Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan taufiq
serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun laporan ini.Kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu July s.pd yang telah memberikan tugas praktikum ini, sehingga
kami dapat belajar dan mengerti atas materi yang terselip dari sebuah praktik. Semoga
laporan ini dapat berdaya guna dalam pemgembangan ilmu pengetahuan terfokus dalam
ilmu Kimia mengenai penurunan titik beku larutan larutan.Kami menyadari bahwa
penyusun laporan ini perlu penyempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.Akhirnya
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan serta terwujudnya laporan ini.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku
larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus membeku
terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap
larutan memiliki titik beku yang berbeda,Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah,
biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak
murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0°C, tapi dengan adanya zat
terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan
sama dengan 0°C lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0°C, dan inilah yang dimaksud sebagai
"penurunan titik beku".Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang
telah ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutanya akan
lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.

B. RUMASAN MASALAH
1. Apa pengaruh zat terlarut pada titik beku larutan
2. Bagaimana penurunan tirik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut

C.TUJUAN PENELITIAN
1. Mengkaji pengaruh zat terlarut pada titik beku larutan
2. Menentukan penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut.

D.MANFAAT PENELITIAN
1. Dapat mengetahui pengaruh zat terlarut pada ttik beku larutan
2. Dapat mengetahui penurunan titik beku suatu zat cair akibat penambahan zat terlarut
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sifat Koligatif Larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat
koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan nonelektrolit
Sifat koligatif dari larutan elektrolit bergantung pada jumlah zat terlarut yang terdisosiasi sehingga
memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan non elektrolit. Sedangkan sifat koligatif dari larutan
nonelektrolit memiliki nilai yang lebih rendah dikarenakan tidak terjadi disosiasi pada larutan nonelektrolit.
Larutan elektrolit memiliki muatan bermuatan kation (ion positif) dan anion (ion negatif). Hal ini
membuat larutan elektrolit bisa menghasilkan reaksi listrik atau dapat menghantarkan arus listrik. Saat
dilarutkan dalam air, zat elektrolit akan mengalami ionisasi atau terurai menjadi beberapa partikel sehingga
menghasilkan titik beku yang lebih besar daripada larutan non elektrolit.
Larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit dengan konsentrasi yang sama akan memiliki partikel yang
berbeda. Jumlah partikel larutan elektrolit lebih banyak daripada larutan non-elektrolit sehingga sifat
koligatifnya pun akan lebih besar.

B. Penurunan Titik Beku Larutan


Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antarpartikel sedemikian
dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih
rendah. Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (AT).
Pernyataan tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
∆Tf=Tf ° - Tf
Untuk penurunan titik beku menurut Raoult :
∆Tf= m.Kf = gram/ Mr × 100/P ×Kf
Titik beku akibat penurunan larutan uap adalah turunnya titik beku.Jika air murni didinginkan pada
0°C,maka air tersebut akan membeku. Tetapi bila zat terlarut sukar menguap seperti gula,maka pada suhu
0°C belum membeku
Jika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni, maka titik beku pelarut murni
akan mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena molekul molekul pelarut sulit berubah menjadi fase cair
sebab partikel terlarut menghalangi pergerakan partikel pelarut. Dengan demikian larutan membeku pada
temperatur yang lebih rendah dibanding titik beku pelarut murni air.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
 Alat yang digunakan sebagai berikut :
1. Baskom
2. Tabung
3. Rak tabung
4. Termometer

 Bahan yang digunakan sebagai berikut :


1. Es batu
2. Garam kasar
3. Air gula 2 m dan 4 m
4. Air garam 2 m dan 4 m

B. CARA KERJA
1. Masukkan butiran kecil es ke dalam baskom kecil sampai kira-kira tiga perempat bagian.

2. Tambahkan 4 sendok garam dapur.

3. Aduk campuran es dan garam. Inilah campuran pendingin.


4. Ukur suhu campuran pendingin menggunakan termometer.

5. Isi tabung reaksi dengan air gula 2 dan 4 molal, serta air garam 2 dan 4 molal kira-kira setinggi 4 cm.

6. Masukkan tabung itu ke dalam campuran pendingin.

7. Diamkan tabung berada dalam campuran pendingin hingga membeku.

8. Keluarkan tabung dari campuran pendingin, kemudian ukur suhu air gula dan air garam tersebut.
Selanjutnya bacalah termometer dan catat suhu campuran es dan air itu.

Catatan : Jika es dalam campuran sudah banyak yang mencair, buatlah lagi campuran pendingin seperti
cara di atas.
BAB IV
METODE LOGIILMIAH
A. Tabel Pengamatan
Zat larutan molalitas Titik beku Selisih titik beku air
Dengan titik beku
larutan
Larutan garam 2 molal -3° 1-(-3°) = 4°
(NaCl)
Larutan garam 4 molal -4° 1-(-4°) = 5°
(NaCl)
Larutan gula 2 molal -2° 1-(-2°) = 3°

Larutan gula 4 molal -3° 1-(-3°c) = 4°

B. Pembahasan
Berdasarkan data yang kami peroleh pada saat melakukan percobaan, terdapat perbedaan
titik beku antara larutan gula, dan lauran garam (NaCl), kedua larutan tersebut memiliki
molalitas yang sama tetapi memiliki titik beku yang berbeda, titik beku larutan elektrolit
dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi
ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non
elektrolit. Larutan garam merupakan larutan elektrolit, sedangkan larutan gula merupakan
larutan nonelektrolit.
Pengaruh larutan garam dibandingkan dengan pengaruh larutan gula terhadap :
a) Titik beku larutan
Pada kemolalan yang sama, titik beku larutan elektrolit (garam) lebih rendah daripada
larutan non elektrolit (gula)
b) Penurunan titik beku larutan
- Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (garam) lebih besar
daripada larutan non elektrolit (gula)
Hal yang menyebabkan perbedaan adalah jenis larutannya (elektrolit atau non elektrolit)
- Pada larutan elektrolit, yaitu larutan garam mempunyai titik beku larutan lebih rendah
daripada larutan non elektrolit( gula) karena pada garam dapat dionisasikan (terdiri atas 2
ion-Na) sedangkan non elektrolit tidak dapat dionisasikan.
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa larutan gula memiliki titik beku terbesar dari
pada larutan garam.
Jika terjadi kesalahan pada data diatas mungkin bisa disebabkan karena faktor-faktor
berikut :
1. Rusaknya/kurang maksimalnya fungsi alat-alat yang dipakai.
2. Perbedaan ini bisa saja disebabkan oleh es batu yang ada pada baskom yang digunakan
untuk membekukan dan solusi ini sedikit demi sedikit mulai mencair. Oleh karena itu agar
solusi ini tetap membeku, es batu yang ada didalam tabung perlu diberi garam dapur kasar
lebih banyak lagi jadi es batu yang ada tetap membeku atau dengan kata lain tidak cepat
mencair, sebab garam dapur ini dapat mengikat oksigen yang ada pada udara dalam bentuk
es batu.
3. Kurang telitinya pengamat dalam menentukan titik beku.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan non elektrolit pada kemolalan
yang sama
2. Larutan elektrolit mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non
elektrolit
3. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
4. Penurunan titik beku larutan (Tf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
5. Semakin kecil konsentrasi larutan, jarak antarion semakin besar dan ion-ion semakin
bebas
6. Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mengandung jumlah partikel lebih
banyak daripada larutan non elektrolit
7. Semakin tinggi kemolalan maka semakin rendah titik bekunya
8. Semakin tinggi kemolalan maka semakin besar perbedaan penurunan titik beku

B. Saran
Dari percobaan yang telah kami lakukan, untuk yang akan melakukan percobaan
selanjutnya diharapkan lebih teliti serta berhati-hati dalam melakukan pengukuran. Agar
tidak terjadinya kekeliruan ataupun kesalahan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://asmaul-aja.blogspot.com/2013/02/pengujian-titik-beku.html?m=1
https://www.sma-syarifhidayatullah.sch.id/2021/06/sifat-koligatif-larutan.html?m=1
https://www.slideshare.net/AboeKhair/laporan-lengkap-sifat-koligatif-larutan
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................
LATAR BELAKANG...............................................................................................................
RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................
TUJUAN PENELITIAN...........................................................................................................
MANFAAT PENELITIAN.......................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................................


SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.............................................................................................
PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN..............................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM......................................................................................


ALAT DAN BAHAN..............................................................................................................
CARA KERJA.........................................................................................................................

BAB IV METODOLOGI ILMIAH.....................................................................................


TABEL PENGAMATAN ......................................................................................................
PEMBAHASAN.....................................................................................................................

BAB V PENUTUP................................................................................................................
KESIMPULAN.......................................................................................................................
SARAN...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................
PENGARUH ZAT TERLARUT PADA TITIK BEKU

KELOMPOK IV
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
 ANDI MAIFAH DEA PATI
 DWI AYU AMALIA PUTRI
 KIMBERLY
 NI KADEK NOVI PURNAMI
 SHELOMITA NATHANIEL APRILIA M
XII MIPA I
Juliaty,S.Pd.

Anda mungkin juga menyukai