Anda di halaman 1dari 40

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum kimia dasar yang berjudul “Reaksi Reduksi


Oksidasi” disusun oleh :

Nama : Nur Idul Fitri Dahlan


NIM : 200105501016
Kelas/Kelompok : Pendidikan Kimia B/ III (Tiga)
Setelah diperiksa dan dikonsultasikan oleh asisten dan koordinator asisten, maka
laporan ini dinyatakan telah diterima.

Makassar, November 2020


Koordinator Asisten Asisten

Maipha Deapati Arief Maipha Deapati Arief


NIM: 1713442007 NIM : 1713442007

Diketahui Oleh,

Dosen Penanggung Jawab

Munawwarah,S.Pd.,M.Pd.

NIP.19930531 2019 03 2019


A. JUDUL PERCOBAAN
Reaksi Reduksi Oksidasi
B. TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari reaksi-reaksi reduksi oksidasi.
C. LANDASAN TEORI
Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan
interkonversi energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah
reaksi redoks (oksidasi-reduksi) di mana dalam reaksi ini energi yang dilepas
oleh reaksi oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau di mana energi
listrik digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi (Bukhari:2017).
Menurut Pratikno dan Syarief (2014) konsep reaksi oksidasi reduksi
menjelaskan kemampuan menentukan zat yang bertindak sebagai oksidator
atau reduktor. Selanjutnya, Antrakusuma, dkk. (2015) menjelaskan konsep
reaksi reduksi oksidasi meliputi juga transfer elektron, proses pelepasan dan
penerimaan elektron (Salyani:2018).. Kelompok reaksi yang disebut reaksi
oksidasi-reduksi (atau redoks) dikenal juga sebagai reaksi transfer elektron
(Chang:2005). Pada mulanya oksidasi diartikan sebagai reaksi penggabungan
dengan oksigen, sedangkan reduksi diartikan sebagai pengambilan oksigen
dari oksida logam agar berbentuk logam bebas. Zat-zat yang mudah bereaksi
seperti karbon,hidrogen dinamakan pereduksi (reduktor),sedangkan zat-zat
yang mudah melepas oksigen dinamakan pengoksidasi atau oksidator (Yayan
Sunarya:2016).
Sedangkan mennurut R.A Day:2002, oksidasi adalah kehilangan satu atau
lebih elektron yang dialami oleh suatu atom,molekul atau ion, sementara
reduksi adalah perolehan elektron. Tidak ada elektron bebas dalam sistem
kimiawai yang biasa dan kehilangan elektron yang dialami oleh suatu spesies
selalu disertai oleh perolehan elektron pada bagian yang lainnya. Istilah reaksi
transfer elektron terkadang dipergunakan untuk reaksi-reaksi redoks.

Contoh reaksi redok dapat dilihat di bawah ini:


Sn2+ Sn4+ + 2e
2Fe3+ + 2e 2Fe2+
kuning hijau

2Fe3+ + Sn2+ 2Fe2++ Sn4+


kuning hijau

Sn2+ mengalami oksidasi menjadi Sn4+ dengan memberikan elektronya kepada


Fe3+ sehingga tereduksi menjadi Fe2+ , yang menunjukkan terjadinya transfer
elektron. Jumlah elektron yang diberikan Sn2+ harus sama dengan jumlah
elektron yang diterima oleh Fe3+ , reaksi terjadi dengan adanya HCl, yang
ditandai dengan hilangnya warna kuning dari ion Fe3+ dan terbentuknya ion
Fe3+ berwarna hijau (sulistyarti:2017).
Reduksi adalah spesi dalam reaksi redoks yang menerima elektron atau
spesi yang mengalami penurunan biloks. Pada umumnya, jika reaksi oksidasi
terjadi, maka reaksi reduksi juga terjadi. Hal ini menerangkan mengapa reaksi
seperti itu dinamakan reaksi reduksi-oksidasi atau rekasi redoks. Zat yang
mengoksidasi zat lain atau oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Zat
yang mereduksi zat lain reduktor adalah zat yang mengalami oksidasi. Pada
hampir semua kasus, oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks merupakan
pereaksi yang berbeda. Namun untuk beberapa reaksi, baik oksidator maupun
reduktor dapat merupakan senyawa yang sama. (Sunarya:2016)
Bilangan oksidasi (oxidation number ) (juga dikenal sebagai tingkat
oksidasi/oxidation state) merujuk pada jumlah muatan yang dimiliki suatu
atom dalam molekul ( senyawa ionik) jika elektron elektronya berpindah
seluruhnya (Chang:2005).
Menurut Yayan Sunarya :2016, Biasanya untuk menentukkan biloks atom
tidak diturunkan dari rumus lewis, tetapi disederhanakan berdasarkan aturan
berikut.
a. Unsur-unsur bebas memiliki biloks 0. Contohnya biloks C,Na, dan
Mo, adalah 0
b. Biloks suatu atom dan molekul unsur adalah 0. Jadi biloks atom
klorin dalam Cl2 atau atom O dalam O 2 adalah 0.
c. Biloks atom-atom golongan IA (logam alkali) dalam setiap
senyawa adalah +1: biloks atom golongan IIA (logam alkali tanah)
dalam tiap senyawaa adalah +2
d. Biloks atau fluorin adalh -1 dalam semua senyawa
e. Biloks atom klorin, bromin, dan iodin adalah -1 dalam setiap
senyawa biner yang bergabung dengan unsur yang kurang
elektronegatif.
f. Biloks oksigen senyawa biasanya -2, kecuali dalam peroksida
seperti H2O2 dana Na2O2 , biloks oksigen adalah -1
g. Biloks hidrogen dalam hampir tiap senyawa adalah +1 kecuali
hibrida , senyawa seperti NaH dimana atom hidrogen terikat pada
lomgam yang lebih elektronegatif , hidrogen mempunyai biloks -1.
h. Jumlah biloks atom-atom dalam suatu senyawa selalu sama dengan
nol. Untuk ion poliatomik, biloks dari atom-atomditambah muatan
ion.

Sedangkan menurut Chang:2005, aturan aturan untuk menentukkan bilangan


oksidasi yaitu:

1) Dalam unsur bebas (yaitu,dalam keadaan tidak bergabung), setiap


atom memilki bilangan oksidasi nol. Jadi, setiap atom dalam H 2, Br2,
Na, Be, K, O2, dan P4 memilki bilangan oksidasi yang sama: nol.
2) Untuk ion-ion yang tersusun atas satu atom saja, bilangan oksidasinya
sama dengan muatan ion tersebut. Jadi, Li+ memilki bilangan oksidasi
+1; ion Ba2+, +2 ; ion Fe3+, +3 dan seterusnya. Setiap logam alkali
tanah memiliki bilagan oksidasi +2 dalam senyawanya. Aluminium
memiliki bilangan oksidasi +3 dalam semua senyawanya.
3) Bilangan oksidasi oksigen dalam sebagian besar senyawanya (sebagai
contoh MgO dan H2O ) adalah -2, tetapi dalam hidrogen peroksida
(H2O2) adalh -2 tetapi dalam hidrogen peroksida (H2O2) dan ion
peroksida (O2-2), bilangan oksidasinya adalah -1.
4) Bilangan oksidasi hidrogen adalah +1, kecuali bila hidrogen berikatan
dengan logam dalam bentuk senyawa biner. Dalam kasus ini
(misalnya,LiH, NaH, dan CaH2), bilangan oksidasinya adalah -1.
5) Fluor memilki bilangan oksidasi negatif ketika sebagian ion halida
dalam senyawanya. Ketika halogen-halogen tersebut bergabung
dengan oksigen misalnya dalam asam okso dan anion okso maka
memiliki bilangan oksidasi positif.
6) Dalam molekul netral , jumlah bilangan oksidasi semua atom
penyusunnya harus nol. Dalam ion poliatomik, jumlah bilangan
oksidasi semua unsur dalam ion tersebut harus sama dengan muatan
total ion. Sebagai contoh, dalam ion aluminium, NH +4 bilangan
oksidasi N adalah -3 dan bilangan oksidasi H adalah +1 maka jumlah
bilangan oksidasinya adalah -3+4(+1) = +1 yang sama dengan muatan
total ion.
Ada tiga cara untuk menyelesaikan persemaan reaksi redoks yaitu Metode
Pengikatan dan Pelepasan Oksigen, metode pemindahan elektron dan metode
perubahan bilangan oksidasi (Bukhari:2017).
Metode perubahan bilangan oksidasi (PBO)
Tahap- tahap untuk menyetarakan persamaan molekuler dengan cara
perubahan bilangan oksidasi dapat diringkas sebagai berikut:
1) Tentukan bilangan oksidasi semua atom. Dari sini tentukan atom-
atom yang mengalami perubahan bilanga oksidasi. Hubungkan zat-zat
yang mengalami oksidasi dan reduksi. Jika pereaksi mengalami
oksidasi juga reduksi,tuliskan pereaksi sebagai zat pengoksidasi juga
sebagai zat pereduksi. Jika perlu tambahkan koefisien pada pasangan
itu sehingga atom-atom mengalami perubahan bilangan oksidasi
setara.
2) Tentukan perubahan bilangan oksidasi,baik zat yang teroksidasi
maupun zat yang tereduksi. Buat nilai mutlak (nilai tanpa tanda) dari
perubahan ini ,yang nilainya sama dengan perkalian spesi yang
terlibat oksidasi dengan suatu bilangan, dan yang terlibat reduksi
dengan bilangan lain.
3) Setarakan atom-atom lain tidak mengalami reduksi dan oksidasi
melalui penyisiran. Persamaan dapat dilengkapi dengan
menambahkan H2O. Penambahan H2O salah satu ruas untuk
menyetarakan atom O. Periksa apakah persamaan sudah setara.
Metode Ion Elektron
Tahap-tahap berikut ini akan membantu kita menyetarakan persamaannya.
Tahap 1. Tulis persamaan tak setara untuk reaksi ini dalam bentuk ionik.
Tahap 2. Pisahkan persamaan tersebut menjadi dua setengah-reaksi.
Tahap 3. Setarakan atom yang bukan O dan H di setiap setengah-reaksi secara
terpisah.
Tahap 4. Untuk reaksi dalam medium asam, tambahkan H2O untuk
menyetarakan atom O dan tambahkan H+ untuk menyetarakan atom
Tahap 5. Tambahkan elektron pada salah satu sisi dari setiap setengah-reaksi
untuk menyetarakan muatan. Jika perlu, samakan jumlah elektron di kedua
setengah-reaksi dengan cara mengalihkan satu atau kedua setengah-reaksi
dengan koefisien yang sesuai.
Tahap 6. Jumlahkan kedua setengah-reaksi dan setarakan persamaan akhir
dengan pengamatan. Elektron-elektron di kedua sisi harus saling meniadakan.
Tahap 7. Periksa kembali apakah persamaan ini mengandung jenis dan
jumlah atom yang sama serta periksa juga apakah muatan pada kedua sisi
persamaan sudah sama.
Pengecekan terakhir menunjukan bahwa persamaan yang dihasilkan sudah
setara “secara atom” dan “secara muatan” (Bukhari:2017).

D. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Tabung reaksi ( 3 buah )
b. Rak tabung reaksi ( 1 buah )
c. Gelas ukur 10 mL ( 1 buah )
d. Pipet tetes ( 3 buah )
e. Penjepit kayu ( 1 buah )
f. Bunsen ( 1 buah )
g. Korek Api
2. Bahan
a. Kalium permanganat (KMnO4)
b. Ferro sulfat (FeSO4 )
c. Asam oksalat (H2C2O4)
d. Asam sulfat encer (H2SO4)
e. Natrium tiosulfat (Na2S2O3)
f. Aquades (H2O)
E. PROSEDUR KERJA
1. 1 mL Kalium Permanganat (KMnO4) dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, lalu ditambahkan 1 mL asam sulfat encer (H2SO4).
2. Ditambahkan 18 tetes Ferro Sulfat (FeSO4), lalu diamati apa yang
terjadi.
3. Perlakuan 1 diulangi, lalu ditambahkan 3 tetes Natrium tiosulat
(Na2S2O3). Kemudian diamati apa yang terjadi.
4. Perlakuan 1 diulangi, kemudian ditambahkan 6 teteas larutan asam
oksalat, H2C2O4 0,1 M, lalu dipanaskan perlahan-lahan dan diamati
apa yang terjadi.

F. HASIL PENGAMATAN

Percobaan Pengamatan
No
KMnO4 + H2SO4
pada saat kedua
larutan tersebut
dicampur
1 1 ml KMnO4 + 1 ml H2SO4 + 18 tetes FeSO4 menghasilkan
warna ungu. Pada
(ungu) (tidak berwarna) (tidak berwarna)
saat dicampurkan
FeSO4 warnanya
menjadi merah
bata.

KMnO4 + H2SO4
pada saat kedua
larutan tersebut
dicampur
1 ml larutan KMnO4 + 1 ml H2SO4 + 3 tetes
menghasilkan
2 Na2S2O3 0,1M
(ungu) (tidak berwarna) (tidak berwarna) warna ungu. Pada
saat dicampurkan
Na2S2O3 warnanya
menjadi keruh.

KMnO4 + H2SO4
pada saat kedua
larutan tersebut
1 ml KMnO4 + 1 ml H2SO4 + 6 tetes H2C2O4 0,1 M + dicampur
3 dipanaskan menghasilkan

(ungu) (tidakberwarna) (tidakberwarna) warna ungu. Pada


saat dicampurkan
H2C2O4 warnanya
menjadi coklat tua.

G. PEMBAHASAN
Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan
elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya,
yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi
(kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini
merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi
sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Adapun prinsip
pada percobaan ini yaitu berdasarkan pada reaksi (Reduksi Oksidasi)
dimana larutan (KmnO4) bersifat oksidator dari larutan uji dan sampel
bersifat reduktor. Pada percobaan ini dimasukkan masing-masing 1 mL
kalium permanganat dan 1 mL asam sulfat kedalam tiga buah tabung
reaksi. Dimana kalium permanganat berfungsi sebagai oksidator dan asam
sulfat berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat jalannya reaksi. Dari
pencampuran kalium permanganat dan asam sulfat diperoleh hasil larutan
berwarna ungu. Kemudian ketiga tabung reaksi ini diberi perlakuan yang
berbeda.
Perlakuan pertama yaitu pada tabung pertama larutan kalium permanganat
dan asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan ferro sulfat yang
berfungsi sebagai reduktor. Larutan yang semula berwarna ungu setelah
ditambahkan beberapa tetes larutan ferro sulfat tetap berwarna ungu, hal
Ini terjadi karena pada saat percobaan ferro sulfat dimasukkan kedalam
kalium permanganat yang berdada dalam suhu kamar sehingga reaksi
antara ferro sulfat dan kalium permanganate berlangsung pada suhu kamar
yang menghasilkan larutan berwarna ungu. Ada pun reaksi yang terjadi
pada percobaan ini yaitu :

2KMnO4 + 8H2SO4 + 10 FeSO4 → 5Fe(SO4)3 + K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O

Reduksi oksidasi

Reduksi : KMnO4 → MnSO4

Oksidasi : FeSO4 → Fe(SO4)3

Pada reaksi ini dapat dilihat bahwa KMnO4 merupakan zat yang berperan

sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan bilangan


oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan FeSO4 merupakan zat yang berperan

sebagai reduktor, dimana unsur Fe mengalami peningkatan bilangan

oksidasi dari +2 ke +3.

Perlakuan kedua yaitu pada tabung kedua larutan kalium permanganat dan
asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan natrium tiosulfat. Larutan
natrium tiosulfat ini berfungsi sebagai zat yang mengalami oksidasi
(reduktor). Larutan yang semula berwarna ungu setelah ditambahkan
larutan natrium tiosulfat terjadi perubahan warna larutan dari ungu
menjadi ungu kecoklatan serta larutan terasa panas. Perubahan warna
larutan ini terjadi karena larutan kalium permanganat yang mengoksidasi
natrium tiosulfat sehingga terjadi perubahan warna. Serta larutan yang
terasa panas saat di campurkan ini merupakan akibat dari larutan natrium
tiosulfat yang bereaksi dengan asam sulfat . Adapu reaksi yang terjadi
yaitu :
8KMnO4 + 7H2SO4 + 5Na2S2O3 → 8MnSO4 + 5Na2SO4 + 4K2SO4 + 7H2O
Reduksi
Oksidasi

Reduksi : KMnO4 → MnSO4


Oksidasi : Na2S2O3 → Na2SO4

Dari reaksi ini dapat dilihat dilihat bahwa KMnO 4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan Na2S2O3 merupakan zat yang
berperan sebagai reduktor, dimana unsur Na mengalami peningkatan
bilangan oksidasi dari +6 ke +8.
Perlakuan ketiga yaitu pada tabung ketiga larutan kalium permanganat dan
asam sulfat ditambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat yang
berfungsi sebagai zat yang mengalami oksidasi (reduktor). Pada percobaan
ini tidak terjadi perubahan setelah ditambahkan beberapa tetes larutan
asam oksalat, dan proses pemanasan. Selain itu pada saat percobaan ketika
larutan dipanaskanterdapat gelembung dan uap didinding tabung,
gelumbung ini diakibatkan oleh terbentuknya gas karbon dioksida,
sedangkan adanya uap pada dinding tabung ini diakibatkan oleh air yang
terbentuk menguap saat dipanaskan. Berikut reaksi antara kalium
permanganat dengan asam oksalat :
2KMnO4 + H2SO4 + 5H2C2O4→ 2MnSO4 +K2SO4 +10CO2+ 8H2O
Reduksi
Oksidasi
Reduksi : KMnO4 → MnSO4
Oksidasi : 5H2C2O4 → CO2

Dari reaksi ini dapat dilihat dilihat bahwa KMnO 4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsur Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan H2C2O4 merupakan zat yang
berperan sebagai reduktor, dimana unsur C mengalami peningkatan
bilangan oksidasi dari +3 ke +4.

H. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percoaan ini dapat disimpulkan bahwa kalium
permanganate merupakan oksidator yang kuat, dimana jika direaksikan dengan
ferro sulfat, natrium tiosulfat, dan asam oksalat, kalium permanganate bertindak
sebagai oksidator. Sementara, ferro sulfat, natrium tiosulfat, dan asam oksalat
bertindak sebagai reduktor atau zat yang mengalami oksidasi. Ini dapat dilihat dari
terjadinya perubahan warna pada larutan yang diuji dimana dari warna ungu
menjadi warna cokelat walaupun ada beberapa yang mengalami kegagalan karena
terjadi beberapa kesalahan pada saat pencampuran bahan oleh praktikan.
2. Saran
Hendaknya praktikan lebih berhati- hati dalam memasukkan larutan
dan memeriksa lebih teliti prosedur kerja pada percobaan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Bukhari. (Volume 1, No. 2, Juli 2017). PENDEKATAN ILMU FISIKA DAN


MATEMATIKA DALAM MEMAHAMI KONSEP REAKSI OKSIDASI-
REDUKSI (REDOKS). Jurnal Dedikasi , 253-254.

R.A.Day, j. A. (2017). Analisis Kimia Kuantitatif. jakarta: Erlangga.

Resi Salyani, A. A. (2018). Pengembangan Buku Saku Pada Materi Reaksi


Reduksi. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA, Vol. 02, No. 01, , , 7.

Sulistyarti, D. H. (2017). Kimia Analisa Dasar Untuk Analisis kualitatif. Malang:


UB Press.

Sunarya, Y. (2016). Kimia Dasa 2. Bandung : Yrama Widya.


LAPORAN SEMENTARA
JAWABAN PERTANYAAN
1. Tuliskan reaksi – reaksi yang terjadi pada percobaan yang anda lakukan.
2. Jelaskan perubahan bilangan oksidasi masing – masing unsur yang saudara
tuliskan dan jelaskan unsur mana yang mengalami oksidasi atau reduksi.
Jawaban :
1. Reaksi 1 :
Percobaan I
Oksidasi : Fe+2 Fe+3 + e X5
Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e Mn+2 + 4H2O X1
Oksidasi : 5Fe+2 5Fe+3 + 5e
Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e Mn+2 + 4H2O
MnO4- + 5Fe+2 + 8H+ Mn+2 + 5Fe+3 + 4H2O

2KMnO4 + 8H2SO4 + 10 FeSO4 → 5Fe(SO4)3 + K2SO4 + 2MnSO4 + 8H2O


+7 +2 +3 +2
Reduksi
Oksidasi
Reaksi2 :
Percobaan II
Oksidasi : 2S2O32- S4O62- + 2e X5
Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e Mn+2 + 4H2O X2
Oksidasi : 10S2O32- 5S4O62- + 10e
Reduksi : 2MnO4- + 16H+ +10e 2Mn+2+ 8H2O
2MnO4- + 10S2O32-+ 16H+ 2Mn+2 + 5S4O62-+ 8H2O

2KMnO4+8H2SO4+10S2O32-→K2SO42MnSO4+5Na2S2O6+5Na2SO4+ + 8H2O

+7 +2 +2 +6

Reduksi
Oksidasi
Reaksi3 :
Percobaan III
Oksidasi : C2O42- 2CO2 + 2e X5
Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5e Mn+2 + 4H2O X2
Oksidasi : 5C2O42- 10CO2 + 10e
Reduksi : 2MnO4- + 16H+ +10e 2Mn+2 + 8H2O
2MnO4- + 5C2O42-+ 16H+ 2Mn+2 + 10CO2-+ 8H2O

2KMnO4 + 3H2SO4+ 5H2C2O4→ 2MnSO4 + K2SO4 + 10CO2+ 8H2O


+7 +3 +2 +4
Reduksi
Oksidasi
2 Pada reaksi pertama terlihat dari reaksi diatas bahwa KMnO4 merupakan zat
yang berperan sebagai oksidator, dimana unsure Mn mengalami penurunan
bilangan oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan FeSO4 merupakan zat yang berperan
sebagai reduktor, dimana unsur Fe mengalami peningkatan bilangan oksidasi
dari +2 ke +3.
Pada reaksi kedua terlihat dari reaksi diatas bahwa KMnO4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsure Mn mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan Na 2S2O3 merupakan zat yang berperan
sebagai reduktor, dimana unsur Na mengalami peningkatan bilangan oksidasi
dari +2 ke +6.
Pada reaksi ketiga terlihat dari reaksi diatas bahwa KMnO 4 merupakan zat yang
berperan sebagai oksidator, dimana unsure Mn mengalami penurunan bilangan
oksidasi dari +7 menjadi +2. Dan H2C2O4 merupakan zat yang berperan sebagai
reduktor, dimana unsur C mengalami peningkatan bilangan oksidasi dari +3 ke
+4.
DOKUMENTASI

Mengukur KMnO4 menggunakan gelas ukur

.
Memasukkan 1 mL KMnO4 ke dalam tabung reaksi

Mengukur 1 mL H2SO4 lalu memasukkan H2SO4 ke dalam tabung reaksi


Menambahkan beberapa tataes Ferro Sulfat (FeSO4)

”Mengulangi perlakuan 1,2 dan 3

Menambahkan beberapa tetes Natrium tiosulfat (Na2S2O3)


”Mengulangi perlakuan 1,2 dan 3

Menambahkan beberapa tetes larutan asam oksalat (H2C204) lala


memanaskan secara perlahan
Perubahan warna yang terjadi setelah reaksi

Anda mungkin juga menyukai