Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Kimia

Pembuatan Es Krim

Disusun oleh :
Nama : Yosina Ardhaniswari

Kelas : XII IPA 5

No. Absen : 30

SMA NEGERI 3 MAGELANG


Jalan Medang No. 17 Telp. (0293) 363116 Magelang

e-mail : sma3_magelang85@yahoo.co.id, website : www.sman3-magelang.sch.id


I. Judul Percobaan
Pembuatan Es Krim

II. Tujuan
Percobaan kali ini memiliki tujuan untuk mengetahui penerapan sifat
koligatif yaitu pada pembuatan es krim, dan mengetahui cara pembuatan es
krim.

III. Landasan Teori

A. Sifat Koligatif Larutan

Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya
interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat
fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat yang
diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut adalah sifat
koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi
oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat
dari zat terlarut.

Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut
sifat koligatif (dari bahasa lain colligare, yang berarti megumpul bersama) sebab
sifat-sifat itu tergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada
sifat partikel yang terlibat. Keempat sifat itu ialah:

1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.

B. Penurunan Titik Beku Larutan

Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak
antar partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik
menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut
akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang,
akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang
lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut
murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut
penurunan titik beku (Tf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil
kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (K f), dinyatakan
dengan persamaan:

Tf = Kf m atau Tf = Kf (n x 1000/p)

Dimana:
Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
n = jumlah mol zat pelarut
p = massa zat pelarut

Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya atauTf = Tf o - Tf.

C. Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan

Air murni membeku pada suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya
saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan
sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C, inilah yang dimaksud
sebagai penurunan titik beku.

Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki
titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau
larutan fenol dalam alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah
dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol.

Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu ini air berada pada
kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah
wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa
air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial kimia yang sama, atau
dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.

Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu
potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa
yang memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai,
misalnya pada suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah
dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa
cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih
rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.

Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita
turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka
perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu
tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat
terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya
pada proses pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya
dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut
dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam
fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan
untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih
rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa adanya zat
terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk mencari penurunan
titik beku larutan adalah sebagai berikut:

Tf = Kf . m . i

Keterangan:
Tf = penuruna titik beku
m = molalilatis larutan
Kf = tetapan konstanta titik beku larutan

Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumus di atas
apabila larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.
IV. Alat dan Bahan
Alat :

1. Kaleng
2. Plastik
3. Sendok
4. Kain serbet

Bahan :

1. Susu 300 ml
2. Gula pasir secukupnya
3. Es batu
4. Garam krosok

V. Cara Kerja
1. Memasukkan susu ke dalam kantung plastik, tambahkan gula secukupnya,
kemudian ikat dengan rapat, bungkus kembali dengan plastik, kemudian
ikat.
2. Memasukkan es batu ke dalam kaleng, dan tambahkan garam krosok,
kemudian masukkan bungkusan susu tadi ke dalam kaleng, kemudian tutup
rapat.
3. Memutar dan mengocok kaleng tersebut selama 30 menit, gunakan kain
serbet untuk melapisi tangan. Bila kurang dingin, dapat ditambahkan es batu
dan garam krosok.
4. Setelah 30 menit, buka kaleng dan ambil bungkusan susu tersebut, bila
belum membeku dapat diputar dan dikocok ulang, jika sudah berarti es krim
siap disajikan.

VI. Hasil Percobaan

Plastik yang telah diisi susu yang dicampur dengan gula ditempatkan
dalam kaleng yang berisi es batu dan garam krosok sambil diputar-putar dan
dikocok untuk memperoleh suhu yang lebih rendah dari 0o C. Proses tersebut
mengakibatkan susu membeku dengan titik beku es beberapa derajat dibawah
titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari susu ke
dalam campuran es batu dan garam krosok.

Titik beku air adalah 0o C saat inilah air berubah menjadi es batu, akan
tetapi suhu 0o C tidak cukup dingin untuk membekukan campuran susu dengan
gula. Suhu yang diperlukan untuk membekukan campuran susu dengan gula
tentunya dibawah suhu 0o C. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan
garam krosok dalam proses pembekuan es krim. Garam krosok berfungsi untuk
membantu menurunkan titik beku larutan. Ketika es diampur dengan
garam,krosok, es akan mencair dan terlarut membentuk air garam serta
menurunkan suhunya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu
mendapatkan panas campuran susu dengan gula maka hasilnya adalah es krim.
Hasil percobaan es krim kami tidak sepenuhnya berbentuk es padat
(solid), tetapi sebagian masih berupa susu Hal ini terjadi karena perbedaan titik
beku yang dimiliki oleh susu dengan air menyebabkan es krim tidak terbentuk
tepat pada suhu 00 C, tetapi justru terbentuk pada suhu yang lebih rendah. Hasil
percobaan membuktikan bahwa percobaan kami ini, belum mencapai titik
beku yang diinginkan. Pengguncangan selama proses pembekuan bertujuan
untuk memperkecil ukuran kristal es yang terbentuk sehingga es krim semakin
halus.

VII. Kesimpulan

Dari percobaan kali ini, dapat disimpulkan bahwa dalam pembuatan es


krim, salah satu sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku diperlukan.
Jenis larutan yang digunakan akan menurunkan titik beku larutan tersebut,
tergantung pada jumlah partikel yang terkandung dalam larutan tersebut.
Pembuatan es krim dengan penggunaan es batu dapat dilakukan dengan
penambahan garam sebagai penurun titik beku larutan, sehingga terjadi proses
perpindahan kalor dari adonan es krim yang berupa susu dan gula ke campuran
es batu dan garam krosok.

VIII. Saran
Dalam percobaan kali ini, kita dituntut untuk teliti, sabar, disiplin, dan
lain-lain. Salah satunya yaitu ketika memutar dan mengocok kaleng kita harus
sabar, karena memang membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal lain yang
harus dilakukan ketika kita akan membuka plastik yang berisi adonan es krim
sebaiknya kita berhati-hati, agar air garam yang terdapat diluar plastic tidak ikut
masuk ke dalam plastik yang menyebabkan es krim menjadi asin. Dalam
melakukan suatu percobaan memang dituntut untuk mejunjung sikap ilmiah,
agar mendapatkan hasil yang maksimal.
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai