Anda di halaman 1dari 17

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia dasar lanjut yang berjudul


“ReaksiReduksiOksidasi” disusun oleh :
Nama : Nurfadilah
NIM : 1816042012
Kelas / Kelompok : Pendidikan IPA Reguler / IV (Empat)
telah diperiksa dan dikonsultasikan oleh asisten dan koordinator asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, 21 November 2017


Koordinator Asisten Asisten

Suwanti Suwanti
NIM : 1413140008 NIM: 1413140008

Mengetahui,
Dosen penanggung jawab

Drs.Hj Muh Yunus M,Si


NIP: 19651231 198903 1017
A. JUDUL PERCOBAAN

Reaksi Reduksi Oksidasi

B. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari reaksi-reaksi reduksi oksidasi.

C. LANDASAN TEORI

Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi tidak mungkin
oksidasi atau reduksiberlangsung tanpa disertai lawannya. Bila zat menerima
elektron, maka harus ada yang mendonorkan elektron tersebut. Dalam oksidasi
reduksi, senyawa yang menerima elektron dari lawannya disebut oksidan
(bahanpengoksidasi sebab lawannya akan teroksidasi. Lawan oksidan, yang
mendonorkan elektron pada oksidan, disebut dengan reduktan (bahan pereduksi)
karena lawannya (oksidan tadi tereduksi). Suatu senyawa dapat berlaku sebagai
oksidan dan juga reduktan. Bila senyawa itu mudah mendonorkan elektron pada
lawannya, senyawa ini dapat menjadi reduktan. Sebaliknya bila senyawa ini
mudah menerima elektron, senyawa itu adalah oksidan. (Takeuchi, 2006: 186)
Awalnya, oksidasi berarti pembentukan oksida dari unsurnya atau
pembentukan senyawa denganmereaksikannya dengan oksigen, dan reduksi
adalah kebalikan oksidasi. Definisi reduksi saat ini adalah reaksi yang
menangkap elektron, dan oksidasi adalah reaksi yang membebaskan
elektron.Oleh karena itu, suatu pereaksi yang memberikan elektron disebut
reduktor dan yang menangkapelektron oksidator. Akibat reaksi redoks, reduktor
mengalami oksidasi dan oksidator mengalami reduksi (Saito, 2004 : 46)
Menurut Wismono reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh
unsur atau senyawa, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen
atau reaksi yang menghasilkan oksigen. ( Nurlela, Mawardi dan Kurniati, 2017)
Pengajaran redoks harus dimulai dengan informasi bahwa istilah redoks
diciptakan dari Reduksi dan Oksidasi. Ini karena dua proses terjadi bersamaan
dalam reaksi yang sama Reaksi-reaksi ini melibatkan transfer atom atau elektron
Oksigen atau hidrogen dari satu unit materi ke yang lain Pada dasarnya, ada dua
jenis reagen redoks yang digunakan dalam reaksi redoks: agen pereduksi dan
oksidator. Dalam reaksi redoks.
 Reduktor (reduktan atau reducer) adalah zat yang kehilangan atau
menyumbangkan elektron, atau teroksidasi; yang bilangan oksidasinya
meningkat.
 Oksidator (oksidan atau oksidator) adalah zat yang memperoleh atau
menerima pemilihan, atau berkurang; atau yang bilangan oksidasinya
menurun
Oleh karena itu reaksi redoks dapat didefinisikan dalam istilah elektron,
hidrogen atau transfer oksigen, atau dalam hal perubahan dalam keadaan oksidasi
spesies dalam reaksi. Contoh umum proses redoks adalah pembakaran zat,
pengaratan dan pembubaran logam, peminjaman buah; respirasi dan fotosintesis.
(Shehu, 2015)
Pentingnya reaksi oksidasi-reduksi dikenali sejak awal kimia. Dalam
oksidasireduksi,suatu entitas diambil atau diberikan dari dua zat yang
bereaksi.Situasinya mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya, reaksi
oksidasireduksidan asam basa merupakan pasangan sistem dalam kimia. Reaksi
oksidasi reduksi dan asam basa memiliki nasib yang sama, dalam hal keduanya
digunakan dalam banyak praktek kimia sebelum reaksi ini dipahami. Konsep
penting secara perlahan dikembangkan: misalnya, bilangan oksidasi, oksidan
(bahan pengoksidasi), reduktan (bahan pereduksi), dan gaya gerak listrik,
persamaan Nernst, hukum Faraday tentang induksielektromegnet dan elektrolisis.
Perkembangan sel elektrik juga sangat penting. Penyusunan komponen reaksi
oksidasi-reduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara
intelektual. Sel dan elektrolisis adalah dua contoh penting, keduanya sangat erat
dengan kehidupan sehari-hari dan dalam industri kimia..(Takeuchi, 2006 : 183)
Elektrolisis merupakan suatu proses reaksi kimia dengan perantara
elektroda yang tercelupdalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan terhadap
elektroda itu.Proses elektrolisisdinyatakan bahwa atom oksigen membentuk
sebuah ion bermuatan negatif (OH-) dan atom hidrogen membentuk sebuah ion
bermuatan positif (H+). Pada kutub positif menyebabkan ion H+ tertarik ke kutub
katoda yang bermuatan negatif, sehingga ion H+ menyatu pada katoda. Atom-
atom hidrogen akan membentuk gas hidrogen dalam bentuk gelembung gas pada
katoda yang melayang ke atas.(Hamid, Purwono dan Oktiawan, 2017)
Ada dua cara menyetarakan reaksi redoks yaitu cara setengah reaksi dan
cara perubahan bilangan oksidasi. Pada setiap persamaan reaksi oksidasi yang
sudah setara jumlah bertambahnya bilangan oksidasi unsur atau unsur-unsur yang
dioksidasi sama dengan jumlah berkurangnya bilangan oksidasi unsur (atau unsur-
unsur) yang direduksi. Jika lebih dari satu unsur dioksidasi (dan/atau direduksi)
pertambahan total bilangan oksidasi adalah jumlah pertambahan bilangan oksidasi
masing-masing unsur. Suatu ekivalen oksidator (zat pengoksidasi) adalah
sejumlah oksidator yang dapat menerima satu mol elektron.Suatu ekivalen
reduktor (zat pereduksi) adalah sejumlah reduktor yang dapat memberi satu mol
elektron.Dalam suatu reaksi redoks
a. jumlah elektron yang diterima sama dengan jumlah elektron yang diberikan
b. satu ekivalen oksidator bereaksi dengan satu ekivalensi reduktor
c. berat satu ekivalen oksidator = berat satu mol dibagi dengan jumlah elektron
yang diterima
d. berat satu ekivalen reduktor = berat satu mol dibagi dengan jumlah elektron
yang diterima (Ramlawati, dan Mun’im, 2017: 188-198)
Persamaan oksidasi reduksi seperti dalam dapat dengan mudah dibuat
denganprosedur berikut.
1. Tuliskan persamaan perubahan oksida dan reduktan.
2. Setarakan jumlah oksigen di kedua sisi persamaan dengan menambahkan
sejumlah tepat H2O.
3. Setarakan jumlah hidrogen di kedua sisi persamaan dengan penambahan
jumlah H+ yang tepat.
4. Setarakan muatannya dengan menambahkan sejumlah elektron.
Sekali setengah reaksi telah disusun, mudah untuk menyusun persamaan
reduksi oksidasi keseluruhan. Dalam oksidasi reduksi, penurunan bilangan
oksidasi oksidan dan kenaikan bilangan oksidasi reduktan harus sama. Hal ini
sama dengan hubungan ekuvalen dalam reaksi asam basa.
Penyusunan reaksi oksidasi reduksi total
1. Pilihlah persamaan untuk oksidan dan reduktan yang terlibat dalam reaksi,
kalikan sehingga jumlah elektron yang terlibat sama.
2. Jumlahkan kedua reaksi (elektronnya akan saling meniadakan).
3. Ion lawan yang mungkin muncul dalam persamaan harus ditambahkan di
kedua sisi persamaan sehingga kesetaraan bahan tetap dipertahankan
Sebagai contoh, reaksi oksidasi iodin dengan kalium permanganat
KMnO4 adalah sebagai berikut.
(1) persamaan untuk oksidan
 MnO4- → Mn2+
 MnO4- → Mn2+ + 4H2O
 MnO4- +8H+→ Mn2+ + 4H2O
 MnO4-+8H+ + 5e–→ Mn2+ + 4H2O (setengah reaksi)

(2) persamaan untuk reduktan


 I- → 1/2 I2
 I- → 1/2 I2 + e–
 2I- → I2 + 2e–(setengah reaksi)
Catat bahwa reaksi kedua ini dikalikan dua untuk menghindari pecahan.

(3) Jumlah reaksi oksidan dan reduktan


 g) 2MnO4–+ 16H+ +10e– → 2Mn2+ + 8H2O
10I– → 5I2 + 10e–
 2MnO4– + 16H+ + 10I– → 2Mn2+ + 5I2 + 8H2O (reaksi keseluruhan)
Lihat jumlah elektronnya akan saling meniadakan.
 2KMnO4 + 8H2SO4+ 10KI → 2MnSO4+ 5I2 + 8H2O + 6K2SO4

Persamaan di atas didapatkan dengan menambahkan sejumlah ion lawan ke kedua


sisi persamaan sehingga semua ion yang terlibat akan melengkapi persamaan
okisdasi reduksi ini.(Takeuchi, 2006 : 188-190)
Untuk dapat menelusuri elektron-elektron yang terlibat dalam reaksi
redoks, maka perlu dituliskan bilangan oksidasi pada reaktan maupun produk.
Bilangan oksidasi (oxidation number) (juga dikenal sebagai tingkat
oksidasi/oxidation state) merujuk pada jumlah muatan yang dimiliki suatu atom
dalam molekul (senyawa ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya.
Angka diatas lambang unsur adalah bilangan oksidasinya. Bilangan oksidasi
mencerminkan jumlah elektron “yang berpindah”. Reaksi penggantian merupakan
reaksi redoks yang paling umum(Chang, 2005: 100-103).
Sebuah logam dalam senyawa dapat juga digantikan oleh logam lainnya
yang berada dalam keadaan bebas. Satu cara yang mudah untuk meramalkan
apakah suatu reaksi penggantian logam atau hydrogen akan benar-benar terjadi
adalah dengan merujuk pada deret keaktifan (activity series). Pada dasarnya,
deret keaktifan adalah suatu rangkuman hasil-hasil dari sebanyak mungkin
reaksi-reaksi penggantian. Berdasarkan deret ini, setiap logam yang terletak di
atas hidrogen akan menggantikan hidrogen dari air atau dari suatu asam, tetapi
logam-logam yang terletak di bawah hidrogen tidak akan bereaksi dengan air
maupun asam(Chang.2005: 103-105).
Ternyata tidak semua reaksi oksidasi dengan senyawa organik dapat dijelaskan
dengan pemberiandan penerimaan oksigen. Misalnya, walaupun reaksi untuk
mensintesis anilin dengan mereaksikan nitrobenzen dan besi dengan kehadiran
HCl adalah reaksi oksidasi reduksi dalam kerangka pemberian dan penerimaan
oksigen, pembentukan CH3CH3 dengan penambahan hidrogen padaCH2=CH2,
tidak melibatkan pemberian dan penerimaan oksigen. Namun, penambahan
hidrogen berefek sama dengan pemberian oksigen. Jadi, etena direduksi dalam
reaksi ini. Dengan kata lain, juga penting mendefinisikan oksidasi-reduksi dalam
kerangka pemberian dan penerimaanhidrogen. Prinsip yang terlibat dalam
titrasi oksidasi reduksi secara prinsip identik dengan dalam titrasi asambasa.
Dalam titrasi reduksi oksidasi, pilihan indikatornya untuk menunjukkan titik akhir
terbatas.Kadang hantaran larutan digunakan sebagai indikator(Takeuchi, 2006:
184& 191).
Alat untuk mendapat arus listrik dengan bantuan reaksi kimia disebut dengan
sel galvani (elektrik).Dalam sel, oksidasi terjadi di salah satu elektroda, dan
reduksi berlangsung di elektroda lainnya.Elektron akan bermigrasi dari satu
elektroda ke elektroda lainnya.Bila Anda celupkan dua logam dengan
kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam larutanelektrolit (larutan elektrolit),
dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel akan tersusun.
Pertama, logam dengan kecenderungan lebih besar terionisasi
akanteroksidasi,menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit.
Kemudian elektron yangdihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan
kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat.Pada logam dengan
kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation akan direduksi dengan
menerimaelektron yang mengalir ke elektroda.
Definsi bilangan oksidasi
1) bilangan oksidasi unsur (termasuk alotrop) selalu 0.
2) bilangan oksidasi oksigen adalah -2 kecuali dalam peroksida, -1.
3) bilangan oksidasi hidrogen adalah +1 kecuali dalam hidrida logam -1.
4) bilangan oksidasi logam alkali +1 dan logam alkali tanah +2.
5) Untuk ion dan molekul poliatomik, bilangan oksidasi setiap atom didefinisikan
sehinggajumlahnya sama dengan muatannya.
Penyusunan reaksi oksidasi reduksi total : Pilihlah persamaan untuk oksidan dan
reduktan yang terlibat dalam reaksi, kalikan sehinggajumlah elektron yang terlibat
sama, jumlahkan kedua reaksi (elektronnya akan saling meniadaka), dan ion
lawan yang mungkin muncul dalam persamaan harus ditambahkan di kedua sisi
persamaansehingga kesetaraan bahan tetap dipertahankan (Takeuchi.2006:
188,189,&192).
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Tabung reaksi 3 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Pipet tetes 5 buah
d. Labu spiritus 1 buah
e. Gelas ukur 10 ml 2 buah
f. Klem 1 buah
g. Lap halus 1 buah
2. Bahan
a. Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 M
b. Asam sulfat encer (H2SO4) 1M
c. Ferro sulfat (FeSO4) 0,1 M
d. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M
e. Asam oksalat (H2C2O4) 0,1 M
f. Aquadest (H2O)
g. Korek api

E. PROSEDUR KERJA
1. Alat dan bahan disiapkan. Sebelumnya alat dicuci tdan dibilas dengan
aquades terlebih dahulu.
2. Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 M dimasukkan kedalam tabung pertama
sebanyak 1 mL dan ditambahkan asam sulfat encer (H2SO4) 1 M sebanyak 1
mL.
3. Ferro sulfat (FeSO4) diteteskan pada tabung pertama sebanyak beberapa tetes
dan amati perubahan yang terjadi.
4. Ulangi perlakuan dua pada tabung keduadan teteskan natrium tiosulfat
(Na2S2O3) 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.
5. Ulangi perlakuan dua pada tabung ketigadan teteskan asam oksalat (H2C2O4)
0,1 M. Larutan kemudian dipanaskan menggunakan pembakar spiritus dan
amati perubahan yang terjadi.

F. HASIL PENGAMATAN
No. Aktifitas Hasil pengamatan
1. KMnO4+ H2SO4 Larutan berwarna ungu
Larutan berubah warna
2. KMnO4+ H2SO4+ FeSO4
menjadi ungu pekat
Larutan berubah warna
3. KMnO4+ H2SO4+ Na2S2O3
menjadi cokelat muda
Larutan berubah warna
4. KMnO4+ H2SO4+ H2C2O4
menjadi ungu kecokelatan

G. PEMBAHASAN
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron
secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang
sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan
elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan,
sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang
diperoleh pada reksi reduksi. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya reaksi reduksi-oksidasi maka dalam percobaan ini dilakukan dengan
tiga perlakuan.Perlakuan pertama dilakukan dengan memasukkan 1 ml
KMnO4.Penggunaan larutan kalium permanganat (KMnO4) ini berfungsi sebagai
oksidator atau zat yang mengalami reduksi.Hal ini dikarenakan sifat pengoksidasi
dari kalium permanganat (KMnO4) yang sangat kuat.
Selain sebagai oksidator, kalium permanganat (KMnO4) juga memiliki sifat
lain, yaitu dapat bertindak sebagai indikator atau biasa disebut autoindikator,
sehingga tidak diperlukan lagi indikator untuk melihat apakah benar-benar terjadi
reaksi redoks atau tidak. Dalam percobaan, juga digunakan asam sulfat (H 2SO4)
yang berfungsi sebagai katalis, yaitu zat yang dapat mempercepat terjadinya
reaksi.Selain sebagai katalis, fungsi penambahan asam sulfat (H 2SO4) ini adalah
agar larutan dapat bereaksi dalam suasana asam.Kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 1 ml H2SO4 dan diperoleh warna awal larutan berwarna
ungu. Fungsi senyawa KMnO4 adalah sebagai oksidator kuat dalam suasana asam
sehingga ditambahkan H2SO4, Fungsi Penambahan H2SO4 adalah untuk
memberikan suasana asam pada larutan KMnO4 sehingga senyawa KMnO4
mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai dengan mekanisme dan
menghasilkan warna ungu pada reaksi berikut:
MnO4+ 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O.

Larutan kalium permanganat (KMnO4) yang telah direaksikan dengan


larutan asam sulfat (H2SO4) selanjutnya direaksikan dengan larutan ferro sulfat
(FeSO4) dan diperoleh larutan yang berwarna merah dengan reaksi sebagai berikut
:
KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l)
(belum setara)

Untuk menyetarakan reaksi redoks, dapat digunakan langkah-langkah


berikut ini :
Langkah 1: menyetarakan reaksi
+2 +7 +3 +2
10FeSO 4 (aq) + 2KMnO 4 (aq) + 8H 2SO4 (aq) 5Fe 2(SO 4)3 (aq) + 2MnSO 4 (aq) + K2SO4 (aq) + 8H 2O (l)

Reduksi
Oksidasi

Reduksi: KMnO MnSO4


Oksidasi: FeSO4 Fe2(SO4)

Langkah 2 : memberikan koefisien reaksi sehingga unsur yang mengalami


perubahan biloks menjadi setara.
KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 2FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + Fe2(SO4)3(aq) + MnSO4(aq) + H2O(l)

Langkah 3 : menghitung jumlah kenaikan bilangan oksidasi untuk unsur yang


mengalami oksidasi dan penurunan bilangan oksidasi unsur yang mengalami
reduksi.
Oksidasi : 2Fe+ → 2Fe3+, bilangan oksidasi bertambah 2(+3) – 2(+2) = 2
Reduksi : MnO4- → Mn2+, bilangan oksidasi berkurang 7-2 = 5

Langkah 4 : menyetarakan perubahan bilangan oksidasi itu dengan cara


memberikan koefisien reaksi yang sesuai. Untuk menyetarakan kedua reaksi itu,
koefisien pada reaksi oksidasi dikalikan 5 dan koefisien pada reaksi reduksi
dikalikan 2.
2KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) +
H2O(l)

Langkah 5 : menyetarakan unsur-unsur yang lain dengan urutan kation, anion,


hidrogen, dan oksigen. (kation yang tidak mengalami perubahan bilangan
oksidasi, dalam reaksi ini kationnya adalah K+, dan ternyata sudah setara)
2KMnO4(aq) + H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) +
H2O(l)
(anion yang tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi, dalam reaksi ini
anionnya adalah SO42-, ternyata di ruas kiri ada 10 dan di ruas kanan ada 18. Oleh
karena itu, ditulis koefisien H2SO4 di sebelah kiri = 8.
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) +
H2O(l)
Selanjutnya, menyetarakan atom H. Jumlah atom H di ruas kiri ada 16 sedangkan
di ruas kanan ada 2. Oleh karena itu ditulis koefisien H2O = 8.
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) +
8H2O(l)
Selanjutnya, diperiksa atom O dikedua ruas, dan ternyata sudah setara, sehingga
hasil penyetaraan reaksi di atas adalah :
2KMnO4(aq) + 8H2SO4(aq) + 10FeSO4(aq) → K2SO4(aq) + 5Fe2(SO4)3(aq) + 2MnSO4(aq) +
8H2O(l)
Pada reaksi tersebut, KMnO4 bertindak sebagai oksidator karena KMnO 4
mengalami reaksi reduksi karena atom Mn dalam senyawa KMnO4 mengalami
penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2.Sedangkan FeSO 4bertindak
sebagai oksidator karena FeSO4mengalami reaksi oksidasi karena atom Fe pada
senyawa FeSO4mengalami penambahan bilangan oksidasi dari +2 menjadi +3.
Perlakuan kedua yaitu pada tabung kedua larutan kalium permanganat
dan asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan natrium tiosulfat.Larutan
natrium tiosulfat ini berfungsi sebagai zat yang mengalami oksidasi
(reduktor).Larutan yang semula berwarna ungu setelah ditambahkan larutan
natrium tiosulfat terjadi perubahan warna larutan dari ungu menjadi ungu
kecoklatan serta larutan terasa panas.Perubahan warna larutan ini terjadi karena
larutan kalium permanganat yang mengoksidasi natrium tiosulfat sehingga terjadi
perubahan warna. Serta larutan yang terasa panas saat di campurkan ini
merupakan akibat dari larutan natrium tiosulfat yang bereaksi dengan asam
sulfat . Adapu reaksi yang terjadi yaitu :

+2 +7 +2 +6
5Na2S2O3(aq) + 8KMnO4(aq) + 7H2SO4( aq) 8MnSO4(aq) + 5Na2SO4(aq) + 4K2SO4(aq) + 7H2O(l)

Reduksi
Oksidasi
Persamaan setengah reaksi :

Reduksi : MnO4- Mn2+


Oksidasi : S2O32- SO42-

Reduksi : MnO4- Mn2+ + 4H2O


8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
Oksidasi : 2S2O32- SO42-
5H2O + S2O32- 2SO42- + 10H+ + 8e-
Reduksi : 5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O ×8
Oksidasi : 5H2O + S2O32- 2- +
2SO4 + 10H + 8e - ×
5

Reduksi : 40e- + 64H+ + 8MnO4- 8Mn2+ + 32H2O


Oksidasi : 25H2O + 5S2O32- 10SO42- + 50H+ + 40e-
Rx. Redoks : 8MnO4- + 5S2O32- + 7H2O 8Mn2+ + 14H+ + 10SO42-

Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan
sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dari
+7 menjadi +2.Dan Na2S2O3 merupakan zat yang berperan sebagai reduktor,
dimana unsur Na mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari +2 ke +6.
Perlakuan ketiga yaitu pada tabung ketiga larutan kalium permanganat dan
asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat yang berfungsi
sebagai zat yang mengalami oksidasi (reduktor). Pada percobaan ini tidak terjadi
perubahan setelah ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat, dan proses
pemanasan.Selain itu pada saat percobaan ketika larutan dipanaskanterdapat
gelembung dan uap didinding tabung, gelumbung ini diakibatkan oleh
terbentuknya gas karbon dioksida, sedangkan adanya uap pada dinding tabung ini
diakibatkan oleh air yang terbentuk menguap saat dipanaskan.Berikut reaksi
antara kalium permanganat dengan asam oksalat :

+3 +7 +4 +2
5H 2C2O 4 (aq) + 2KMnO 4 (aq) + 3H 2SO 4 (aq) 10CO 2 (aq) + 2MnSO 4 (aq) + K2SO 4 (aq) + 8H 2O (l)

Reduksi
Oksidasi

Persamaan setengah reaksi :

Reduksi : MnO4- Mn2+


Oksidasi : C2O42- 2CO2

Reduksi : MnO4- Mn2+ + 4H2O


8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O
Oksidasi : C2O42- 2CO2
C2O42- 2CO2 + 2e-
Reduksi : 5e- + 8 H+ + MnO4- Mn2+ + 4H2O × 2
Oksidasi : C2O42- 2CO2 + 2e- ×5

Reduksi : 10e- + 16H+ + 2MnO4- 2Mn2+ + 8H2O


Oksidasi : 5C2O42- 10CO2 + 10e-
Rx. Redoks : 16H+ + 2MnO4- + 5C2O42- 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2

Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan
sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dari
+7 menjadi +2. Dan H2C2O4merupakan zat yang berperan sebagai reduktor,
dimana unsur C mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari +3 ke +4.

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
a. Pada perlakuan pertama, KMnO4 bertindak sebagai oksidator karena KMnO4
mengalami reaksi reduksi karena atom Mn dalam senyawa KMnO 4
mengalami penurunan bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Sedangkan
FeSO4bertindak sebagai oksidator karena FeSO4mengalami reaksi oksidasi
karena atom Fe pada senyawa FeSO4mengalami penambahan bilangan
oksidasi dari +2 menjadi +3.
b. Pada perlakuan kedua, dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan Na2S2O3 merupakan zat yang berperan
sebagai reduktor, dimana unsur Na mengalami peningkatan bilangan oksidasi
dari +2 ke +6.
c. Pada perlakuan ketiga, dapat dilihatbahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan H 2C2O4merupakan zat yang berperan
sebagai reduktor, dimana unsur C mengalami peningkatan bilangan oksidasi
dari +3 ke +4.
2. Saran
a. Diharapkan kepada praktikan agar berhati-hati selama memegang dan
menggunakan mikroskop dan preparat awetan serta sebaiknya melakukan
praktikum ini lebih teliti agar mendapatkan hasil gambar yang baik.

b. Menjalin kerjasama antarpraktikan dengan asisten sangat dibutuhkan untuk


dapat mencapai target yang diinginkan.

c. Laboratorium sebaiknya memiliki tempat penyimpanan tas.


DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: PT. Erlangga.
Ramlawati, dan Mun’im, Abdul. 2017. Kimia Dasar (Berbasis Problem
Solving).Makassar: Program Studi IPA UNM
Ruslan Abdul Hamid, Purwono dan Wiharyanto Oktiawan. 2017“Penggunaan
Metode Elektrolisis Menggunakan Elektroda Karbon dengan Variasi
Tegangan Listrik an Waktu Elektrolisis dalam Penurunan Konsentrasi TSS
dan COD pada Pengolahan Air Limbah Domestik.”Jurnal Teknik
Lingkungan.Vol. 6, No. 1
Shehu, Garba. 2015 “Two Ideas of Redox Reaction: Misconceptions and Their
Challeges in Chemistry Education.”IOSR Journal of Research & Method in
Education (IOSR-JRME)1.Issue 1 Ver. I (Jan - Feb. 2015), PP 15-20
Nurlela, Mawardi dan Tuti Kurniati.2017 “Kajian Miskonsepsi Siswa Melalui Tes
Multiple Choice Menggunakan Certainty Response Index (CRI) pada Materi
Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X MIPA SMAN 1 Pontianak.”Ar-Razi
Jurnal Ilmiah. Vol 5, No.2:2503-4448
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Tokyo: Muki Kagaku

Anda mungkin juga menyukai