“LARUTAN"
Disusun oleh:
Aristia Dian Pertiwi Masfuri (2016210027)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga dengan karunia-Nya tersebut, saya dapat
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam suatu industri fungsi suatu larutan sangat penting, baik yang berfungsi sebagai
pelarut maupun zat terlarut. Air merupakan pelarut yang paling murah, paling mudah dan
paling banyak digunakan sebagai pelarut dalam banyak industri. Campuran zat-zat terlarut dan
pelarut yang komposisinya merata atau serba sama (homogen) disebut dengan Larutan.
Suatu larutan dapat terdiri dari satu zat terlarut atau lebih dan satu macam pelarut,
tetapi umumnya terdiri dari satu jenis zat terlarut dan satu pelarut. Berbicara tentang larutan,
kata-kata solven (pelarut) dan Solut (zat yang terlarut) sudah umum disebutkan, Solven
sebagai komponen yang secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk, sedangkan solut
sebagai semua komponen yang larut dalam pelarut. Ditinjau dari ukuran partikel yang terlarut,
Larutan didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih zat yang membentuk satu
macam fasa (homogen) dan sifat kimia setiap zat yang membentuk larutan tidak berubah.
Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Homogen juga dapat diartikan suatu
kondisi dimana tidak ada kecenderungan zat-zat dalam larutan terkonsentrasi pada bagian-
bagian tertentu, melainkan menyebar secara merata di seluruh campuran. Sifat-sifat fisika zat
yang dicampurkan dapat berubah atau tidak, tetapi sifat-sifat kimianya tidak berubah.
Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara.
Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair
Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut adalah
medium bagi zat terlarut yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau
meninggalkan larutan karena pengendapan atau penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini
memerlukan komposisi larutan. Sedangkan zat terlarut adalah komponen dari larutan yang
memiliki jumlah lebih sedikit dalam sistem larutan. Selain ditentukan oleh kuantitas zat, istilah
pelarut dan terlarut juga ditentukan oleh sifat fisikanya (struktur). Pelarut memiliki struktur
tidak berubah, sedangkan zat terlarut dapat berubah. Contohnya yaitu dapat kita lihat pada
larutan garam. Di dalam larutan garam, air yang digunakan lebih banyak daripada garam,
sehingga air merupakan pelarutnya. Kemudian air sendiri bentuknya tidak berubah (tetap cair)
walaupun telah dicampur dengan garam yang berbentuk kristal. Sebaliknya pada garam terjadi
perubahan bentuk dimana sebelumnya berbentuk kristal menjadi bentuk cair atau melarut
dalam air, sehingga disebut zat terlarut. Larutan sendiri dapat terjadi karena adanya gaya tarik-
menarik antara molekul-molekul solven dan solute. Pada bagian ini yang dibahas adalah
larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena,
Hukum Roult
• Pada tahun 1884, Raoult mengemukakan hubungan sederhana yang dapat digunakan untuk
memperkirakan tekanan parsial zat i di atas larutan (Pi) dari suatu komponen dalam larutan.
Menurut Raoult,
Pi = xi.P0i
Pernyataan ini disebut sebagai Hukum Raoult, yang akan dipenuhi bila komponen–
komponen dalam larutan mempunyai sifat yang mirip atau antaraksi antar larutan besarnya
sama dengan interaksi di dalam larutan (A – B = A – A = B – B).
• Campuran yang demikian disebut sebagai campuran ideal, contohnya campuran benzena dan
toluena.
Hukum Henry
• Hukum Raoult berlaku bila fraksi mol suatu komponen mendekati satu. Pada saat fraksi
mol zat mendekati nilai nol, tekanan parsial dinyatakan dengan: Pi = xi.Ki ( yang disebut
sebagai Hukum Henry), yang umumnya berlaku untuk zat terlarut.
2. Komposisi Larutan
dan penguapan suatu zat terlarut. Komposisi larutan adalah perbandingan zat-zat di dalam
campuran. Untuk menentukan komposisi larutan digunakan istilah kadar dan konsentrasi.
Kedua istilah ini menyatakan kuantitas zat terlarut dengan satuan tertentu. Satuan yang
digunakan untuk menyatakan kadar larutan adalah persen berat (%b/b), persen volume
(%V/V), dan bagian per sejuta (bpj) atau ppm (part per million). Sedangkan satuan yang
digunakan untuk konsentrasi adalah molaritas, molalitas, dan fraksi mol yang akan dibahas
Persen berat menyatakan fraksi berat zat terlarut terhadap berat larutan dalam
satuan persen. Persen berat biasa diterapkan dalam campuran padat-cair atau padat-
padat. Secara matematika, persen berat suatu zat dirumuskan sebagai berikut.
Persen volume menyatakan fraksi volume zat terlarut terhadap volume larutan
dalam satuan persen. Persen volume biasa diterapkan untuk campuran cair-cair atau
gas-cair. Secara matematik, persen volume suatu zat dirumuskan sebagai berikut.
2.1.3. Bagian Per Sejuta (Bpj)
Untuk menyatakan kadar suatu zat yang kuantitasnya sangat sedikit, biasanya
diungkapkan dalam satuan bagian per sejuta (bpj) atau dalam bahasa inggrisnya part
per million (ppm). Ungkapan bpj suatu zat dinyatakan dengan rumus:
3. Jenis-jenis Larutan
Larutan dapat diklasifikasikan misalnya berdasarkan fase zat terlarut dan pelarutnya.
Zat terlarut
Contoh larutan
Gas Cairan Padatan
Pelaru Bau suatu zat
tersebut di udara
Cairan Air terkarbonasi Etanol dalam air; Sukrosa (gula)
dalam raksa
Hidrogen larut Air dalam arang Aloi logam
4. Macam-macam Larutan
4.1. Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
Larutan pekat yaitu larutan yang relatif mengandung lebih banyak solute (zat
telarut) dibanding solvent (zat pelarut) atau memiliki konsentrasi yang lebih tinggi.
Larutan encer yaitu larutan yang relatif mengandung lebih sedikit solute (zat
telarut) dibanding solvent (zat pelarut) atau memiliki konsentrasi yang lebih rendah.
4.2. Berdasarkan daya hantarnya, larutan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Larutan elektrolit yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus listrik jika
Larutan elektrolit dapat dibagi menjadi dua, yaitu larutan elektrolit kuat dan
larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat yaitu larutan yang terbentuk dari zat
elektrolit yang terurai atau terionisasi sempurna (elektrolit kuat). Sedangkan larutan
elektrolit lemah yaitu larutan yang terbentuk dari zat elektrolit yang tidak terurai atau
gelembung gas.
Pada asam-asam kuat seperti HCl, HNO3, dan H2SO4, gugus sisa
asamnya memiliki daya tarik relatif kuat terhadap pasangan elektron ikatan
sehingga hampir semua molekul asam dalam air terionisasi. Dapat dikatakan
HCl). Namun dapat juga berupa basa-basa kuat (NaOH, Ba(OH)2), serta garam
(NaCl, KCl).
gugus sisa asamnya memiliki daya tarik kurang kuat sehingga tidak semua
molekul-molekul asam ini dalam air terionisasi, tetapi hanya sebagian kecil.
Tanda panah dua arah menunjukkan hanya sebagian kecil dari asam
terionisasi sehingga tidak ada ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik.
Contohnya seperti larutan gula, larutan urea, larutan alkohol. Zat non
elektrolit dalam larutan, tidak terurai menjadi ion-ion tetapi tetap berupa
molekul.
Larutan sangat jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak
solute (zat terlarut) daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Larutan tidak dapat
lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi
apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp sehingga menyebabkan pengendapan
(kelewat jenuh).
Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang partikel- partikelnya tepat habis
bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi
apabila hasil konsentrasi ion = Ksp maka larutan tersebut tepat jenuh.
Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang
dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Larutan ini partikel- partikelnya
tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp ( masih dapat larut).
5. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut
dan pelarut.
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan
* XA + XB = 1
Molalitas adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang terdapat
m =
dengan :
Contoh:
Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !
- m NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m
5.3. Molaritas
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Rumus:
M = n × 1.000
mL
atau
Mr mL
dengan:
M = molaritas (mol/liter)
Contoh:
Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?
5.4. Normalitas
Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol
Adanya zat terlarut pada suatu larutan menyebabkan penurunan tekanan uap
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih dimana
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan uap udara disekitarnya yaitu 1 atm. Titik
didih larutan selalu lebih tinggi dari titik didih pelarut murninya. Hal ini disebabkan
adanya partikel-partikel zat terlarut dalam suatu larutan yang menghalangi peristiwa
penguapan partikel-partikel pelarut. Perbedaan titik didih larutan dengan titik didih
pelarut murni disebut kenaikan titik didih yang dinyatakan sebagai ∆T b ( b berasal dari
Titik didih suatu larutan lebih tinggi atau rendah daripada titik didih pelarut,
bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap dibandingkan dengan pelarutnya.
Jika zat terlarut tersebut tidak mudah menguap, misalnya larutan gula, larutan tersebut
mendidih pada suhu yang lebih tinggi daripada titik didih pelarut air. Sebaliknya, jika
zat terlarut itu mudah menguap misalnya etanol, larutan akan mendidih pada suhu di
Hukum sifat koligatif dapt diterapkan dalam meramalkan titik didih larutan
Dengan :
Contoh :
0,52 oC/m)
Jawab :
lebih kecil daripada titik beku pelarutnya. Penurunan titik beku, ∆T f (f berasal
Contoh:
Jawab :
6.1.1.3 Tekanan Osmotik
partikel zat pelarut agar tidak berpindah ke larutan konsentrasi tinggi. Proses osmosis
terjadi apabila kedua larutan yang dipisahkan oleh membran semipermeabel memiliki
tekanan osmotik yang berbeda. Untuk larutan yang terdiri atas zat nonelektrolit, maka
tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi (kemolaran) zat terlarut, yang
π=M.R.T
Keterangan:
T = suhu (K)
Osmosis
Osmosis memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan, Bagi
tumbuhan, proses osmosis diperlukan dalam penyerapan air dan mineral dari dalam
tanah. Bagi hewan dan manusia, proses osmosis diperlukan untuk distribusi zat
makanan ke seluruh sel. Osmosis terjadi pada larutan yang berbeda konsentrasinya dan
semipermeabel hanya dapat dilewati oleh partikel dari zat pelarut. Larutan dengan
konsentrasi rendah (larutan encer) memiliki partikel zat pelarut yang lebih banyak
daripada larutan dengan konsentrasi tinggi (larutan pekat). Pada peristiwa osmosis
partikel zat pelarut dari kedua larutan dapat bergerak melewati membran
semipermeable, akan tetapi kecepatan gerak partikel zat pelarut yang ada dalam larutan
konsentrasi rendah lebih besar daripada kecepatan gerak partikel dalam konsentrasi
tinggi.
osmotik seperti yang sudah di sebutkan di awal mengenai mentimun dan sel darah
merah. Tekanan osmotik juga sangat bermanfaat bagi manusia. Berikut beberapa
1. Infus
Dalam dunia medis ada istilah pemberian infus. Tekanan osmotik dalam cairan
infus haruslah sama (isotonik) dengan tekanan osmotik darah. Jika tekanan osmotik
infus lebih besar bisa menyebabkan sel darah pecah karena banyak cairan infus yang
akan masuk ke sel darah dan jika tekanan osmotik infus terlalu rendah bisa
seperti buah, telur, daging, ikan, dan bahan makan yang lain pada dasarnya
menerpakan prinsip tekanan osmotik. Dengan tekanan osmotik tinggi (larutan pekat)
akan membuat cairan dari sel bakteri pembusuk sencerung bergerak keluar sehingga
sel bakteri pembusuk menajadi rusak atau tidak bisa bertahan hidup lama. Peristiwa ini
Jika kita sering pergi ke pasar tradisional coba amati bahwa para penjual
sayuran segar sering sekali merendam sayuran mereka seperti wortel, kangkung,
bayam, daun singkong ke dalam air agar ketika dijual tampak segar dan baru. Peristiwa
kehilangan air setelah dipetik akan menyerap lagi air sehingga tampak lebih segar.
Larutan mengandung 3,24 gram zat yang tak mudah menguap juga nonelektrolit dan 200 gram
air mendidih pada 100,130°C pada 1 atmosfer. Berapakah berat molekul zat terlarut? (Kb
a. 60,8
b. 61,8
c. 62,8
d. 63,8
e. 64, 8
Tipe 2
Berikut ini adalah contoh dari penerapan tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari…
2. Pembuatan es krim
3. Pengawetan Makanan Dan Sayuran
Jawaban: B. 1 dan 3
Untuk pembuatan es krim dan mencairnya tumpukan salju merupakan contoh aplikasi pada
penurunan titik beku. Sehingga aplikasi pada tekanan osmosis yaitu proses pemberian infus
Tipe 3
Menurut Hukum Roult dapat diketahui bahwa hubungan sederhana yang dapat digunakan
untuk memperkirakan tekanan parsial zat i di atas larutan (Pi) dari suatu komponen dalam
larutan.
SEBAB
Komponen– komponen dalam larutan mempunyai sifat yang mirip atau antaraksi antar larutan
https://www.academia.edu/8638189/MAKALAH_KIMIA_FARMASI_DASAR_LARUTAN
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Purwanti%20Widhy%20Hastuti,%20S.Pd.,
%20M.Pd./LARUTAN+koligatif%20(7).pdf
http://smpsma.com/tekanan-osmotik-larutan-non-elektrolit.html
http://smpsma.com/penerapan-sifat-koligatif-larutan.html