Anda di halaman 1dari 28

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Kimia Dasar dengan judul“Reaksi Reduksi Oksidasi” disusun oleh
:
Nama : Indah Chairunnisa
NIM : 1915040013
Kelas / Kelompok : pendidikan Geografi A/5
Telah dikoreksi secara saksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten,maka dinyatakan
diterima.

Makassar, 3 Oktober 2019


Koordinator Asisten Asisten

Khaliq Algiffary

Mengetahui,
Dosen penanggung jawab

Dr.Muhammad Syahrir, S.Pd M.Si


NIP: 19740907 200501 1 004
A. JUDUL PERCOBAAN
Reaksi Reduksi Oksidasi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari reaksi-reaksi reduksi oksidasi.
C. LANDASAN TEORI
Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi tidak mungkin oksidasi
atau reduksiberlangsung tanpa disertai lawannya. Bila zat menerima elektron, maka harus ada
yang mendonorkan elektron tersebut. Dalam oksidasi reduksi, senyawa yang menerima
elektron dari lawannya disebut oksidan (bahanpengoksidasi sebab lawannya akan teroksidasi.
Lawan oksidan, yang mendonorkan elektron pada oksidan, disebut dengan reduktan (bahan
pereduksi) karena lawannya (oksidan tadi tereduksi). Suatu senyawa dapat berlaku sebagai
oksidan dan juga reduktan. Bila senyawa itu mudah mendonorkan elektron pada lawannya,
senyawa ini dapat menjadi reduktan. Sebaliknya bila senyawa ini mudah menerima elektron,
senyawa itu adalah oksidan. (Takeuchi, 2006: 186)

Persamaan reaksi redoks dapat disetarakan dengan menggunakan metode ion-


elektron, metode perubahan bilangan oksidasi dan pelepasan atau pengikatan oksigen. Reaksi
redoks melibatkan transfer elektron dari zat pereduksi ke zat pengoksidasi. Dengan
menggunakan bagian-bagian yang terpisah, reaksi redoks dapat digunakan untuk menghasilkan
suatu elektron yang mengalir di bagian luar pada suatu susunan yang dinamakan dengan sel
galvanik.(Bukhari,2017)

Sel gavanik dengankombinasi reaktan tertetu disebut sel daniel(Goldberg,2004)


Menurut Wismono reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh unsur atau
senyawa, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen atau reaksi yang
menghasilkan oksigen. ( Nurlela, Mawardi dan Kurniati, 2017)
Menurut Wismono reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron dan reaksi
reduksi adalah reaksi penerimaan elektron. Miskonsepsi siswa pada sub konsep penentuan
reduksi oksidasi berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron. ( Nurlela, Mawardi dan
Kurniati, 2017)
Pengajaran redoks harus dimulai dengan informasi bahwa istilah redoks diciptakan
dari Reduksi dan Oksidasi. Ini karena dua proses terjadi bersamaan dalam reaksi yang sama
Reaksi-reaksi ini melibatkan transfer atom atau elektron Oksigen atau hidrogen dari satu unit
materi ke yang lain Pada dasarnya, ada dua jenis reagen redoks yang digunakan dalam reaksi
redoks: agen pereduksi dan oksidator. Dalam reaksi redoks.
1. Reduktor (reduktan atau reducer) adalah zat yang kehilangan atau menyumbangkan
elektron, atau teroksidasi; yang bilangan oksidasinya meningkat.
2. Oksidator (oksidan atau oksidator) adalah zat yang memperoleh atau menerima
pemilihan, atau berkurang; atau yang bilangan oksidasinya menurun

Oleh karena itu reaksi redoks dapat didefinisikan dalam istilah elektron, hidrogen
atau transfer oksigen, atau dalam hal perubahan dalam keadaan oksidasi spesies dalam reaksi.
Contoh umum proses redoks adalah pembakaran zat, pengaratan dan pembubaran logam,
peminjaman buah; respirasi dan fotosintesis. (Shehu, 2015)

Pentingnya reaksi oksidasi-reduksi dikenali sejak awal kimia. Dalam


oksidasireduksi,suatu entitas diambil atau diberikan dari dua zat yang bereaksi.Situasinya mirip
dengan reaksi asam basa. Singkatnya, reaksi oksidasireduksidan asam basa merupakan
pasangan sistem dalam kimia. Reaksi oksidasi reduksi dan asam basa memiliki nasib yang
sama, dalam hal keduanya digunakan dalam banyak praktek kimia sebelum reaksi ini dipahami.
Konsep penting secara perlahan dikembangkan: misalnya, bilangan oksidasi, oksidan (bahan
pengoksidasi), reduktan (bahan pereduksi), dan gaya gerak listrik, persamaan Nernst, hukum
Faraday tentang induksielektromegnet dan elektrolisis. Perkembangan sel elektrik juga sangat
penting. Penyusunan komponen reaksi oksidasi-reduksi merupakan praktek yang penting dan
memuaskan secara intelektual. Sel dan elektrolisis adalah dua contoh penting, keduanya sangat
erat dengan kehidupan sehari-hari dan dalam industri kimia..(Takeuchi, 2006 : 183)

Elektrolisis merupakan suatu proses reaksi kimia dengan perantara elektroda yang
tercelupdalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan terhadap elektroda itu.Proses
elektrolisisdinyatakan bahwa atom oksigen membentuk sebuah ion bermuatan negatif (OH-)
dan atom hidrogen membentuk sebuah ion bermuatan positif (H+). Pada kutub positif
menyebabkan ion H+ tertarik ke kutub katoda yang bermuatan negatif, sehingga ion H+
menyatu pada katoda. Atom-atom hidrogen akan membentuk gas hidrogen dalam bentuk
gelembung gas pada katoda yang melayang ke atas.(Hamid, Purwono dan Oktiawan, 2017)

Elektrolisis ialah proses di mana energi listrik digunakan untuk mendorong agar reaksi
redoks yang nonspontan tidak terjadi. Hubungan kualitatif antara arus yang dipasok dan produk
yang terbentuk dirumuskan oleh Faraday. Elektrolisis merupakan cara utama untuk
memproduksi logam aktif serta dan banyak lagi bahan kimia yang penting di industri.

Elektrokimiaadalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan interkonversi energi


listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks (oksidasi-reduksi) di mana
dalam reaksiini energi yang dilepas oleh reaksi oleh reaksi spontandiubah menjadi listrik atau
di mana energi listrik digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi. .(Bukhari,2017)

Persamaan oksidasi reduksi seperti dalam dapat dengan mudah dibuat


denganprosedur berikut.
1. Tuliskan persamaan perubahan oksida dan reduktan.
2. Setarakan jumlah oksigen di kedua sisi persamaan dengan menambahkan sejumlah tepat
H2O.
3. Setarakan jumlah hidrogen di kedua sisi persamaan dengan penambahan jumlah H+ yang
tepat.
4. Setarakan muatannya dengan menambahkan sejumlah elektron.
Sekali setengah reaksi telah disusun, mudah untuk menyusun persamaan reduksi
oksidasi keseluruhan. Dalam oksidasi reduksi, penurunan bilangan oksidasi oksidan dan
kenaikan bilangan oksidasi reduktan harus sama. Hal ini sama dengan hubungan ekuvalen
dalam reaksi asam basa.
Penyusunan reaksi oksidasi reduksi total
1. Pilihlah persamaan untuk oksidan dan reduktan yang terlibat dalam reaksi, kalikan
sehingga jumlah elektron yang terlibat sama.
2. Jumlahkan kedua reaksi (elektronnya akan saling meniadakan).
3. Ion lawan yang mungkin muncul dalam persamaan harus ditambahkan di kedua sisi
persamaan sehingga kesetaraan bahan tetap dipertahankan
Sebagai contoh, reaksi oksidasi iodin dengan kalium permanganat KMnO4 adalah
sebagai berikut.
(1) persamaan untuk oksidan
 MnO4- → Mn2+
 MnO4- → Mn2+ + 4H2O
 MnO4- +8H+→ Mn2+ + 4H2O
 MnO4-+8H+ + 5e–→ Mn2+ + 4H2O (setengah reaksi)
(2) persamaan untuk reduktan
 I- → 1/2 I2
 I- → 1/2 I2 + e–
 2I- → I2 + 2e–(setengah reaksi)
Catat bahwa reaksi kedua ini dikalikan dua untuk menghindari pecahan.

(3) Jumlah reaksi oksidan dan reduktan


 g) 2MnO4–+ 16H+ +10e– → 2Mn2+ + 8H2O
10I– → 5I2 + 10e–
 2MnO4– + 16H+ + 10I– → 2Mn2+ + 5I2 + 8H2O (reaksi keseluruhan)
Lihat jumlah elektronnya akan saling meniadakan.
2KMnO4 + 8H2SO4+ 10KI → 2MnSO4+ 5I2 + 8H2O + 6K2SO4 Lihat jumlah elektronnya
akan saling meniadakan.
Persamaan di atas didapatkan dengan menambahkan sejumlah ion lawan ke kedua sisi
persamaan
sehingga semua ion yang terlibat akan melengkapi persamaan okisdasi reduksi ini.
Contoh soal 10.3 Oksidasi toluen
C6H5CH3 dioksidasi menjadi asam benzoat C6H5COOH dengan KMnO4 dalam H2SO4.
Tuliskan
persamaan oksidasi reduksinya.
Jawab
Persamaan untuk oksidannya telah diberikan di atas. Persamaan bagi reduktan (toluen)
diperoleh
sebagai berikut.
a) C6H5CH3 + 2H2O → C6H5COOH
b) C6H5CH3 + 2H2O → C6H5COOH + 6H+
c) C6H5CH3 + 2H2O → C6H5COOH + 6H++6e–
d) persamaan untuk oksidan ini dikalikan 6, dan untuk reduktan dikalikan 5 sehingga jumlah
elektron yang terlibat di kedua reaksi identik (= 30).
f) Jumlah dua reaksi (elektron akan saling meniadakan)
6MnO4– + 48 H+ +30e– → 6Mn2+ + 24H2O
19 1
5C6H5CH3 + 10H2O → 5C6H5COOH + 30H++30e–
5C6H5CH3 +6MnO4
– + 18 H+→ 5C6H5COOH + 6Mn+2
g) 6 K+ + 9 SO4
–2 ditambahkan kedua sisi untuk melengkapi reaksi.
5C6H5CH3 + 6KMnO4 + 9H2SO4 → 5C6H5COOH + 6Mn SO4 + 3K2SO4+ 14H2O
Stoikiometri oksidasi reduksi
Jumlah kuantitatif oksidan dan reduktan sehingga reaksi oksidasi reduksi oksidasi lengkap
mirip
dengan stoikiometri asam basa.
Stoikiometri oksidasi reduksi
noMoVo = nRMRVR
jumlah mol elektron yang diterima = jumlah mol elektron yang diserahkan
subskrip O dan R adalah oksidan dan reduktan, n adalah perubahan bilangan oksidasi, M
konsentrasi molar dan V volume oksidan dan reduktan.
Prinsio yang terlibat dalam titrasi oksidasi reduksi secara prinsip identik dengan dalam titrasi
asam
basa. Dalam titrasi reduksi oksidasi, pilihan indikatornya untuk menunjukkan titik akhir
terbatas.
Kadang hantaran larutan digunakan sebagai indikator.

Persamaan di atas didapatkan dengan menambahkan sejumlah ion lawan ke kedua sisi
persamaan sehingga semua ion yang terlibat akan melengkapi persamaan okisdasi reduksi
ini.(Takeuchi, 2006 : 188-190)
Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organik dapat dijelaskan dengan
pemberiandan penerimaan oksigen. Misalnya, walaupun reaksi untuk mensintesis anilin
dengan mereaksikan nitrobenzen dan besi dengan kehadiran HCl adalah reaksi oksidasi reduksi
dalam kerangka pemberian dan penerimaan oksigen, pembentukan CH3CH3 dengan
npenambahan hidrogen padaCH2=CH2, tidak melibatkan pemberian dan penerimaan oksigen.
Namun, penambahan hidrogen berefek sama dengan pemberian oksigen. Jadi, etena direduksi
dalam reaksi ini. Dengan kata lain, juga penting mendefinisikan oksidasi-reduksi dalam
kerangka pemberian dan penerimaanhidrogen. Prinsip yang terlibat dalam titrasi oksidasi
reduksi secara prinsip identik dengan dalam titrasi asambasa. Dalam titrasi reduksi oksidasi,
pilihan indikatornya untuk menunjukkan titik akhir terbatas.Kadang hantaran larutan
digunakan sebagai indikator(Takeuchi, 2006: 184& 191).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung Reaksi 4 buah
b. Gelas Ukur 1 buah
c. Pipet Tetes 3 buah
d. Pengaduk Gelas 1 buah
e. Botol Semprot 1 buah
2. Bahan
a. Larutan KmnO4 0,1 M
b. FeSo4 0,1 M
c. H2C2O4 0,1 M
d. H2SO4 1 M
e. Na2S2O3 0,1 M
f. Aquades

E. PROSEDUR KERJA
1. Masukkan 1Ml KmnO4 kedalam tabung reaksi,tambahkan 1 mL asam sulfat
encer(H2SO4)
2. Tambahkan beberapa tetes ferrosulfat(FeSo4)Amati apa yang terjadi
3. Ulangi perlakuan 1,tambahkan beberpa tetes natrium tiosulat(Na2SO2O3).Amati
apa yang terjadi
4. Ulangi perlakuan 1,tambahkan larutan asam oksalat,H2C2O4 0,1M,kemudian
panaskan perlahan-lahan.Amati apa yang terjadi

F. HASIL PENGAMATAN
No. Aktifitas Hasil pengamatan
Larutan berubah warna
1 KMnO4+ H2SO4+ FeSO4
menjadi ungu pekat
Larutan berubah warna
2 KMnO4+ H2SO4+ Na2S2O3
menjadi cokelat
Larutan berubah warna
3 KMnO4+ H2SO4+ H2C2O4
menjadi ungu kecokelatan
G. PEMBAHASAN
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara
berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua
reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron).
Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan
elektron yang diperoleh pada reksi reduksi. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya reaksi reduksi-oksidasi maka dalam percobaan ini dilakukan dengan tiga
perlakuan.Perlakuan pertama dilakukan dengan memasukkan 1 ml KMnO4.Penggunaan larutan
kalium permanganat (KMnO4) ini berfungsi sebagai oksidator atau zat yang mengalami
reduksi.Hal ini dikarenakan sifat pengoksidasi dari kalium permanganat (KMnO4) yang sangat
kuat.
Selain sebagai oksidator, kalium permanganat (KMnO4) juga memiliki sifat lain, yaitu
dapat bertindak sebagai indikator atau biasa disebut autoindikator, sehingga tidak diperlukan
lagi indikator untuk melihat apakah benar-benar terjadi reaksi redoks atau tidak. Dalam
percobaan, juga digunakan asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi sebagai katalis, yaitu zat yang
dapat mempercepat terjadinya reaksi.Selain sebagai katalis, fungsi penambahan asam sulfat
(H2SO4) ini adalah agar larutan dapat bereaksi dalam suasana asam.Kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 1 ml H2SO4 dan diperoleh warna awal larutan berwarna ungu. Fungsi
senyawa KMnO4 adalah sebagai oksidator kuat dalam suasana asam sehingga ditambahkan
H2SO4, Fungsi Penambahan H2SO4 adalah untuk memberikan suasana asam pada larutan
KMnO4 sehingga senyawa KMnO4 mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai dengan
mekanisme dan menghasilkan warna ungu pada reaksi berikut:
MnO4+ 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O.

Larutan kalium permanganat (KMnO4) yang telah direaksikan dengan larutan asam
sulfat (H2SO4) selanjutnya direaksikan dengan larutan ferro sulfat (FeSO4) dan diperoleh
larutan yang berwarna merah dengan reaksi sebagai berikut :
KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) (belum
setara)

Untuk menyetarakan reaksi redoks, dapat digunakan langkah-langkah berikut ini :


Langkah 1: menyetarakan reaksi
+2 +7 +3 +2
10FeSO 4 (aq) + 2KMnO 4 (aq) + 8H 2SO4 (aq) 5Fe 2(SO 4)3 (aq) + 2MnSO 4 (aq)+ K2SO4 (aq)+ 8H2O (l)
Reduksi
Oksidasi

Reduksi: KMnO MnSO4


Oksidasi: FeSO4 Fe2(SO4)

Langkah 2 : memberikan koefisien reaksi sehingga unsur yang mengalami perubahan biloks
menjadi setara.
KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 2FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l)

Langkah 3 : menghitung jumlah kenaikan bilangan oksidasi untuk unsur yang mengalami
oksidasi dan penurunan bilangan oksidasi unsur yang mengalami reduksi.
Oksidasi : 2Fe+ → 2Fe3+, bilangan oksidasi bertambah 2(+3) – 2(+2) = 2
Reduksi : MnO4- → Mn2+, bilangan oksidasi berkurang 7-2 = 5

Langkah 4 : menyetarakan perubahan bilangan oksidasi itu dengan cara memberikan koefisien
reaksi yang sesuai. Untuk menyetarakan kedua reaksi itu, koefisien pada reaksi oksidasi
dikalikan 5 dan koefisien pada reaksi reduksi dikalikan 2.
2KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + H2O(l)

Langkah 5 : menyetarakan unsur-unsur yang lain dengan urutan kation, anion, hidrogen, dan
oksigen. (kation yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi, dalam reaksi ini kationnya
adalah K+, dan ternyata sudah setara)
2KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + H2O(l)
(anion yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi, dalam reaksi ini anionnya adalah
SO42-, ternyata di ruas kiri ada 10 dan di ruas kanan ada 18. Oleh karena itu, ditulis koefisien
H2SO4 di sebelah kiri = 8.
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + H2O(l)
Selanjutnya, menyetarakan atom H. Jumlah atom H di ruas kiri ada 16 sedangkan di ruas kanan
ada 2. Oleh karena itu ditulis koefisien H2O = 8.
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l)
Selanjutnya, diperiksa atom O dikedua ruas, dan ternyata sudah setara, sehingga hasil
penyetaraan reaksi di atas adalah :
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l)
Pada reaksi tersebut, KMnO4 bertindak sebagai oksidator karena KMnO4 mengalami
reaksi reduksi karena atom Mn dalam senyawa KMnO4 mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari +7 menjadi +2.Sedangkan FeSO4bertindak sebagai oksidator karena
FeSO4mengalami reaksi oksidasi karena atom Fe pada senyawa FeSO4mengalami penambahan
bilangan oksidasi dari +2 menjadi +3.
Perlakuan kedua yaitu pada tabung kedua larutan kalium permanganat dan asam sulfat
ditambahkan beberapa tetes larutan natrium tiosulfat.Larutan natrium tiosulfat ini berfungsi
sebagai zat yang mengalami oksidasi (reduktor).Larutan yang semula berwarna ungu setelah
ditambahkan larutan natrium tiosulfat terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi ungu
kecoklatan serta larutan terasa panas.Perubahan warna larutan ini terjadi karena larutan kalium
permanganat yang mengoksidasi natrium tiosulfat sehingga terjadi perubahan warna. Serta
larutan yang terasa panas saat di campurkan ini merupakan akibat dari larutan natrium tiosulfat
yang bereaksi dengan asam sulfat . Adapu reaksi yang terjadi yaitu :

+2 +7 +2 +6
5Na2S2O3(aq) + 8KMnO4(aq) + 7H2SO4( aq) 8MnSO4(aq) + 5Na2SO4(aq) + 4K2SO4(aq) + 7H2O(l)

Reduksi
Oksidasi

Persamaan setengah reaksi :

Reduksi : MnO4- Mn2+


Oksidasi : S2O32- SO42-

Reduksi : MnO4- Mn2+ + 4H2O


8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
Oksidasi : 2S2O32- SO42-
5H2O + S2O32- 2SO42- + 10H+ + 8e-
Reduksi : 5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O ×8
Oksidasi : 5H2O + S2O32- 2- + -
2SO4 + 10H + 8e × 5

Reduksi : 40e- + 64H+ + 8MnO4- 8Mn2+ + 32H2O


Oksidasi : 25H2O + 5S2O32- 10SO42- + 50H+ + 40e-
Rx. Redoks : 8MnO4- + 5S2O32- + 7H2O 8Mn2+ + 14H+ + 10SO42-
Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan sebagai
oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2.Dan
Na2S2O3 merupakan zat yang berperan sebagai reduktor, dimana unsur Na mengalami
peningkatan bilangan oksidasi dari +2 ke +6.
Perlakuan ketiga yaitu pada tabung ketiga larutan kalium permanganat dan asam sulfat
ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat yang berfungsi sebagai zat yang mengalami
oksidasi (reduktor). Pada percobaan ini tidak terjadi perubahan setelah ditambahkan beberapa
tetes larutan asam oksalat, dan proses pemanasan.Selain itu pada saat percobaan ketika larutan
dipanaskanterdapat gelembung dan uap didinding tabung, gelumbung ini diakibatkan oleh
terbentuknya gas karbon dioksida, sedangkan adanya uap pada dinding tabung ini diakibatkan
oleh air yang terbentuk menguap saat dipanaskan.Berikut reaksi antara kalium permanganat
dengan asam oksalat :

+3 +7 +4 +2
5H 2C2O4 (aq) + 2KMnO 4 (aq) + 3H2SO4 (aq) 10CO 2 (aq) + 2MnSO 4 (aq)+ K2SO4 (aq)+ 8H2O (l)
Reduksi
Oksidasi

Persamaan setengah reaksi :

Reduksi : MnO4- Mn2+


Oksidasi : C2O42- 2CO2

Reduksi : MnO4- Mn2+ + 4H2O


8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
Oksidasi : C2O42- 2CO2
C2O42- 2CO2 + 2e-
Reduksi : 5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O × 2
Oksidasi : C2O42- 2CO2 + 2e- ×5

Reduksi : 10e- + 16H+ + 2MnO4- 2Mn2+ + 8H2O


Oksidasi : 5C2O42- 10CO2 + 10e-
Rx. Redoks : 16H+ + 2MnO4- + 5C2O42- 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2

Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan sebagai
oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan
H2C2O4merupakan zat yang berperan sebagai reduktor, dimana unsur C mengalami
peningkatan bilangan oksidasi dari +3 ke +4.
H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Pada perlakuan pertama, KMnO4 bertindak sebagai oksidator karena
KMnO4 mengalami reaksi reduksi karena atom Mn dalam senyawa KMnO4
mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Sedangkan
FeSO4bertindak sebagai oksidator karena FeSO4mengalami reaksi oksidasi
karena atom Fe pada senyawa FeSO4mengalami penambahan bilangan
oksidasi dari +2 menjadi +3.
b. Pada perlakuan kedua, dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan Na2S2O3 merupakan zat yang
berperan sebagai reduktor, dimana unsur Na mengalami peningkatan
bilangan oksidasi dari +2 ke +6.
c. Pada perlakuan ketiga, dapat dilihatbahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan H2C2O4merupakan zat yang
berperan sebagai reduktor, dimana unsur C mengalami peningkatan
bilangan oksidasi dari +3 ke +4.
2. Saran
a. Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati selama membakar tabung
reaksi pada percobaan
b. Laboratorium sebaiknya memiliki tempat penyimpanan tas.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Ruslan Abdul Hamid, Purwono dan Wiharyanto Oktiawan. 2017“Penggunaan Metode


Elektrolisis Menggunakan Elektroda Karbon dengan Variasi Tegangan Listrik an Waktu
Elektrolisis dalam Penurunan Konsentrasi TSS dan COD pada Pengolahan Air Limbah
Domestik.”Jurnal Teknik Lingkungan.Vol. 6, No. 1
Shehu, Garba. 2015 “Two Ideas of Redox Reaction: Misconceptions and Their Challeges in
Chemistry Education.”IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-
JRME)1.Issue 1 Ver. I (Jan - Feb. 2015), PP 15-20
Nurlela, Mawardi dan Tuti Kurniati.2017 “Kajian Miskonsepsi Siswa Melalui Tes Multiple
Choice Menggunakan Certainty Response Index (CRI)

Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Tokyo: Muki Kagaku

Bukhari 2017,”Pendekatan Ilmu Fisika dan Matematika Dalam Memahami Konsep Reduksi
Oksidasi”

Goldberg,E David 2004”Kimia Untuk Pemula”

Anda mungkin juga menyukai