ANALISIS PEKERJAAN
2.1.1
Pada hakekatnya semua orang yang menduduki jabatan manajerial atau pejabat
Negara sekalipun adalah sumber daya manusia juga. Berarti dalam suatu organisasi
atau Negara diperlukan keberadaan sekelompok orang-orang analisis pekerjaan yang
bertugas melakukan analisis terhadap atau suatu atau semua pekerjaan yang ada. Jadi,
setiap pekerjaan ada orang yang mengerjakannya, jangan sampai pekerjaan itu tidak
beraturan atau tidak ada yang mempertanggung jawabkannya, sehingga tercapai
tujuan organisasiatau Negara, diantaranya usaha dalam meningkatkan produktivitasm
efesiensi dan efektivitas. Jika diperusahaan atau suatu organisasi pekerjaan tersebut
sering kita kenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM)
Analisis pekerjaan adalah mendapatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan
tertentu, sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pengalaman dalam melakukan
suatu pekerjaan. Jadi, hal ini dapat menghindari hal-hal yang kurang menguntungkan
bagi perusahaan.
2.1.2
6.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
e.
8.
Ringkasan
Peralatan
Lingkungan
Aktivitas
Sementara itu, spesifikasi pekerjaan adalah karakteristik atau syarat-syarat kerja
yang harus dipenuhi sehingga dapat melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan. Secara
lengkap spesifikasi pekerjaan diartikan sebagai persyaratan pengetahuan,
keterampilan atau keahlian, kemampuan mental atau fisik serta sifat-sifat kepribadian
tertentu yang disyaratkan kepada karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu
secara baik, efektif, efesien dan produktif.
Panduan yang dapat digunakan dalam memasukkan karakteristik-karakteristik
yang harus dimasukkan pada suatu spesifikasi pekerjaan :
Semua tugas pekerjaan harus dikenali dan dinilai dalam kaitannya dengan arti
penting teknik analisis pekerjaan
Suatu panel tenaga ahli, karyawan atau para penyelia perlu menetapkan tingkat
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan masing-masing tugas pekerjaan
Tingkat keterampilan masing-masing harus dinilai
Karakteristik lain yang penting untuk melakukan pekerjaan itu yang harus dikenali,
meliputi kondisi fisik yang dibutuhkan dan sertifikasi professional
Jenis keterampilan yang dikenali perlu untuk secara rinci dikaitkan dengan masingmasing tugas pekerjaan
Aplikasi ketiga dari analisis pekerjaan adalah memberikan standar prestasi kerja
yang mempunyai manfaat, yaitu :
Standar fungsi sebagai sasaran atau target bagi pelaksanaan kerja karyawan dalam
meningkatkan motivasi kerja karyawan
Standar sebagai criteria keberhasilan kerja yang akan diukur dan dinilai
Standar fungsi sebagai umpan balik bagi karyawan
Standar sebagai sarana penetapan reward
Sntandar berfungsi untuk membedakan antar satu karyawan dengan karyawan
lainnya
Standar prestasi kerja dalam sasarannya harus diusahakan pencapaiannya oleh
setiap pekerja. Apabila para pekerja berhasil memenuhi standar prestasi kerja, mereka
akan memperoleh kepuasan yang pada gilirannya mendorong pekerja untuk lebih
berprestasi lebih baik lagi. Jika standar prestasi kerja tidak ada, maka yang didapat
hanyalah produktivitas kerja yang rendah dam sulit mengambil keputusan untuk
menjatuhkan sanksi-sanksi ataupun hukuman indispliner.
Deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar-standar prestasi kerja
dapat sangatlah penting sebagai bahan masukan basi system informasi sumber daya
manusia.
Aplikasi Analisis Pekerjaan
Sesuai atau tidaknya teknik pengumpulan informasi yang digunakan dalam
analisis pekerjaan, harus diukur dengan aplikasi informasi yang diperoleh.
a.
b.
c.
d.
e.
9.
a.
b.
c.
d.
e.
Maksudnya adalah satu atau gabungan beberapa teknik dapat dikatakan berhasil bila
bermanfaat untuk peningkatan kualitas SDM, sehingga setiap karyawan yang ada
dalam perusahaan mampu lebih mengoptimalkan kontribusinya kearah pencapaian
tujuan dan sasaran perusahaan. Dengan demikian teknik manapun yang digunakan
harus mampu memberikan kontribusi nyata dalam hal :
Merumuskan uraian pekerjaan
Menetapkan standar prestasi kerja
Merumuskan spesifikasi pekerjaan
Memperkecil kemungkinsn gap antar keinginan karyawan dengan perusahaan
Membuat system informasi sumber daya manusia
Panduan admisnistratif yang mengatur berbagai hal-hak warga Negara dan
keputusan serta hokum EEO telah menetapkan secara jelas.
Analisis pekerjaan terkait erat dengan hokum diskriminasi melalui keputusan
mahkamah agung. Mutu analisis pekerjaan yang diselanggarakan oleh suatu
organisasi sering menjadi suatu factor penentu yang utama, apakah oraganisasi itu
telah bertindakdengan baik. Atas dasar keputusan pengadilan, suatu analisis pekerjaan
yang baik harus memenuhi criteria sebagai berikut :
Menghasilkan suatu deskripsi tugas yang jelas
Frekuansi dan pentingnya tugas prilaku harus ditaksir
Harus mempertimbangkan suatu penilaian akurat mengenai pengetahuan,
keterampilan, kemampuan dan karakteristik lain yang diperlukan dalam pekerjaan
Harus menghasilkan informasi tentang hubungan antartugas-tugas pekerjaan
dengan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan karakteristik lain untuk masingmasing tugas pekerjaan.
Analisis pekerjaan sangat membantu organisasi terutama pada kegiatan
berikut :
Rekrumen dan seleksi
Pelatihan dan pengembangan karir
Kompensasi
Perencanaan strategis
Dengan demikian, jelaslah bahwa penggunaan penggunaan analisis pekerjaan
yang potensial meliputi keseluruhan aktivitas SDM.
Metode baru Analisis Pekerjaan
Beberapa metode baru muncuk dengan mendapat perhatian beberapa praktisi.
Dengan melakukan penelitian dan aplikasi selama lebih dari 25 tahun. Penempatan
aplikasi masalah menjadikan motode tersebut mendapat langkah maju yang besar.
Mereka menggolongkan kedalam:
Pendekatan peristiwa genting
Skala penilaian tingkah laku
Ukuran dari kedudukan pengelolaan
Analisis posisi daftar pertanyaan
The hay system
1.
2.
3.
1.
RANCANGAN PEKERJAAN
Rancangan pekerjaan merupakan pengembangan dari analisis pekerjaan, terkait
dengan upaya untuk memperbaiki efesiensi, efektivitas dan produktivitas perusahaan
dan kinerja karyawan. Dalam merancang suatu pekerjaan hendaknya memperhatikan
hubungan antara teknologi dengan manusia, selain itu juga harus dapat memfasilitasi
pencapaian tujuan perusahaan serta mengetahui kapasitas dan kebutuhan karyawan
yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Hal yang popular dalam rancang pekerjaan
adalah perluasan pekerjaan dan pengayaan pekerjaan.
Racangan pekerjaan adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan
dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas ini dan
bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya didalam
perusahaan. Rancangan pekerjaan menentukan bagaimana hubungan kerja manjer
dengan karyawan-karyawannya dan hubungan diantara karyawan-karyawan itu
sendiri.
Dalam rancangan pekerjaan ada tiga hal penting untuk diperhatikan :
Rancangannya harus mencerminkan pemenuhan tuntutan lingkungan
Mencapai hasil dan kepuasan pekerjaan yang maksimal
Para pelaksana harus mampu berperan sebagai umpan balik
Kerangka Rancang Pekerjaan
Perancangan suatu pekerjaan mencerminkan elemen organisasi, lingkungan,
dan tingkah laku. Para ahli perancang pekerjaan mengambil elemen ini sebagai bahan
pertimbangan menciptakan pekerjaan yang memuaskan dan produktif. Setiap elemen
rancangan pekerjaan mempunyai nilai penting yang berbeda-beda tergantung orang
yang merabcang. Produktivitas karyawan dan kepuasan kerja akan memberikan
umpan balik, seberapa baik suatu pekerjaan dirancang. Rancangan pekerjaan yang
kurang baik akan memberikan produktivitas rendah, karyawan sering berpindah,
ketidakhadiran, keluhan, sabotase, perpecahan dan problem lain.
Dengan demikian elemen atau unsure-unsur yang mempengaruhi dalam
rancang pekerjaan adalah unsure organisasi, unsure lingkungan disekitarnya dan
tingkah laku
2.
3.
a.
b.
4.
Kelonggaran
(allowance
time),
yaitu
sejumlah
waktu
yang
dan
analisa
kerja
pada
dasarnya
akan
memusatkan
berprestasi.
Indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
Waktu standar
secara
definitif dinyatakan
sebagai waktu
yang
time study
data waktu yang diukur tersebut. Selain mencatat waktu juga harus mencatat
segala informasi yang berkaitan dengan aktifitas yang diukur tersebut seperti
sketsa gambar layout area kerja, kondisi kerja (kecepatan kerja mesin, gambar
produk, nama operator, dan lain-lain) dan deskripsi yang berkaitan dengan
elemental breakdown. Pengukuran dan pencatatan biasanya menggunakan
metode kontinyu (stopwatch tidak perlu dihentikan setiap kali elemen atau
siklus kerja selesai diukur).
Kegiatan kerja yang akan diukur terlebih dulu harus dibagi-bagi ke
dalam elemen-elemen keerja secara detail. Dengan mengamati kegiatan yang
akan diukur, kemudian pengukuran waktu yang dibutuhkan untuk menyelesikan
setiap elemen kerja tersebut diukur dan dicatat. Waktu yang terbaca dari
stopwatch (yang bergerak secara kontinyu) kemudian dicatat dalam kolom
record(R). Untuk setiap elemen kerja dari setiap siklus kerja yang dicatat
tersebut maka dilaksanakan kalkulasi pada saat akhir studi. Waktu yang
sebenarnya untuk setiap elemen kerja ini kemudian dicatat dalam kolom
Time(T). Berikut contoh dari sebuah pengukuran waktu kerja dengan
mengambil 4 siklus kegiatan kerja yang terbagi dalam 3 elemen kegiatan:
NOMOR
ELEMEN
KEGIATAN
18
27
40
10
22
32
45
12
23
35
47
1
2
3
performans
rating
dilaksanakan
untuk
seluruh
kegiatan
yang
Nomor elemen
Waktu rata-rata
Output sandar =
1
1
4 unit
=
=
waktu standar 0,2522
jam
hasil
penetapan
standar-standar
tersebut.
Sebelum
Dimana :
t
jumlah
siklus
pengamatan/pengukuran
yang
seharusnya
t = 5+6+4+5 = 20
t
= ++ + = 102
N = 32 pengamatan
Dari hasil ini diperoleh kesimpulan bahwa jumlah pengamatan yang
seharusnya dilaksanakan adalah sebesar 32 siklus pengamatan;padahal
pengamatan yang telah dilakukan hanya sebesar 4 kali saja. Agar hasil yang
diperoleh
bisa
sesuai
dengan
tingkat
ketelitian
dan
keyakinan
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
metoda
sampling
Random Number
Interpretasi
915
09.15 pagi
725
07.25 pagi
047
12.47 siang
168
14.08 siang
random
tersebut.
Pengamatan
hanya
dilakukan
dengan
k 1p
N=
s
p
()
Dimana :
p = estimasi awal dari prosentase idle/delay dari pengamatan yang dilakukan
Contoh :
Bilamana p = 0,25 confidence level 95% dan derajat ketelitian
(s) ditetapkan 5% maka jumlah pengamatan yang seharusnya dilaksanakan
adalah:
N = 4800 pengamatan
2.3.3 Pengukuran Kerja dengan Cara Tidak Langsung
(Indirect Time
Study)
Pengukuran kerja dengan Stop-watch Time Study dan Sampling kerja,
keduanya merupakan kegiatan pengukuran secara langsung. Pengertian
langsung
dalam
hal
ini
dimaksudkan
bahwa
kegiatan
2.4 ERGONOMI
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergos (kerja) dan nomos (hukum alam).
Ergonomi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari/ meneliti tentang keterkaitan
antara orang dengan lingkungan kerja. Ergonimi mempelajari interaksi antara
manusia dengan objek yang digunakannya dan terhadap lingkungan tempat manusia
bekerja. Mc. Cormik dan Sanders mengemukakan salah satu bagian dari aplikasi
human factor (ergonomi) adalah human error, kecelakaan, dan keselamatan kerja.
Pendekatan ini menganut prinsip Human Centered Design atau Fit The Job to The
Man di mana manusia sebagai pusat sistem. Karena manusia sebagai pusat sistem,
maka semua perancangan sistem kerja diarahkan pada perancangan yang sesuai
dengan manusia itu sendiri. Tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan
efektivitas kerja yang dihasilkan oleh sistem kerja dengan tetap memandang manusia
sebagai pusat sistem untuk mempertahankan dan meningkatkan unsur kenyamanan
dan kesehatan.
2.4.1 Perancangan Sistem Manusia Mesin
Yang dimaksud dengan sistem manusia mesin adalah kombinasi antara satu
atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa mesin di mana satu dengan yang
lainnya saling berinteraksi untuk menghasilkan keluaran0keluaran berdasarkan
masuka-masukan yang diperoleh. Sedangkan yang dimaksud dengan mesin dalam hal
ini adalah mempunyai arti luas, yaitu mencakup semua objek fisik seperti peralatan,
perlengkapan, fasilitas, dan benda-benda lain yang biasa digunakan oleh manusia.
Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik, harus menyeimbangkan
fungsi manusia sebagi pihak yang aktif dengan fungsi objek yang dibuatnya sebagai
pihak yang pasif. Penelitian terhadap fungsi manusia-mesin didasarkan atas suatu
kenyataan bahwa antara manusia dan mesin masing-masing mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Dalam hubungannya untuk merancang sistem manusia-mesin ini,
maka sangat penting untuk mempelajari manusia sebagi salah satu komponen sistem
manusia mesin, dan diharapkan bisa meletakkan fungsi manusia dengan segala
keterbatasannya.
Dalam sistem manusia-mesin terdapat dua interface penting, yaitu display
yang dapat menghubungkan kondisi mesin pada manusia dan kontrol yang mana
manusia dapat menyesuaikan respon dengan informasi balik yang diperoleh dari
display.
2.4.2 Display
Display adalah instrumen yang berfungsi sebagai sistem komunikasi yang
menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia sebagai
operator mesin tersebut. Desain display yang baik harus mengutamakan faktor
fungsional yaitu dapat menyampaikan informasi-informasi yang diperlukan manusia
dalam melakukan pekerjaannya selengkap mungkin tanpa menimbulkan banyak
kesalahan dari manusia yang menerimanya.
Dalam kaitannya dengan lingkungan display dapat dibagi menjadi dua kelas,
yaitu display dinamis dan display statis. Display dinamis adalah display yang
menggambarkan perubahan menurut waktu sesuai dengan variabelnya. Display statis
memberikan informasi tentang sesuatu yang tidak bergantung pada waktu.
2.4.3 Sistem Kontrol / Pengendali
Sistem kontrol adalah suatu sistem yang membahas tindakan manusia untuk
mengubah aktivitas atau keadaan mesin. Sistem kontrol bisa dihubungkan dengan
permesiana, peneumatik, hydraulik, atau sistem elektrik.
Berikut adalah contoh dari beberapa contoh/pengendali:
yang terlalu kasar dapat merusak permukaan kulit tangan. Untuk handel yang
berbentuk hampir silinder atau sumbu handel sejajar dengan sumbu perkakas kerja,
dirancang dengan handel yang berbentuk bengkok sehingga dalam penggunaannya
tidak perlu membengkokkan pergelangan tangan.
Apabila tempat kerja cukup tinggi maka perancangan handel yang berbentuk
bengkok tidak sesuai karena akan berakibat rasa nyeri pada pergelangan tangan.
Secara umum, dapat dijelaskan bahwa perancangan alat perkakas perlu disesuaikan
dengan tempat kerja.
2.4.6 Kondisi Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja yang terlalu dingin dan terlalu panas juga berakibat jelek
terhadap kesehatan tubuh dan juga tingkat produktivitas makin rendah. Faktor-faktor
yang mempengaruhi terbentuknya suatu lingkungan kerja di antarnya adalah sebagai
berikut:
Temperatur
Pengaruh bagi aktivitas kerja adalah bahwa suhu yang terlampau dingin
akan menurunkan gairah kerja, sedangkan suhu yang terlampau panas
dapat membuat kelelahan dalam bekerja dan cenderung banyak membuat
kesalahan.
Kelembaban
Kelembaban mempunyai arti banyaknya air yang terkandung dalam
Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki
oleh telinga kita, karena dapat mengganggu ketenangan bekerja, merusak
pendengaran,
dan
dapat
menumbulkan
salah
komunikasi.tingkat
2.5 PRODUKTIVITAS
Pendekatan dalam studi produktivitas sering kali hanya menekankan pada
aspek ekonomi tertentu saja. Pada kenyataannya studi produktivitas juga mencakup
aspek-aspek nonekonomi, yang terkadang lebih besar peranannya dalam peningkatan
produktivitas.