Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah
dengan judul KESETIMBANGAN LARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN. Karya tulis
ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata pelajaran Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu guru dan saran dari teman-teman maka disusunlah makalah
ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam
memenuhi salah satu syarat tugas kami di sekolah. Makalah ini diharapkan bisa bermanfaat
dengan efisien dalam proses belajar.
Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun
makalah ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah yang
sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan penulis berharap semoga makalah ini dapat
digunakan sebagaimana mestinya. Aamiin.

Majenang,1 Maret 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 3
A. Latar Belakang.......................................................................... 2
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan....................................................................... 3
D. Manfaat Penulisan.....................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................... 4
A. Pengertian Kelarutan................................................................. 4
B. Hasil Kali Kelarutan............................................................... 6
C. Hubungan Kelarutan dengan Ksp........................................... 7
D. Makna Hasil Kali Kelarutan (Ksp).......................................... 8
E. Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan.............................. 8
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan......................... 9
BAB III PENUTUP............................................................................. 10
1. Kesimpulan................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 10

BAB I

2
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah kelarutan (solubility) digunakan untuk menyatakan jumlah maksimal zat yang
dapat larut dalam sejumlah tertentu pelarut. Kelarutan (khususnya untuk zat yang sukar larut)
dinyatakan dalam satuan mol.L–1. Jadi, kelarutan (s) sama dengan molaritas (M). Kelarutan atau
solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam
suatu pelarut (solvent) [1]. Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut
dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu
dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran. Zat
yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut
seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut"
(insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada
sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut
lewat jenuh (supersaturated) yang metastahil.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
1) Apa yang dimaksud dengan kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
2) Bagaimana hubungan kelarutan dengan Ksp ?
3) Apa makna hasil kali kelarutan ( KSP ) ?
4) Sebutkan fakor – faktor yang mempengaruhi kelarutan !

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1) Untuk mengetahui pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan
2) Untuk mengetahui hubungan Ksp dengan PH
3) Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh
4) Menjelaskan pengaruh ion senama dan pH pada kelarutan
5) Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :

3
1) Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2) Untuk bahan kajian ilmu pengetahuan di masa depan
3) Sebagai bahan baca.

BAB II
4
PEMBAHASAN

A. Pengertian kelarutan

Kemampuan garam-garam larut dalam air tidaklah sama, ada garam yang mudah larut
dalam air seperti natrium klorida dan ada pula garam yang sukar larut dalam air seperti perak
kloida (AgCl). Apabila natrium klorida dilarutkan ke dalam air, mula-mula akan larut. Semakin
banyak natrium klorida ditambahkan ke dalam air, semakin banyak endapan yang diperoleh.
Larutan yang demikian itu disebut larutan jenuh artinya pelarut tidak dapat lagi melarutkan
natrium klorida. Perak klorida sukar larut dalam air, tetapi dari hasil percobaan ternyata jika
perak klorida dilarutkan dalam air diperoleh kelarutan sebanyak  mol dalam setiap liter larutan.
Berdasarkan contoh diatas dapat diketahui bahwa selalu ada sejumlah garam yang dapat larut
didalam air. Bagi garam yang sukar larut dalam air, larutan akan jenuh walau hanya sedikit zat
terlarut dimasukkan, sebaliknya bagi garam yang mudah larut dalam air, larutan akan jenuh
setelah banyak zat terlarut dilarutkan. Ada sejumlah maksimum garam sebagai zat terlarut yang
selalu dapat dilarutkan kedalam air. Jumlah maksimum zat terlarut dalam pelarut disebut
kelarutan. Satuan kelarutan umumnya dinyatakan dalam gram/L ataumol/L.
Jika sejumlah garam dapur dilarutkan ke daam air dan ada sebagian yang tidak dapat larut lagi,
larutan tersebut merupakan larutan jenuh. Jika ke dalam larutan jenuh NaCl tersebut
ditambahkan lagi NaCl, NaCl yang ditambahkan tersebut akan mengendap sebagai padatan
NaCl. Dengan demikian, konsentrasi larutan sama dengan kelarutan NaCl dalm air.

1) Jenis pelarut
senyawa polar (mempunyai kutub muatan) akan mudah larut dalam senyawa polar, misalnya
alkohol dan semua asam merupakan senyawa polar. Selain senyawa polar, senyawa ion sepeti
NaCl juga mudah larut dalam air dan terurai menjadi ion-ion. Senyawa non polar, misalnya
lemak mudah larut dalam minyak. Misalnya polar umumnya tidak larut dalam senyawa non
polar, misalnya alkohol tidak larut dalam minyak tanah.

2) Suhu
kelarutan zat padat dalam air akan semakin tinggi jika suhunya dinaikkan. Hal ini disebabkan
adanya kalor yang akan mengakibatkan semakin renggangnya jarak antarmolekul pada zat padat
tersebut. Mereggangnya jarak antarmolekul pada molekul-molekul zat padat menjadikan
kekuatan gaya antarmolekul menjadi lemah sehingga mudah terlepas oleh adanya pengaruh gaya
tarik molekul-molekul air. Berbeda dengan zat padat, kenaikan suhu akan menyebabkan
kelarutan gas dalam air berkurang. Hal ini isebabkan suhu yang meningkat mengakibatkan gas
yang terlarut didalam air akan terlepa meninggalkan air.

B. Hasil Kali Kelarutan

5
Senyawa-senyawa ion yang terlarut di dalam air akan terurai menjadi partikel
penyusunnya yang berupa ion positif dan ion negtaif. Jika ke dalam larutan jenuh suatu
senyawa ion ditambahkan padatan senyawa ion, padatan tersebut akan mengendap. Padatan
yang tidak larut (endapan) ini tidak mengalami ionisasi. Jika kedalam sistem tersebut
ditambahkan air, padatan tersebut akan segera larut dan terionisasi. Sebaliknya, jika air dalam
larutan tersebut diuapkan, ion-ion akan segera mengkristal (menjadi padatan). Dalam
peristiwa ini terjadi sistem kestimbangan antara zat padat dengan ion-ion di dalam larutan.
Dalam suatu larutan jenuh dari suatu elektrolit yang sukar larut, terdapat kesetimbangan
antara zat padat yang tidak larut dan ion-ion zat itu yang larut.

AgCl yang melarut mengalami ionisasi :

AgCl(s) → Ag+(aq) + Cl- (aq)

Sedangkan AgCl yang tidak larut tetap sebagai padatan AgCl yang mengendap. Jika air
diuapkan, terjadi penggabungan ion Ag+ dan ion Cl- menjadi padatan (endapan) AgCl :

Ag+(aq) + Cl- (aq)→ AgCl(s)

Proses sebaliknya, jika ke dalam air tersebut ditambahkan air, endapan AgCl akan segera larut
dan terionisasi :

AgCl(s) → Ag +(aq) + Cl- (aq)

Dengan demikian, di dalam larutan jenuh tersebut terdapat reaksi kesetimbangan :

AgCl(s) ↔ Ag+(aq) + Cl- (aq)

K = ¿¿

Oleh karena konsentrasi zat padat selalu tetap, K[AgCl] akan menghasilkan nilai
tetap, sehigga :

K[AgCl] = [Ag+] [Cl-]

Untuk larutan jenuh AgCl, konsentrasi ion Ag+ dan Cl- mempunyai nilai yang
setara dengan nilai kelarutan AgCl dalam air sehingga nilai K pada kesetimbangan
larutan disebut sebagai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp).

Ksp AgCl = [Ag+] [Cl-]

Pada lrutan jenuh senyawa ion Am Bn didalam air akan menghasilkan reaksi
kesetimbangan :
6
Am Bn(s) ↔ Man+ (aq) + nBm-(aq)

Nilai hasil kali kelautannya dinyatakan dengan rumus:

Ksp AmBn = [An+]m [Bm-]n

Ksp atau konstanta hasil kali kelarutan adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dalam larutan jenuh,
dipangkatkan masing-masing koefisien reaksinya.

Rumus dan harga Ksp  beberapa senyawa dapat dilihat pada Tabel 

C. HUBUNGAN KELARUTAN dengan Ksp

Seperti telah dituliskan sebelumnya bahwa konsentrasi larutan jenuh senyawa ion AmBn sama
dengan nilai kelarutan AmBn dalam satuan mol/liter. Senyawa AmBn yang terlarut akan
mengalami ionisasi dalam sistem kesetimbangan :

AmBn(s) ↔ mAn+(aq) + nBm-(aq)

Jika nilai kelarutan dari senyawa AmBn sebesar s mol/L, di dalam reaksi kesetmbangan tersebut
konsentrasi ion-ion An+ dan Bm- adalah :

AmBn(s) ↔ mAn+(aq) + nBm-(aq)

s mol/L m s mol/L n s mol/L

7
sehingga tetapan hasil kali kelarutan AmBn adalah :

Ksp AmBn = [An+]m [Bm-]n

= (m s)m (n s )n

= mm × nn (s)m + n

Jadi, untuk reaksi kesetimbangan :

AmBn(s) ↔ mAn+(aq) + nBm-(aq)

Ksp AmBn = mm × nn (s)m + n

dengan: s = kelarutan AmBn dalam satuan mol/L

Nilai ketetapan hasil kali kelarutan (Ksp) suatu zat selalu tetap pada suhu tetap. Jika suhunya
berubah, nilai Ksp juga akan mengalami perubahan.

D. Makna Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Nilai hasil kali kelrutan (Ksp) suatu senyawa ionik yang sukar larut dapat memberikan informasi
tentang kelarutan senyawa tersebut dalam air. Semakin besar nilaI Ksp suat zat semakin mudh
larut senyaw tersebut. Nilai Ksp suatu zat dapat digunakaan untuk memperkirakan terjadi atau
tidaknya endapan suatu zatjika dua larutaan yang mengandung ion-ion dari senyawa sukar larut
dicampurkan. Untuk memperkirakan terjadi atau tidaknya endapan AmBn dari larutan yang
mengandung ion An+dan Bm- digunakan konsep hasil kali ion (Qsp):

Qsp [An+]m [Bm-]n

 Jika Qsp > Ksp maka akan terjadi endapan AmBn


 Jika Qsp = Ksp maka akan terjadi larutan jenuh AmBn
 Jika Qsp < Ksp maka belum terjadi larutan jenuh maupun endapan AmBn

E. Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan

Ion senama memperkecil kelarutan


Ion senama dari elektrolit yang sukar larut dapat diabaikan
Dalam larutan jenuh Ag2CrO4 terdapat kesetimbangan antara Ag2CrO4 padat dengan ion Ag+ dan
ion CrO42–.

8
Apa yang terjadi jika ke dalam larutan jenuh tersebut ditambahkan larutan AgNO3 atau larutan
K2CrO4? Penambahan larutan AgNO3 atau K2CrO4 akan memperbesar konsentrasi ion Ag+ atau
ion CrO42– dalam larutan.

Sesuai asas Le Chatelier tentang pergeseran kesetimbangan, penambahan konsentrasi ion Ag +


atau ion CrO42– akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Akibatnya jumlah Ag 2CrO4 yang larut
menjadi berkurang. Jadi dapat disimpulkan bahwa ion senama memperkecil kelarutan (Keenan,
1992).

F. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kelarutan

a.    Jenis Pelarut


Pernahkan kalian mencampurkan minyak dengan air? Jika pernah, pasti kalian telah mengetahui
bahwa minyak dan air tidak dapat bercampur. Sebab, minyak merupakan senyawa non-polar,
sedangkan air merupakan senyawa polar. Senyawa non-polar tidak dapat larut dalam senyawa
polar, begitu juga sebaliknya. Jadi, bisa disimpulkan bahwa kedua zat bisa bercampur, asalkan
keduanya memiliki jenis yang sama.
b.     Suhu
Kalian sudah mengetahui bahwa gula lebih cepat larut dalam air panas daripada dalam air dingin,
bukan? Kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya dinaikkan. Dengan
naiknya  suhu larutan, jarak antarmolekul zat padat menjadi renggang. Hal ini  menyebabkan
ikatan antarzat padat mudah terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut
mudah larut.
c.    Pengadukan
Dari pengalaman sehari-hari, kita tahu bahwa gula lebih cepat larut dalam air jika diaduk.
Dengan diaduk, tumbukan antarpartikel gula dengan pelarut akan semakin cepat, sehingga gula
mudah larut dalam air.

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 Nilai dari Ksp 4s2.


 Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah suhu, pengadukan, sifat dari solute
dan solve, solution aditif, ph, volume pelarut.
 Untuk meramalkan terjadi endapan digunakan hasil kali konsentrasi ion (Q).
Jika Qsp > Ksp maka akan terjadi endapan AmBn
Jika Qsp = Ksp maka akan terjadi larutan jenuh AmBn
Jika Qsp < Ksp maka belum terjadi larutan jenuh maupun endapan AmB

DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta:Erlngga.

Keenan Dkk. 2007. Kimia untuk Universitas. Bandung:Erlangga.

Sudarmo,Unggul. 2014. Kimia untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta:Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai