
Pada praktikum ini belerang sebagai zat terlarutnya.
Berdasarkan grafik Tf Naftalen terhadap t (waktu), kami menemukan bahwa 30 detik
pertama yang mengalami penurunan suhu paling drastis adalah Naftalen + 2 gr Belerang. Ini
juga salah satu dampak dari jumlah zat terlarut terhadap sifat koligatif larutan tersebut.
Variabel
Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Direktorat Pendidikan
Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan dijadikan obyek pengamatan penelitian dari kedua pengertian tersebut
dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang diteliti. Berikut adalah analisis setiap jenis variabel yang
digunakan, dalam penelitian kali ini. adalah sebagai berikut :
1) Variabel bebas / variabel manipulatif (variabel penyebab) Variabel bebas adalah
faktor yang memberi pengaruh, sengaja dibuat tidak sama dalam suatu percobaan.
Sebagai Variabel Bebas (X) adalah banyaknya / gram zat terlaut.
2) Variabel terikat / variabel respon (variabel akibat) Variabel terikat adalah faktor hasil
percobaan yang terjadi karena pengaruh dari variabel bebas dan variabel terkontrol.
Sebagai Variabel Terikat (Y) adalah waktu larutan menuju 70C.
3) Variabel terkontrol. Variabel terkontrol adalah faktor yang dibuat sama dalam suatu
percobaan. Sebagai Variabel Terkontrol adalah gram pelarut, jenis pelarut dan zat
terlarut, pengukuran suhu setiap 30 detik.
Kesimpulan
Dari percobaan penurunan titik beku di atas, kami dapat simpulkan bahwa antara
konsentrasi atau molalitas dengan penurunan titik beku berbanding lurus, semakin besar /
banyak jumlah gram zat terlarut dari suatu larutan, maka, semakin besar pula penurunan titik
beku larutan tersebut.
C. Kenaikan Titik Didih
Tujuan:
1. Menyelidiki titik didih zat pelarut (air) dan pengaruh zat terlarut terhadap titik didih
larutan
2. Menentukan harga penurunan titik didih larutan
Teori Dasar
Titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan
udara luar (tekanan pada permukaan cairan). Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan
uap pelarutnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari
pelarut sehingga kecepatan penguapan berkurang.Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi
ataupun lebih rendah dari titik didih pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut tersebut
menguap. Selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut kenaikan titik didih (
Tb ) (Deswanti, 2011).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Titik Didih
Hasil eksperimen Roult menunjukan bahwa Kenaikan titik didih larutan akan semakin
besar apabila konsentrasi (molal) dari zat terlarut semakin besar. Titik didih larutan akan
lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Hal ini juga diikuti dengan penurunan titik beku
pelarut murni, atau titik beku larutan lebih kecil dibandingkan titik beku pelarutnya. Roult
menyederhanakan ke dalam persamaan
Tb = kb . m
Tb = kenaikan titik didih larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut (kenaikan titik didih untuk 1 mol zat dalam
1000 gram pelarut)
m = molal larutan (mol/100 gram pelarut)
Perubahan titik didih atau Tb merupakan selisih dari titik didih larutan dengan titik
didih pelarutnya, seperti persamaan :
Tb = Tb Tb
Hal yang berpengaruh pada kenaikan titik didih adalah harga kb dari zat pelarut.
Kenaikan tidak dipengaruhi oleh jenis zat yang terlarut, tapi oleh jumlah partikel/mol terlarut
khususnya yang terkait dengan proses ionisasinya. Untuk zat terlarut yang bersifat elektrolit
persamaan untuk kenaikan titik didik harus dikalikan dengan faktor ionisasi larutan, sehingga
persamaannya menjadi :
Dimana,
n = jumlah ion-ion dalam larutan
= derajat ionisasi (Anonim, 2011)
Tabel Tetapan Kenaikan Titik Didih (Kb) Beberapa Pelarut
Pelarut Titik Didih Tetapan (Kb)
Aseton 56,2 1,71
Benzena 80,1 02,53
Kamfer 204,0 05,61
Karbon tetraklorida 76,5 04,95
Sikloheksana 80,7 02,79
Naftalena 217,7 05,80
Fenol 182 03,04
Air 100,0 00,52
Konsentrasi
Konsentrasi larutan didefinisikan dengan salah satu dari ungkapan berikut:
Ungkapan konsentrasi
1. persen massa (%) = (massa zat terlarut/ massa larutan) x 100
2. molaritas (konsentrasi molar) (mol dm
-3
) = (mol zat terlarut)/(liter larutan)
3. molalitas (mol kg
-1
) = (mol zat teralrut)/(kg pelarut)
Kenaikan titik didih
Bila dibandingkan tekanan uap larutan pada suhu yang sama lebih rendah dari
tekanan uap pelarutnya. Jadi, titik didih normal larutan, yakni suhu saat fasa gas pelarut
mencapai 1 atm, harus lebih tinggi daripada titik didih pelarut. Fenomena ini disebut dengan
kenaikan titik didih larutan.
Dengan menerapkan hukum Raoult pada larutan ideal, kita dapat memperoleh hubungan
berikut:
p
A
= p
A
0
x
A
= p
A
0
[n
A
/(n
A
+ n
B
)]
(p
A
0
- p
A
)/ p
A
0
= 1 x
A
= x
B
x
A
dan x
B
adalah fraksi mol, dan n
A
dan n
B
adalah jumlah mol tiap komponen.
Persamaan ini menunjukkan bahwa, untuk larutan ideal dengan zat terlarut tidak mudah
menguap, penurunan tekanan uap sebanding dengan fraksi mol zat terlarut.
Untuk larutan encer, yakni n
A
+ n
B
hampir sama dengan n
A
, jumlah mol n
B
dan massa
pada konsentrasi molal m
B
diberikan dalam ungkapan.
x
B
= n
B
/(n
A
+ n
B
) = n
B
/n
A
= n
B
/(1/M
A
) = M
A
m
B
M
A
adalah massa molar pelarut A. Untuk larutan encer, penurunan tekanan uap
sebanding dengan m
B
, massa konsentrasi molal zat terlarut B.
Perbedaan titik didih larutan dan pelarut disebut dengan kenaikan titik didih, T
b
.
Untuk larutan encer, kenaikan titik didih sebanding dengan massa konsentrasi molal zat
terlarut B.
T
b
= K
b
m
B
Tetapan kesebandingan K
b
khas untuk setiap pelarut dan disebut dengan kenaikan titik
didih molal.
Alat: Erlenmeyer Bahan: Air suling 25 ml
Thermometer Larutan urea 0,1M & 0,5M @25 ml
Stopwatch Larutan NaCl 0,1M & 0,5M @25 ml
Pembakar spirtus
Kawat kasa
Kaki tiga
Cara kerja:
1. Masukkan 25 ml air suling ke dalam Erlenmeyer
2. Pamaskan air suling tersebut hingga mendidih. Ukur suhu air suling tersebut dari
sebelum pemanasan (0 menit) hingga mendidih dengan selang waktu tiap 1 menit
3. Matikan stopwatch saat air suling mendidih (suhu konstan). Catat waktu mendidihnya.
4. Ulangi langkah 1-3 di atas dengan larutan urea dan NaCl dengan masing-masing
konsentrasi 0,1M dan 0,5M
Data Pengamatan
Tabel perubahan suhu larutan:
No. Larutan Waktu larutan
mendidih
Pembacaan suhu (
o
C) pada menit ke-
1 2 3 4 5 6
1 Air suling 3:07 54 80 99 100 - -
2 Glukosa 0,1M 3:25 65 91 101 102 - -
3 Glukosa 0,5M 3:36 58 82 103 105 - -
4 NaCl 0,1M 3:32 50 85 102 104 - -
5 NaCl 0,5M 3:45 55 82 104 106 - -
Tabel kenaikan titik didih larutan
No. Larutan Titik didih (oC) Selisih titik didih
larutan dan air
(Tb)
Larutan Air
1 Glukosa 0,1M 102 100 2
2 Glukosa 0,5M 105 100 5
3 NaCl 0,1M 104 100 4
4 NaCl 0,5M 106 100 6
Pertanyaan
1. Urutkan larutan yang lebih dahulu mendidih
2. Bagaimana titik didih larutan dibandingkan dengan titik didih pelarut murni (air)?
3. Bandingkan titik didih dan kenaikan titik didih larutan glukosa 0,1M dengan glukosa
0,5M dan NaCl 0,1M dengan NaCl 0,5M! menurut anda apakah yang menyebabkan
perbedaan?
Jawaban
1. Urutan larutan yang lebih dahulu mendidih adalah, Air Suling, Glukosa 0,1 M, NaCl
0,1 M, Glukosa 0,5 M, dan terakhir NaCl 0,5 M.
2. Titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni (air).
3. Dalam perhitungan dibawah m (molalitas) = M (Molaritas), karena nilai m dan M,
perbandingannya hampir sama.
Perbandingan titik didih glukosa:
Perbandingan kenaikan titik didih glukosa :
Perbandingan titik didih NaCl:
Perbandingan kenaikan titik didih NaCl:
Menurut kami yang menyebabkan perbedaan antara larutan glukosa 0,1 M dengan glukosa
0,5 M dan larutan NaCl 0,1 M dengan NaCl 0,5 M adalah besarnya Molaritas dari setiap
larutan yang berbeda. Molaritas berhubungan dengan banyaknya gram zat terlarut dari larutan
tersebut. Itulah yang membedakan titik didih dan kenaikan titik didih larutan tersebut.
Analisis Data Pengamatan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan, kami dapat analisis, bahwa:
1. Setiap titik didih larutan berbeda-beda.
Tb NaCl 0,5 M > Tb glukosa 0,5 M > Tb NaCl 0,1 M > Tb glukosa 0,1 M > Tb Air
suling.
2. Waktu mendidih larutan berbeda-beda.
waktu NaCl 0,5 M > waktu glukosa 0,5 M > waktu NaCl 0,1 M > waktu glukosa 0,1
M > waktu Air suling.
3. Kenaikan titik didih larutan berbeda-beda.
Tb NaCl 0,5 M > Tb glukosa 0,5 M > Tb NaCl 0,1 M > Tb glukosa 0,1 M.
Data menunjukkan bahwa, air suling mempunyai titik didih dan waktu mendidih paling
kecil. Sehingga kami simpulkan bahwa titik didih zat cair murni lebih rendah dari larutan.
Dan waktu didih zat cair murni lebih cepat dari larutan.
Kami coba hubungkan waktu didih larutan dan titik didih larutan, dengan konsentrasi
larutan. Kami simpulkan bahwa semakin besar konsentrasi zat terlarut, semakin besar pula
titik didih dan waktu mendidih larutan tersebut.
Kami juga melihat ada variabel lain selain konsentrasi, yaitu jenis larutan tersebut.
Ternyata ada 2 jenis larutan elektrolit dan nonelektrolit. NaCl sebagai larutan elektrolit dan
Glukosa sebagai larutan nonelektrolit.
Salah satu pembeda antara larutan elektrolit dan nonelektrolit dalah (i) / faktor vant
hoff. Faktor vant hoff adalah parameter untuk mengukur seberapa besar zat terlarut
berpengaruh terhadap sifat koligatif (penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan
titik beku, dan tekanan osmotik). Faktor Vant Hoff dihitung dari besarnya konsentrasi
sesunguhnya zat terlarut yang ada di dalam larutan dibanding dengan konsentrasi zat terlarut
hasil perhitungan dari massanya. Untuk zat non elektrolit maka vaktor Vant Hoffnya adalah
1 dan elektrolit adalah sama dengan jumlah ion yang terbentuk di dalam larutan. Faktor Vant
Hoff secara teori dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
i = 1 + ((n-1) )
dengan adalah derajat ionisasi zat terlarut dan n jumlah ion yang terbentuk ketika
suatu zat berada didalam larutan.
Semakin besar nilai faktor vant hoff, semakin besar pula kenaikan titik didih, waktu
mendidih dan kenaikan titik didih larutan tersebut.
Variabel
Variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian. Direktorat Pendidikan
Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang akan dijadikan obyek pengamatan penelitian dari kedua pengertian tersebut
dapatlah dijelaskan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang diteliti. Berikut adalah analisis setiap jenis variabel yang
digunakan, dalam penelitian kali ini. adalah sebagai berikut :
1) Variabel bebas / variabel manipulatif (variabel penyebab) Variabel bebas adalah
faktor yang memberi pengaruh, sengaja dibuat tidak sama dalam suatu percobaan.
Sebagai Variabel Bebas (X) adalah Jenis larutan dan konsentrasi larutan.
2) Variabel terikat / variabel respon (variabel akibat) Variabel terikat adalah faktor hasil
percobaan yang terjadi karena pengaruh dari variabel bebas dan variabel terkontrol.
Sebagai Variabel Terikat (Y) adalah waktu larutan mendidih, titik didih larutan, dan
kenaikan titik didih larutan.
3) Variabel terkontrol. Variabel terkontrol adalah faktor yang dibuat sama dalam suatu
percobaan. Sebagai Variabel Terkontrol adalah volume larutan dan besar api.
Kesimpulan
1. Titik didih zat cair murni lebih rendah dari larutan. Dan waktu didih zat cair murni
lebih cepat dari larutan.
2. Semakin besar konsentrasi zat terlarut, semakin besar pula titik didih, kenaikan titik
didih dan waktu mendidih larutan tersebut. Catatan: larutan tersebut memiliki faktor
vant hoff yang sama.
3. Semakin besar nilai faktor vant hoff, semakin besar pula kenaikan titik didih, waktu
mendidih dan kenaikan titik didih larutan tersebut.