REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA
WIZA ULFA FIBARZI, S.T., M.T.
REDOKS
PENDAHULUAN
Reaksi redoks adalah suatu reaksi yang didalamnya terjadi oksidasi dan reduksi.
Oksidator adalah Sumber oksigen yang mengoksidasi zat lain dan tereduksi
Reduktor adalah Penarik oksigen yang mereduksi zat lain dan teroksidasi
REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN OKSIGEN
Oksidasi Reduksi
Berdasarkan konsep ini, seluruh reaksi oksidasi/reduksi terjadi secara simultan karena tiap ada zat yang
melepas elektron, ada pula zat yang menerima elektron. Oleh karena itu, tiap reaksi oksidasi atau reaksi reduksi
menurut konsep ini adalah reaksi redoks.
Setengah reaksi redoks adalah reaksi reduksi atau reaksi oksidasi saja dalam suatu keseluruhan reaksi redoks
Oksidasi dan reduksi sebagai pelepasan dan
penerimaan elektron
Contoh reaksi redoks
REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
BILANGAN OKSIDASI
Bilangan oksidasi senyawa adalah jumlah muatan listrik yang dimiliki atom-atom suatu senyawa, dimana
elektron ikatan didistribusikan ke atom yang lebih elektronegatif
Bilangan oksidasi atom adalah muatan listrik yang dimiliki suatu atom dalam sebuah senyawa.
Contoh: biloks HCl adalah 0, biloks Mg2+ adalah +2, dan biloks F- adalah -1
REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
BILANGAN OKSIDASI
Penentuan bilangan oksidasi/biloks atom:
1) Unsur bebas di alam memiliki biloks 0.
Contoh: H₂, N₂, O₂, P₄, S₈, Fe, Mn, Ca.
2) Ion memiliki biloks yang sama dengan nilai muatannya.
Contoh: ion CO₃²· memiliki biloks -2, ion 𝐶𝑎2+ memiliki biloks +2.
3) Unsur logam memiliki biloks positif.
Nilai-nilai biloks logam
REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
BILANGAN OKSIDASI
4) Unsur fluor (F) selalu memiliki biloks -1.
5) Unsur hidrogen (H) memiliki biloks:
a. Biloks umum H adalah +1.
Contoh: dalam HCl dan H₂SO₄, biloks H adalah +1.
b. Pada hidrida logam, H memiliki biloks -1.
Contoh: Dalam NaH, biloks hidrogen -1.
Oksidator adalah zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan menaikkan bilangan oksidasi zat
lain.
Reduktor adalah zat yang mengalami pertambahan bilangan oksidasi dan menurunkan bilangan oksidasi
zat lain.
REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
BILANGAN OKSIDASI
REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
BILANGAN OKSIDASI
Perhatikan Reaksi Berikut yang manakah senyawa yg mengalami oksidasi dan reduksi
REAKSI REDOKS BERHUBUNGAN DENGAN
BILANGAN OKSIDASI
MENENTUKAN REAKSI REDOKS
Suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan dapat dilakukan dengan mengecek bilangan oksidasi masing-
masing atom tiap senyawa yang terlibat dalam reaksi.
𝑬𝝄 merupakan Potensial Reduksi Standar atau voltase yang berkaitan dengan reaksi
reduksi pada satu elektroda ketika semua zat terlarut 1 M dan semua gas pada 1
atm.
Penguraian H2 : H2 𝑔 ⟶ 2H + + 2e−
𝐸𝜊 = 0 V
Elektroda Zn dimasukkan dalam larutan ZnSO4 dan gas Hidrogen dialirkan ke dalam larutan HCL. Kedua larutan
dihubungkan dengan jembatan garam. Potensial sek yang dihasilkan sebanyak 0,76 V, dan electron mengalir dari Zn ke H2
𝜊 𝜊 𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 − 𝐸𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝐻𝜊 + /𝐻2 − 𝐸𝑍𝑛
𝜊
2+ /𝑍𝑛
𝜊
0,76 𝑉 = 0 − 𝐸𝑍𝑛 2+ /𝑍𝑛
𝜊
𝐸𝑍𝑛 2+ /𝑍𝑛 = - 0,76
Elektroda Cu dimasukkan dalam larutan CuSO4 dan gas Hidrogen dialirkan ke dalam larutan HCL. Kedua larutan
dihubungkan dengan jembatan garam. Potensial sek yang dihasilkan sebanyak 0,34 V, dan electron mengalir dari H2 ke Cu
𝜊 𝜊 𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 − 𝐸𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
𝜊 𝜊 𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝐶𝑢 2+ /𝐶𝑢 − 𝐸𝐻 + /𝐻
2
𝐶𝑢2+ 1 𝑀 + 2𝑒 − ⟶ 𝐶𝑢 𝐸 𝜊 = 0,34
𝐻2 (1 𝑎𝑡𝑚) + 𝐶𝑢2+ 1 𝑀 ⟶ 𝐶𝑢 𝑠 + 2𝐻 + (1 𝑀)
• Nilai 𝐸 𝜊 dapat digunakan untuk melihat
kecendrungan sebuah spesi dalam
mengalami reaksi reduksi
𝐶𝑑 2+ 𝑎𝑞 + 2𝑒 − ⟶ 𝐶𝑑 𝑠 𝐸 𝜊 = −0,40 𝑉
𝐴𝑙 3+ 𝑎𝑞 + 3𝑒 − ⟶ 𝐴𝑙 𝑠 𝐸 𝜊 = −1,66 𝑉
Anoda (Oksidasi) : 𝐴𝑙 𝑠 ⟶ 𝐴𝑙 3+ 1 𝑀 + 3𝑒 − × 2
Katoda (Reduksi) : 2𝑒 − + 𝐶𝑑 2+ 1 𝑀 ⟶ 𝐶𝑑 𝑠 × 3
𝜊 𝜊 𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑘𝑎𝑡𝑜𝑑𝑎 − 𝐸𝑎𝑛𝑜𝑑𝑎
𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = −0,40 − −1,66
𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 1,26 𝑉
Termodinamika Sel Elektrokimia
Δ𝐺 = −𝑛𝐹𝐸𝑠𝑒𝑙
𝜊
Δ𝐺 𝜊 = −𝑛𝐹𝐸𝑠𝑒𝑙
𝜊
Δ𝐺 𝜊 = −𝑅𝑇 ln 𝐾 = − 𝑛𝐹𝐸𝑠𝑒𝑙
𝜊 0,0257 𝑉
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝑙𝑛𝐾
𝑛
0,0592 𝑉 n = Jumlah mol electron dalam reaksi
𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝑙𝑜𝑔𝐾 F = Konstanta Faraday = 96.500 J/V.mol = 96.500 C/mol
𝑛 K = Konstanta Kesetimbangan
R = Konstanta Gas = 8,314 J/K.mol (0,08206 L. atm/K.mol
T = Suhu (dalam satuan Kelvin)
Termodinamika Sel Elektrokimia
Δ𝐺 𝜊 = −𝑅𝑇 ln 𝐾 = − 𝜊
𝑛𝐹𝐸𝑠𝑒𝑙 Δ𝐺 𝜊 = Energi bebas standar
𝜊
𝐸𝑠𝑒𝑙 = Potensial standar sel
n = Jumlah mol electron dalam reaksi
F = Konstanta Faraday = 96.500 J/V.mol = 96.500 C/mol
K = Konstanta Kesetimbangan
R = Konstanta Gas = 8,314 J/K.mol (0,08206 L. atm/K.mol
T = Suhu (dalam satuan Kelvin)
Hitungah konstanta kesetimbangan untuk reaksi berikut pada suhu 25℃ ?
𝑆𝑛 𝑠 + 2𝐶𝑢2+ 𝑎𝑞 ⇌ 𝑆𝑛2+ 𝑎𝑞 + 2𝐶𝑢+ (𝑎𝑞)
Maka :
Oksidasi : 𝑆𝑛 𝑠 ⟶ 𝑆𝑛2+ 𝑎𝑞 + 2𝑒 −
2+ − + 𝜊 0,0257 𝑉
Reduksi : 2𝐶𝑢 𝑎𝑞 + 2𝑒 ⟶ 2𝐶𝑢 (𝑎𝑞) 𝐸𝑠𝑒𝑙 = ln 𝐾
𝑛
Berdasarkan reaksi diatas diketahui n = 2
𝑛𝐸 𝜊
Berdasarkan tabel potensial reduksi standar, diketahui ln K =
0,0257 𝑉
𝜊 𝜊
bahwa 𝐸𝑆𝑛 2+ /𝑆𝑛 = −0,14 V dan 𝐸𝐶𝑢2+ /𝐶𝑢+ = 0,15 V
(2)(0,29 𝑉)
ln 𝐾 = = 22,6
Sehingga 0,0257 𝑉
𝜊
𝐸 𝜊 = 𝐸𝐶𝑢 𝜊
2+ /𝐶𝑢+ − 𝐸𝑆𝑛2+ /𝑆𝑛
𝐾 = 𝑒 22,6 = 6,5 × 109
𝑅𝑇
𝐸 = 𝐸𝜊 − ln 𝑄 (Persamaan Nernst)
𝑛𝐹
0,0257 𝑉
𝜊 𝜊
0,0592 𝑉
𝐸= 𝐸 − ln 𝑄 atau 𝐸 = 𝐸 − l𝑜𝑔 𝑄
𝑛 𝑛
Apakah reaksi berikut berlangsung spontan pada 298 K, jika
[𝐹𝑒 2+ ] = 0,60 𝑀 𝑑𝑎𝑛 [𝐶𝑑2+ ] = 0,01 𝑀 ?
𝐹𝑒 2+ 𝑎𝑞 + 𝐶𝑑 𝑠 ⇌ 𝐹𝑒 𝑠 + 𝐶𝑑 2+ (𝑎𝑞)
Oksidasi : 𝐶𝑑 𝑠 ⟶ 𝐶𝑑2+ 𝑎𝑞 + 2𝑒 −
Reduksi : 2𝑒 − + 𝐹𝑒 2+ 𝑎𝑞 ⟶ 𝐹𝑒 (𝑠) Maka :
0,0257 𝑉
Berdasarkan tabel potensial reduksi standar diketahui 𝐸= 𝐸𝜊 − ln 𝑄
𝑛
𝜊 𝜊
𝐸𝐹𝑒 2+ /𝐹𝑒 = −0,44 𝑉 𝑑𝑎𝑛 𝐸𝐶𝑑 2+ /𝐶𝑑 = −0,40 𝑉 , sehingga
𝜊 𝜊 0,0257 𝑉 [𝐶𝑑 2+ ]
𝐸𝜊 = 𝐸𝐹𝑒 2+ /𝐹𝑒 − 𝐸𝐶𝑑 2+ /𝐶𝑑 𝐸 = −0,04 𝑉 − 𝑙𝑛
2 [𝐹𝑒 2+ ]
𝐸 𝜊 = −0,44 𝑉 − −0,40 𝑉
𝐸 𝜊 = −0,04 𝑉 0,0257 𝑉 0,01
𝐸 = −0,04 𝑉 − 𝑙𝑛
2 0,60
E = 0,013
Karena nilai E > 0 maka reaksi
berlangsung spontan
Baterai
Anoda : 𝑍𝑛 𝑠 ⟶ 𝑍𝑛2+ 𝑎𝑞 + 2𝑒 −
Katoda : 2𝑁𝐻4+ 𝑎𝑞 + 2𝑀𝑛𝑂2 𝑠 + 2𝑒 − ⟶ 𝑀𝑛2 𝑂3 𝑠 + 2𝑁𝐻3 𝑎𝑞 + 𝐻2 𝑂 (𝑙)
Baterai Merkuri
Elektrolisis adalah proses ketika energi listrik digunakan untuk menyebabkan reaksi
kimia yang tidak spontan terjadi.
Elektrolisis Air
Aspek Kuantitatif Elektrolisis
Kuat arus x waktu → jumlah muatan → jumlah mol elektron → mol analit → gram analit
2 mol 𝑒 − = 1 mol Ca
𝐶 𝑠 1 𝑚𝑜𝑙 𝑒 − 1 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑎
𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑎 = 0,452 × 1,5 𝑗𝑎𝑚 × 3600 × ×
𝑠 𝑗𝑎𝑚 96500 𝐶 2 𝑚𝑜𝑙 𝑒 −
= 0,0126 mol Ca
Massa Ca = 0,0126 x 40 = 0,50 gram
Produksi Logam Aluminium
Anoda : 3[2𝑂2− ⟶ 𝑂2 𝑔 + 4𝑒 − ]
Katoda : 4[𝐴𝑙 3+ + 3𝑒 − ⟶ 𝐴𝑙 (𝑙)]