Laporan praktikum Kimia Dasar dengan judul“Reaksi Reduksi Oksidasi” disusun oleh
:
Nama : Indah Chairunnisa
NIM : 1915040013
Kelas / Kelompok : pendidikan Geografi A/5
Telah dikoreksi secara saksama oleh Asisten dan Koordinator Asisten,maka dinyatakan
diterima.
Khaliq Algiffary
Mengetahui,
Dosen penanggung jawab
Oleh karena itu reaksi redoks dapat didefinisikan dalam istilah elektron, hidrogen
atau transfer oksigen, atau dalam hal perubahan dalam keadaan oksidasi spesies dalam reaksi.
Contoh umum proses redoks adalah pembakaran zat, pengaratan dan pembubaran logam,
peminjaman buah; respirasi dan fotosintesis. (Shehu, 2015)
Elektrolisis merupakan suatu proses reaksi kimia dengan perantara elektroda yang
tercelupdalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan terhadap elektroda itu.Proses
elektrolisisdinyatakan bahwa atom oksigen membentuk sebuah ion bermuatan negatif (OH-)
dan atom hidrogen membentuk sebuah ion bermuatan positif (H+). Pada kutub positif
menyebabkan ion H+ tertarik ke kutub katoda yang bermuatan negatif, sehingga ion H+
menyatu pada katoda. Atom-atom hidrogen akan membentuk gas hidrogen dalam bentuk
gelembung gas pada katoda yang melayang ke atas.(Hamid, Purwono dan Oktiawan, 2017)
Elektrolisis ialah proses di mana energi listrik digunakan untuk mendorong agar reaksi
redoks yang nonspontan tidak terjadi. Hubungan kualitatif antara arus yang dipasok dan produk
yang terbentuk dirumuskan oleh Faraday. Elektrolisis merupakan cara utama untuk
memproduksi logam aktif serta dan banyak lagi bahan kimia yang penting di industri.
Persamaan di atas didapatkan dengan menambahkan sejumlah ion lawan ke kedua sisi
persamaan sehingga semua ion yang terlibat akan melengkapi persamaan okisdasi reduksi
ini.(Takeuchi, 2006 : 188-190)
Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organik dapat dijelaskan dengan
pemberiandan penerimaan oksigen. Misalnya, walaupun reaksi untuk mensintesis anilin
dengan mereaksikan nitrobenzen dan besi dengan kehadiran HCl adalah reaksi oksidasi reduksi
dalam kerangka pemberian dan penerimaan oksigen, pembentukan CH3CH3 dengan
npenambahan hidrogen padaCH2=CH2, tidak melibatkan pemberian dan penerimaan oksigen.
Namun, penambahan hidrogen berefek sama dengan pemberian oksigen. Jadi, etena direduksi
dalam reaksi ini. Dengan kata lain, juga penting mendefinisikan oksidasi-reduksi dalam
kerangka pemberian dan penerimaanhidrogen. Prinsip yang terlibat dalam titrasi oksidasi
reduksi secara prinsip identik dengan dalam titrasi asambasa. Dalam titrasi reduksi oksidasi,
pilihan indikatornya untuk menunjukkan titik akhir terbatas.Kadang hantaran larutan
digunakan sebagai indikator(Takeuchi, 2006: 184& 191).
E. PROSEDUR KERJA
1. Masukkan 1Ml KmnO4 kedalam tabung reaksi,tambahkan 1 mL asam sulfat
encer(H2SO4)
2. Tambahkan beberapa tetes ferrosulfat(FeSo4)Amati apa yang terjadi
3. Ulangi perlakuan 1,tambahkan beberpa tetes natrium tiosulat(Na2SO2O3).Amati
apa yang terjadi
4. Ulangi perlakuan 1,tambahkan larutan asam oksalat,H2C2O4 0,1M,kemudian
panaskan perlahan-lahan.Amati apa yang terjadi
F. HASIL PENGAMATAN
No. Aktifitas Hasil pengamatan
Larutan berubah warna
1 KMnO4+ H2SO4+ FeSO4
menjadi ungu pekat
Larutan berubah warna
2 KMnO4+ H2SO4+ Na2S2O3
menjadi cokelat
Larutan berubah warna
3 KMnO4+ H2SO4+ H2C2O4
menjadi ungu kecokelatan
G. PEMBAHASAN
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara
berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua
reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron).
Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan
elektron yang diperoleh pada reksi reduksi. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya reaksi reduksi-oksidasi maka dalam percobaan ini dilakukan dengan tiga
perlakuan.Perlakuan pertama dilakukan dengan memasukkan 1 ml KMnO4.Penggunaan larutan
kalium permanganat (KMnO4) ini berfungsi sebagai oksidator atau zat yang mengalami
reduksi.Hal ini dikarenakan sifat pengoksidasi dari kalium permanganat (KMnO4) yang sangat
kuat.
Selain sebagai oksidator, kalium permanganat (KMnO4) juga memiliki sifat lain, yaitu
dapat bertindak sebagai indikator atau biasa disebut autoindikator, sehingga tidak diperlukan
lagi indikator untuk melihat apakah benar-benar terjadi reaksi redoks atau tidak. Dalam
percobaan, juga digunakan asam sulfat (H2SO4) yang berfungsi sebagai katalis, yaitu zat yang
dapat mempercepat terjadinya reaksi.Selain sebagai katalis, fungsi penambahan asam sulfat
(H2SO4) ini adalah agar larutan dapat bereaksi dalam suasana asam.Kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 1 ml H2SO4 dan diperoleh warna awal larutan berwarna ungu. Fungsi
senyawa KMnO4 adalah sebagai oksidator kuat dalam suasana asam sehingga ditambahkan
H2SO4, Fungsi Penambahan H2SO4 adalah untuk memberikan suasana asam pada larutan
KMnO4 sehingga senyawa KMnO4 mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai dengan
mekanisme dan menghasilkan warna ungu pada reaksi berikut:
MnO4+ 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O.
Larutan kalium permanganat (KMnO4) yang telah direaksikan dengan larutan asam
sulfat (H2SO4) selanjutnya direaksikan dengan larutan ferro sulfat (FeSO4) dan diperoleh
larutan yang berwarna merah dengan reaksi sebagai berikut :
KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l) (belum
setara)
Langkah 2 : memberikan koefisien reaksi sehingga unsur yang mengalami perubahan biloks
menjadi setara.
KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 2FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l)
Langkah 3 : menghitung jumlah kenaikan bilangan oksidasi untuk unsur yang mengalami
oksidasi dan penurunan bilangan oksidasi unsur yang mengalami reduksi.
Oksidasi : 2Fe+ → 2Fe3+, bilangan oksidasi bertambah 2(+3) – 2(+2) = 2
Reduksi : MnO4- → Mn2+, bilangan oksidasi berkurang 7-2 = 5
Langkah 4 : menyetarakan perubahan bilangan oksidasi itu dengan cara memberikan koefisien
reaksi yang sesuai. Untuk menyetarakan kedua reaksi itu, koefisien pada reaksi oksidasi
dikalikan 5 dan koefisien pada reaksi reduksi dikalikan 2.
2KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + H2O(l)
Langkah 5 : menyetarakan unsur-unsur yang lain dengan urutan kation, anion, hidrogen, dan
oksigen. (kation yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi, dalam reaksi ini kationnya
adalah K+, dan ternyata sudah setara)
2KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + H2O(l)
(anion yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi, dalam reaksi ini anionnya adalah
SO42-, ternyata di ruas kiri ada 10 dan di ruas kanan ada 18. Oleh karena itu, ditulis koefisien
H2SO4 di sebelah kiri = 8.
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + H2O(l)
Selanjutnya, menyetarakan atom H. Jumlah atom H di ruas kiri ada 16 sedangkan di ruas kanan
ada 2. Oleh karena itu ditulis koefisien H2O = 8.
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l)
Selanjutnya, diperiksa atom O dikedua ruas, dan ternyata sudah setara, sehingga hasil
penyetaraan reaksi di atas adalah :
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l)
Pada reaksi tersebut, KMnO4 bertindak sebagai oksidator karena KMnO4 mengalami
reaksi reduksi karena atom Mn dalam senyawa KMnO4 mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari +7 menjadi +2.Sedangkan FeSO4bertindak sebagai oksidator karena
FeSO4mengalami reaksi oksidasi karena atom Fe pada senyawa FeSO4mengalami penambahan
bilangan oksidasi dari +2 menjadi +3.
Perlakuan kedua yaitu pada tabung kedua larutan kalium permanganat dan asam sulfat
ditambahkan beberapa tetes larutan natrium tiosulfat.Larutan natrium tiosulfat ini berfungsi
sebagai zat yang mengalami oksidasi (reduktor).Larutan yang semula berwarna ungu setelah
ditambahkan larutan natrium tiosulfat terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi ungu
kecoklatan serta larutan terasa panas.Perubahan warna larutan ini terjadi karena larutan kalium
permanganat yang mengoksidasi natrium tiosulfat sehingga terjadi perubahan warna. Serta
larutan yang terasa panas saat di campurkan ini merupakan akibat dari larutan natrium tiosulfat
yang bereaksi dengan asam sulfat . Adapu reaksi yang terjadi yaitu :
+2 +7 +2 +6
5Na2S2O3(aq) + 8KMnO4(aq) + 7H2SO4( aq) 8MnSO4(aq) + 5Na2SO4(aq) + 4K2SO4(aq) + 7H2O(l)
Reduksi
Oksidasi
+3 +7 +4 +2
5H 2C2O4 (aq) + 2KMnO 4 (aq) + 3H2SO4 (aq) 10CO 2 (aq) + 2MnSO 4 (aq)+ K2SO4 (aq)+ 8H2O (l)
Reduksi
Oksidasi
Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan sebagai
oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan
H2C2O4merupakan zat yang berperan sebagai reduktor, dimana unsur C mengalami
peningkatan bilangan oksidasi dari +3 ke +4.
H. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Pada perlakuan pertama, KMnO4 bertindak sebagai oksidator karena
KMnO4 mengalami reaksi reduksi karena atom Mn dalam senyawa KMnO4
mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Sedangkan
FeSO4bertindak sebagai oksidator karena FeSO4mengalami reaksi oksidasi
karena atom Fe pada senyawa FeSO4mengalami penambahan bilangan
oksidasi dari +2 menjadi +3.
b. Pada perlakuan kedua, dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan Na2S2O3 merupakan zat yang
berperan sebagai reduktor, dimana unsur Na mengalami peningkatan
bilangan oksidasi dari +2 ke +6.
c. Pada perlakuan ketiga, dapat dilihatbahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan H2C2O4merupakan zat yang
berperan sebagai reduktor, dimana unsur C mengalami peningkatan
bilangan oksidasi dari +3 ke +4.
2. Saran
a. Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati selama membakar tabung
reaksi pada percobaan
b. Laboratorium sebaiknya memiliki tempat penyimpanan tas.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Tokyo: Muki Kagaku
Bukhari 2017,”Pendekatan Ilmu Fisika dan Matematika Dalam Memahami Konsep Reduksi
Oksidasi”