Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PENURUNAN TITIK BEKU

Oleh :

Edbert Frederick

Nicholas Sebastian

Anggi Jessica Lumban Raja

Fitri Sigalingging

Yohanes Septiano

PKMI Immanuel Bandar Lampung

Jalan Dokter Susilo No.6, Sumur Batu, Kec. Teluk. Betung Utara, Kota Bandar
Lampung, Lampung 35214

Tahun Pelajaran 2022/2023


DAFTAR ISI

A. Tujuan Percobaan

B. Kerangka Teori

C. Alat dan Bahan

D. Cara Kerja

E. Hasil Pengamatan

F. Pembahasan

G. Kesimpulan

H. Saran
A Tujuan
1. Mengetahui konsentrasi larutan asam asetat
B Kerangka Teori

Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya. Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini
disebabkan zat pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baruzat terlarutnya. Jadi
larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku
yang berbeda.

Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak
murni, maka titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).

Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik bekularutan
dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik beku pelarut murni
seperti yang kita tahu adalah dengan adanya zat terlarut misalnya saja gula yang
ditambahkan ke dalam air maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan
melainkan akan menjadi lebih rendah di bawah itulah penyebab terjadinya
penurunan titik beku yaitu oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain
cairan tersebut menjadi tidak murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik
beku akan berkurang).

Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antarpartikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gayatarik menarik
antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan
mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya
untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih
rendah.
Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya.
Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan
titik beku . Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas
larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut dinyatakan dengan
persamaan :

Dimana :
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan
titik bekunya atau

Penurunan titik beku bila kebanyakkan larutan encer didinginkan, pelarutmurni


terkritalisasi lebih dahulu sebelum ada zat terlarut yang mengkristalisasi suhudimana
kristal-kristal pertama dalam keseimbangan dengan larutan disebut titik bekularutan.
Titik beku larutan demikian selalu lebih rendah dari titik beku berbandinglurus
dengan banyaknya molekul zat terlarut (molnya) di dalam massa tertentu pelarut. Jadi
penurunan titik beku , dimana m ialah molalitas larutan. Jika persamaan
ini berlaku sampai konsentrasi satu molal, penurunan titik beku 1 m tiap non-
elektrolit yang tersebut didalam pelarut itu = yang karena itu dinamakan (molal
freezing point constants) pelarut itu. tetapan titik beku molal (molal freesinapoint
constant) pelarut itu. Nilai numerik = khas pelarut itu masing-masing

C Alat dan Bahan

1. Tabung Reaksi
2. Pengaduk Kaca
3. Es Batu
4. Baskom
5. Thermometer
6. Air suling (akuades)
7. Larutan gula 0,1 m
8. Larutan gula 0,2 m
9. Larutan garam 0,1 m
10. Larutan garam 0,2 m
11. Garam kasar
D Cara Kerja

1. Masukkan akuades dalam tabung reaksi kira kira tinggi akuades dalam tabung
reaksi 3 cm, ke dalam tabung reaksi masukkan pengaduk kaca dan masukkan
tabung reaksi itu dalam larutan pendingin. Gerakkan pengaduk naik-turun
sehingga semua akuades membeku. Atur posisi tabung reaksi agar terendam
dalam es di dalam baskom.
2. Keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas kimia lalu ukurlah suhunya.
Perhatikanlah setiap skala yang ditunjukkan termometer. Catatlah suhu yang
terendah yang ditunjukkan thermometer
3. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk larutan gula 0,1 m, larutan gula 0,2 m, larutan
garam 0,1 m dan larutan garam 0,2 m.
4. Setelah melakukan pengamatan bersihkanlah alat praktikum

E Hasil Pengamatan
No Larutan Titik Beku (°C) Titik beku larutan
– titik beku
aquades
1 akuades 2
2 Gula 0,1 m 1
3 Gula 0,2 m 0
4 Garam 0,1 m 3
5 Garam 0,2 m 0

F Pembahasan

Larutan mempunyai sifat-sifat yang berbeda dari pelarutnya. Salah satu sifat penting
dari suatu larutan adalah penurunan titik beku. Titik beku adalah temperatur tetap
dimana suatu zat tepat mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Setiap zat
yang mengalami pembekuan memiliki tekanan 1 atm. Keberadaan partikel-partikel
zat pelarut mengalami proses pengaturan molekul-molekul dalam pembentukan
susunan kristal padat, sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk mencapai
susunan kristal padat dari fasa cairnya. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya
penurunan titik beku suatu larutan yang keadaannya ditambahkan zat terlarut.

Pada percobaan kali ini yang dimaksud dengan pelarut itu air suling atau aquades,
sedangkan glukosa dan NaCl pada percobaan tersebut sebagai zat terlarut. Es, garam ,
glukosa dan NaCl merupakan bahan yang digunakan pada percobaan mengenai
penurunan titik beku melalui penentuan molalitas. Garam dapur yang digunakkan
tersebut sebagai campuran es yang dimaksudkan untuk menghambat proses pencairan
es, sehingga dapat membantu kita dalam melakukan penganalisisan terhadap titik
beku larutan yang di uji tersebut. Dari data hasil pengamtan yang telah didapat,
masing-masing ada lima larutan yang di uji memiliki titik beku konstant yang
berbeda-beda.

Pada percobaan pertama titik beku air aquades adalah . Pada percobaan kedua
titik beku larutan gula 0,1 M adalah sehingga penurunan titik bekunya adalah
. Pada percobaan ketiga titik beku larutan gula 0.2 M adalah sehingga
penurunan titik bekunya adalah . Pada percobaan keempat titik beku larutan
Nacl 0,1 M adalah sehingga tidak mengalami penurunan titik beku. Pada
percobaan kelima titik beku larutan NaCl 0,2 M adalah sehingga penurunan titik
bekunya adalah .

Terdapat beberapa kegagalan dalam praktikum yang telah kami laksanakan. Hal ini
disebabkan karena pada percobaan ini kami tidak menggunakan alat dan bahan
dengan hati hati. Baskom yang kami bawa kurang besar sehingga penurunan titik
bekunya kurang maksimal. Kami tidak menggunakan thermometer dengan baik dan
benar, seharusnya ketika termometer dimasukkan kedalam tabung reaksi,
termometernya tidak menyetuh dinding tabung karena akan membuat termometer jadi
tidak stabil sehingga mempengaruhi temperatur penurunan titik beku larutan yang di
uji, sebelum penghitungan suhu, termometer harus dalam temperatur yang stabil.
Dalam penggunaan garam dapur, kami menggunakan garam yang terlalu banyak.
Seharusnya massa garam yang digunakan jangan terlalu banyak dan juga jangan
terlalu sedikit, sebab akan mempengaruhi proses penurunann titik beku dan hasil
yang didapat kemungkinan kurang akurat. Apabila garam yag digunakaan terlalu
sedikit, penurunan titik beku tidak mencapai suhu yang akurat, dan pada larutan gula
yang di uji , pembentukkan kristal yang terjaadi tidak sempurna.

G Kesimpulan

Dari hasil percobaan “Penurunan titik beku” dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murni.
2. Semakin besar kemolalan suatu larutan, semakin rendah titik beku
larutan.Maka selisih titik beku semakin besar
3. Larutan elektrolit memiliki titik beku lebih rendah dibanding larutan
nonelektrolit.
4. Penurunan titik beku tergolong sifat koligatif.
5. Titik beku adalah suhu pada P tertentu di mana terjadi peristiwa perubahan
wujud zat cair ke padat.
6. Penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
pada konsentarsi partikel dalam larutan.
7. Semakin banyak partikel (mengion) semakin besar sifat koligatif.

H SARAN
Adapun saran untuk percobaan “Penurunan titik beku” adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya kami lebih teliti dalam membaca skala yang ditunjukkan oleh
termometer.
2. Seharusnya kami menjaga posisi termometer dalam keadaankonstan, karena
pemegangan termometer yang tidah konstan mempengaruhihasil percobaan
3. Seharusnya kami membawa baskom yang lebih besar
4. Seharusnya kami tidak menaruh terlalu banyak garam

Anda mungkin juga menyukai