Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reaksi reduksi dan oksidasi merupakan dua jenis reaksi kimia yang melibatkan
perubahan keadaan oksidasi suatu zat. Dalam reaksi reduksi, suatu zat kehilangan
oksigen atau mendapatkan elektron, sementara dalam reaksi oksidasi, zat tersebut
mendapatkan oksigen atau kehilangan elektron.
Konsep ini ditemukan oleh Antoine Lavoisier pada akhir abad ke-18 dan sejak itu
menjadi landasan bagi banyak konsep kimia modern. Reaksi redoks sangat penting dalam
proses-proses biologis, elektrokimia, dan industri. Contohnya termasuk reaksi yang
terjadi dalam baterai, proses pembakaran, serta respirasi seluler dalam tubuh manusia.
Reaksi reduksi dan oksidasi sering kali terjadi secara bersamaan dan dikenal
dengan istilah reaksi redoks. Reaksi redoks sangat penting dalam proses-proses kimia di
alam, seperti dalam respirasi seluler, fotosintesis, dan proses-proses industri.
konteks reaksi redoks, atom atau ion suatu zat dapat kehilangan, mendapatkan,
atau berbagi elektron dengan zat lain. Proses ini menghasilkan perubahan keadaan
oksidasi dari zat-zat yang terlibat. Keadaan oksidasi adalah suatu cara untuk mengukur
sejauh mana suatu atom telah kehilangan elektron atau mendapatkan elektron dalam
suatu senyawa atau ion. Jika suatu atom kehilangan elektron, keadaan oksidasi
meningkat, sedangkan jika mendapatkan elektron, keadaan oksidasi menurun.
Reaksi redoks memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti
dalam baterai, proses-proses elektrokimia, dan pemrosesan logam. Pemahaman tentang
reaksi redoks sangat penting dalam ilmu kimia dan berperan besar dalam pengembangan
teknologi modern.
Praktikum reaksi reduksi dan oksidasi dilakukan dalam konteks kimia.
Tujuannya adalah untuk memahami bagaimana reaksi kimia dapat mengubah bentuk
oksidasi suatu senyawa atau unsur kimia. Praktikum ini membantu memahami konsep-
konsep dasar kimia, seperti bilangan oksidasi, redoks (reduksi-oksidasi), dan perubahan
energi yang terjadi selama reaksi kimia.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh variasi konsentrasi zat terhadap hasil reaksi reduksi dan
oksidasi dalam suatu sistem tertentu? Bagaimana menentukan tingkat oksidasi dan
reduksi dalam reaksi kimia dengan menggunakan metode analisis tertentu? Bagaimana
mengidentifikasi zat-zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam suatu
campuran kompleks?
C. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu mempelajari reaksi-reaksi reduksi
oksidasi.
D. Manfaat
Praktikum reaksi reduksi dan oksidasi memiliki beberapa manfaat yaitu,
praktikum ini membantu memahami konsep dasar reaksi reduksi dan oksidasi serta
prinsip-prinsip yang terlibat dalam proses kimia tersebut serta dapat mengembangkan
keterampilan praktis dalam melakukan eksperimen laboratorium, termasuk penggunaan
alat-alat laboratorium, teknik-teknik pengukuran, dan prosedur
keselamatan laboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu materi kimia yaitu reaksi redoks (reduksi oksidasi) memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan matematika, karna pemahamannya
bersifat matematis dan memerlukan keterampilan. (Abdurrahman,2014:113)

Flektrokimth adatah cabang linus kimia yang berkenaun den gan


inwrkonversi energi listrik dan energi kimia. Proses elekirokimia adalah reaksi
redoks (oksidai-reduksi) di mana dalam reaksi ini energi yang dilepas otch reaksi
sponan diubah menjadi listrik alau di mana energi listrik digunakan agar reaksi
yang nonspontan bisa terjadi. (Chang,2004: 194)
Kelompok reaksi reduksi oksidasi (redoks) dikenal sebagai reaksi transfer
electron. Reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya electron disebut reaksi
oksidasi(oxidation reaction). Reaksi setengah sel yang melibatkan penangkapan
electron disebut reaksi reduksi (reduction reaction). Dalam reaksi redoks,
tingkat oksidasi harus sama dengan tingkat reduksi. Artinya, jumlah electron
yang hilang oleh zat pereduksi harus sama dengan jumlah elektron yang diterima
oleh zat pengoksidasi. Suatu jenis reaksi redoks yng umu dituliskan adalah
reaksi antara logam dengan asam, dituliskn sebagai:

logam + asam garam + molekul

hidrogen (Chang, 2003: 100)

Dalam reaksi oksidasi-reduksi , elektron berpindah di antara spesies-


spesies yang bereaksi sewaktu mereka berkombinasi membentuk produk.
Pertukaran ini sebagai perubahan bilangan oksidasi reaktan: bilangan oksidasi
spesies yang memberikan elektron meningkat, sedangkan spesies yang menerima
elektron menurun. (Oxtoby 2001)
Semua istilah oksidasi hanya emrujuk kepada reaksi dengan oksigen.
Skearang istilah ini digunakan untuk menjelaksn setiap proses yang bilangan
oksidasi spesiesnya menignkat, meskipun oksigen tidak terlibat dalam reaksi.
Misalnya bila kalsium bergabung dengan klorin membentuk kalsium klorida.
(Oxtoby 2001)

Konsep reaksi redoks dapat ditinjau dari tiga konsep, yaitu penggabungan
dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi. Konsep Redoks Berdasarkan Penyerahan dan
Penerimaan Elektron Atom Mg memiliki konfigurasi elektron 2 8 2 sehingga
elektron valensinya 2. Adapun konfigurasi elektron atom Cl adalah 2 8 7 sehingga
elektron valensinya adalah 7. Untuk mencapai kestabilannya, atom Mg harus
melepaskan 2 elektron, sedangkan atom Cl membutuhkan 1 elektron. Jadi, atom
Mg memberikan masing-masing 1 elektron kepada 2 atom Cl sehingga 1 atom Mg
mengikat 2 atom Cl. Setelah melepaskan 2 elektron, atom Mg menjadi ion Mg2+.
Adapun atom Cl menjadi ion Cl– setelah menerima 1 elektron. Senyawa yang
terbentuk adalah MgCl2. Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menaikkan bilangan
oksidasi suatu unsur dalam zat yang mengalami oksidasi, dapat juga sebagai
kenaikan muatan positif (penurunan muatan negatif) dan umumnya juga kenaikan
valensi. Sedangkan, reaksi reduksi adalah reaksi yang menunjukkan penurunan
bilangan oksidasi atau muatan positif, menaikkan muatan negatif dan umumnya
menurunkan valensi unsur dan zat yang direduksi (Tim dosen, 2017: 34).

Dalam reaksi redoks,electron-elektron ditransfer dari satu zat ke zat


lain.Reaksi anatara logam magnesium dan asam klorida merupakan satu contoh
reaksi redoks:
0 +1 +2 0

𝑀𝑔(s) + 2𝐻𝐶𝑙(aq) → 𝑀𝑔𝐶𝑙2(aq)+𝐻2(g)


Ingat bahwa angka yang ditulis diatas unsur adalah bilangan oksidasi dari suatu
unsur tersebut.Dilepasnya electron oleh suatu unsur selama oksidasi ditandai
dengan meningkatnya bilangan oksidasi unsur itu.Dalam reduksi terjadi
penurunan bilangan oksidasi karena diperolehnya electron oleh unsur
tersebut.Dalam reaksi yang ditunjukkan disini,logam Mg dioksidasi dan ion H+
direduksi ,ion Cl- adalah ion pengamat. (Chang, 2004:194).
Menurut Chang (2003: 103) bilangan oksidasi unsur-unsur yang umum
dikenal, yang disusun berdasarkan penyusunannya dalam tabel periodik, yaitu:

1. Unsur-unsur logam yang hanya memiliki bilangan oksidasi positif, sedangkan


unsur-unsur nonlogam dapat memiliki bilangan oksidasi positif ataupun
negatif..
2. Bilangan oksidasi tertinggi yang dapat dimiliki unsur dalam Golongan 1A-7A
adalah sama dengan nomor golongannya dalam tabel periodik.
3. Logam-logam transisi (Golongan 1B, 3B-8B) biasanya memiliki beberapa
bilangan oksidasi yang mungkin.
Menurut Chang (2003: 102) ada beberapa aturan yang sederhana untuk
mempercepat proses dalam menghitung bilangan oksidasi, yaitu:
1. Jumlah semua bilangan oksidasi dalam spesies sama dengan muatan
spesies tersebut.
2. Bilangan oksidasi unsur-unsur yang tidak bergabung sama dengan 0.
3. Bilangan oksidasi setiap ion monoatomik sama dengan muatannya.
4. Dalam senyawanya, bilangan oksidasi setiap logam alkali dan logam alkali
tanah sama dengan nomor golongannya.
5. Bilangan oksidasi hidrogen dalam senyawa adalah +1, kecuali bila hidrogen
bergabung dengan logam aktif, maka muatannya adalah -1.
6. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2. Bilangan oksidasi
oksigen dalam peroksida adalah -1, dalam superoksida adalah -1/2, dan
dalam OF2 dan O2F2 adalah positif. Peroksida dan superoksida biasanya
hanya terjadi dengan unsur-unsur dalam bilangan oksidasi maksimum.
7. Bilangan oksidasi setiap atom hidrogen dalam senyawanya adalah -1, kecuali
untuk klorin, bromin, atau iodin yang bergabung dengan oksigen atau atom
hidrogen yang lebih tinggi pada tabel periodik.
Mengenai reduksi dalam kehidupan sehari –hari kita sering menemui besi
yang ternyata besi merupakan unsur yang mudah tereduksi dann sensitif terhadap
perubahan kondisi redoks tanah. (Fahmi,2013:50)
Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron dari sebuah molekul, atom,
atau ion. Reduksi menjelaskan penambahan elektron dari sebuah molekul, atom,
atau ion.Proses reduksi mernpunyai peran penting pada metabolisme senyawa
yang mengandung gugus karbonil (aldehida dan keton), nitro dan azo. Senyawa
yang mengandung gugus karbonil mengalami reduksi menjadi turunan alkohol,
sedang gugus nitro dan azo tereduksi menjadi turunan amin. Gugus alkohol dan
amin hash reduksi akan terkonjugasi, menghasìlkan senyawa hidrofil yang mudah
diekskresikan sehingga proses reduksi juga memberikan fasilitas untuk terjadinya
eliminasi obat.
Menyetarakan persamaan Redoks(Chang,2004:194)

a. Identifikasi spesies yang terlihat dalam perubahan bilangan oksidasi dan


tulislah rangka setengah persamaan berdasarkan hal tersebut.
Oksidasi: SO 32- SO4 2-
(biloks S pada SO3 2- adalah +4 sedangkan
SO42- adalah +6)
Reduksi: MnO 4- Mn2+ (biloks Mn pada MnO - adalah
4 +7, sedangkan Mn2+
adalah +2)
b. Menyeimbangkan jumlah atom dari setengah-persamaan. Untuk
mendapatkan jumlah atom yang sama dari tiap jenisnya pada kedua
setengah-persamaan maka perlu ditambahkan H2O dan H+ (untuk larutan
bersuasana asam) dan OH- (untuk larutan bersuasana basa).
Oksidasi: SO 32- + H 2O SO42- + 2H
Reduksi: MnO - + 8H+ Mn2+ + 4H O
4 2

c. Menyeimbangkan muatan listrik dari tiap setengah-persamaan.


Oksidasi: SO 2- + H O SO 2- + 2H+ + 2e- (muatan keseluruha tiap sisi -
3 2 4

2)
Reduksi: MnO4 + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O (muatan keseluruhan tiap sisi
+2)
d. Menggabungkan kedua setengah-persamaan tersebut, sehingga
menghasilkan persamaan oksidasi-reduksi. Kalikan setengah persamaan
oksidasi dengan 5 dan setengah persamaan reaksi dengan 2.
5SO 2- + 5H O 5SO 2- + 10H+ + 10e-
3 2 4
2MnO4 + 16H+ + 10e- 2Mn2+ + 8H2O
5SO 2- + 5H O + 2MnO -+ 16H+ 5SO 2-
+ 10H+ + 2Mn2+ + 8H O
3 2 4 4 2

e. Sederhanakan. Bila persamaan keseluruhan mengandung spesies yang


sama, maka kurangkan spesies tersebut pada sisi yang jumlah lebih sedikit.
5SO 2- + 2MnO - +6H+ 5SO 2-+ 2Mn2+ + 3H O
3 4 4 2

f. Teliti lagi. Pastikan bahwa persamaan keseluruhan seimbang, baik jumlah


atom maupun muatannya.
5SO3 2- + 2MnO4 - + 6H+ 5SO 2-
4 + 2Mn2+ + 3H 2O (dari persamaan
reaksi disamping menghasilkan -6 dari setiap sisi persamaan).
Factor- factor yang menyebabkan terjadinya reaksi redoks (Oxtoby,2014)
1. energy ionisasi, semakin elektropositif elemen maka akan lebih muda untuk
melepaskan elektronnya, atau energy ionisasinya semakin rendah sehingga
potensial oksidasinya berkurang sedangkan potensial reduksinya akan naik.
2. afinitas elektron, semakin elektronegatis elemen maka afinitas elektron juga
akan bertambah sehingga potensial reduksinya naik
3. energy ionisasi, potensial standar reduksi diukur dalam keadaan atomic
sehingga energy atomisasi juga turtu menentukan besaran potensial standar
reduksi
4. energy solvasi, jika porses redoks dilakukan pada fase cair maka energy solvasi
juga mempengaruhi besaran potensial reduksi standard
5. energy ikatan kovalen, energy ikatan kovalen yang besar mendukung
kespontanan reaksi : potensial standar reduksi sebanding dengan energy
ikatan kovalen
6. oksigen sesuai dengan prinsip reaksi redoks dimana juga terjadi penambahan
dan pengurangan oksigen di dalam senyawa

Reaksi asam basa sering dikenal sebagai proses transfer-proton. Reaksi


reduksi-oksidasi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak bumi
sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga.
Disamping itu, unsur logam dan nonlogam diperoleh dari bijinya melalui
proses reduksi dan oksidasi (Chang, 2004: 100).
BAB III

ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi 3 buah
b. Rak tabung reaksi 1 buah
c. Gelas ukur 10 ml 1 buah
d. Pipet tetes 3 buah
e. Pembakar spiritus 1 buah
f. Penjepit tabung reaksi 1 buah
g. Sikat tabung reaksi 1 buah
h. Lap kasar 3 buah
i. Botol Semprot 3 buah
2. Bahan
a. Kalium permanganat (KMnO4) 0,1 M
b. Asam sulfat (H2SO4) 1 M
c. Ferro sulfat (FeSO4) 0,1 M
d. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M
e. Asam oksalat (H2C2O4) 0,1 M
f. Aquades (H2O)
g. Tissue
h. Korek api
i. Label kertas
B. PROSEDUR KERJA
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Beberapa tetes kalium permanganat 0,1 M diteteskan ke dalam tabung
reaksi pertama dan ketiga, kemudian sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam
tabung reaksi kedua.
3. Asam sulfat 0,1 M ditambahkan ke masing-masing tabung reaksi sebanyak 1
mL.
4. Sebanyak 1 mL ferro sulfat 0,1M dimasukkan pada tabung pertama dan
perubahan yang terjadi diamati.
5. Beberapa tetes natrium tiosulfat 0,1 M diteteskan pada
tabung kedua dan perubahan yang terjadi diamati.
6. Beberapa tetes asam oksalat (H2C2O4) 0,1 M diteteskan pada
tabung ketiga dan perubahan yang terjadi diamati. Larutan
kemudian dipanaskan menggunkan pembakar spiritus dan
amati perubahan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai