DISUSUN OLEH:
ANASATUS SHOLIKHAH
NIM Q1A1119001
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah kimia dasar dengan judul “Larutan 1”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..………. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….. …… 4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………….…. 6
3.1. KESIMPULAN…………………………………………………………….... 21
3.2. SARAN……………………………………………………………………..... 21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..………… 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena susunannya
dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya begitu seragam sehingga batas antara
zat-zat yang melarut dan pelarut tidak dapat dibedakan bahkan dengan mikroskop optis
sekalipun. Campuran-campuran homogen dari gas, emas dan perunggu dapat dikatakan pula
sebagai larutan. Tetapi istilah larutan biasanya digunakan untuk fasa cair.
Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut
(solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan sebagai
pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam
kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan perbandingan 50:50. Dari
campuran tersebut sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut
dan mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air dan
alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai zat terlarut. Lain
halnya dalam pembuatan sirup. Dalam pembuatan sirup jumlah gula lebih banyak dari jumlah
air tetapi air tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat mempertahankan keadaan fisiknya
sedangkan gula atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut.
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk hidup yang memiliki
hampir lebih dari sekitar 60 persen bagian dari dirinya yaitu cairan. Oleh karena itu, cairan
adalah sesuatu yang sangat penting untuk tubuh manusia, terutama air. Air termasuk salah
satu bagian yang tidak terpisahkan berasal dari manusia itu sendiri. Manusia pun, itu pada
dasarnya hanya dapat hidup tanpa air dengan lama tiga hari saja. Selebihnya dia akan
mengalami dehidrasi, kekurangan cairan bahkan bisa saja berujung pada kematian. Dalam hal
ini maka saya akan membahas tentang larutan.
Pada larutan itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu elektrolit non elektrolit dan larutan
elektrolit. Mereka masing-masing memiliki manfaat yang sangatlah penting untuk kehidupan
manusia, bukan hanya persoalan hubungannya secara langsung pada tubuh manusia itu akan
4
tetapi juga untuk dapat membantu pekerjaan manusia. Oleh karena itu, larutan dalam
kehidupan sehari-hari manusia itu sangat penting.
1.3 TUJUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan
dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut
membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan,
seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula dilarutkan dalam cairan,
misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam
cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat,
misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Zat terlarut
Contoh
larutan
Gas Cairan Padatan
Udara (oksigen
Bau suatu zat padat yang
dan gas-gas
timbul dari larutnya
Gas lain Uap air di udara (kelembapan)
molekul padatan tersebut
Pelar dalam nitrogen
di udara
ut )
Cairan Air terkarbonas Etanol dalam air; campuran Sukrosa (gula) dalam
i(karbon berbagai hidrokarbon (minyak air; natrium
6
dioksida dalam bumi) klorida(garam dapur)
air) dalam
air; amalgam emasdalam ra
ksa
Hidrogen larut
Padata dalam logam, Air dalam karbon aktif; uap
Aloi logam seperti baja
n misalnya platin air dalam kayu
a
2.3.1. Molaritas
7
Keterangan: m = molalitas (mol/kg)
Mr = massa molar zat terlarut (g/mol)
massa = massa zat terlarut (gram)
p = massa zat pelarut
Molalitas juga memiliki manfaat lain, seperti pelarut yang dimana merupakan padatan
(solid) pada suhu kamar hanya bisa diukur nilai massanya, bukan nilai dari
volumenya sehingga tidak dapat dinyatakan ke dalam bentuk molaritas. Molalitas
juga dapat dinyatakan dalam % seperti berikut ini.
Keterangan:
8
CONTOH SOAL
1. Massa KOH yang harus dilarutkan ke dalam 400 mL air agar didapatkan
larutan KOH 1 M (Ar K = 39 g/mol, O = 16 g/mol, H = 1 g/mol) adalah 22,4
gram.
Penyelesaian Soal :
Diketahui :
V air = 400 mL = 0,4 L
[KOH] = 1 M
Ar K = 39 g/mol, O = 16 g/mol, H = 1 g/mol
Ditanya : massa KOH ?
Jawab :
LANGKAH PERTAMA (I)
Hitung massa molekul relatif (Mr) KOH dengan cara :
Mr KOH = Ar K + Ar O + Ar H
= 39 g/mol + 16 g/mol + 1 g/mol
= 56 g/mol
LANGKAH KEDUA (II)
Hitung mol KOH dengan cara :
n KOH = V × M
= 0,4 L × 1 M
= 0,4 mol
LANGKAH KETIGA (III)
Hitung massa KOH dengan cara :
massa KOH = n × Mr
= 0,4 mol × 56 g/mol
= 22,4 gram
2. 120 gram NaCl (Mr = 58.5gr/mol) dilarutkan dengan aquadest hingga volume
400 ml. Berapa M NaCl?
Pembahasan:
9
Diketahui: massa urea = 30 gram
Mr = 60 g/mol
massa pelarut = 100 gram = 0,1 kg
4. Berapakah massa NaCl yang harus dilarutkan ke dalam 500 gram pelarut (air)
untuk menghasilkan larutan sebesar 0,15 m?
Jawab:
Jadi, massa NaCl yang harus dilarutkan pada 500 gram air untuk
menghasilkan larutan 0,15 m adalah 4,3875 gram.
10
5. Berapakah kemolalan dari larutan 10% (w/ w) NaCl (Mr NaCl = 58,5) (w/ w =
persen berat)?
Jawab:
atau juga
11
Contoh Soal
2. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa gula?
Jawab :
atau juga
Contoh soal:
1) Tentukan % volume alkohol dari suatu campuran. 40 mL alkohol
dicampur 50 mL aseton!
12
Jawab :
1.3.4. Molalitas
Contoh Soal
1) Berapakah molalitas larutan yang mengandung 8 gram NaOH (Ar Na = 23
gr/mol, Ar O = 16 g/mol, dan Ar H = 1 gr/mol) terlarut dalam 250 gr air?
Pembahasan
Diketahui:
Massa NaOH = 8 gr
Ar Na = 23 gr/mol
Ar O = 16 g/mol
Ar H = 1 gr/mol
massa air = 250 gr = 0,25 kg
Ditanya: Molalitas (m)….?
Jawab:
Mr.NaOH = 40 gr/mol
Jumlah mol NaOH = massa/Mr
Jumlah mol NaOH = 8 gr/(40 gr/mol)
Jumlah mol NaOH = 0,2 mol
m = jumlah mol/p
m = 0,2 mol /0,25 kg
13
m = 0,8 m
4. Tentukan banyaknya (gram) NaOH yang harus dilarutkan dalam 1 liter air
(air = 1,00 g/mL) agar diperoleh NaOH 0,25 m.
Pembahasan
Diketahui:
1 L air = 1.000 mL = 1.000 g (karena ρ air = 1,00 g/mL)
m NaOH = 0,25 m
Mr NaOh = 40
Ditanya: gr…?
Jawab:
m NaOH = gr / Mr x 1.000 / P
0,25 = gr/40 x 1.000/1.000
0,25 = g/40
g = 0,25 x 40
g = 10 gram
Jadi, banyaknya NaOH yang diperlukan adalah 10 gram.
Keterangan:
Xt = fraksi mol zat terlarut
Nt = jumlah mol zat terlarut
Np = jumlah mol zat pelarut
Keterangan
Xp = fraksi mol zat pelarut
Nt = jumlah mol zat terlarut
Np = jumlah mol zat pelarut
Contoh soal:
1. Sebuah larutan terdiri dari 3 mol zat A, 3 mol zat B, dan 4 mol zat C.
Hitung fraksi mol dari masing – masing zat tersebut ?
16
Pembahasan :
Diketahui :
nA = 3
nB = 3
nC = 4
Penyelesaian :
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 3 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.3
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 3 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.3
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 4 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.4
2. Sebuah larutan terdiri dari 3 mol zat A, 3 mol zat B, dan 4 mol zat C.Maka
berapakah fraksi mol dari tiap-tiap zat tersebut ?
Pembahasan :
Diketahui :
nA = 3
nB = 3
nC = 4
Penyelesaian :
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 3 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.3
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA = 3 / (3 + 3 + 4)
XA = 0.3
XA = nA / (nA + nB +nC)
XA=4/(3+3+4)
XA = 0.4
17
1.3.6. Normalitas
atau juga
Contoh soal:
Jawab :
H2SO4 1M = 1 mol / L
Rumus N =
BE = 98 / 2 = 49
massa = mol x Mr = 1 x 98 = 98 gr
N = 98/49 x 1 = 2
18
JAWAB :
Mol asam = M x V
dari soal sebelumnya diketahui bahwa N H2SO4 adalah 2 kali M nya. maka
n x M x V asam = n x M x V basa
0,2 x 5 = 1
Mol basa =1 mmol
Massa = mol x Mr = 1 mmol × 56 = 56 mg
Dalam 1 L berarti
3. KOH sebanyak 112 gram dilarutkan dengan aquadest hingga volume 1000
ml (1 liter), Mr KOH = 56 gr/mol. Berapa normalitas KOH ?
Pembahasan :
N = (n x a) / V
N = (gr x a) / (Mr x V)
N = (112 x 1) / (56 x 1)
N = 2 mol ek/L
19
1.3.7. Part per Million (ppm)
Part per million (ppm) atau bagian per juta (bpj) adalah satuan
konsentrasi yang menyatakan perbandingan bagian dalam 1 juta bagian yang
lain. ppm dinyatakan dengan satuan mg/kg atau mg/L.
Contoh
Suatu air minum mengandung besi sebesar 2 ppm artinya bahwa setiap 1 liter
air minum tersebut (massa jenis air = 1) mengandung 2 mg besi.
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat)
terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Cara untuk menyatakan larutan ada 7
1. Molaritas
2. Molalitas
3. Normalitas
4. Persen bobot
5. Persen volume
6. Fraksi mol
7. Part per million (ppm)
3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat membantu para pembaca khususnya para
mahasiswa dalam mempelajari materi larutan 1. Di sini para membaca dan
mahasiswa diminta untuk berpikir lebih luas dalam belajar, dan hanya tidak
terpacu dalam satu buku saja, kita juga bias mencari buku-buku lainnya
sebagai refrensi belajar kita. Karna dengan membaca akan membuka jendela
dunia.
21
DAFTAR PUSTAKA
Https://konsep-kimia.blogspot.com/2016/09/persen-berat-massa-dan-persen-
volume.html
Kalsum, Siti dkk. 2009. KIMIA 2 Untuk SMA/MA. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
22