Pengertian
Reaksi kimia dapat digolongkan menjadi berbagai macam reaksi. Salah satu
diantaranya adalah reaksi yang berkaitan dengan perubahan bilangan oksidasi
dari atom-atom sebelum dan sesudah reaksi. Dari tinjauan bilangan oksidasi
reaksi dapat dibedakan menjadi 2 jenis reaksi yaitu :
1.
2.
1.
A.
Ag+(aq) + e Ag(s)
Al(s) Al3+(aq) + 3e
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Jika dua atom berikatan, bilangan oksidasi negatif selalu dimiliki atom
yang keelektronegatifannya lebih besar
2.
3.
Reduktor (pereduksi) adalah zat yang mengalami oksidasi atau zat yang
melepaskan elektron, atau zat yang bilangan oksidasinya naik
4.
Oksidator adalah zat yang mengalami reduksi atau zat yang menangkap
elektron atau zat yang bilangan oksidasinya turun
5.
Redoks adalah reaksi yang terdiri dari peristiwa reduksi dan oksidasi atau
reaksi perubahan bilangan oksidasi
6.
7.
2.
3.
4.
5.
Contoh soal
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
CONTOH SOAL
2. Sel Elektrolisis
Sel Volta melibatkan perubahan energi kimia menjadi energi listrik sedangkan sel
elektrolisis melibatkan perubahan energi listrik menjadi energi kimia.
Bagaimanakah proses terjadinya perubahan energi tersebut?
SEL VOLTA
Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (G < 0) untuk
membangkitkan energi listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan produk
(rendah) diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja terhadap
lingkungan
Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non
spontan (G > 0) lingkungan melakukan kerja terhadap sistem
Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik
antara sel dan lingkungan dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang
terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan.
KOMPONEN SEL VOLTA
Rangkaian sel elektrokimia pertama kali dipelajari oleh LUIGI GALVANI (1780)
danALESSANDRO VOLTA (1800). Sehingga disebut sel Galvani atau sel Volta.
Keduanya menemukan adanya pembentukan energi dari reaksi kimia tersebut.
Energi yang dihasilkan dari reaksi kimia sel Volta berupa energi listrik
Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga) larutan elektrolit
(ZnSO4 dan CuSO4), dan jembatan garam (agar-agar yang mengandung KCl).
Logam seng dan tembaga bertindak sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan
melalui sebuah voltmeter. Elektroda tempat berlangsungnya oksidasi disebut
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis
larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan
anion pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi
elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :
Katoda (-) : 2 Na+(l) + 2 e- > 2 Na(s) .. (1)
Anoda (+) : 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2 e- .. (2)
Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) > 2 Na(s) + Cl2(g) .. [(1) + (2)]
Dengan demikian, baik ion Na+ maupun SO42-, tidak bereaksi. Yang terjadi justru
adalah peristiwa elektrolisis air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Hal yang
serupa juga ditemukan pada proses elektrolisis larutan Mg(NO 3)2 dan K2SO4.
Bagaimana halnya jika elektrolisis lelehan maupun larutan menggunakan
elektroda yang tidak inert, seperti Ni, Fe, dan Zn? Ternyata, elektroda yang tidak
inert hanya dapat bereaksi di anoda, sehingga produk yang dihasilkan
di anoda adalah ion elektroda yang larut (sebab logam yang tidak inert mudah
teroksidasi). Sementara, jenis elektroda tidak mempengaruhi produk yang
2.
Pada elektrolisis lelehan, kation pasti bereaksi di katoda dan anion pasti
bereaksi di anoda
3.
Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion alkali, alkali tanah,
ion aluminium, maupun ion mangan (II), maka air yang mengalami reduksi
di katoda
4.
Pada elektrolisis larutan, bila larutan mengandung ion sulfat, nitrat, dan
ion sisa asam oksi, maka air yang mengalami oksidasi di anoda
Salah satu aplikasi sel elektrolisis adalah pada proses yang
Setelah kita mempelajari aspek kualitatif reaksi elektrolisis, kini kita akan
melanjutkan dengan aspek kuantitatif sel elektrolisis. Seperti yang telah
disebutkan di awal, tujuan utama elektrolisis adalah untuk mengendapkan logam
dan mengumpulkan gas dari larutan yang dielektrolisis. Kita dapat menentukan
kuantitas produk yang terbentuk melalui konsep mol dan stoikiometri.
Satuan yang sering ditemukan dalam aspek kuantitatif sel elektrolisis adalah
Faraday (F). Faraday didefinisikan sebagai muatan (dalam Coulomb) mol
elektron. Satu Faraday equivalen dengan satu mol elektron. Demikian halnya,
setengah Faraday equivalen dengan setengah mol elektron. Sebagaimana yang
telah kita ketahui, setiap satu mol partikel mengandung 6,02 x 10 23partikel.
Sementara setiap elektron mengemban muatan sebesar 1,6 x 10 -19 C. Dengan
demikian :
1 Faraday = 1 mol elektron = 6,02 x 1023 partikel elektron x 1,6 x 10-19 C/partikel
elektron
1 Faraday = 96320 C (sering dibulatkan menjadi 96500 C untuk mempermudah
perhitungan)
Hubungan antara Faraday dan Coulomb dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut :
Faraday = Coulomb / 96500
Coulomb = Faraday x 96500
Coulomb adalah satuan muatan listrik. Coulomb dapat diperoleh melalui
perkalian arus listrik (Ampere) dengan waktu (detik). Persamaan yang
menunjukkan hubungan Coulomb, Ampere, dan detik adalah sebagai berikut :
Coulomb = Ampere x Detik
Q=Ixt
Dengan demikian, hubungan antara Faraday, Ampere, dan detik adalah sebagai
berikut :
Faraday = (Ampere x Detik) / 96500
Faraday = (I x t) / 96500
Dengan mengetahui besarnya Faraday pada reaksi elektrolisis, maka mol
elektron yang dibutuhkan pada reaksi elektrolisis dapat ditentukan. Selanjutnya,
dengan memanfaatkan koefisien reaksi pada masing-masing setengah reaksi di
katoda dan anoda, kuantitas produk elektrolisis dapat ditemukan.
Hukum Faraday I :
Hukum Faraday II :
Berikut ini adalah beberapa contoh soal aspek kuantitatif sel elektrolisis :
1. Pada elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert dihasilkan gas oksigen
sebanyak 5,6 L pada STP. Berapakah jumlah listrik dalam Coulomb yang dialirkan
pada proses tersebut?
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 dengan elektroda inert adalah sebagai berikut :
Katoda (-) : Ag+ + e- > Ag
Anoda (+) : 2 H2O(l) > O2(g) + 4 H+(aq) + 4 eGas O2 terbentuk di anoda. Mol gas O2 yang terbentuk sama dengan 5,6 L / 22,4
L = mol O2
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan mol gas O2,
maka jumlah mol elektron yang terlibat adalah sebesar 4 x = 1 mol elektron.
1 mol elektron = 1 Faraday = 96500 C
Jadi, jumlah listrik yang terlibat adalah sebesar 96500 C
2. Unsur Fluor dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaF. Berapakah
waktu yang diperlukan untuk mendapatkan 15 L gas fluorin ( 1 mol gas
mengandung 25 L gas) dengan arus sebesar 10 Ampere?
Penyeleasian :
Reaksi elektrolisis lelehan NaF adalah sebagai berikut :
K (-) : Na+(l) + e- > Na(s)
A (-) : 2 F-(l) > F2(g) + 2 eGas F2 terbentuk di anoda. Mol gas F2 yang terbentuk adalah sebesar 15 L / 25 L
= 0,6 mol F2
Berdasarkan persamaan reaksi di anoda, untuk menghasilkan 0,6 mol gas F2,
akan melibatkan mol elektron sebanyak 2 x 0,6 = 1,2 mol elektron
1,2 mol elektron = 1,2 Faraday
elektrolisis selesai, diperoleh 1,44 gram logam Ag pada sel pertama dan 0,12
gram logam X pada sel kedua, tentukanlah massa molar (Ar) logam X tersebut!
Penyelesaian :
Reaksi elektrolisis larutan AgNO3 :
K (-) : Ag+(aq) + e- > Ag(s)
A (+) : 2 H2O(l) > O2(g) + 4 H+(aq) + 4 eLogam Ag yang dihasilkan sebanyak 1,44 gram; dengan demikian, mol logam Ag
yang dihasilkan sebesar 1,44 / 108 mol Ag
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol elektron yang dibutuhkan untuk
menghasilkan logam Ag sama dengan mol logam Ag (koefisien reaksinya sama)
Sehingga, mol elektron yang digunakan dalam proses elektrolisis ini adalah
sebesar 1,44 / 108 mol elektron
Reaksi elektrolisis larutan XCl3 :
K (-) : X3+(aq) + 3 e- > X(s)
A (+) : 2 Cl-(l) > Cl2(g) + 2 eArus yang sama dialirkan pada sel kedua, sehingga, mol elektron yang
digunakan dalam proses elektrolisis ini sama seperti sebelumya, yaitu sebesar
1,44 / 108 mol elektron
Berdasarkan persamaan reaksi di katoda, mol logam X yang dihasilkan sama
dengan 1 / 3 kali mol elektron, yaitu sebesar 1 / 3 x 1,44 / 108 mol X
Massa logam X = 0,12 gram; dengan demikian, massa molar (Ar) logam X adalah
sebagai berikut:
mol = massa / Ar
Ar = massa / mol
Ar = 0,12 / (1 / 3 x 1,44 / 108) = 27
Jadi, Ar dari logam X adalah 27
Materi juga dapat di lihat disini
Subjek:Kimia/Materi:Elektrokimia
Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
< Subjek:Kimia
Sel galvani/sel volta adalah reaksi redoks yang menghasilkan listrik. Contohnya baterai.
Sel elektrolisis adalah listrik yang mengakibatkan reaksi redoks. Contohnya adalah
pemurnian logam dan pelapisan logam.
Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan logam Cu akan
mengalami reduksi. Reaksi kimianya adalah:
Zn Zn2+ + 2 e, E0 = 0,76 volt
Cu2+ + 2 e Cu, E0 = 0,34 volt
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu, Esel = 1,1 Volt.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada
larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terusmenerus.
Notasi sel[sunting]
Untuk sel volta, penulisannya adalah: anoda || katoda atau zat yang teroksidasi || zat
yang tereduksi
Seperti pada contoh diatas, berarti notasi selnya adalah:
Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu, Esel= 1,1 volt
Sel Elektrolisis[sunting]
air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan
atau lelehan.)
air (H20) (bisa ada atau tidak ada tergantung dari apa yang disebutkan, cairan
atau lelehan.)
elektroda, elektroda ada 2 macam, inert (tidak mudah bereaksi, ada 3 macam
zat yaitu platina (Pt), emas (Aurum/Au), dan karbon (C)) dan tak inert (mudah
bereaksi, zat lainnya selain Pt, C, dan Au).
Jika kation merupakan logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, Fr), IIA (Be,
Mg, Cr, Sr, Ba, Ra), Al, dan Mn, maka reaksi yang terjadi adalah 2 H20 + 2 e
H2 + 2 OH-
Jika elektroda tak inert (selain 3 macam di atas), maka reaksinya Lx+ + xe
8. ELEKTROLIT DAN
ELEKTROKIMIA***kimiatomesemka***
8.1
Larutan elektrolit dan non elektrolit dapat dibedakan berdasarkan sifat hantaran listrik,
Elekrolit kuat dan elektrolit lemah dapat dibedakan berdasarkan daya hantar listrik
Rangkuman Materi
8.1 Larutan elektrolit dan non elektrolit
skema penggolongan larutan berdasarkan daya hantar listrik :
adanya ion-ion dalam larutan, semakin banyak jumlah ion daya hantar listrik
makin baik
jumlah ion dalam larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Jenis larutan elektrolit berdasarkan daya hantar listrik
1. Larutan elektrolit Kuat
- terionisasi sempurna
- menghantarkan arus listrik
- lampu menyala terang
2. Elektrolit Lemah
- terionisasi sebagian
- menghantarkan arus listrik
- lampu menyala redup
Penjelasan :
Jenis
larutan
Nyala
lampu
Nama senyawa
Elektrolit
kuat
senyawa ion
Terang
Redup
Nonelektrol
it
Tidak
menyala
Sukrosa (C12H22O11)
Etanol (C2H5OH)
Gula (C6H12O6)
Urea (CO(NH2)2)
Banyaknya zat yang dihasilkan pada proses elektrolisis dihitung dengan hukum Faraday 1
Reaksi redoks yang terjadi pada proses korosi dijelaskan berdasarkan aturan bilangan oksidasi
Rangkuman Materi
8.2 Elektrokimia
Elektrokimia : Hubungan Reaksi kimia dengan daya gerak listrik (aliran elektron).
Ada dua macam yaitu :
a. Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au
b. Makin ke kanan, mudah direduksi dan sukar dioksidasi. Makin ke
kiri,mudah dioksidasi, makin aktif, dan sukar direduksi.
Prinsip:
1. Anoda terjadi reaksi oksidasi ; katoda terjadi reaksi reduksi
2. Arus elektron : anoda katoda ; arus listrik : katoda anoda
3. Jembatan garam : menyetimbangkan ion-ion dalam larutan
Sel ini sering dipakai untuk radio, tape, senter, mainan anak-anak, dll.
Katodanya sebagai terminal positif terdiri atas karbon (dalam bentuk grafit)
yang
terlindungi oleh pasta karbon, MnO2 dan NH4Cl2
Anodanya adalah lapisan luar yang terbuat dari seng dan muncul dibagian
bawah baterai
sebagai terminal negatif.
Katoda: PbO2
Anoda : Pb
Reaksinya adalah :
PbO2(s) + 4H+(aq) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2H2O (katoda)
Pb (s) + SO42-(aq) PbSO4(s) + 2e- (anoda)
PbO2(s) + Pb (s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) 2PbSO4(s) + 2H2O (total
Pada saat selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan berkurang karena ia
terlibat
dalam reaksi tersebut.
Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat diisi ulang
(recharge) dengan
memberinya tegangan dari sumber luar melalui proses elektrolisis, dengan
reaksi :
2PbSO4(s) + 2H2O PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) (total)
Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu berat dan lagi
ia
mengandung asam sulfat yang dapat saja tercecer ketika dipindah-pindahkan.
3. Sel Bahan Bakar
Elektroda : Ni
Disebut juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya dan yang
umum dipakai
pada alat-alat elektronik peka. Potensialnya adalah 1,4 Volt.
Anoda : Cd
Reaksinya :
Cd(s) + 2OH- (aq) Cd(OH)2(s) + 2e2e- + NiO2(s) + 2H2O Ni(OH)2(s) + 2OH-(aq)
(skor =12)
Hukum Faraday
Banyaknya zat yang dihasilkan dari reaksi elektrolisis sebanding dengan
banyaknya arus listrik yang dialirkan kedalam larutan. Hal ini dapat digambarkan
dengan hukum faraday 1
Mol elektron dari suatu reaksi sama dengan perubahan biloks 1 mol zat. Dari
rumusan diatas diperoleh :
Jumlah Faraday = mol elektron
= perubahan bil.oksidasi 1 mol zat
Dalam penentuan massa zat yang dihasilkan dalam reaksi elektrolisis, biasanya
data yang diketahui adalah Ar bukan e, sedangkan
Hitunglah massa tembaga yang dapat dibebaskan oleh arus 10 ampere yang
dialirkan selama 965 detik ke dalam larutan Cu SO4(Ar-Cu=63,5)
Jawab :
Cu diendapkan di katoda menurut persamaan berikut ini:
Cu2+(aq) + 2e --------> Cu(s)
Ar-Cu
63,5
e =--------- =-------- = 31,7
2
2
e,i.t
31,7. 10. 965
W =------- =---------------- = 3,175 gram
96500
96500
Korosi
adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu
logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawasenyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi , sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi . Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat.
Rumus kimia karat besi adalah Fe 2O3.nH2O, suatu zat padat yang berwarna
coklat-merah.
Reaksi perkaratan besi
a.
b.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SEL ELEKTROKIMIA
Definisi elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aksi antara sifat-sifat listrik dengan
reaksi kimia. Misalnya perubahan energi kimia menjadi energy listrik pada elemen
elektrokimia, reaksi oksidasi-oksidasi secara spontan pada elemen yang dijadikan sumber
arus listrik, dan perpindahan elektron dan perpindahan elektron dalam larutan elektrolit dan
terjadi pada aki. Elektrokimia ini dikenal dengan dalam bahasa inggrisnya adalah electo
chemistry.
Adapun berbagai definisi elektrokimia lainnya yaitu
1. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang berlangsung dalam
larutan pada antarmuka konduktor elektron (logam atau semikonduktor) dan konduktor ionik
(elektrolit), dan melibatkan perpindahan elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis
dalam larutan.Jika reaksi kimia didorong oleh tegangan eksternal, maka akan seperti
elektrolisis, atau jika tegangan yang dibuat oleh reaksi kimia seperti di baterai, maka akan
terjadi reaksi elektrokimia. Sebaliknya, reaksi kimia terjadi di mana elektron yang ditransfer
antara molekul yang disebut oksidasi / reduksi (redoks) reaksi. Secara umum, elektrokimia
berkaitan dengan situasi di mana oksidasi dan reduksi reaksi dipisahkan dalam ruang atau
waktu, dihubungkan oleh sebuah sirkuit listrik eksternal.
2. Elektrokimia adalah ilmu tentang hubungan antara senyawa listrik dan kimia. Elektrokimia
merupakan studi yang mempelajari bagaimana reaksi kimia dapat menimbulkan tegangan
listrik dan tegangan listrik terbalik dapat menyebabkan reaksi kimia dalam sel elektrokimia.
Konversi energi dari bentuk kimia ke bentuk listrik dan sebaliknya adalah inti dari
elektrokimia. Ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel galvanik dan elektrolit. Sel galvanik
adalah sel yang menghasilkan tenaga listrik ketika sel mengalami reaksi kimia sedangkan Sel
elektrolit adalah sel yang mengalami reaksi kimia ketika tegangan listrik diterapkan.
Elektrolisis dan korosi adalah contoh dari proses penting seperti yang ada pada elektrokimia.
Prinsip-prinsip dasar elektrokimia didasarkan pada rasio tegangan antara dua zat dan
memiliki kemampuan untuk bereaksi satu sama lain. Semakin lama logam dalam elemen
galvanik yang terpisah dalam seri tegangan elektrokimia, semakin kuat listrik akan terekstrak.
Teori Elektro-kimia dan metode elektrokimia memiliki aplikasi praktis dalam teknologi dan
industri dalam banyak cara. Penemuan dan pemahaman reaksi elektrokimia telah
memberikan kontribusi untuk mengembangkan sel bahan bakar dan baterai, dan pemahaman
logam relatif terhadap satu sama lain dalam elektrolisis dan korosi.
3. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia dalam larutan melibatkan
konduktor (logam atau semikonduktor) dan konduktor ionik (elektrolit), yang melibatkan
pertukaran elektron antara elektroda dan elektrolit. Bidang Ini mencakup bidang ilmiah yaitu
proses kimia yang melibatkan semua perpindahan elektron antar zat, sehingga transformasi
energi kimia menjadi energi listrik. Ketika proses ini terjadi, menghasilkan perpindahan
elektron yang terjadi secara spontan dan memproduksi arus listrik ketika terhubung ke sebuah
sirkuit listrik, memproduksi atau perbedaan potensial antar dua kutub, disebut sel atau baterai
(yang sering terdiri dari beberapa sel). Ketika proses ini terjadi dan disebabkan oleh aksi arus
listrik dari sumber eksternal, proses ini disebut elektrolisis.
4. Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari perpindahan antara energi listrik dan
energi kimia. Dengan kata lain, reaksi kimia yang terjadi pada antarmuka konduktor listrik
(disebut elektroda yang dapat menjadi logam atau semikonduktor) dan konduktor ionik
(elektrolit) dapat menjadi solusi dan dalam beberapa kasus khusus, zat padat . Jika reaksi
kimia didorong oleh beda potensial maka, secara eksternal disebut elektrolisis. Namun, jika
penurunan potensi listrik dibuat sebagai hasil dari reaksi kimia, yang dikenal sebagai "daya
baterai", juga disebut sel baterai atau galvanik. Reaksi kimia yang menghasilkan perpindahan
elektron antara molekul yang dikenal sebagai reaksi redoks, dan pentingnya dalam
elektrokimia sangat penting, karena melalui reaksi tersebut dilakukan proses yang
menghasilkan listrik atau sebaliknya, yang diproduksi sebagai konsekuensinya. Secara
umum, studi elektrokimia menangani situasi di mana terdapat reaksi oksidasi-reduksi
ditemukan dipisahkan secara fisik atau sementara, berada di lingkungan yang terhubung ke
sebuah sirkuit listrik. Penelitian yang terakhir adalah kimia analitik dalam subdiscipline
dikenal sebagai analisis potensiometri.
Pada gambar di atas, logam Zn akan mengalami oksidasi, sedangkan logam Cu akan
mengalami reduksi. Reaksi kimianya adalah :
Zn Zn2+ + 2 e
E0=
+0,76 volt
Cu2+ + 2 e Cu
E0 =
+0,34 volt
Esel=
+1,1 Volt.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada
larutan dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-menerus.
Prinsip-prinsip Sel Volta atau Sel Galvani:
a. Gerakan electron dalam sirkuit eksternal akibat adanya reaksi redoks.
b. Terjadi perubahan energi kimia energi listrik
c. Pada anoda, electron adalah produk dari reaksi oksidasi (anoda kutub negative)
d. Pada katoda, electron adalah reaktan dari reaksi reduksi (katoda kutub positif)
e. Arus electron mengalir dari anoda ke katoda, arus listrik mengalir dari katoda anoda.
f. Jembatan garam menyetimbangkan ion-ion dalam larutan.
Konsep-Konsep Sel Volta
a. Deret Volta :
Li, K, Ba, Ca,Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni. Sn, Pb, H, Cu, Hg, Ag, Pt, Au
Makin ke kanan, mudah direduksi atau sukar dioksidasi. Makin ke kiri mudah dioksidasi,
makin aktif dan sukar direduksi.
b. Notasi Sel
Contoh : Zn/Zn+2//Cu+2/Cu
Dimana :
/
= potensial sel
Pada saat selnya berfungsi, konsentrasi asam sulfat akan berkurang karena ia terlibat
dalam reaksi tersebut.
Keuntungan dari baterai jenis ini adalah bahwa ia dapat diisi ulang (recharge) dengan
memberinya tegangan dari sumber luar melalui proses elektrolisis, dengan reaksi :
2PbSO4(s) + 2H2O(l) PbO2(s) + Pb(s) + 4H+(aq) + 2SO42-(aq) (total)
Kerugian dari baterai jenis ini adalah, secara bentuk, ia terlalu berat dan lagi ia
mengandung asam sulfat yang dapat saja tercecer ketika dipindah-pindahkan.
3) Sel Bahan Bakar
4) Baterai Ni-Cd
Disebut juga baterai ni-cad yang dapat diisi ulang muatannya dan yang umum dipakai
pada alat-alat elektronik peka. Potensialnya adalah 1,4 Volt.
Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit
eksternal.
Elektroda tersusun dari elektroda itu sendiri dan bahan kimia (reagents) yang terlibat. Sel
elektrokimia umumnya tersusun atas dua elektroda. Setiap elektroda disebut sebagai setengah
sel (half cell). Reaksi yang terjadi pada tiap elektroda disebut reaksi setengah sel atau reaksi
elektroda. Berdasarkan jenisnya, elektroda dapat digolongkan menjadi :
1. Elektroda Logam-ion logam
Yaitu elektroda yang berisi logam yang berada dalam kesetimbangan dengan larutan
ionnya, contohnya elektroda Cu | Cu2+.
2. Elektroda Amalgam
Amalgam adalah larutan logam dalam Hg cair. Pada elektroda ini, amalgam logam M akan
berada dalam kesetimbangan dengan ionnya (M 2+). Logam logam aktif seperti Na dan Ca
dapat digunakan sebagai elektroda amalgam.
3. Elektroda Redoks
Yaitu elektroda yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi di dalamnya, contohnya
elektroda Pt | Fe3+, Fe2+.
4. Elektroda Logam Garam tak Larut
Elektroda ini berisi logam M yang berada dalam kesetimbangan dengan garam sangat
sedikit larutnya M+X- dan larutan yang jenuh dengan M+X- serta mengandung garam atau
asam terlarut dengan anion Xz-.
Contoh : elektroda Ag AgCl yang terdiri dari logam Ag, padatan AgCl, dan larutan yang
mengandung ion Cl- dari KCl atau HCl.
5. Elektroda Gas
Yaitu elektroda yang berisi gas yang berada dalam kesetimbangan dengan ion-ion dalam
larutan, misalnya elektroda Pt | H2(g) | H+(aq).
6. Elektroda Non Logam Non Gas
Yaitu elektroda yang berisi unsure selain logam dan gas, misalnya elektroda Brom (Pt | Br2(l) |
Br-(aq)) dan yodium (Pt | I2(s) | I-(aq)).
7. Elektroda Membran
Yaitu elektroda yang mengandung membrane semi permiabel. Untuk menggerakkan
muatan dari satu titik ke titik lain diperlukan beda potensila listrik antara kedua muatan. Beda
potensial diukur antara dua elektroda yanitu elektroda pengukur dan elektroda pembanding.
Sebgaai elektroda pembanding umunya digunakan elektroda hydrogen (H+ | H2 | Pt) atau
elektroda kolamel (Cl- | Hg2Cl2(s) | Hg). Beda potensial inilah yang dinyatakan sebagai daya
gerak listrik (DGL).
Bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih besar dari elektroda hidrogen (bernilai
positif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk tereduksi (bersifat
oksidator). Sedangkan bila elektroda pengukur mempunyai nilai lebih kecil dari elektroda
hidrogen (bernilai negatif), maka elektroda tersebut mempunyai kecenderungan untuk
teroksidasi (bersifat reduktor). Karena reaksi setengah sel pada elektroda ditulis dalam bentuk
reduksi, maka nilai potensial elektroda standar juga dapat disebut potensial reduksi standar.
Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas dalam sel;
Potensial sel standar E0 sel : potensial pada 250C, konsentrasi ion 1 M dan tekanan parsial 1
atm.
Potensial sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial standar zat-zat
yang mengalami redoks.
n+
Pb2+ + 2e
E0 = - 0,76 volt
In3+ + 3e
E0 = - 0,34 volt
Tentukan:
a.
Persamaan kimia
b. Notasi sel
c.
E0 sel
Pembahasan :
a.
Pb2+ + 2e Pb
E0 = - 0,76 volt
In3+ + 3e In
E0 = - 0,34 volt
Persamaan elektrokimia
Anoda : Pb Pb2+ + 2e
da : In
3+
+ 3e In
2In
3+
Kato
+
Redoks:
b. Notasi sel
Oksidasi
Pb2+
c.
3+
E0 sel
E0sel = E0reduksi - E0oksidasi
= - 0,34 (- 0,76)
= + 0,44 volt
Jika potensial elektroda berharga positif, artinya elektroda tersebut lebih mudah mengalami
reduksi daripada H+, dan jika potensial elektroda berharga negatif artinya elektroda tersebut
lebih sulit untuk mengalami reduksi dibandingkan denga H+.
Jadi, potensial elektroda berharga positif, berarti elektroda tersebut lebih mudah mengalami
reduksi daripada H+.
, kita dapat
ln K =
karna,
sehingga,
Log10K =
. (1)
Dengan memakai persamaan (1), kita dapat menghitung konstanta kesetimbangan untuk
setiap reaksi dari potensial sel standar yang pada gilirannya dapat diperoleh dari nilai-nilai
pada tabel potensial setengah sel standar.
E0(Volt)
Li(s)
Setengah Reaksi
Li+(aq) + e
-3,04
K(s)
K+(aq) + e
-2,92
Ba(s)
Ba2+(aq) + 2e
-2,90
Ca(s)
Ca2+(aq) + 2e
-2,87
Na(s)
Na+(aq) + e
-2,71
Mg(s)
Mg2+(aq) + 2e
-2.37
Be(s)
Be2+(aq) + 2e
-1,85
Al(s)
Al3+(aq) + 3e
-1,66
Mn(s)
Mn2+(aq) + 2e
H2(aq) + 2OH-(aq)
2H2O(aq) +
-1,18
-0,83
2e
Zn(s)
Zn2+(aq) + 2e
-0,76
Cr(s)
Cr3+(aq) + 3e
-0,74
Fe(s)
Fe2+(aq) + 2e
-0,44
Cd(s)
Cd2+(aq) + 2e
-0,40
Co(s)
Co2+(aq) + 2e
-0,28
Ni(s)
Ni2+(aq) + 2e
-0,25
Sn(s)
Sn2+(aq) + 2e
-0,14
Pb(s)
Pb2+(aq) + 2e
-0,13
H2(s)
2H+(aq) + 2e
0,00
Sb(s)
Sb3+(aq) + 3e
+0,10
Sn(s)
Sn4+(aq) + 4e
+0,13
Cu(s)
Cu2+(aq) + 2e
+0,34
2I-
I2(aq) + 2e
+0,54
Hg(s)
Hg2+(aq) + 2e
+0,62
Fe(s)
Fe3+(aq) + 3e
+0,77
Ag(s)
Ag+(aq) + e
+0,80
2Br-
Br2(aq) + e
+1.07
Pt(s)
Pt2+(aq) + 2e
+1,50
Au(s)
Au3+(aq) + 3e
+1,52
Co(s)
Co3+(aq) + 3e
+1,82
Fe(s)
Fe3+(aq) + 3e
+2,87
Untuk menghitung konstanta kesetimbangan untuk setiap reaksi dari potensial sel
standart,yang pada gilirannya dapat diperoleh dari nilai nilai pada table potensial setengah sel
standart. Metoda berikut ini dan contoh contohnya menggambarkan procedure yang akan
memastikan untuk memperoleh 0 dengan ukuran besar dan tandanya.
Langkah 1. Pecahkan reaksi sell menjadi dua reaksi setengah sell.
a.Untuk reaksi setengah sell yang pertama ( yang di sebelah kanan elektroda) pilihlah spesies
teroksidasi yang muncul pada sisi reaktan dari reaksi sell dan tuliskan kesetimbangan dengan
spesies tereduksi yang sesuai.
b.Untuk reaksi setengah sell yang kedua (elektroda sebelah kiri) pilih spesies teroksidasi yang
muncul di sisi produk dari reaksi sell dan tulis kesetimbangan dengan spesies tereduksi yang
sesuai.
Tulis kedua reaksi setengah sell dengan electron pada sisi reaktan.
Langkah 2 Setimbangkan reaksi setengah sell dengan jumlah electron yang sama,n, pada
masing masingnya.
Langkah 3 Jika reaksi setengah sell kedua dikurangkan dari yang pertama, seluruh reaksi sell
diselesaikan ; periksalah untuk meyakinkannya. Kurangkan potensial elektroda dengan cara
yang sama (pertama minus kedua) untuk memperoleh potensial standar sell, o.
Langkah 4 Pergunakan persamaan (8.50) untuk menghitung K
Contoh soal :
Melalui persamaan RT ln K = nFo, atau pada 25oC log10K =
,hitung
o = - 0,49V.
Kalikan koefisien reaksi pertama dengan 2, juga reaksi kedua dengan 5, kita peroleh :
2MnO4- + 16H+ + 10e- 2Mn2+ + 8H2O o= 1,51V;
10CO2 + 10H+ + 10e- 5H2C2O4
o = - 0,49V.
karena n = 10,
atau K = 10338
....................................................................................(3)
yang harga nya sangat kecil dan komposisi sistem sebenarnya adalah tetap ketika reaksi ini
berlangsung. Sehingga nkerja yang dilakukan untuk muatan yang sangat kecil zF. d yang
bergerak dari anoda ke katoda dengan beda potensial tertentu akan berharga
d We = - n F d . E
....................................................................................(4)
Contoh :
Gunakan potensial elektroda standar untuk menghitung G0 pada 250C dalam reaksi :
Zn(s) + 2Ag+aq Zn2+(aq) + 2Ag(s)
Penyelesaian :
Setengah reaksi dan jumlah potensial elektrodanya adalah :
2Ag+(aq) + 2e- 2Ag(s)
E0 = +0,80 V
Zn(s) Zn2+(aq) + 2eE0 = -0,76 V
+
2+
0
2Ag )aq) + Zn(s) 2Ag(s) + Zn (aq)
E = +1,56 V
Setiap setengah reaksi melibatkan dua elektron, maka n = 2. Nilai potensial sel, E0= +1,56 V
dan tetapan Faraday, F adalah 9,65 x 104 C. Dengan demikian.
G0
= -n.F.Esel
E.
PERSAMAAN NERST
Walther
Hermann
Nernst
adalah
kimiawan
Jerman
yang
menerapkan
asas-
asas termodinamika ke sel listrik. Dia menciptakan sebuah persamaan yang dikenal sebagai
persamaan Nernst, yang menghubungkan voltase sel ke propertinya. Lepas dari Joseph
Thomson, ia menjelaskan mengapa senyawa terionisasi dengan mudah dalam air. Penjelasan
ini disebut aturan Nernst-Thomson yang menyatakan bahwa sulit halnya bagi ion yang
ditangkap untuk menarik satu sama lain melalui insulasi molekul air, sehingga terdiosiasi.
Persamaan Nernst adalah persamaan yang melibatkan potensial sel sengan konsentrasi
suatu reaksi. Reaksi oksidasi reduksi banyak yang dapat dilangsungkan pada kondisi tertentu
untuk membangkitkan listrik. Dasarnya bahwa reaksi oksidasi reduksi itu harus berlangsung
spontan di dalam larutan air jika bahan pengoksidasi dan pereduksi tidak sama. Dalam sel
Galvani oksidasi diartikan sebagai dilepaskannya elektron oleh atom, molekul atau ion dan
reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel-partikel itu. Sebagai contoh reaksi oksidasi
sederhana dan berlangsung spontan adalah bila lembar tipis zink dibenamkan dalam suatu
larutan tembaga sulfat maka akan terjadi logam tembaga menyepuh pada lembaran zink dan
lembaran zink lambat laun melarut dan dibebaskan energi panas. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:
Zn + CuSO4 ZnSO4 + Cu
Reaksi yang sebenarnya adalah antara ion zink dengan tembaga yaitu :
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Tiap atom zink kehilangan dua elektron dan tiap ion tembaga memperoleh dua elektron untuk
menjadi sebuah atom tembaga.
Oksidasi : Zn Zn2+ + 2eReduksi : Cu2+ + 2e- Cu
Sel yang mencapai kesetimbangan kimia dapat melakukan kerja listrik ketika reaksi di
dalamnya menggerakkan elektron-elektron melalui sirkuit luar. Kerja yang dapat dipenuhi
oleh transfer elektron tertentu bergantung pada beda potensial antara kedua elektron.
Perbedaan potensial ini disebut potensial sel dan diukur dalam volt (V). Jika potensial sel
besar maka sejumlah elektron tertentu yang berjalan antara kedua elekroda dapat melakukan
kerja listrik yang besar. Sebaliknya, jika potensial sel kecil maka elektron dalam jumlah yang
sama hanya dapat melakukan sedikit kerja.
Sel yang reaksinya ada dalam kesetimbangan tidak dapat melakukan kerja dan sel
demikian memiliki potensial sel sebesar nol. Pada sel konsentrasi digunakan dua electrode
yang sama namun konsentrasi larutannya yang berbeda. Electrode dalam larutan pekat
merupakan katode (tempat terjadinya reaksi reduksi) sedangkan electrode dalam larutan encer
merupakan anode (tempat terjadinya reaksi oksidasi).
Pada persamaan Nernst, K bukanlah suatu tetapan kesetimbangan Karena larutan-larutan
yang diperkirakan adalah pada konsentrasi-konsentrasi awal dan bukan konsentrasi
kesetimbangan. Bila suatu sel volta telah mati atau terdiscas habis, barulah sistem itu berada
dalam kesetimbangan. Pada kondisi ini Esel = 0 dan faktor K dalam persamaan Nernst setara
dengan tetapan kesetimbangan. Oleh karena itu, potensial elektroda standar dihubungan
dengan tetapan kesetimbangan untuk reaksi oleh rumus:
dimana :
Esel = potensial sel
E0 = potensial sel standar
T = suhu/temperature
Q = hasil bagi reaksi
n = mol
R= konstanta molar gas (8,3145 j/(mol K)
F = konstanta Faraday (96.456, 3 s A/mol)
Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi :
atau
Suku pertama di bagian kanan persamaan ini disebut potensial sel standar, dengan
Atau
Sehingga, untuk fungsi Gibbs standar yang dinyatakan sebagai potensial (dalam volt) adalah:
Persamaan
Karena
Nernst
segala
komposisi
sel.
Oleh karena itu, untuk reaksi dengan v = 1, jika Q ditambah dengan faktor 10, maka potensial
sel bertambah sebesar 59,2 mV.
Atau
Menjadi
(8.25)
dengan Q adalah hasil bagi dari aktifitas. Mengkombinasikan ini dengan persamaan (8.24),
kita peroleh
-nF = Go + RT ln Q
Potensial standart sel didefinisikan oleh
-nF = Go
(8.26)
persamaan di atas adalah bentuk lain dari persamaan Nerst utnuk sel. Persamaan Nerst
menghubungkan po0tensial sel ke nilai standar, 0 dan aktifitas spesies ambil bagian dalam
reaksi sel. Dengan mengetahui nilai 0 dan aktifitas, kita dapat menghitung potensial sel.
Contoh :
Terangkan sel yang didasarkan pada setengah reaksi berikut:
VO+(aq) + 2H+(aq) +eVO2+(aq) + H2O(l)
E0 = 1,00 V (1)
Zn2+(aq) +2e-
Zn(s)
E0 = 1,00 V (1)
Zn(
s)
Zn2+(aq) +2e-
E0 = 1,76 V
Oleh karena sel mengandung komponen dengan konsentrasi bukan standar, kita harus
menggunakan persamaan Nernst untuk menghitung potensial selnya. Pada 298K dengan n=2,
diperoleh:
F.
E0 = -0,76V
H2 + Cu2+ 2H+ + Cu
E0 = +0,34V
Karena besarnya potensial elektroda hidrogen =0,00V maka potensial reduksi ( E0red )
zn dan Cu dapat ditentukan :
Zn2+ +2e Zn
Cu2+ +2e Cu
E0 = -0,76V
E0 = +0,34V
Cu Cu2+ + 2e E0 = -0,34V
Potensial
sel
volta
dapat
ditentukan
dengan
percobaan
dengan
menggunakan
E0 = -0,76V
Cu2+ +2e Cu
E0 = +0,34V
Yang mempunyai harga potensial reduksi ( E0red ) lebih kecil akan di oksidasi dan yang
potensial reduksi ( E0red ) lebih besar akan direduksi .
Anoda ( oksidasi )
: Zn Zn2+ + 2e
E0 = +0,76V
Katoda ( reduksi )
: Cu2+ + 2e Cu
E0 = -0,34V
: Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
E0 = +1,10V
Nilai potensial sel ( E0sel ) yang positif menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat berlangsung
secara spontan.
Maka sebaliknya reaksi :
Cu + Zn2+ Cu2+ + Zn E0= -1,10V
Nilai potensial sel ( E0sel ) nya negatif menunjukkan bahwa dalam keadaan normal tidak akan
terjadi reaksi. Reaksi dapat terjadi bila ada suplai elektron dari luar/dialiri listrik yang akan
dibahas pada elektrolisis
Setengah reaksi reduksi ( pada katoda )
E0red ( volt )
Li+(aq) + e- Li(s)
-3,04
K+(aq) + e- K(s)
-2,92
-2,76
Na+(aq) + e- Na(s)
-2,71
Mg
2+
(aq)
+ 2e Mg(s)
-
-2,38
-1,66
-0,76
-0,74
-0,41
-0,40
-0,23
+ 2e Sn (s)
-0,14
-0,13
-0,04
0,00
0,15
0,16
0,17
0,22
0,34
0,35
0,49
Cu+(aq) + e- Cu (s)
0,52
0,54
Sn
2+
(aq)
0,59
0,77
0,80
Ag+(aq) + e- Ag (s)
0,80
0,85
0,90
0,90
0,96
1,07
1,23
1,33
1,36
Ce4+(aq) + e- Ce3+(aq)
1,44
1.49
1.78
Co3+(aq) + e- Co2+(aq)
1.82
2.01
2.07
2.87
Deret volta:
K-Ba-Sr-Ca-Na-Mg-Al-Zn-Cr-Fe-Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Semakin ke kanan semakin mudah direduksi yang berarti semakin mudah menerima
elektron dan merupakan oksidator (penyebab zat lain mengalami oksidasi).
Semakin ke kiri semakin mudah dioksidasi yang berarti semakin mudah melepas
elektron dan merupakan reduktor (penyebab zat lain mengalami reduksi).
Logam di sebelah kiri dapat bereaksi dengan ion logam di sebelah kanannya :
Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu
Logam di sebelah kanan tidak dapat bereaksi dengan ion logam di sebelah kirinya :
Cu + Zn2+ tidak bereaksi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang di dapat adalah sebagai berikut :
Elektrokimia adalah cabang kimia yang mempelajari reaksi kimia yang berlangsung dalam
larutan pada antar muka konduktor elektron (logam atau semikonduktor) dan konduktor ionik
(elektrolit), dan melibatkan perpindahan elektron antara elektroda dan elektrolit atau sejenis
dalam larutan.
Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit
eksternal.
Fungsi dari jembatan garam adalah untuk menetralkan kelebihan anion dan kation pada larutan
dan untuk menutup rangkaian sehingga reaksi dapat berlangsung terus-menerus.
Setiap reaksi kimia dapat dituliskan sebagai kombinasi dari dua buah reaksi setengah sel
sehingga potensial sel dapat diasosiasikan dengannya.
Hubungan antara energi bebas Gibbs dan potensial sel arus nol( E ) dapat diturunkan dengan
memperhatikan perubahan G pada saat reaksi sel bertambah dengan kuantitas yang sangat
kecil.
Persamaan Nernst adalah sebagai berikut :
DA
TRODA
TROKIMIA
B. SARAN
Adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih baiknya makalah ini
mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat lebih sempurna lagi. Dan
alangkah baiknya jika isis dari makalah ini dapat dikoreksi oleh dosen pengampu agar tidak
terjadi kesalahfahaman dalam memahami materi tentang Elektrokimia ini.
GLOSARIUM
: Merupakan elektron positif pada sel elektrolisis; dan sebaliknya merupakan elektroda
negatif pada sel volta . Pada anoda berlangsung reaksi reduksi
: suatu pengahantar yang dapat terbentuk batangan , kepingan , atau kawat . digunakan untuk
memancarkan atau mengendalikan aliran partikel-partikel yang bermuatan baik suatu cairan ,
gas, atau semikonduktor .
ELEKTRON
: merupakan cabang ilmu kimia yang membahas tentang energi atau arus listrik yang
menyebabkan terjadinya suatu reaksi atau perubahan kimia , serta energi listrik yang
dihasilkan melalaui suatu reaksi kimia , dan juga hasil reaksi-reaksi pada suhu yang amat
tinggi melalui perubahan energi listrik menjadi panas .
TROLIT
: zat zat jika dilarutkan ke dalam air akan terurai menjadi ion-ion(ionisasi) sehingga dapat
mengahantarkan arus listrik . zat yang termasuk elektrolit lemah adalh asam,basa, dan garam.
TROLISIS
: peristiwa penguraian atau perubahan kimia tertentu jika dilewatimuatatan atau arus listrik
melalui larutan elektrolit atau zat cair senyawa tersebut.
TAN GARAM
ASI
: suatu jembatan pemisah yang mengahntarkan listrik dan berbentuk kaca atau pipa U
yang berisi agar-agar KCl/KNO3
: ion bermuatan positif yang terbentuk melalui penyumbangan secara paksa atau sukarela
elektron oleh suatu atomn atau molekul.Selama elektrolisis kation-kation ditarik ke katoda
: dalam elektrolisis merupakan elektroda negatif , juga dalam klep-klep termionik , rangakain
sistem listrik yang tertutup, dan sebagainya .tetapi , pada peralatan elektronik atau tabung
bermuatan gas, justru merupakan elektroda positif.
: reaksi suatu zat dengan oksigen yang disertai pelepasan elketron sehingga mengalami
kenaikan oksidasi.
SIAL ELEKTRODA: ukuran terhadap kemampuan suatu unsur unsur oksidasi atau reduksi yang
KS
mempunyai sifat harga mutlak tak teratur jadi perlu potensisal standar (Eo) yaitu gas H2 ( pada
25 oC ,1 atm) dan
[H+] = 1 M Eo H2 = 0 volt
: Proses reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara spontan ,yakni selama berlangsungnya
oksidasi , sedangkan oksidatornya sendiri akan tereduksi pula. Begitu juga sebaliknya
KSI
OLTA
: sel yang digunakan sebagai sumber tegangan listrik . dalam sel volta , terjadi perubahan dari
energi kimia menjadi energi listrik , misalnya batu abterai dan aki.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik Jilid I. Terjemahan Irma I. Kartohadiprojo. Jakarta:
Erlangga.
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisik. Edisi Keempat. Jilid II. Terjemahan Irma I.
Kartohadiprojo. Jakarta : Erlangga.
Dogra, S.K. dan S. Dogra. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Terjemahaan Umar
Mansyur. Jakarta : Universitas Indonesia.