Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Percobaan ini dilatarbelakangi oleh standart kompetensi siswa, dimana siswa
mampu menyelidiki bagaimana terjadinya proses elektrolisis pada berbagai zat, serta
dengan adanya percobaan ini, siswa menjadi dapat mengetahui pengaruh dari
elektrode terhadap hasil reaksi.
Elektrokimia adalah tempat terjadinya aliran elektron yang ditimbulkan oleh
konversi energi kimia, melalui pemisahan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi dari suatu
redoks, menjadi energi listrik atau sebaliknya. Sel elektrokimia dibedakan menjadi sel
volta (sel galvani) dan sel elektrolisis. Sel elektrolisis merupakan kebalikan dari sel
volta. Sel volta melibatkan reaksi redoks spontan yang menghasilkan perubahan
energi kimia menjadi energi listrik, sedangkan sel elektrolisis melibatkan reaksi
redoks tidak spontan dan memerlukan arus listrik dari luar.

Reaksi elektrolisis terjadi ketika listrik dialirkan melalui elektrolit. Elektrolisis juga
dapat diartikan sebagai penguraian ion-ion yang disebabkan oleh arus listrik. Apabila
elektrolitnya merupakan lelehan dari senyawa ion, maka kation akan direduksi di
katoda, sedangkan anion dioksidasi di anoda.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah reaksi dan hasil yang terjadi di anoda dan katoda?
2. Apa yang terjadi pada larutan ketika ditetesi indicator PP?
3. Bagaimana reaksi dan hasil dari penyepuhan logam?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan praktikum adalah sebagai berikut :

1. Menyelidiki reaksi-reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada proses


elektrolisis.
2. Menyelidiki apa yang terjadi saat larutan ditetesi indikator PP
3. Menyelidiki reaksi dan hasil penyepuhan logam

1
1.4. Manfaat Percobaan
Manfaat dilakukan praktikum adalah sebagai berikut :
1. Percobaan diharapkan agar-agar siswa mengerti dan memahami reaksi yang
terjadi pada anoda dan katoda.
2. Percobaan diharapkan agar-agar siswa mengerti dan memahami reaksi yang
terjadi dalam reaksi elektrolisis
3. Percobaan diharapkan agar-agar siswa mengerti dan memahami reaksi dan
hasil penyepuhan logam

2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Redoks
2.1.1 Pengertian Redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang melibatkan perubahan reaksi oksidasi atom-atom
dalam reaksi kimia. Reaksi redoks terdiri atas dua reaksi berbeda yaitu reaksi reduksi
dan reaksi oksidasi. Reaksi reduksi dapat berupa reaksi pelepasan oksigen, reaksi
penangkapan electron dan reaksi yang dapat menurunkan bilangan oksidasi. Reaksi
oksidasi dapat berupa reaksi pengikatan oksigen, reaksi pelepasan electron dan reaksi
peningkatan bilangan oksidasi. Pada reaksi redoks yang dapat mengalami reduksi
disebut oksidator, sedangkan yang dapat mengalami oksidasi disebut reduktor.

1.1.1 Penentuan Bilangan Oksidasi

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan dalam penentuan bilangan


oksidasi (biloks). Ketentuan-ketentuan tersebut sebagai berikut.

a. Bilangan oksidasi unsuer bebas adalah nol. Contoh: Na, K, Mg, H2, N2, P4 dan S8.
b. Bilangan oksidasi atom F¿−1
c. Bilangan oksidasi logam golongan IA, IIA, Ag, Zn dan AI sesuai dengan letak
golongan pada system periodic unsur dan selalu bertanda positif. Bilangan oksidasi
golongan IA (Li, Na, Rb dan Cs) = +1, golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2,
Ag= +1, Zn= +2, AI=+3.
d. Bilangan oksidsi ion monoatom serupa dengan jumlah muatannya.
e. Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa adalah +1, kecuali pada senyawa hidrida.
f. Bilangan oksidasi atom O dalam senyawa adalah -2, kecuali pada senyawa
−1
peroksida bilangan oksidasi O= -1, senyawa superoksida bilangan oksidasi O= ,
2
serta F2O = +2
g. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam suatu senyawa adalah ol. Contoh
jumlah bilangan oksidsasi Fe2O3= 0 dan BaCO3 = 0.
h. Jumlah bilangan oksidasi ion SO42- = -2, ion NH4+ = +1 dan ion Cr2O72- = -2.

1.1.2 Macam-macam Reaksi Redoks


a. Reaksi autoredoks (Disproporsionasi)

3
Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks dengan oksidator dan reduktor berupa zat
yang sama.

b. Reaksi Konproporsionasi
Reaksi konproporsionasi adalah reaksi redoks dengan hasil oksidasi dan hasil
reduksi berupa zat yang sama.

1.1.3 Penyetaraan Persamaan Reaksi Redoks


Reaksi redoks dapat berlangsung baik dalam suasana asam maupun basa.
Penyetaraan reaksi redoks dapat dilakukan dengan cara, yaitu metode setengah reaksi
serta metode bilangan oksidasi.
a. Metode setengah reaksi
1. Memisahkan setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi dari reaksi total.
2. Menyetarakan jumlah atom yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
3. Menyetarakan jumlah oksigen pada masing-masing setengah reaksi. Pada suasana
asam, menambahkan 1 molekul H2O untuk setiap kekurangan satu atom oksigen
pada ruas yang kekurangan atom 0. Pada suasana basa, menambahkan 1 molekul
H20 untuk setiap kelebihan satu atom oksigen pada ruas yang kelebihan atom 0.
4. Menyetarakan jumlah hidrogen pada masing-masing setengah reaksi. Pada suasana
asam, menyetarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion H+. Pada suasana
basa, menyetarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion OH-.
5. Menyetarakan muatan pada masing-masing setengah reaksi dengan menambahkan
electron pada ruas yang memiliki jumlah muatan lebih besar.

4
6. Menyamakan jumlah elektron pada reaksi reduksi dan oksidasi dengan mengalikan
jumlah elektron dengan koefisien tertentu.
7. Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi.

b. Metode Perubahan Biloks(Bilangan Oksidasi)


c. Tentukan untuk yang mengalami perubahan biloks terlebih dahulu dengan
d. menghitung biloks masing-masing unsur
e. Tentukan untuk yang mengalami perubahan biloks terlebih dahulu dengan
f. menghitung biloks masing-masing unsur
g. Tentukan untuk yang mengalami perubahan biloks terlebih dahulu dengan
h. menghitung biloks masing-masing unsur
1. Tentukan untuk yang mengalami perubahan biloks terlebih dahulu
denganmenghitung biloks masing-masing unsur.
2. Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan biloks jika ada yang belum
setara.
3. Hitung kenaikan dan penurunan biloks yang terjadi pada unsur
yangmengalami perubahan biloks tersebut, lalu samakan jumlah perubahan
biloks dengan cara mengalikannya dengan koefisien yang sesuai.
4. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi
denganmeletakkan koefisien yang sesuai.
5. Setarakan unsur lain yang belum setara dengan urutan KAHO (Kation Anion
Hidrogen Oksigen).
2.2 Elektrolisis
Elektrolisis merupakan proses di mana arus listrik bisa menguraikan suatu zat
elektrolit. Artinya, pada proses elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi
energi kimia (reaksi redoks).
2.2.1 Ciri-ciri Sel Elektrolisis
Terdapat tiga ciri utama suatu proses elektrolisis, yaitu sebagai berikut.
a. Adanya ion bebas dalam suatu larutan elektrolit. Ion bebas inilah yang nantinya
akan menerima atau memberikan elektron yang dialirkan melalui larutan.
b. Terdapat sumber arus DC dari luar, misalnya baterai.
c. Memiliki dua elektroda, yaitu katoda dan anoda, dalam sel elektrolisis.

5
Pada sel elektrolisis, katoda berfungsi sebagai tempat berlangsungnya reaksi
reduksi dan sebagai kutub negatif, sedangkan anoda merupakan tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi dan sebagai kutub positif.

2.2.2 Cara Kerja Sel Elektrolisis


Katoda dihubungkan dengan kutub negatif
dan anoda dihubungkan dengan kutub positif
dari sumber arus listrik. Sumber arus listrik
memompa elektron ke katoda dan ditangkap
oleh kation (ion positif) sehingga pada
Rangkaian sel elektrolisis
permukaan katoda terjadi reduksi terhadap
kation. Pada saat yang sama, anion (ion negatif)
melepaskan elektron. Elektron ini dikembalikan
ke sumber arus listrik melalui anoda. Akibatnya,
pada permukaan anoda terjadi oksidasi terhadap
anion.
2.2.3 Reaksi Elektrolisis

Seperti pada sel Volta, pada sel elektrolisis terjadi reaksi oksidasi di anoda dan
reaksi reduksi di katoda. Reaksi elektrolisis berlangsung kompleks. Spesi yang
bereaksi dapat berupa kation, anion, air, atau elektrodenya, Spesi yang mengalami
reduksi di katoda berupa spesi yang mempunyai potensial elektrode lebih positif.
Spesi yang mengalami oksidasi di anoda berupa spesi yang mempunyai potensial
elektrode lebih negatif. Elektrode yang digunakan dapat berupa elektrode yang tidak
terlibat dalam reaksi (inert). Reaksi elektrolisis yang terjadi di katoda dan anoda
dapat dilihat pada skema berikut.

1. Reaksi di katoda tergantung pada kation

6
2. Reaksi di anoda tergantung pada jenis anoda dan anion

2.2.4 Contoh Sel Elektrolisis

1. Elektrolisis larutan Cu SO 4 (dengan elektrode tembaga)


¿
Cu SO 4(aq) → Cu2+(aq) + SO 2−¿
4 −(aq)
Cu tidak termasuk logam aktif, sehingga kation Cu2+¿ ¿ akan tereduksi di
katoda. Oleh karena elektrode tembaga (Cu) tidak termasuk elektrode inert,
maka anoda Cu akan teroksidasi.
Katoda : Cu2+¿ ¿(aq) + 2e− → Cu(s)
Anoda : Cu(s) →Cu2+¿ ¿(aq) + 2e−
Reaksi sel : Cu(s)anoda → Cu(s) katoda
2. Proses penyepuhan
Proses penyepuhan yaitu proses perubahan Energi listrik menjadi Energi
kimia. Proses ini melibatkan Elektroda (logam-logam yang dihubungkan dengan
sumber listrik) dan Elektrolit (cairan tempat logam-logam tadi
dicelupkan)Penyepuhan berguna untuk melapisi logam untuk perhiasan, atau juga
untuk pencegahan karat/korosi seperti pada pipa atau besi, yang dilapisi oleh

7
campuran besi (Fe) dan Seng (Zn), yang disebut proses galvanisasi. Elektrolisis ini
adalah kebalikan dari proses yang terjadi pada baterai atau aki, dimana pada
sumber listrik itu terjadi proses perubahan dari energi kimia menjadi energi Listrik

2.3 Hukum Faraday


Hukum Faraday adalah serangkaian hukum-hukum elektromagnetik yang
dirumuskan oleh fisikawan Inggris bernama Michael Faraday. Hukum Faraday
menjelaskan hubungan antara medan magnet dengan arus listrik yang diinduksi.
Michael Faraday (1791-1867) merupakan orang pertama yang menjelaskan
hubungan kuantitatif antara jumlah arus listrik yang dilewatkan pada sel elektrolisis
dengan jumlah zat yang dihasilkan pada elektrode. Sebagai penghargaan dalam
bidang kimia terhadap Faraday, jumlah muatan listrik yang dibawa oleh satu mol
elektron disebut satu Faraday. Untuk mengetahui lebih dalam mengenal hubungan
kuantitatif tersebut, simak uraian berikut.

2.3.1 Macam-macam Hukum Faraday


1. Hukum Faraday I
Jumlah zat yang dihasilkan pada elektrode berbanding lurus dengan jumlah
arus listrik yang melalui sel elektrolisis.

e × i×t q
w= w=e × F w=e ×
96.500 96.500

W : berat zat (endapan) yang terjadi (gram)

i : kuat arus (ampere)

e : berat ekuivalen

t : waktu (detik)

q : muatan listrik (coloumb)

2. Hukum Faraday II
Jika arus listrik dialirkan ke dalam beberapa sel elektrolisis yang
dihubungkan seri, jumlah berat zat-zat yang dihasilkan pada tiap-tiap elektrode
sebanding dengan berat ekuivalen tiap-tiap zat tersebut.

8
w 1 : w2=e1 : e2

w 1 : w2 : endapan berat 1 dan 2 (gram)


e 1 : e2 : berat ekuivalen zat 1 dan 2

2.4 Indikator Asam Basa


Indikator merupakan suatu senyawa kompleks yang bisa atau dapat bereaksi
dengan senyawa asam basa. Jadi, pengertian indikator asam-basa adalah cara untuk
mengetahui apakah jenis suatu larutan tersebut asam, basa atau netral menggunakan
indikator baik indikator alami maupun buatan.

2.4.1 Macam-macam Indikator Asam Basa

1. Kertas lakmus: kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru.

2. Indikator alami asam basa: wortel, kunyit, kol ungu, kembang sepatu, kembang
telang, kulit manggis, pacar, bougenville, kubis merah, bunga mawar, bayam
merah, dan geranium.

3. Indikator larutan asam basa: fenolftalein (PP), metil merah (mm), metil jingga
(mau), dan bromtimol blue (BTB).

4. pH meter.

5. Indikator universal asam basa.

2.4.2 Indikator Fenolftalein (PP)


Fenolftalein (phenolphtalein) adalah pewarna yang berperan sebagai indikator pH.
Fenolftalein adalah senyawa kimia dengan rumus molekul C20H14O4 dan sering ditulis
sebagai "HIn" atau "pp" dalam notasi singkat. Fenolftalein sering digunakan sebagai
indikator dalam titrasi asam–basa. Untuk aplikasi ini, ia berubah warna dari tak
berwarna dalam larutan asam menjadi merah muda dalam larutan basa.

Fenolftalein sedikit larut dalam air dan biasanya dilarutkan dalam alkohol untuk
digunakan dalam berbagai percobaan. Senyawa ini bersifat asam lemah yang dapat
membebaskan ion H+ dalam larutan. Molekul fenolftalein tidak berwarna, dan ion
fenolftalein berwarna merah muda.

9
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Percobaan sel elektrolisis dilakukan di :

Tempat : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Tuban

Hari, Tanggal : Selasa, 02 Oktober 2023

Waktu : 07.00—08.15

3.2 Objek Percobaan

Pada Percobaan elektrolisis larutan elektrolit yang di uji adalah larutan MgSO 4 dan
CuSO4 dengan elektode C atau grafit pada percobaan elektrolisis serta katoda uang
logam dan anoda lembaran tembaga di percobaan penyepuhan.

3.3. Variabel Percobaan

1. Variabel manipulasi (bebas) : Elektroda C (grafit), uang logam

2. Variabel respons (terikat) : Proses elektrolisis yang ditimbulkan,


penambahan masa pada proses penyepuhan

3. Variabel control : Larutan CuSO4, larutan MgSO4

3.3 Alat dan Bahan Percobaan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam Percobaan sel elektrolisis dan
penyepuhan adalah sebagai berikut :

10
3.3.1. Percobaan ke-1 (Elektrolisis)

1. Tabung pipa u
2. Elektrode karbon 2 buah
3. Penjepit buaya 2 buah
4. Baterai 9 voly
5. Larutan MgSO4
6. Indikator PP
7. Gelas kimia
8. Pipet

3.3.2. Percobaan ke-1 (Penyepuhan)

1. Larutan CuSO4
2. Gelas bekker
3. Uang logam
4. Lempengan tembaga
5. Timbangan digital
6. Jepit buaya
7. Baterai 9 volt

3.4. Langkah-langkah Percobaan

3.4.1 Percobaan ke 1 (Elektrolisis) :

1. Rangkai alat elektrolisis dengan cara menjepitkan 2 elektroda karbon pada


jepit buaya yang telah di jepitkan pada batrai 9 volt. Jepit warna merah arus
(+) dan warna hitam arus (-).
2. Memasukkan larutan MgSO4 ke dalam pipa U secukupnya hingga ketika
elektroda masuk tepat di dalamnya larutan tidak tumpah
3. Memasukkan elektroda karbon ke dalam larutan MgSO 4 di ujung-ujung pipa
U
4. Lakukan elektrolisis kurang kebih selama 3 menit
5. Setelah 3 menit angkat elektroda grafit dan beri indikator PP (Fenoltalein)
pada larutan MgSO4
6. Amati perubahan yang terjadi
7. Catat hasil pengamatan

11
3.4.2 Percobaan ke 2 (Penyepuhan):
1. Timbang benda logam (uang logam)
2. Masukkan larutan CuSO4 kedalam gelas beker sebanyak 50ml
3. Jepit benda logam dengan jepit buaya berwarna hitam, dan jepit lempengan
tembaga dengan jepit buaya berwarna merah. 2 ujungnya lalu dimasukkan
kedalam larutan CuSO4.
4. Ujung lain pada jepit buaya di jepitkan pada batrai dengan ketentuan jepit
merah pada arus (+) dan jepit hitam pada arus (-)
5. Amati perubahan yang terjadi selama kurang lebih 10 menit
6. Timbang massa perubahan benda logam (isi cutter) setelah di sepuh
7. Catat hasil pengamatan
3.5. Bagan Praktikum

Masuk ke lab kimia

Berdoa sebelum memulai


praktikum

Absensi

Memulai praktikum

Menyimpan hasil
praktikum

Evaluasi guru pembimbing 12


Berdoa untuk menutup
praktikum

BAB IV

HASIL PERCOBAAN

4.1. Hasil Percobaan Elektrolisis ke-1


Larutan yang digunakan dalam percobaan adalah larutan MgSO4 yang dielektrolisis
menggunakan katoda berupa grafit. Sehingga katoda dan anoda yang bertindak adalah
sama, yakni grafit (C)

Elektrode Sebelum Keadaan Gas yang Keadaan Reaksi


elektrolisis selama dihasilkan setelah yang
(Tanpa PP) elektrolsisis larutan terjadi
ditetesi PP
Katoda Bening, Banyak H2 Berubah 2H2O + 2e¯
tanpa gelembung (Hidrogen) menjadi  H2 +
gelembung merah muda 2OH¯
Anoda Bening, Sedikit O2 (Oksigen) Berubah 2H2O  4H+
tanpa gelembung menjadi + O2 + 4e¯
gelembung keruh
Tabel percobaan elektrolisis 4.1

4.2. Hasil Percobaan Penyepuhan ke-1


Larutan yang digunakan adalah larutan CuSO4 dengan katoda logam uang Rp 500
dan anoda tembaga.

Bahan Sebelum penyepuhan Sesudah penyepuhan


Logam uang Rp 500 Berwarna perak dengan Terlapisi logam dengan
berat3,08 warna tembaga (kecoklatan)

13
sehingga beratnya
bertambah menjadi 3,13
gram
Larutan CuSO4 Berwarna biru encer dan Tetap berwarna biru dengan
bersih endapan hitam akibat
pengelupasan logam uang
Rp 500
Tabel percobaan penyepuhan 4.2

4.3. Pembahasan
4.3.1. Pembahasan Percobaan Elektrolisis
Elektrolisis merupakan bagian dari kajian elekrokimia, yaitu reaksi yang dihasilkan
dari arus listrik dan tidak berlangsung secara spontan, berlangsungnya reksi kimia
pada sel ini adalah kebalikan dari sel volta, yaitu pada sel volta reaksi redoks
berlangsung spontan menghasilkan energi listrik, sedangkan pada sel elektrolisis
katoda merupakan kutub negatif dan tempat berlangsunga reaksi reduksi. Sedangkan
anoda merupakan kutub positif dan tempat berlangsungnya oksidasi.
Elektrolisis merupakan perubahan kimia atau reaksasi dekomposisi dalam
suatu elektrolit oleh arus listrik. Elektrolit larut dalam pelarut polar (misalnya air)
dengan trdisosiasi menjadi ion-ion positif atau kation dan ion-io negatif atau anion.
Air sebagai pelarut bersifat polar. Molekul polar memiliki muatan di ujungnya, yakni
muatan positif dan negatif. Muatan ini mampu berinteraksi dengan muatan pada
molekul polar lain untuk melarutkannya. Antat molekul-molekul tersebut terjadi
transfer atom hidrogen sehingga terbentuk ion hydronium. Penambahan zat elektrolit
seperti asam, basa, dan garam dapat meningkatkan produktivitas air sehingga proses
elektrolisis air menjadi lebih cepat.
Dalam sel selektrolisis terjadi pula perubahan listrik menjadi energi kimia.
Hubungan kuantitatif antara jumlah muatan listrik yang digunakan dan jumlah zat
yang terlibat dalam reaksi telah dirumuskan oleh Faraday. Hal ini dapat terjadi karena
melibatkan reaksi reduksi-oksidasi yang mengandalkan peran partikel bermuatan
sebagai penghantar muatan listrik.

Lalu dalam percobaan elektrolisis yang telah dilakukan peneliti, MgSO 4 yang
bertindak sebagai larutan elektrolit dielektrolisis menggunakan elektroda katoda dan

14
anoda berupa grafit. Selama 3 menit, larutan elektrolit yang terhubung pada baterai 9
volt semula bening dan tidak bergelembung berubah menjadi bergelembung dengan
gelembung yang masing-masing berkumpul pada ujung elektroda dimana gelembung
yang terdapat pada katoda lebih banyak daripada gelembung di anoda.

Pada reaksi di katoda terjadi reduksi air karena Mg merupakan logam aktif
golongan IIA sehingga terbentuk reaksi sebagai berikut :

2H2O + 2e¯  H2 + 2OH¯

Pada reaksi tersebut terjadi pemecahan air yang menghasilkan gelembung gas
berupa H2 dan OH-. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada katoda gelembung gas
yang menempel pada garfit atau elektroda inert berupas gas hidrogen.

Sedangkan pada reaksi di anoda air juga teroksidasi karena jenis anoda yang inert
serta sisa asam oksi yang terdapat pada larutan elektrolit. Maka dari itu reaksi yang
terbentuk adalah sebagai berikut :

2H2O  4H+ + O2 + 4e¯

Berdasarkan reaksi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa reaksi di anoda


menghasilkan gelembung gas O2.

Setelah percobaan tersebut ditambahkanlah indicator PP yang digunakan untuk


mengetahui sifat asam atau basa pada larutan tersebut. Penambahan PP diberikan
sebanyak 1 tetes pada masing-masing ujung pipa U. Hasilnya pada bagian elektroda
larutan berwarna merah muda cenderung keunguan. Sedangkan di anoda warna
larutan cenderung lebih keruh. Reaksi yang dihasilkan sama dengan apa yang terjadi
sebelum larutan ditetesi oleh indicator PP namun dibedakan dengan perbedaan pH
larutan dimana larutan berwarna mencolok menunjukkan indicator sifat basa dan
larutan keruh menunjukkan indicator asam.

4.3.2. Percobaan Penyepuhan


Larutan CuSO4 sebanyak 50 mL ditempatkan di gelas beker. Kemudian disiapkan
jepit buaya dimana bagian katodanya menjepit uang logam dan anodanya menjepit
tembaga lembaran. Setelah terjepit, kedua elektroda dimasukkan ke dalam laurtan
elektrolit dengan catatan penjepit buaya tidak boleh terkena larutan agar tidak

15
mempengaruhi proses penyepuhan. Jepit buaya juga disambungkan terhadap sumber
energi listrik yang digunakan, yakni baterai 9 volt.
Proses penyepuhan berlangsung selama 10 menit. Penyepuhan berlangsung untuk
mengetahui apakah logam mengalami penambahan berat dari 3,08 gram akibat
penyepuhan yang berlangsung. Perhatikan persamaan berikut :
a. Persamaan di katoda
Cu2+(aq) +2e-  Cu (s)
b. Persamaan di anoda
Cu (s)  Cu2+(aq) +2e-

Berdasarkan persamaan di atas maka dapat diketahui penyepuhan berlangsung dengan


tembaga yang terdapat di anoda akan meluruhkan tembaganya untuk menggantikan ion-ion
elektrolit yang tersepuh pada logam uang. Sedangkan di katoda akan terjadi penambahan
massa Cu(s) yang berasal dari luruhan logam yang terelektrolisis.

Pada akhitnya ketika elektrolisis selesai, uang logam mengalami pertambahan massa
sebesar 0,05 gram di mana massa bertambah dari 3,08 gram menjadi 3, 13 gram. Penambahan
massa terjadi akibat hasil pengendapan yang terjadi selama elektrolisis. Sedangkan pada
larutan elektrolit terdapat endapan hasil pengelupasan logam uang yang berwarna hitam.

Dari proses penyepuhan tersebut dapat dicari pula kuat arus yang ditimbulkan menggunakan
Hukum Faraday I sebagai berikut :

i× t Ar Cu
w= ×
96.500 Bo Cu
i×600 63 ,5
(3 , 08−3 ,13)= ×
96.500 2
i ×3
0 , 05= × 63 ,5
965
¿ 190 , 5i

48 , 25
=i
190 , 5

0,253 A=i

Jadi, kuar arus yang dihasilkan dari percobaan tersebut adalah 0,253 Ampere

16
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan percobaan tersebut sebagai berikut
:

1. Reaksi yang terjadi di katoda dan anoda sebagai berikut :


Katoda = 4. 2H2O(l) + 2e- → H2(g) + 2OH- (aq)
Anoda = 2H2O(l) → 4H+(aq) + O2 (g) + 4e-
Berdasarkan percobaan katoda menghasilkan gelembung gas H2 dan anoda
menghasilkan gelembung gas O2
2. Setelah penetesan indicator PP, di katoda terjadi perubahan larutan menjadi berwarna
merah muda keunguan yang menunjukkan sifat basa dan di anoda terjadi perubahan
warna menjadi keruh yang menunjukkan sifat asam.
3. Logam tembaga (Cu) akan teroksidasi ke dalam larutan CuSO4, Cu2+ pada larutan
CuSO4 akan tereduksi dan mengendap di koin logam dan akan membuat koinnya
berwarna kecoklatan. Hasilnya berat uang logam bertambah 0,05 gram dari yang
semula 3,08 gram menjadi 3,13 gram.

5.2. Saran

1. Agar meningkatkan kesadaran untuk mengurangi polusi lingkungan akibat limbah


penyepuhan, karena efeknya tidak langsung dirasakan.

17
2. Untuk observasi berikutnya sebaiknya disiapkan pertanyaan dan teori yang akan diuji
untuk membuktikan teori elektrolisis yang kita pelajari.
3. Karena masih merupakan study awal, masih banyak kekurangan dalam laporan ini
dan diperlukan masukan-masukan yang konstruktif dari teman-teman
dan ibu/bapak guru

DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-keuangan-negara-stan/sman-20-pangkep/laporan-
kimia-sel-elektrolisis/39008447 (Diakses pada Sabtu 7 Oktober 2023)

https://www.academia.edu/12817754/
BAB_I_PENDAHULUAN_PERCOBAAN_ELEKTROLISIS_KI (Diakses pada Sabtu 7 Oktober
2023)

https://id.scribd.com/doc/153666379/Laporan-Sel-Elektrolisis (Diakses pada Sabtu 7 Oktober 2023)

https://www.zenius.net/blog/sel-elektrolisis (Diakses pada Sabtu 7 Oktober 2023)

https://mplk.politanikoe.ac.id/index.php/program-studi/28-kimia-dasar/551-indikator-larutan-asam-
basa (Diakses pada Sabtu 7 Oktober 2023)

https://id.scribd.com/document/367414530/Laporan-Kimia-Praktikum-Reaksi-Elektrolisis (Diakses
pada Sabtu 7 Oktober 2023)

https://id.scribd.com/doc/153666379/Laporan-Sel-Elektrolisis (Diakses pada Sabtu 7 Oktober 2023)

https://www.academia.edu/62673952/Laporan_Praktikum_Kimia_Dasar_Elektrolisis

(Diakses pada Sabtu 7 Oktober 2023)

18
LAMPIRAN

Alat dan Bahan :

Power supply, Statif, Gelas kimia, pipet Logam sebelum ( 3,08 gram )

Larutan MgSO4 Elektroda Grafit

Tembaga, Seng, Jepit Buaya


Larutan PP

19
Tabung Pipa U

LANGKAH LANGKAH :

20
21

Anda mungkin juga menyukai