Suwanti Suwanti
NIM : 1413140008 NIM: 1413140008
Mengetahui,
Dosen penanggung jawab
B. TUJUAN PERCOBAAN
C. LANDASAN TEORI
Oksidasi reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi tidak mungkin
oksidasi atau reduksiberlangsung tanpa disertai lawannya. Bila zat menerima
elektron, maka harus ada yang mendonorkan elektron tersebut. Dalam oksidasi
reduksi, senyawa yang menerima elektron dari lawannya disebut oksidan
(bahanpengoksidasi sebab lawannya akan teroksidasi. Lawan oksidan, yang
mendonorkan elektron pada oksidan, disebut dengan reduktan (bahan pereduksi)
karena lawannya (oksidan tadi tereduksi). Suatu senyawa dapat berlaku sebagai
oksidan dan juga reduktan. Bila senyawa itu mudah mendonorkan elektron pada
lawannya, senyawa ini dapat menjadi reduktan. Sebaliknya bila senyawa ini
mudah menerima elektron, senyawa itu adalah oksidan. (Takeuchi, 2006: 186)
Awalnya, oksidasi berarti pembentukan oksida dari unsurnya atau
pembentukan senyawa denganmereaksikannya dengan oksigen, dan reduksi
adalah kebalikan oksidasi. Definisi reduksi saat ini adalah reaksi yang
menangkap elektron, dan oksidasi adalah reaksi yang membebaskan
elektron.Oleh karena itu, suatu pereaksi yang memberikan elektron disebut
reduktor dan yang menangkapelektron oksidator. Akibat reaksi redoks, reduktor
mengalami oksidasi dan oksidator mengalami reduksi (Saito, 2004 : 46)
Menurut Wismono reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen oleh
unsur atau senyawa, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen
atau reaksi yang menghasilkan oksigen. ( Nurlela, Mawardi dan Kurniati, 2017)
Pengajaran redoks harus dimulai dengan informasi bahwa istilah redoks
diciptakan dari Reduksi dan Oksidasi. Ini karena dua proses terjadi bersamaan
dalam reaksi yang sama Reaksi-reaksi ini melibatkan transfer atom atau elektron
Oksigen atau hidrogen dari satu unit materi ke yang lain Pada dasarnya, ada dua
jenis reagen redoks yang digunakan dalam reaksi redoks: agen pereduksi dan
oksidator. Dalam reaksi redoks.
Reduktor (reduktan atau reducer) adalah zat yang kehilangan atau
menyumbangkan elektron, atau teroksidasi; yang bilangan oksidasinya
meningkat.
Oksidator (oksidan atau oksidator) adalah zat yang memperoleh atau
menerima pemilihan, atau berkurang; atau yang bilangan oksidasinya
menurun
Oleh karena itu reaksi redoks dapat didefinisikan dalam istilah elektron,
hidrogen atau transfer oksigen, atau dalam hal perubahan dalam keadaan oksidasi
spesies dalam reaksi. Contoh umum proses redoks adalah pembakaran zat,
pengaratan dan pembubaran logam, peminjaman buah; respirasi dan fotosintesis.
(Shehu, 2015)
Pentingnya reaksi oksidasi-reduksi dikenali sejak awal kimia. Dalam
oksidasireduksi,suatu entitas diambil atau diberikan dari dua zat yang
bereaksi.Situasinya mirip dengan reaksi asam basa. Singkatnya, reaksi
oksidasireduksidan asam basa merupakan pasangan sistem dalam kimia. Reaksi
oksidasi reduksi dan asam basa memiliki nasib yang sama, dalam hal keduanya
digunakan dalam banyak praktek kimia sebelum reaksi ini dipahami. Konsep
penting secara perlahan dikembangkan: misalnya, bilangan oksidasi, oksidan
(bahan pengoksidasi), reduktan (bahan pereduksi), dan gaya gerak listrik,
persamaan Nernst, hukum Faraday tentang induksielektromegnet dan elektrolisis.
Perkembangan sel elektrik juga sangat penting. Penyusunan komponen reaksi
oksidasi-reduksi merupakan praktek yang penting dan memuaskan secara
intelektual. Sel dan elektrolisis adalah dua contoh penting, keduanya sangat erat
dengan kehidupan sehari-hari dan dalam industri kimia..(Takeuchi, 2006 : 183)
Elektrolisis merupakan suatu proses reaksi kimia dengan perantara
elektroda yang tercelupdalam larutan elektrolit saat tegangan diterapkan terhadap
elektroda itu.Proses elektrolisisdinyatakan bahwa atom oksigen membentuk
sebuah ion bermuatan negatif (OH-) dan atom hidrogen membentuk sebuah ion
bermuatan positif (H+). Pada kutub positif menyebabkan ion H+ tertarik ke kutub
katoda yang bermuatan negatif, sehingga ion H+ menyatu pada katoda. Atom-
atom hidrogen akan membentuk gas hidrogen dalam bentuk gelembung gas pada
katoda yang melayang ke atas.(Hamid, Purwono dan Oktiawan, 2017)
Ada dua cara menyetarakan reaksi redoks yaitu cara setengah reaksi dan
cara perubahan bilangan oksidasi. Pada setiap persamaan reaksi oksidasi yang
sudah setara jumlah bertambahnya bilangan oksidasi unsur atau unsur-unsur yang
dioksidasi sama dengan jumlah berkurangnya bilangan oksidasi unsur (atau unsur-
unsur) yang direduksi. Jika lebih dari satu unsur dioksidasi (dan/atau direduksi)
pertambahan total bilangan oksidasi adalah jumlah pertambahan bilangan oksidasi
masing-masing unsur. Suatu ekivalen oksidator (zat pengoksidasi) adalah
sejumlah oksidator yang dapat menerima satu mol elektron.Suatu ekivalen
reduktor (zat pereduksi) adalah sejumlah reduktor yang dapat memberi satu mol
elektron.Dalam suatu reaksi redoks
a. jumlah elektron yang diterima sama dengan jumlah elektron yang diberikan
b. satu ekivalen oksidator bereaksi dengan satu ekivalensi reduktor
c. berat satu ekivalen oksidator = berat satu mol dibagi dengan jumlah elektron
yang diterima
d. berat satu ekivalen reduktor = berat satu mol dibagi dengan jumlah elektron
yang diterima (Ramlawati, dan Mun’im, 2017: 188-198)
Persamaan oksidasi reduksi seperti dalam dapat dengan mudah dibuat
denganprosedur berikut.
1. Tuliskan persamaan perubahan oksida dan reduktan.
2. Setarakan jumlah oksigen di kedua sisi persamaan dengan menambahkan
sejumlah tepat H2O.
3. Setarakan jumlah hidrogen di kedua sisi persamaan dengan penambahan
jumlah H+ yang tepat.
4. Setarakan muatannya dengan menambahkan sejumlah elektron.
Sekali setengah reaksi telah disusun, mudah untuk menyusun persamaan
reduksi oksidasi keseluruhan. Dalam oksidasi reduksi, penurunan bilangan
oksidasi oksidan dan kenaikan bilangan oksidasi reduktan harus sama. Hal ini
sama dengan hubungan ekuvalen dalam reaksi asam basa.
Penyusunan reaksi oksidasi reduksi total
1. Pilihlah persamaan untuk oksidan dan reduktan yang terlibat dalam reaksi,
kalikan sehingga jumlah elektron yang terlibat sama.
2. Jumlahkan kedua reaksi (elektronnya akan saling meniadakan).
3. Ion lawan yang mungkin muncul dalam persamaan harus ditambahkan di
kedua sisi persamaan sehingga kesetaraan bahan tetap dipertahankan
Sebagai contoh, reaksi oksidasi iodin dengan kalium permanganat
KMnO4 adalah sebagai berikut.
(1) persamaan untuk oksidan
MnO4- → Mn2+
MnO4- → Mn2+ + 4H2O
MnO4- +8H+→ Mn2+ + 4H2O
MnO4-+8H+ + 5e–→ Mn2+ + 4H2O (setengah reaksi)
E. PROSEDUR KERJA
1. Alat dan bahan disiapkan. Sebelumnya alat dicuci tdan dibilas dengan
aquades terlebih dahulu.
2. Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 M dimasukkan kedalam tabung pertama
sebanyak 1 mL dan ditambahkan asam sulfat encer (H2SO4) 1 M sebanyak 1
mL.
3. Ferro sulfat (FeSO4) diteteskan pada tabung pertama sebanyak beberapa tetes
dan amati perubahan yang terjadi.
4. Ulangi perlakuan dua pada tabung keduadan teteskan natrium tiosulfat
(Na2S2O3) 0,1 M dan amati perubahan yang terjadi.
5. Ulangi perlakuan dua pada tabung ketigadan teteskan asam oksalat (H2C2O4)
0,1 M. Larutan kemudian dipanaskan menggunakan pembakar spiritus dan
amati perubahan yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN
No. Aktifitas Hasil pengamatan
1. KMnO4+ H2SO4 Larutan berwarna ungu
Larutan berubah warna
2. KMnO4+ H2SO4+ FeSO4
menjadi ungu pekat
Larutan berubah warna
3. KMnO4+ H2SO4+ Na2S2O3
menjadi cokelat muda
Larutan berubah warna
4. KMnO4+ H2SO4+ H2C2O4
menjadi ungu kecokelatan
G. PEMBAHASAN
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron
secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang
sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan
elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan,
sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang
diperoleh pada reksi reduksi. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui
terjadinya reaksi reduksi-oksidasi maka dalam percobaan ini dilakukan dengan
tiga perlakuan.Perlakuan pertama dilakukan dengan memasukkan 1 ml
KMnO4.Penggunaan larutan kalium permanganat (KMnO4) ini berfungsi sebagai
oksidator atau zat yang mengalami reduksi.Hal ini dikarenakan sifat pengoksidasi
dari kalium permanganat (KMnO4) yang sangat kuat.
Selain sebagai oksidator, kalium permanganat (KMnO4) juga memiliki sifat
lain, yaitu dapat bertindak sebagai indikator atau biasa disebut autoindikator,
sehingga tidak diperlukan lagi indikator untuk melihat apakah benar-benar terjadi
reaksi redoks atau tidak. Dalam percobaan, juga digunakan asam sulfat (H 2SO4)
yang berfungsi sebagai katalis, yaitu zat yang dapat mempercepat terjadinya
reaksi.Selain sebagai katalis, fungsi penambahan asam sulfat (H 2SO4) ini adalah
agar larutan dapat bereaksi dalam suasana asam.Kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 1 ml H2SO4 dan diperoleh warna awal larutan berwarna
ungu. Fungsi senyawa KMnO4 adalah sebagai oksidator kuat dalam suasana asam
sehingga ditambahkan H2SO4, Fungsi Penambahan H2SO4 adalah untuk
memberikan suasana asam pada larutan KMnO4 sehingga senyawa KMnO4
mengalami reduksi menjadi ion mangan (II) sesuai dengan mekanisme dan
menghasilkan warna ungu pada reaksi berikut:
MnO4+ 8H+ + 5e → Mn2+ + 4H2O.
Reduksi
Oksidasi
+2 +7 +2 +6
5Na2S2O3(aq) + 8KMnO4(aq) + 7H2SO4( aq) 8MnSO4(aq) + 5Na2SO4(aq) + 4K2SO4(aq) + 7H2O(l)
Reduksi
Oksidasi
Persamaan setengah reaksi :
Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan
sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dari
+7 menjadi +2.Dan Na2S2O3 merupakan zat yang berperan sebagai reduktor,
dimana unsur Na mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari +2 ke +6.
Perlakuan ketiga yaitu pada tabung ketiga larutan kalium permanganat dan
asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat yang berfungsi
sebagai zat yang mengalami oksidasi (reduktor). Pada percobaan ini tidak terjadi
perubahan setelah ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat, dan proses
pemanasan.Selain itu pada saat percobaan ketika larutan dipanaskanterdapat
gelembung dan uap didinding tabung, gelumbung ini diakibatkan oleh
terbentuknya gas karbon dioksida, sedangkan adanya uap pada dinding tabung ini
diakibatkan oleh air yang terbentuk menguap saat dipanaskan.Berikut reaksi
antara kalium permanganat dengan asam oksalat :
+3 +7 +4 +2
5H 2C2O 4 (aq) + 2KMnO 4 (aq) + 3H 2SO 4 (aq) 10CO 2 (aq) + 2MnSO 4 (aq) + K2SO 4 (aq) + 8H 2O (l)
Reduksi
Oksidasi
Dari reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan
sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan oksidasi dari
+7 menjadi +2. Dan H2C2O4merupakan zat yang berperan sebagai reduktor,
dimana unsur C mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari +3 ke +4.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1.
Jakarta: PT. Erlangga.
Ramlawati, dan Mun’im, Abdul. 2017. Kimia Dasar (Berbasis Problem
Solving).Makassar: Program Studi IPA UNM
Ruslan Abdul Hamid, Purwono dan Wiharyanto Oktiawan. 2017“Penggunaan
Metode Elektrolisis Menggunakan Elektroda Karbon dengan Variasi
Tegangan Listrik an Waktu Elektrolisis dalam Penurunan Konsentrasi TSS
dan COD pada Pengolahan Air Limbah Domestik.”Jurnal Teknik
Lingkungan.Vol. 6, No. 1
Shehu, Garba. 2015 “Two Ideas of Redox Reaction: Misconceptions and Their
Challeges in Chemistry Education.”IOSR Journal of Research & Method in
Education (IOSR-JRME)1.Issue 1 Ver. I (Jan - Feb. 2015), PP 15-20
Nurlela, Mawardi dan Tuti Kurniati.2017 “Kajian Miskonsepsi Siswa Melalui Tes
Multiple Choice Menggunakan Certainty Response Index (CRI) pada Materi
Reaksi Reduksi Oksidasi Kelas X MIPA SMAN 1 Pontianak.”Ar-Razi
Jurnal Ilmiah. Vol 5, No.2:2503-4448
Takeuchi, Yashito. 2006. Buku Teks Pengantar Kimia. Tokyo: Muki Kagaku