(TITIK BEKU)
PEMBUATAN ES KRIM
Disusun oleh :
Nama : Moh Ericho Firdaus
Kelas : XII IPA 1
Absen : 20
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Pembuatan Es Krim ini. Laporan ini disusun dengan
tujuan untuk memenuhi praktikum mata pelajaran KIMIA.
Terima kasih atas kesempatan yang sudah diberikan kepada saya untuk membuat laporan
praktikum yang akan saya lakukan.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari
sempurna, maka dengan senang hati kami mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun.
Saya berharap semoga karya ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
I.JUDUL PECOBAAN.......................................................................................................... 1
V. LANGKAH KERJA.........................................................................................................6
Vll. KESIMPULAN...............................................................................................................8
l. JUDUL PERCOBAAN
“PEMBUATAN ES KRIM”
Untuk mengetahui Titik Beku dan Penurunan Titik Beku Larutan dengan
mengaplikasikannya dalam pembuatan Es Krim
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara
zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen
penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat
terlarut dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan
yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi
oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koligatif
(dari bahasa lain colligare, yang berarti “megumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu tergantung
pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang terlibat. Keempat
sifat itu ialah:
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antar
partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul
yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses
pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak
antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah
daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zat
terlarut disebut penurunan titik beku (∆Tf). Penurunan titik beku larutan sebanding dengan hasil
kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku pelarut (K f), dinyatakan dengan
persamaan:
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya
atau Tf = Tf o- ∆Tf.
Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air murni membeku pada suhu 0 o
C, dengan adanya zat terlarut misalnya saja ditambahkan gula kedalam air tersebut maka titik
beku larutan ini tidak akan sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah 0o C, inilah yang
dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut
murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah
dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alkohol akan memiliki
titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu alkohol.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku?
Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang
termodinamik sebagai berikut.
Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara
fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya
adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki potensial
kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu potensial
kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang memiliki
potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2o C fasa cair
memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air
cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1o C fasa padat memiliki potensial kimia
yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan
sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian
larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa
padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan berlangsung, larutan akan
mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, sebab secara energi larutan lebih suka berada pada
fasa cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam
fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak
terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi
fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya.
Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk
mencari penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:
∆Tf = Kf . m . i
∆ m = molalilatis larutan
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0o C. akan tetapi itu tidak cukup dingin
untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekukan es krim adalah -3 o
C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses
pembekuan es krim. Sebenarnya banyak bahan kimia lain yang dapat digunakan tetapi garam
relatif murah. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es diampur dengan garam,
es mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya. Proses ini
memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari adonan es krim maka
hasilnya adalah es krim padat dan lezat seperti yang diinginkan.
o Kaleng
o Baskom
o Sendok makan dan sendok kecil
o Gelas
o Susu (milku)
o Chocolatos
o Oreo
o Springkle
o Es Batu
o Garam Dapur kasar
V. LANGKAH KERJA
1. Air
2. NaCl
3. Susu
1. Air
2. NaCl
3. Susu
Vlll. KESIMPULAN