Anda di halaman 1dari 41

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap Kimia Dasar dengan judul percobaan “Reaksi Reduksi


Oksidasi” disusun oleh :

Nama : A.S. Muhammad Arhamar

Nim : 200107500016

Kelas / Kelompok : Pendidikan Biologi B / I ( Satu )

telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten dan Koordinator Asisten,


maka dinyatakan diterima.

Makassar, 7 Desember 2020

Koordinator Asisten Asisten

Nur Intan. S, S.Si. Indah Wahda


Nim : 1613141008

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19930531 2019 03 2019
A. JUDUL PERCOBAAN
Reaksi Reduksi Oksidasi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari reaksi – reaksi reduksi oksidasi
C. LANDASAN TEORI
Reaksi kimia yang penting dalam elektrokimia adalah reaksi oksidasi dan
reduks. Selama abad ke-19 istilah oksidasi digunakan untuk Menjelaskan reaksi
dimana suatu Delta t bersenyawa dengan oksigen. Sejalan dengan perkembangan
ilmu kimia, konsep oksidasi dan reduksi yang semula hanya menyangkut
perpindahan oksigen kini telah diperluas, menyangkut reaksi tanpa keterlibatan
oksigen. Pada suatu reaksi redoks that yang mengoksidasi zat lain disebut
oksidator atau zat pengoksidasi, sedangkan saat yang mereduksi saat lain disebut
reduktor atau pereduksi. pada redoks, oksidator direduksi, sedangkan reduktor
dioksidasi. Hubungan antara oksidator, reduktor dan perubahan bilangan oksidasi
serta perubahan elektron (Haryono, 2019).

Reaksi oksidasi dan reduksi menjelaskan kemampuan menentukan zat


yang bertindak sebagai oksidator atau reduktor. Konsep reaksi reduksi oksidasi
meliputi juga transfer elektron, proses pelepasan dan penerimaan elektron.
Memahami konsep reaksi redoks diperlukan pemahaman konsep yang kuat. Harus
memiliki kemampuan operasi matematika sederhana, untuk mengetahui dan
memahami konsep tersebut juga harus didukung oleh sumber belajar yang
efektif (Salyani dkk, 2018)

Reduksi dan oksidasi merupakan reaksi-reaksi yang sangat umum di


dalam kimia organik. Reaksi reaksi ini dapat memengaruhi perubahan senyawa
senyawa dengan ikatan rangkap dua, ikatan rangkap tiga, alkohol, aldehida, keton
dan senyawa senyawa lain. Dalam kimia organik, definisi reduksi dan oksidasi
sangat sederhana. Reaksi reduksi adalah reaksi antara suatu senyawa dengan
hidrogen, sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi antara suatu senyawa dengan
oksigen. Hasil-hasil reduksi (reduction product) dan hasil hasil oksidasi
(Oxidation product) tergantung dari substrat dan kondisi proses.
1. Reaksi reduksi
Hidrogen yang dipakai dalam reaksi reaksi tidak hanya hidrogen bebas, tetapi
juga hidrogen dari sumber lain. Reaksi reaksi yang juga dikenal sebagai reaksi
hidrogen banyak terjadi di dalam sistem biologi namun, reaksi reduksi di
dalam sistem ini adalah reduksi sistem enzim.
a. Hidrogenasi Katalitik
b. Reduksi cara Clemmensen
Aldehida dan keton dapat direduksi menjadi alkohol dengan cara
Clemmensen. Dalam cara ini, sebagian sumber hidrogen adalah logam Zn
dan asam klorida.
c. Reduksi cara Bond, Finholtndan Schlesinger
Dapat dibuat dengan mereaksikan litium hidrida dengan aluminium klorida.
d. Reduksi cara Meerwein-Ponndorf
Reaksi ini merupakan reduksi khusus untuk merubah keton menjadi alkohol

sekunder. Reduksi dilakukan oleh aluminium isopropoksida dalam


isopropanol.
2. Reaksi oksidasi
Oksigen yang dipakai dalam reaksi oksidasi tidak hanya gas oksigen bebas,
tetapi juga oksigen dari sumber lain, misalnya dari asam nitrat, kalium
permanganat dalam suasana asam, kalium karbonat dalam suasana asam,
kalium permanganat dalam suasana alkalis, hidrogen peroksida, aqua bromata
dan masih banyak yang lain.

Pada oksidasi alkohol primer dengan natrium bikromat dan asam sulfat,
mula-mula alkohol primer akan menjadi aldehida. Oksidasi alkohol sekunder
membentuk keton, tetapi keton yang terbentuk tidak dapat dioksidasi lebih
lanjut, kecuali oksidator yang digunakan sangat kuat dan kondisi reaksi
ekstream (Sumardjo, 2008).

Oksidasi adalah kehilangan satu atau lebih elektron yang dialami oleh
suatu atom molekul atau ion. Sementara reduksi adalah perolehan elektron.
Tidak ada elektron bebas dalam sistem kimiawi yang biasa dan kehilangan
elektron yang dialami oleh suatu spesies kimiawi selalu disertai oleh perolehan
elektron pada bagian yang lainnya. Istilah reaksi transfer elektron terkadang
dipergunakan untuk reaksi reaksi redoks (Day & Underwood, 2002).

Ada tiga cara untuk menyelesaikan persamaan reaksi redoks yaitu


metode pengikatan dan pelepasan bilangan oksigen, metode pemindahan
elektron dan metode perubahan bilangan oksidasi. Oksidasi merupakan
penangkapan oksigen oleh suatu zat atau suatu unsur yang akan membentuk
suatu Oksida. Reduksi merupakan pelepasan oksigen yang suatu zat atau unsur
dalam reaksi redoks. Oksidasi merupakan proses pelepasan elektron oleh suatu
senyawa, sedangkan reduksi adalah prosen penangkapan elektron oleh suatu
zat atau senyawa. Tahapan – tahapan dalam menyetarakan reaksi redoks : (1)
tulis persamaan tak setara untuk reaksi ini dalam bentuk ionik. (2) pisahkan
persamaan tersebut menjadi dua setengah – reaksi (3) setarakan atom yang
bukan O dan H setiap setengah reaksi secara terpisah. (4) untuk reaksi dalam
medium asam, tambahkan H2O untuk menyetarakan atom O dan tambahkan H +
untuk menyetarakan atom H. (5) Tambahkan elektron pada salah satu sisi dari
setiap setengah reaksi untuk menyetarakan mauatan. Jika perlu, samakan
jumlah elektron di keduan setengah reaksi dengan koefisien yang sesuai. (6)
jumlahkan kedua setengah reaksi dan setarakan persamaan akhir dengan
pengamatan. Elektron – elektron di kedua sisi harus saling meniadakan. (7)
periksa kembali apakah persamaan ini mengandung jenis dan jumlah atom
yang sama serta periksa juga apakah muatan pada kedua sisi persamaan sudah
sama (Bukhari, 2017)

Reaksi asam-basa dapat dikenali proses transfer-proton. Kelompok


reaksi disebut reaksi oksodasi-reduksi (atau redoks) dikenal juga sebagai reaksi
transfer elektron. Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam
kehidupan kita sehari-hari. Reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan
bakar minyak bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam
rumah tangga. Selain itu, sebagian besar unsur logam dan nonlogam diperoleh
dari bijihnya melalui proses oksidasi atau reduksi. Perhatikan reaksi
pembentukan empat elektron oleh molekul O2.

2Ca(s) + O2(g) 2CaO(s)


Kalsium oksida (CaO) adalah senyawa ionic yang tersusun atas ion
Ca2+ dan O2-. Dalam reaksi pertama, dua atom Ca memberikan atau
memindahkan empat electron pada dua atom O (dalam O 2). Agar lebih mudah
dipahami, proses ini dibuat sebagai dua tahap terpisah, tahap yang satu
melibatkan hilangnya empat electron dari dua atom Ca dan tahap lain
melibatkan penangkapan empat eleKtron oleh molekul O2.
                                    2Ca 2Ca2+ + 4e-
                                   O2 + 4ē 2O2-
Setiap tahap diatas dapat disebut sebagai reaksi setengah sel ( hal-
reaction), yang secara eksplisit menunjukkan banyaknya electron yant
terlibat dalam reaksi. Tetapi penjelasan mengenai redoks sebagai reaksi
pelepasan dan penerimaan elektron tidaklah persis benar. Oksidasi dan
reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi, karena transfer
elektron tidak akan selalu terjadi. Contohnya pada proses pembentukan
hidrogen klorida (HCl) dan belerang dioksida (SO2).
H2 (g) + Cl2 (g) 2HCl (g)
S (s) + O2 (g) SO2 (g)
Hal ini disebabkan karena HCl dan SO2 bukanlah senyawa ionik
melainkan senyawa molekular, sehingga tidak ada elektron yang benar
benar berpindah dalam pembentukan kedua senyawa ini. Akan tetapi
kimiawan tetap memperlakukan reaksi-reaksi tersebut sebagai reaksi redoks
kerena terjadi transfer elektron secara parsial (sebagian, yaitu H kepada Cl
dalam HCl dan dari S kepada O dalam SO2). Untuk dapat menelusuri
elektron-elektron yang terlibat dalam reaksi redoks, maka perlu dituliskan
bilangan oksidasi pada reaktan maupun produk. Bilangan oksidasi
(oxidation number) (juga dikenal sebagai tingkat oksidasi / oxidation state)
merujuk pada jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul
(senyawa ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya. Reaksi
setengah sel yang melibatkan hilangnya elektron disebut reaksi oksidasi.
Istilah oksidasi pada awalnya digunakan oleh kimiawan untuk menjelaskan
kombinasi unsur dengan oksigen. Namun, istilah tersebut sekarang memiliki
arti yang lebih luas, termasuk untuk reaksi – reaksi yang tidak melibatkan
oksigen (Chang, 2004).
Sebagian besar penelitian oksidasi oksigen singlet dalam makanan
telah melibatkan lemak. Sdangkan sebagian besar penelitian mengenai
oksidasi oksigen singlet dari protein dilakukan di bidang kesehatan dan
obat-obatan. Oksigen singlet utamanya bereaksi dengan kesehatan 5 asam
amino, yaitu tryptophan, histidine, tyrosine, methosine, dan cysteine untuk
membentuk proksida. Laju reaksi dari protein dan oksigen singlet paling
banyak dipengaruhi oleh jumlah dan jenis dari asam amino, yang memiliki
ikatan rangkap atau sulfur kaya-elektron. Asam- asam lain bereaksi dengan
oksigen singlet dengan kecepatan 2 hingga 3 kali lebih rendah dibandingkan
tryptophan, histidine, tyrosine, methosine, atau cysteine ( Raharjo, 2018).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung Reaksi 3 buah
b. Gelas ukur 10 mL 2 buah
c. Pipet Tetes 3 buah
d. Hot plate 1 buah
e. Penjepit tabung reaksi 1 buah
f. Rak tabung reaksi 1 buah
2. Bahan
a. Larutan Kalium Permanganat ( KMnO4 ) 0,1 M
b. Besi ( II ) Sulfat ( FeSO4 ) 0,1 M
c. Asam Oksalat ( H2C2O4 ) 0,1 M
d. Asam Sulfat ( H2SO4 ) 0,1 M
e. Natrium Tiosulfat ( Na2S2O4 ) 0,1 M
f. Aquades ( H2O )

E. PROSEDUR KERJA
1. 1 mL Kalium Permanganat (KMnO4) 0,1 M ditambahkan kedalam
tiga tabung reaksi.
2. 1 mL asam sulfat encer (H2SO4) 0,1 M ditambahkan kedalam
tabung reaksi tersebut.
3. Beberapa tetes Ferro Sulfat (FeSO4) 0,1 M ditambahkan kedalam
tabung reaksi pertama dan diamati apa yang terjadi.
4. Beberapa tetes Natrium Tiosulfat (NaS2O3) 0,1 M ditambahkan
kedalam tabung reaksi kedua dan diamati apa yang terjadi.
5. Beberapa tetes Asam Oksalat (H2C2O4) 0,1 M ditambahkan
kedalam tabung reaksi ketiga, kemudian dipanaskan dengan
perlahan – lahan dan diamati apa yang terjadi.
F. HASIL PENGAMATAN
Larutan hasil
H2SO4 (awal) Bening
KMnO4 (awal) ungu
1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4 Larutan berwarna ungu muda
1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4 + 8 Larutan berwarna merah kecoklatan
tetes FeSO4
1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4 + 8 Larutan berwarna putih
tetes natrium tiosulfat
1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4 + 8 Larutan berwarna ungu muda
tetes asam oksalat
1 mL KMnO4 + 1 mL H2SO4 + 8 Larutan berwarna merah kecoklatan
tetes asam oksalat setelah dipanaskan

G. PEMBAHASAN
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan
elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya,
yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi
(kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini
merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi
sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Adapun prinsip
pada percobaan ini yaitu berdasarkan pada reaksi (Reduksi Oksidasi)
dimana larutan (KmnO4) bersifat oksidator dari larutan uji dan sampel
bersifat reduktor. Pada percobaan ini dimasukkan masing-masing 1 mL
kalium permanganat dan 1 mL asam sulfat kedalam tiga buah tabung
reaksi. Dimana kalium permanganat berfungsi sebagai oksidator dan asam
sulfat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat jalannya reaksi. Dari
pencampuran kalium permanganat dan asam sulfat diperoleh hasil larutan
berwarna ungu. Kemudian ketiga tabung reaksi ini diberi perlakuan yang
berbeda.
Perlakuan pertama yaitu pada tabung pertama larutan kalium
permanganat dan asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan ferro
sulfat yang berfungsi sebagai reduktor. Larutan yang semula berwarna
ungu setelah ditambahkan beberapa tetes larutan ferro sulfat berubah
berwarna ungu kemerahan, hal Ini terjadi karena pada saat percobaan ferro
sulfat dimasukkan kedalam kalium permanganat yang berdada dalam suhu
kamar sehingga reaksi antara ferro sulfat dan kalium permanganate
berlangsung pada suhu kamar yang menghasilkan larutan berwarna ungu.
Ada pun reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu :
2KMnO4 + 8H2SO4 + 10 FeSO4 → 5Fe(SO4)3 + K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O

Reduksi oksidasi

Reduksi : KMnO4 → MnSO4

Oksidasi : FeSO4 → Fe(SO4)3


Perlakuan kedua yaitu pada tabung kedua larutan kalium
permanganat dan asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan asam
oksalat yang berfungsi sebagai zat yang mengalami oksidasi (reduktor).
Pada percobaan ini tidak terjadi perubahan setelah ditambahkan beberapa
tetes larutan asam oksalat, dan proses pemanasan. Selain itu pada saat
percobaan ketika larutan dipanaskan terdapat gelembung dan uap
didinding tabung, gelembung ini diakibatkan oleh terbentuknya gas karbon
dioksida, sedangkan adanya uap pada dinding tabung ini diakibatkan oleh
air yang terbentuk menguap saat dipanaskan. Berikut reaksi antara kalium
permanganat dengan asam oksalat :
2KMnO4 + H2SO4 + 5H2C2O4→ 2MnSO4 +K2SO4 +10CO2+ 8H2O
Reduksi
Oksidasi
Reduksi : KMnO4 → MnSO4
Oksidasi : 5H2C2O4 → CO2

Perlakuan ketiga yaitu pada tabung ketiga larutan kalium


permanganat dan asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan natrium
tiosulfat. Larutan natrium tiosulfat ini berfungsi sebagai zat yang
mengalami oksidasi (reduktor). Larutan yang semula berwarna ungu
setelah ditambahkan larutan natrium tiosulfat terjadi perubahan warna
larutan dari ungu menjadi ungu putih serta . Perubahan warna larutan ini
terjadi karena larutan kalium permanganat yang mengoksidasi natrium
tiosulfat sehingga terjadi perubahan warna. Adapun reaksi yang terjadi
yaitu :
8KMnO4 + 7H2SO4 + 5Na2S2O3 → 8MnSO4 + 5Na2SO4 + 4K2SO4 + 7H2O
Reduksi
Oksidasi

Reduksi : KMnO4 → MnSO4


Oksidasi : Na2S2O3 → Na2SO4
H. KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa reaksi
redoks (reduksi-oksidasi) adalah reaksi yang melibatkan penaikan dan penurunan
bilangan oksidasi. Dalam mempelajari reaksi ini dapat dilakukan dengan
mereaksikan zat Kalium Permanganat (KMnO4) sebagai oksidator dengan
beberapa sampel uji seperti Ferro Sulfat (FeSO4), Natrium Tiosulfat (Na2S2O3),
danasamoksalat (H2C2O4) sebagai reduktornya serta Asam Sulfat (H2SO4) sebagai
katalisator. Adapun hasil reaksinya ditandai dengan perubahan warna pada setiap
perlakuan.

2. Saran
Sebaiknya praktikan harus lebih hati-hati saat melakukan percobaan,
terutama dengan larutan asam sulfat yang reaktif dengan kulit. Disarankan kepada
praktikan agar memakai sarung tangan lateks saat praktikum berlangsung. Selain
itu, diharapkan kepada praktikan agar teliti saat pncampuran larutan sehingga
hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Terakhir, praktikan
diharapkan untuk tidak melakukan sesuatu jika tidak mengetahui tahapan
selanjutnya. Disarankan untuk bertanya kepada assisten untuk mengetahui tahapan
apa yang akan dilakukan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bukhari, 2017. Pendekatan Ilmu fisika dan Matematika Dalam Memahami
Konsep Reaksi Oksidasi – Reduksi (Redoks). Dedikasi. 1 (2): 252-256.

Chang, R. 2004. Kimia Dasar Konsep Konsep Inti Edisi Ketiga jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Day, R. A. Jr. & Underwood, A. L. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga:


Jakarta.

Haryono, H. 2019. Kimia Dasar. Deepublish: Yogyakarta.

Raharjo, S. 2018. Kerusakan Oksidatif Pada Makanan. Gadja Mada University


Press: Yogyakarta.

Salyani, R., Amsal, A., & Zulyani, R. 2018. Pengembangan Buku Saku Pada
Materi Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks) di MAN Model Banda Aceh.
Jurnal Ipa dan Pembelajaran Ipa. 2(1): 7-14.

Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia. EGC: Jakarta.


LAPORAN SEMENTARA
JAWABAN PERTANYAAN
JURNAL PERCOBAAN
DOKUMENTASI

Menyiapkan alat dan bahan ukur 1 mL KMnO4 masukkan ke 3 tabung reaksi

Tambahkan ferro sulat tambahkan natrium tiosulat tambahkan asam oksalat

Panaskan asam oksalat hasil pencampuran laruran


LITERATUR
s

Anda mungkin juga menyukai