Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat diselesaikan.

Kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Umi Fathonah, S.Pd., selaku guru
pembimbing yang telah membimbing kami menyusun laporan praktikum ini. Dan berbagai
sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada laporan praktikum ini.

Kami menyadari bahwa kami hanyalah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada suatu pekerjaan yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan laporan ini. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan
dengan sempurna dalam laporan ini. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam
keterbatasan yang kami miliki. Maka dari itu, kami bersedia menerima kritik dan saran
sebagai loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami dimasa yang akan datang.

Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca, semoga laporan praktikum ini dapat
diterima dan bermanfaat serta memberi wawasan lebih.

Riau, 7 Agustus 2022

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. I

DAFTAR ISI................................................................................................................ II

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................1


B. WAKTU DAN TEMPAT ...........................................................................1
C. RUMUSAN MASALAH ............................................................................1
D. TUJUAN .....................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................................2

A. DASAR TEORI ...................................................................................... 2-3


B. PENELITIAN .............................................................................................4
C. DATA HASIL PRAKTIKUM ....................................................................5

BAB 3 PENUTUPAN...................................................................................................6

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 6-7

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................8

LAMPIRAN..................................................................................................................9

II
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.
Titik beku larutan lebih rendah dari pada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu baru zat terlarutnya. Jadi setiap larutan memiliki
titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika ekanan uap berubah, biasamyaa diakibatkan
oleh masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka
titik bekunya berubah ( nilai titik beku akan berkurang). Seperti yang kita tahu bahwa titik beku
pelarut murni berada pada suhu 0° C, tapi dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita
tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0° C,
dan inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan di teliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah
ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutannya
akan lebih rendah dibandingkan pelarutnya.
Es lilin merupakan salah satu makanan yang menyegarkan . Es lilin ini dibuat dengan
berbagai rasa di lingkungan masyarakat. Pembuatan Es lilin ini melibatkan proses pembekuan.
Banyaknya masyarakat yang menyukai es lilin menjadikan kami berniat untuk membuat es lilin
dengan proses penurunan titik beku ketika es dicampurakan dengan garam.

B. Waktu dan Tempat


Waktu :Sabtu
Tanggal :23 Juli 2022
Tempat :Kediaman Nadiya Istifarrin, Desa Titian Resak, Kecamatan Seberida,
Kabupaten Indragiri Hulu.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sifat koligatif larutan?
2. Apakah pengertian penurunan titik beku larutan?
3. Apakah hubungan antara garam dan es dalam pembuatan es lilin?

D. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sifat koligatif.
2. Mengetahui pengertian penurunan titik beku larutan.
3. Mengetahui hubungan antara garam dan es dalam pembuatan es lilin.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori

1. Sifat Koligatif Larutan

Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat.


Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya
perubahan perubahan sifat fisis dari komponen-kompon komponen-komponen penyusun
penyusun larutan larutan tersebut. tersebut.
Salah satu sifat yang diakibatkan oleh adanya interaksi antara zat terlarut
dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat koligatif larutan adalah sifat
larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam
larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut. Sifat koligatif larutan
tersebut adalah penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik
beku, dan tekanan osmosis.

2. Penurunan Titik Beku

Titik beku larutan (Tf ) adalah temperatur pada saat kristal pertama dari pelarut pelarut
murni mulai terbentuk terbentuk dalam keseimbangan keseimbangan dengan larutan. larutan.
Proses pembekuan suatu pembekuan suatu zat cair terjadi bila zat cair terjadi bila suhu
diturunk suhu diturunkan, maka jarak an, maka jarak antar partikel antar partikel akan dekat
satu sama lain dan akhirnya terdapat gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul
pelarut terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu
yang lebih rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut
murninya.
Pada tekanan 1 atm, air murni membeku pada temperatur 0oC. Temperatur itu dinamakan
titik beku normal air. Adanya zat terlarut dalam air,menyebabkan pada temperatur 0oC air
belum membeku. Pada temperatur itu tekanan uap jenuh larutan lebih kecil dari 1 atm. Untuk
membuat larutan dapat membeku kembali, temperatur larutan harus diturunkan sampai tekanan
uap jenuh larutan larutan mencapai mencapai 1 atm. Perbedaan Perbedaan titik beku akibat
adanya partikel- partikel partikel zat terlarut terlarut disebut disebut penurunan penurunan titik
beku (∆Tf ). Penurunan titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram zat
pelarut dan mempunyai harga tetap dinamakan penurunan titik beku (Kf ).

3. Hubungan Antara Garam dan Es dalam Pembuatan Es Lilin

Temperatur es dan air normalnya adalah 0°C, dengan temperatur 0°C tidak cukup dingin
untuk membuat es lilin menjadi beku. Temperatur yang diperlukan untuk membuat es lilin
adalah sebesar -3°C atau lebih rendah. Dengan alasan tersebut maka digunakan garam dalam
proses pembuatan es lilin. Pada saat es batu dicampur dengan garam, sebagian akan terbentuk
air garam dan es batu secara spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air garam semakin
banyak. Larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan
dengan pelarut murninya yaitu air. Air murni pada suhu 0°C berada pada kesetimbangan antara
fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya
adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini memiliki

2
potensial potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat tingkat energi kedua fasa
adalah sama. Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu
potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, yang lain, fasa
yang fasa yang memiliki potensial kimia memiliki potensial kimia yang lebih rendah lebih
rendah secara energi secara energi lebih disukai, misalnya pada suhu 2°C fasa cair memiliki
potensial kimia yang lebih rendah dibanding fasa padat sehingga pada suhu ini maka air
cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu -1°C fasa padat memiliki potensial
kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat. Apabila ke
dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan sedikit demi sedikit,
maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka perlahan-lahan sebagian larutan akan
berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjad pada suhu tertentu
akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhanPada umumnya zat terlarut lebih suka
berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses pendinginan
berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair, alam keadaan cair,
sebab secara energi larutan lebi secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair
dibandingkan dengan fase cair dibandingkan dengan fasa padat. Hal ini padat. Hal ini
menyebabkan potensial kimia pelarut menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair
dalam fasa cair akan lebih akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam
fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih ban terpengaruh. Maka akan lebih banyak energi
yang dip yak energi yang diperlukan untuk mengubah erlukan untuk mengubah larutan menjadi
fasa padat karena titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya.
Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya.
Di dalam es batu yang beku, air terstruktur membentuk tatanan geometrik yang tertentu
dan kaku. Tatanan yang kaku ini rusak ketika diserang oleh garam, maka molekul-molekul air
selanjutnya bebas bergerak ke mana-mana dalam wujud cair. Rusaknya struktur padat molekul-
molekul es diperlukan energi yang hanya dapat diperoleh dari kandungan panas dalam air
garam. Maka ketika es mencair dan terlarut, proses ini menggunakan panas dari air dan
menurunkan temperaturnya. Setelah temperatur dingin tercapai, dalam pemanfaatannya
campuran itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es lilin yang mengakibatkan adonan es
lilin mengakibatkan adonan es lilin menjadi dingin dan be menjadi dingin dan beku. Gabriel
Daniel Fahrenheit, pencipta skala temperatur Fahrenheit, menemukan bahwa garam yang
dicampurkan ke es (pada temperatur sedikit dibawah titik beku) memungkinkan memungkinkan
titik beku lebih rendah daripada daripada ketika es hanya terdiri atas air. Garam begitu efektif
dalam mencegah pembentukan es. Walaupun beberapa jenis bahan kimia telah dikembangkan
untuk mencairkan es, garam masih merupakan cara yang paling mudah.

3
B. Penelitian
❖ ALAT DAN BAHAN

1. 2 buah Ember besar volume 2 L


2. 4 buah es batu bervolume 1 L
3. 1 buah bubur kacang hijau
4. 1 botol sirup
5. 8 buah plastik es lilin
6. 8 buah karet
7. 2 bungkus garam
8. 2 buah baskom
9. 4 buah cangkir
10. 4 buah sendok
11. 1 buah pemukul es
12. Air secukupnya
13. Gelas ukur 1 liter
14. Stopwach

❖ LANGKAH KERJA
1. Masukkan bubur kacang hijau kedalam 2 buah plastik es lilin dengan volume
yang sama, setelah itu ikat dengan karet.
2. Masukkan sirup kedalam air dengan jumlah sirup sedikit , lalu masukkan
kedalam plastik es lilin dengan volume yang sama dan ikat dengan karet.
3. Masukan sirup kedalam air dengan jumlah sirup banyak, lalu masukkan kedalam
plastik es lilin dengan volume yang sama dan ikat dengan karet.
4. Masukkan air kedalam plastik es lilin dengan volume yang sama dan ikat dengan
karet.
5. Pecahkan es batu dan letakkan didalam ember yang telah disediakan.
6. Masukkan garam 2 pada salah satu ember.
7. Setelah tercampur masukkan masing masing 1 buah es lilin kacang hijau, sirup
banyak ,sirup sedikit, dan air putih didalam 1 ember yang sama. Begitupun dengan
ember keduanya yang tanpa garam.
8. Aduk es tersebut hingga beku satu persatu. Jika es sudah beku angkat dan
tiriskan.
9. Namun, bagi es yang belum beku tetap dilanjutkan pengadukan hingga es
tersebut beku.
10. Jika sudah membeku semua angkat dan tiriskan.

4
C. Data Hasil Praktikum

No Jenis Dalam Waktu Jenis Waktu


Air Es Garam Pembekuan Air Es Pembekuan
1. Es Lilin Air 5 menit Es Lilin Air 24 jam
2. Es Lilin Sirup sedikit 7 menit Es Lilin Sirup sedikit 36 jam
3. Es Lilin Sirup banyak 10 menit Es Lilin Sirup banyak 40 jam
4. Es Lilin Kacang Hijau 20 menit Es Lilin Kacang Hijau 48 jam

Pembahasan :

Es Lilin Air, Sirup, dan Kacang Hijau dalam plastik yang direndam es batu dan garam kasar
dapat membeku. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es lilin ke
campuran es batu dan garam kasar. Temperatur normal campuran es dan air adalah 0° C,
sedangkan temperatur diperlukan untuk membekukan es lilin akan lebih rendah dari itu akibat
adanya pertumbuhan konsentrasi dari berbagai bahan, sesuai dengan teori sifat koligatif larutan.
Garam yang berfungsi menurunkan titik beku cairan pendingin. Garam kasar dengan es yang
mencair membentuk air garam dan menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas.
Cairan pendingin tersebut mendapat kalor dari adonan es lilin sehingga es lilin kehilangan kalor
danmembeku.

Dari data hasil pengamatan, larutan dengan jumlah partikel zat terlarut sedikit akan mengalami
penurunan titik beku yang lebih cepat. Dan larutan dengan jumlah zat terlarut banyak akan
mengalami penurunan titik didih yang lebih lama. Karena “Secara umum semakin banyak zat
terlarut yang dilarutkan maka kenaikan titik beku akan semakin kecil, dan semakin sedikit zat
terlarut yang dilarutkan maka kenaikan titik beku akan semakin besar. Es Lilin dalam air es
jauh lebih lama membeku daripada air es dengan garam. Dikarenakan air es mempunyai suhu
0°C sedangkan air es dengan garam mempunyai suhu -13°C. Hal ini menyebabkan es lilin pada
air es dengan garam lebih cepat membeku.

5
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa “Secara umum semakin banyak
jumlah zat terlarut yang dilarutkan maka kenaikan titik beku akan semakin kecil, dan
semakin sedikit jumlah zat terlarut yang dilarutkan maka kenaikan titik beku akan
semakin besar.

Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Titik Beku

1. Konsentrasi Larutan
Semakin besar konsentrasi sebuah zat terlarut dalam sebuah larutan,
maka akan semakin rendah titik beku larutan tersebut. Sedangkan jika
konsentrasi sebuah zat terlarut dalam suatu larutan semakin kecil, maka titik
beku larutan tersebut akan semakin tinggi. Besar kecilnya konsentrasi sebuah zat
ini berpengaruh pada ion-ion yang telah dihasilkan. Jika konsentrasi berada pada
jumlah yang kecil, maka jarak antar ion semakin besar ion-ion semakin bebas.
2. Sifat Elektrolit Larutan
Pada sebuah larutan yang bersifat elektrolit proses pembekuan akan lebih
lama karena adanya ion-ion yang memliki daya hantar listrik, sehingga hal ini
membuat larutan tersebut menjadi lebih sukar membeku yang artinya titik beku
larutan akan lebih rendah. Sedangkan pada larutan non elektrolit yang tidak
memiliki ion-ion dengan daya hantar listrik membuat larutan ini menjadi lebih
cepat membeku saat proses pembekuan, sehingga titik beku yang dicapai akan
lebih tinggi.
3. Jumlah Partikel
Semakin banyak jumlah partikel dari zat terlarut, maka akan semakin
rendah titik bekunya. Sedangkan jika jumlah partikel dari zat terlarut lebih
sedikit, maka titik bekunya pun akan semakin tinggi. Dalam konsentrasi yang
sama, jumlah partikel pada larutan elektrolit akan lebih banyak daripada jumlah
partikel yang ada pada larutan non elektrolit.
4. Molalitas
Semakin besar molalitas sebuah larutan, maka nilai penurunan titik beku
nya akan semakin tinggi. Sedangkan jika molalitas sebuah larutan semakin kecil,
maka nilai penurunan titik bekunya akan semakin rendah pula. Hal ini karena
hasil penurunan titik beku selalu berbanding lurus dengan molalitas larutan
tersebut.
5. Kemurnian Zat
Ketika kita mencoba bandingan dengan membekukan sebuah zat pelarut
murni dan sebuah larutan dalam suhu yang sama, maka yang akan lebih cepat
membeku adalah zat pelarut murni. Hal ini karena titik beku zat pelarut murni
selalu lebih tinggi daripada zat pelarut yang telah tercampur dengan zat terlarut
dan menjadi larutan. Adanya zat terlarut dalam sebuah larutan itulah yang
membuat terjadinya penurunan titik beku, sehingga titik beku pelarut murni akan
selalu lebih tinggi daripada titik beku sebuah larutan.
6. Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah
6
Semakin tinggi kemolalan maka titik bekunya akan semakin rendah dan
semakin besar pula perbedaan penurunan titik bekunya. Sedangkan jika
kemolalannya semakin rendah, maka titik bekunya akan semakin tinggi dan
perbedaan penurunan titik bekunya pun akan semakin kecil.

7
DAFTAR PUSTAKA

Wi,Alfian.(2016). “LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA- PEMBUATAN ES LILIN


Tersedia : https;//dimensipelajar.wordpress.com/2016/06/30/laporan-praktikum-kimia-
penerapan-sifat-koligatif/. Diakses : 11 Agustus 2022

8
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Bahan-Bahan Praktikum Gambar 1.2 Alat-Alat Praktikum

Gambar 1.3 Pembuatan Es Lilin Gambar 1.4 Proses memasukkan Es Lilin

Gambar 1.5 Proses Pembekuan Gambar 1.6 Es Lilin air sudah membeku

Gambar 1.7 Proses Es Lilin Sirup sudah membeku Gambar 1.8 Proses Es Lilin Kacang Hijau beku

Anda mungkin juga menyukai