Anda di halaman 1dari 26

1

Bab I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Di dalam kehidupan kita bahwa terdapat beberapa hal yang berkaitan
langsung dengan kita yang ada hubungannya dengan kimia. Seperti batu batrai,
disk player, stavol, dll. Beberapa benda yang telah disebutkan di atas merupakan
hasil olah dari suatu reaksi kimia.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu pengamatan dan pencarian informasi
baik secara langsung melihat benda itu maupun mempelajari teori-teorinya untuk
memperdalam hazanah ilmu pengetahuan kita. Sehingga diharapkan kita tidak
mudah heran dengan suatu reaksi yang tidak pernah kita bayangkan akan seperti
yang kita lihat.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah konsep dasar reaksi kimia?
2. Apakah yang dimaksud dengan reaksi asam basa?
3. Apakah yang dimaksud dengan reaksi oksidasi reduksi?
4. Jelaskan konsep bilangan oksidasi?
5. Bagaimana tahap penyetaraan persamaan redoks?
6. Apakah yang dimaksud dengan reaksi redoks?
7. Bagaimana contoh reaksi redoks di sekitar kita?
8. Bagaimana aplikasi redoks dalam pabrik H
2
O
2
?



2

Bab II
PEMBAHASAN
1. KONSEP DASAR REAKSI KIMIA
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana zat-zat baru yaitu hasil reaksi,
terbentuk dari beberapa zat aslinya, yang disebut pereaksi. Biasanya suatu reaksi
kimia disertai oleh kejadian-kejadian fisis, seperti perubahan warna, pembentukan
endapan, atau timbulnya gas.
Lambang-lambang yang menyatakan suatu reaksi kimia disebut persamaan
kimia. Dalam penulisan persamaan reaksi diperlukan tiga langkah :
a. Nama-nama pereaksi dan hasil reaksi ditulis, hasilnya disebut sebuah
persamaan sebutan. Contoh : nitrogen oksida + oksigen Nitrogen dioksida
b. Sebagai penggantin nama zat dipergunakan rumus-rumus kimia. Hasilnya
disebut persamaan kerangka. Contoh : NO + O
2
NO
2

c. Persamaan kerangka kemudian di kesetimbangan, yang menghasilkan
persamaan kimia. Contoh : 2NO + O
2
2NO
2

Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu
persamaan kimia berimbang menmberikan dasar staikiometri. Perhitungan
staikiomentri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul
senyawa. Banyaknya suatu hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan
diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis untuk suatu reaksi kimia.
Penting untuka mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas yakni
pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi sampaihabis, sedangkan pereaksi-
pereaksi lain berlebih.

2. REAKSI ASAM BASA
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-
basanya, Lewis juga mengusulkan teori asam basa baru juga. Lewis, yang juga
mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam basa sebagai masalah
dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan
hasil percobaan.
3

Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga
merupakan asam dalam kerangka teori Lewis karena proton adalah akseptor
pasangan elektron . Dalam reaksi netralisasi proton membentuk ikatan koordinat
dengan ion hidroksida.
H
+
+ OH
-
H
2
O
Situasi ini sama dengan reaksi fasa gas yang pertama diterima sebagai
reaksi asam basa dalam kerangka teori Bronsted dan Lowry.
HCl
(g)
+ NH
3(g)
NH
4
Cl
(s)

Dalam reaksi ini, proton dari HCl membentuk ikatan koordinat dengan
pasangan elektron bebas atom nitrogen.
Keuntungan utama teori asam basa Lewis terletak pada fakta bahwa
beberapa reaksi yang tidak dianggap sebagai reaksi asam basa dalam kerangka
teori Arrhenius dan Bronsted Lowry terbukti sebagai reaksi asam basa dalam teori
Lewis. Sebagai contoh reakasi antara boron trifluorida BF
3
dan ion fluorida F
-
.
BF
3
+ F
-
BF
4
-

Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron
bebas ion fluorida. Menurut teori asam basa Lewis, BF
3
adalah asam. Untuk
membedakan asam semacam BF
3
dari asam protik (yang melepas proton, dengan
kata lain, asam dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronsted Lowry), asam ini
disebut dengan asam Lewis. Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi
aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh khas unsur yang membentuk
asam Lewis.
Karena semua basa Bonsted Lowry mendonasikan pasangan elektronnya
pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam
Lewis adalah asam Bronsted Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh di
atas.
Dari ketiga definisi asam basa di atas, definisi Arrhenius yang paling
terbatas. Teori Lewis meliputi asam basa yang paling luas. Sepanjang yang
dibahas adalah reaksi di larutan dalam air, teori Bronsted Lowry paling mudah
digunakan, tetapi teori Lewis lah yang paling tepat bila reaksi asam basa
melibatkan senyawa tanpa proton.



4

3. REAKSI OKSIDASI REDUKSI
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang
menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam
sebuah reaksi kimia.
Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon
yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen
menghasilkan metana (CH
4
), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks
seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang
rumit.
Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat
dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion
Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau
ion.
Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan
di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada
perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan
selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan
bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam
prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun
terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada
transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen).
Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan perubahan muatan formal
(formal charge) dikenal sebagai reaksi metatesis.
Secara ringkas proses yang menyebabkan oksidasi dan reduksi disajikan dalam
tabel berikut :
NO OKSIDASI REDUKSI
1 Hilangnya seluruh (lengkap)
elektron [reaksi ionik]
Terimanya elektron secara
lengkap [reaksi ionik]
2 Pergeseran elektron menjauhi
suatu atom dalam ikatan kovalen
Pergeseran elektron menuju
suatu atom dalam ikatan
kovalen
5

3 Terimanya oksigen Hilangnya oksigen
4 Hilangnya hidrogen untuk senyawa
kovalen
Terimanya hidrogen untuk
senyawa kovalen
5 Kenaikkan bilangan oksidasi Penurunan bilangan
oksidasi


4. KONSEP BILANGAN OKSIDASI
Dengan bilangan oksidasi akan mempermudah dalam pengerjaan reduksi
atau oksidasi dalam suatu reaksi redoks.
Kita akan membuat contoh dari Vanadium. Vanadium membentuk
beberapa ion, V
2+
dan V
3+
. Bagaimana ini bisa terjadi? Ion V
2+
akan terbentuk
dengan mengoksidasi logam, dengan memindahkan 2 elektron:
V V
2+
+ 2e
-

Vanadium kini disebut mempunyai biloks +2. Pemindahan satu elektron lagi
membentuk ion V
3+
:
V
2+
V
3+
+ e
-

Vanadium kini mempunyai biloks +3. Pemindahan elektron sekali lagi
membentuk bentuk ion tidak biasa, VO
2+
.
V
3+
+ H
2
O VO
2+
+ 2H
+
+ e
-

Biloks vanadium kini adalah +4. Perhatikan bahwa biloks tidak didapat
hanya dengan menghitung muatan ion (tapi pada kasus pertama dan kedua tadi
memang benar).
Bilangan oksidasi positif dihitung dari total elektron yang harus
dipindahkan-mulai dari bentuk unsur bebasnya. Vanadium biloks +5 juga bisa saja
dibentuk dengan memindahkan elektron kelima dan membentuk ion baru.
V
2+
+ H
2
O VO
2+
+ 2H
+
+ e
-

Setiap kali vanadium dioksidasi dengan memindahkan satu elektronnya,
biloks vanadium bertambah 1.
6

Sebaliknya, jika elektron ditambahkan pada ion, biloksnya akan turun.
Bahkan dapat didapat lagi bentuk awal atau bentuk bebas vanadium yang
memiliki biloks nol.
Bagaimana jika pada suatu unsur ditambahkan elektron? Ini tidak dapat
dilakukan pada vanadium, tapi dapat pada unsur seperti sulfur.

5. PENYETARAAN PERSAMAAN REDOKS (CARA REAKSI PARO)
Setara :
1. memenuhi hukum konservasi massa : jumlah setiap unsur harus sama pada
kedua sisi persamaan
2. Hukum konservasi muatan : jumlah penerimaan dan pelepasan elektron harus
setara
Prosedur :
a. bagilah persamaan menjadi dua reaksi paro yang tak lengkap, satu untuk
oksidasi dan yang lain untuk reduksi
b. Setarakan setiap reaksi paro
a) Pertama, setarakan unsur selain H dan O
b) Berikutnya, setarakan atom O dengan menambahkan H
2
O
c) Kemudian, setarakan atom H dengan menambahkan H
+

d) Akhirnya, setarakan muatan dengan menambahkan e
-
ke sisi yang
kelebihan muatan positif
c. Kalikan setiap reaksi paro dengan bilangan bulat sedemikian sehingga
jumlah elektron yang dilepas dalam satu reaksi paro sama dengan jumlah
yang diterima dalam reaksi paro lain
d. Tambahkan dua reaksi paro dan sederhanakan dengan meniadakan spesies
yang muncul pada ke dua sisi persamaan
e. Ceklah persamaan untuk memastikan bahwa terdapat jumlah sama atom
dari setiap jenis dan muatan total sama pada ke dua sisi persamaan
MnO
4
-
(aq) + C
2
O
4
2-
(aq) Mn
2+
(aq) + CO
2
(g)

6. REAKSI REDOKS
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi
senyawa lain dikatakan sebagai oksidatif dan dikenal sebagai oksidator atau agen
oksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari senyawa lain, sehingga dirinya
7

sendiri tereduksi. Oleh karena ia "menerima" elektron, ia juga disebut sebagai
penerima elektron. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa yang memiliki
unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi (seperti H
2
O
2
, MnO
4

, CrO
3
,
Cr
2
O
7
2
, OsO
4
) atau senyawa-senyawa yang sangat elektronegatif, sehingga dapat
mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan mengoksidasi sebuah
senyawa (misalnya oksigen, fluorin, klorin, dan bromin).
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa
lain dikatakan sebagai reduktif dan dikenal sebagai reduktor atau agen reduksi.
Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain, sehingga ia sendiri
teroksidasi. Oleh karena ia "mendonorkan" elektronnya, ia juga disebut sebagai
penderma elektron. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi.
Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai
reduktor. Logam-logam ini akan memberikan elektronnya dengan mudah.
Reduktor jenus lainnya adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH
4
dan
LiAlH
4
), reagen-reagen ini digunakan dengan luas dalam kimia organik
[1][2]
,
terutama dalam reduksi senyawa-senyawa karbonil menjadi alkohol. Metode
reduksi lainnya yang juga berguna melibatkan gas hidrogen (H
2
) dengan katalis
paladium, platinum, atau nikel, Reduksi katalitik ini utamanya digunakan pada
reduksi ikatan rangkap dua ata tiga karbon-karbon.
Sel Volta ( Sel Galvani )
Sel elektrokimia di mana reaksi oksidasi-reduksi spontan terjadi dan
menghasilkan beda potensial disebut sel galvani. Dalam sel galvani energy kimia
diubah menjadi energi listrik. Sel galvani juga sering disebut Sel Volta. Contoh sel
galvani adalah baterai.
8


Terkadang perubahan kimia yang terjadi dalam sel galvani dapat dilihat
dengan mudah, seperti sel galvani magnesium-tembaga yang ditunjukkan Gambar
1. Karena magnesium lebih mudah teroksidasi daripada tembaga, magnesium
melepaskan elektron dan teroksidasi, membentuk ion Mg2+. Potensial anoda
magnesium menjadi lebih negatif karena meningkatnya tekanan listrik dari
elektron yang lepas. Pada saat yang sama, ion Cu2+ menangkap elektron dari
elektroda tembaga dan direduksi ke logam tembaga. Potensial elektroda tembaga
menjadi lebih positif karena tekanan listrik turun pada saat elektron dipindahkan
dari katoda. Jika kabel dihubungkan pada kedua elektroda, arus mengalir dari
elektroda magnesium ke elektroda tembaga, dan voltmeter pada rangkaian luar
akan menunjukkan voltase 2,696 V.
Energi yang dilepaskan sel dapat digunakan untuk menyalakan radio
dengan menghubungkan kabel dari elektroda ke radio. Reaksi keseluruhan sel
tembaga- magnesium ini adalah reaksi redoks.
Mg
(s)
+ Cu
2+(
aq)
Mg
2+
(aq)
+ Cu
(s)

Apakah fungsi jembatan garam? Ketika setengah reaksi berlanjut, ion- ion
magnesium dilepaskan ke larutan pada anoda, dan ion-ion tembaga pindah ke
katoda. Ion-ion harus bisa bergerak bebas antara kedua elektroda untuk
9

menetralkan muatan positif (kation Mg2+) yang dihasilkan pada anoda dan
muatan negatif (anion) yang tertinggal pada katoda. Larutan ion-ion dalam
jembatan garam dapat menetralkan muatan positif dan negatif dalam larutan dan
mencegah timbulnya kelebihan muatan pada elektroda. Reaksi redoks yang sama
terjadi jika logam magnesium diletakkan langsung dalam larutan tembaga sulfat,
dengan reaksi yaitu:
Mg +
Cu2+
Mg
2+
+ Cu
Akan tetapi, ini bukan sel galvani karena elektron tidak mengalir melalui
rangkaian luar. Elektron bergerak langsung dari logam magnesium ke ion-ion
tembaga, membentuk logam tembaga. Ini adalah cara membuatlogam tembaga
dari ion-ion tembaga, tapi tidak untuk membangkitkan tenaga listrik.
Sel Elektrolisis




Istilah elektrolisis berasal dari kata elektro (listrik) dan lisis yang berarti
penguraian. Jadi secara singkat elektrolisis dapat diartikan sebagai penguraian
suatu zat atau senyawa oleh orus listrik, sedangkan peralatan yang digunakan
untuk elektrolisis disebut sel elektrolisis.
Pada sel galvani reaksi redoks berlangsung secara spontan dan reaksi yang
terjadi disertai pembebasan sejumlah energi. Pada proses elektrolisis reaksi
10

redoks berlangsung tidak spontan, agar reaksi redoks dapat berlangsung maka
diperlukan sejumlah energi dari luar. Energi yang diperlukan pada proses
elektrolisis merupakan arus listrik searah. Penguraian zat-zat elektrolit dengan
arus listrik searah disebut eletrolisis.
Sel elektrolisis pada dasarnya hampir sama dengan sel Galvani tetapi tidak
digunakan jembatan garam dan voltmeter diganti menggunakan sumber arus
(biasanya baterai). Sel elektrolisis terdiri dari dua buah elektroda yang masing-
masing dihubungkan dengan kutub-kutub sumber arus dan dimasukkan kedalam
bejana yang berisi zat elektrolit. Elektroda yang digunakan biasanya berupa
elektroda inert (sukar bereaksi) seperti platina, karbon (grafit) dan Emas.
Elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus disebut katoda
() sedangkan elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif sumber arus
disebut anoda (+). Saat elektrolisis dilakukan ion-ion yang bermuatan positif
(kation) akan teroksidasi dan menempel pada elektroda yang digunakan pada
katoda sehingga apabila dilakukan penimbangan massa katoda bertambah,
sedangkan ion-ion yang bermuatan negatif (anion) akan tereduksi pada anoda
sehingga elektroda yang diletakan pada anoda massannya tidak berubah (tetap).
Proses elektrolisis umunya terdiri dari dua tipe yaitu elektrolisis lelehan (leburan)
dan elektrolisis larutan.
Dalam elektrolisis biasanya dikenal hukum Faraday yang secara
matematis dituliskan :
m =

(1)
mol elektron = massa/e (2)

Substitusi (2) ke (1) dihasilkan :

(3)
Keterangan :
m = massa zat (gram)
e = berat ekivalen (Mr/valensi)
I = Arus yang dialirkan (A)
t = waktu (s)

11

7. REAKSI REDOKS DI SEKITAR KITA
Reaksi redoks mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari ataupun
dalam industry. Berikut akan dijelaskan mengenai beberapa aplikasi redoks
dalam kehidupan sehari-hari dan insustri.
Pembakaran Bahan Bakar Roket
Reaksi redoks akan terjadi pada pembakaran bahan bakar . Pada umumnya roket
diisi dengan bahan bakar dan cairan pengoksidasi (oksidator). Bahan bakar dan
oksidator bercampur dan terbakar dalam ruang pembakaran. Keberadaan zat
pengoksidasi membuat bahan bakar








Pembuatan Beberapa Bahan Kimia
Beberapa bahan kimia seperti logam alkali dan alkali tanah aluminium, gas
hidrogen,gas oksigen, gas klorin, dan natrium hidroksida dibuat secara
elektrolisis. Ada juga pembuatan hidrogen peroksida berdasarkan prinsip redoks.
Contoh:Pembuatan logam natrium dengan mengelektrolisis lelehan NaCl yang
dicampurdengan CaCl2

12

Pemurnian Logam
Pada pengolahan tembaga dari bijih kalkopirit diperoleh tembaga yang
masih tercampur dengan sedikit perak, emas, dan platina. Untuk beberapa
keperluan dibutuhkan tembaga murni, misalnya untuk membuat kabel. Tembaga
yang tidak murni dipisahkan dari zat pengotornya dengan elektrolisis.Tembaga
yang tidak murni dipasang sebagai anoda dan tembaga murni dipasang sebagai
katoda dalam elektrolit larutan CuSO4 tembaga di anoda akan teroksidasi
menjadi Cu2+ selanjutnya Cu2+ direduksi di katoda.
Penyepuhan Logam
Suatu produk dari logam agar terlindungi dari korosi (perkaratan) dan
terlihat lebih menarik seringkali dilapisi dengan lapisan tipis logam lain yang
lebih tahan korosi dan mengkilat. Salah satu cara melapisi atau menyepuh adalah
dengan elektrolisis. Benda yang akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan
potongan logam penyepuhdipasang sebagai anoda yang dibenamkan dalam
larutan garam dari logampenyepuh dan dihubungkan dengan sumber arus
searah.Contoh: untuk melapisi sendok garpu yang terbuat dari baja dengan perak,
makagarpu dipasang sebagai katoda dan logam perak dipasang sebagai anoda,
denganelektrolit larutan AgNO3. Korosi (Perkaratan) Korosi adalah proses
teroksidasinyasuatu logam oleh berbagai zat menjadi senyawa.Proses korosi
merupakan peristiwa elektrokimia. Suatu logam akan mengalamikorosi bila
permukaan logam terdapat bagian yang berperan sebagai anoda dan dibagian lain
berperan sebagai katoda. Proses korosi yang banyak terjadi adalahkorosi pada
besi. Bagian tertentu dari besi berperan sebagai anoda, sehingga besimengalami
oksidasi.Fe (s) <-----> Fe2+ (aq) + 2e Cara Mencegah Korosi Korosi dapat
menimbulkankerugian karena selain merusak alat atau bangunan dari logam juga
menyebabkanlogam menjadi rapuh dan tidak mengkilat.Oleh karena itu proses
korosi logam harus dicegah. Setelah Anda mempelajarifaktor-faktor yang
mempengaruhi korosi, tentunya Anda tahu bagaimana caramencegahnya. Pada
dasarnya pencegahan korosi adalah mencegah kontaklangsung antara logam
dengan zat-zat yang menyebabkan korosi ataumengusahakan agar logam yang
dilindungi dari korosi berperan sebagai katoda.
13

Cara-cara pencegahan korosi yang sering dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Melapisi logam dengan cat, minyak atau oli, plastik atau dengan logam lain
yang tahan korosi misalnya krom, nikel, perak, dan sebagainya.
b. Perlindungan katoda. Logam yang dilindungi dari korosi diposisikan
sebagaikatoda, kemudian dihubungkan dengan logam lain yang lebih mudah
teroksidasi(memiliki E lebih negatif dari logam yang dilindungi). Misalnya
pipa besi dalamtanah dihubungkan dengan logam Mg. Logam Mg sengaja
dikorbankan agarteroksidasi tetapi pipa besi tidak teroksidasi.
c. Membuat alloy atau paduan logam, misalnya besi dicampur dengan logam Ni
danCr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%N)
Proses Pemutihan
Pemutihan adalah suatu proses menghilangkan warna alami dari serat
tekstil, benang, kain, bubur kayu kertas dan produk lainnya dengan reaksi kimia
tertentu. Beberapa zat pewarna bisa dihilangkan dengan zat-zat pengoksidasi
sebagai suatu pemutih. Pemutih yang paling umum digunakan adalah senyawa-
senyawa klor, hydrogen peroksida, natrium perborat dan kalium permanganate.
Proses pemutihan terjadi melalui reaksi oksidasi. Oksidator menghilangkan
elektron yang teraktivasi oleh sinar tampak dengan cara mengikat elektron
tersebut. Elektron ini merupakan penyebab timbulnya warna. Dan sebagian zat
pewarna bisa dihilangkan menggunakan zat pereduksi seperti Belerang dioksida.
Mencegah Kerusakan Akibat Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan sebuah istilah untuk menyatakan sebuah atom
atau kelompok atom yang sangat reaktif yang mempunyai suatu electron yang
tidak berpasangan. Radikal bebas berperan menimbulkan beberapa penyakit
seperti radang persendian dan penyakit hati. Radikal bebas dalam tubuh dapat
menyerang lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu, radikal bebas juga dapat
merusak sel-sel hidup, membusukkan makanan dan merusak zat-zat seperti karet,
bensin dan oli.
14

Untuk mencegah kerusakan akibat radikal bebas, ilmuwan menggunakan
zat yang disebut antioksidan, yaitu suatu jenis molekul yang dapat menetralkan
radikal bebas itu sendiri, yang memberikan electron (memanfaatkan reaksi
redoks) untuk menstabilkan dan menetralkan radikal bebas yang berbahaya. Jenis
antioksidan yang lain bekerja melawan molekul-molekul yang membentuk
radikal bebas dengan menghancurkan molekul-molekul tersebut sebelum
menghasilkan kerusakan tertentu. Contoh-contoh antioksidan yang sering
digunakan adalah Vitamin C (asam askorbat), vitamin E, dan beta Karoten.
Antioksidan yang sering digunakan dalam industry antara lain adalah BHT
(butylated hydroxytoluene) dan BHA (butylated hydroxyanisole), yang sering
ditambahkan pada bahan makanan dengan konsentrasi yang kurang dari 1%.
Pengolahan Air Limbah
Konsep reaksi redoks sering dimanfaatkan dalam proses pengolahan air
limbah. Di dalam suatu tempat pengolahan, limbah dilewatkan pada serangkaian
sekat dan ruangan yang di dalamnya dilakukan beberapa proses, termasuk proses
kimia untuk mengurangi kotoran dan zat racun. Pada umumnya, proses
pengolahan air limbah terdiri dari tiga fase pengolahan utama, yaitu primer
skunder dan tertier.
a. Pada pengolahan primer, sebagaian besar zat padat dan zat-zat anorganik
dihilangkan dari limbah.
b. Pada pengolahan skunder. Zat-zat organic dikurangi dengan mempercepat
proses-proses biologi secara alamiah. Untuk mengurangi zat-zat organic
dalam air limbah dilakukan reaksi oksidasi menggunakan lumpur aktif yang
mengandung banyak bakteri aerob.
c. Pada proses tertier, sisa-sisa zat padat, zat-zat beracun, logam berat, dan
bakteri dihilangkan dari air, sehingga air tersebut bebas dari kotoran yang
mungkin terdapat di dalamnya.


15

Baterai
a. Baterai Nikel Kadmium
Baterai nikel-kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti
aki,baterai HP, dll. Anoda yang digunakan adalah kadmium, katodanya
adalah nikel danelektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:
anoda : Cd + 2 OH-Cd(OH)2+ 2e
katoda : NiO(OH) + H
2
ONi(OH)
2
+ OH-
Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.
b. Baterai alkali
Baterai alkali hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya
samadengan baterai karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai
katoda.Perbedaannya terletak pada jenis elektrolit yang digunakan. Elektrolit
pada bateraialkali adalah KOH atau NaOH. Reaksi yang terjadi adalah:
anoda: Zn + 2 OH-ZnO + H2O + 2e
katoda: 2MnO2+ H2O + 2e-Mn2O3+ 2OH-
Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan pada
baterai alkali lebih stabil dibanding baterai karbon-seng.
c. Baterai perak oksida
Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai
arloji,kalkulator, dan alat elektronik lainnya. Anoda yang digunakan adalah
seng,katodanya adalah perak oksida dan elektrolitnya adalah KOH. Reaksi
yang terjadi:
anoda : ZnZn2++ 2 e-
katoda : Ag2O + H2O + 2e2Ag + 2 OH-
16

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.
d. AKI
Jenis baterai yang sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt timbal-
asamyang biasa dinamakan Aki. Baterai ini memiliki enam sel 2 volt yang
dihubungkanseri. Logam timbal dioksidasi menjadi ion Pb2+
dan melepaskan dua elektron di anoda. Pb dalam timbal (IV) oksida
mendapatkan dua elektron dan membentuk ion Pb2+ di katoda. Ion Pb2+
bercampur dengan ion SO42- dari asam sulfat membentuk timbal (II) sulfat
pada tiap-tiap elektroda. Jadi reaksi yang terjadi ketika baterai timbal-asam
digunakan menghasilkan timbal sulfat pada kedua elektroda
.PbO2+ Pb + 2H2SO42PbSO4+ 2H2O
Reaksi yang terjadi selama penggunaan baterai timbal-asam bersifat spontan
dantidak memerlukan input energi. Reaksi sebaliknya, mengisi ulang baterai,
tidakspontan karena membutuhkan input listrik dari mobil. Arus masuk ke
baterai dan menyediakan energi bagi reaksi di mana timbal sulfat dan air
diubah menjadi timbal(IV) oksida, logam timbal dan asam sulfat.
2PbSO4+ 2H2OPbO2+ Pb + 2H2SO4
e. Baterai karbon-seng
Kalau anda memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya
andamenghubungkannya secara seri. Baterai harus diletakkan secara benar
sehinggamemungkinkan elektron mengalir melalui kedua sel. Baterai yang
relatif murah iniadalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat beberapa jenis,
termasuk standarddan alkaline. Jenis ini sering juga disebut sel kering karena
tidak terdapat larutanelektrolit, yang menggantikannya adalah pasta
semi padat.Pasta mangan(IV) oksida (MnO2) berfungsi sebagai katoda.
Amonium klorida(NH4Cl) dan seng klorida (ZnCl2) berfungsi sebagai
elektrolit. Seng pada lapisanluar berfungsi sebagai anoda.Reaksi yang terjadi
:
17

anoda : ZnZn2++ 2 e-
katoda : 2MnO2+ H2O + 2e-Mn2O3+ 2OH-
Dengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi
redoksutama yang terjadi dalam sel kering karbon-seng.
Zn + 2MnO2+ H2OZn2++ Mn2O3+ 2OH-
Baterai ini menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. baterai ini bisa
digunakan untuk menyalakan peralatan seperti senter, radio, CD player,
mainan, jam dan sebagainya.
Las karbits
Karbit atau Kalsium karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
CaC2. Karbit digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat
pematangan buah.
Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah:
CaC2 + 2 H2O C2H2 + Ca(OH)2
Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349ml asetilen. Pada proses las
karbit, asetilen yang dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas
yang diperlukan dalam pengelasan.
Dalam sistem biosensor
sistem biosensor berupa alat pengukur kadar gula dan kolesterol berbasis
enzim didalam tanah untuk keperluan medis yang menggunakan teknologi film
tebal(thick film). Alat Pengukur kadar gula dan kolesterol dalam darah bekerja
menggunakan prinsip elektrokimia amperometrik. Prinsip kerja deteksi dari alat
ini didasari pada reaksi yang terjadi antara enzim glucose oxidase dancholesterol
oxidase dengan sample darah yang diukur. Proses reaksi kimiawi
inimenghasilkan aliran arus listrik yang kemudian diproses oleh signal
conditioningdan data akusisi. Hasil proses ini merupakan besar kadar gula dan
18

kolesterol didalam darah. Peralatan ini bersifat portable, kompak dan berdaya
rendah
Pengolahan Alumunium
Zaman dahulu kala, Alumunium termasuk logam yang harganya mahal
dipasaran. Hal ini dikarenakan jumlahnya yang sedikit di alam dan cara
mendapatannya yang cukup sulit. Cara memperolehnya dengan cara elektrolisis
tidak berhasil karena apabila larutan garam alumunium dihidrolisis, air lebih
mudah direduksi daripada Ion Alumunium. Hal ini menyebabkan gas Hidrogen
yang terbentuk di anoda dan bukannya Alumunium. Elektrolisis leburan
Alumunium juga tidak berhasil karena 2 hal : Larutan tidak berbentuk ion dan
senyawanya mudah menguap apabila bersuhu tinggi. Elektrolisis oksidanya juga
tidak praktis karena titik lelehnya yang tinggi yang mencapai 2000 derajat
celsius. Pada tahun 1886, Charles Hall dari Oberlin College menemukan cara
yang dapat digunakan untuk mengelektrolisis Alumunium Oksida dengan
menggunakan Al2O3 dengan Kriolit Na3AlF3. Penambahan Kriolit ke dalam
Al2O3 menurunkan temperatur campuran hingga 1000 derajat celcius, sehingga
elektrolisi dapat dilaksanakan. Bejana yang menampung campuran alumunium
terbuat dari besi yang dilapisi beton yang bertindak sebagai katoda dan batang
karbon yangberfungsi sebagai Anoda.
Pengolahan Magnesium
Magnesium merupakan logam yang penting karena sangat ringan.
Magnesium dijumpai berlimpah dalam air laut. Ion magnesium diendapkan dari
air laut sebagai hIdroksida, kemudian Mg(OH)2 diubah menjadi kloridanya
dengan cara mereduksinya dengan asam klorida. setelah airnya menguap, MgCl2
dilelehkan dan dielektrolisis. Magnesium dihasilkan di katoda dan Klor di Anoda.



19

8. APLIKASI REDOKS DALAM PABRIK H
2
O
2

A. Macam Macam Proses
a. Proses Autooksidasi alkohol sekunder
Oksidasi parsial dari alkohol primer atau sekunder dalam fase liquid
atau uap menghasilkan hidrogen peroksida dan aldehid atau keton dengan
yield yang tinggi. Reaksi berlangsung pada suhu 70 - 160oC dan tekanan 10
20 atm. Gas oksigen dari udara dilewatkan menembus alkohol sekunder
pada bagian bawah kolom oksidator, biasanya alkohol sekunder yang sering
digunakan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
(CH
3
)
2
CHOH + O
2
CH
3
COCH
3
+ H
2
O
2

Suhu diatas 70oC diperlukan agar menghasilkan laju yang baik dan
tekanan dari sistem dijaga setidak-tidaknya sama dengan tekanan uap dari
fase liquid pada suhu reaksi yang digunakan, sebab laju oksidasi alkohol
sangat terpengaruh terhadap jumlah asam organik yang ada dalam bentuk
liquida, sehingga akumulasi dari jumlah asam yang cukup dapat
menyebabkan reaksi tidak terkontrol bila konsentrasi hidrogen peroksida
tinggi.
Hasil campuran yang berisi alkohol yang tidak terpakai, hasil keton
dan hidrogen peroksida kemudian dipisahkan dengan falling film
evaporator, dimana bahan organik dan air melalui bagian atas kolom dan
hidrogen peroksida berada dibagian bawah kolom, pada kolom
ditambahkan air yang cukup sehingga konsentrasi hidrogen peroksida
dibawah 50% untuk menjaga terjadinya ledakan akibat pengaruh panas dan
konsentrasi hidrogen peroksida yang mengandung bahan bahan organik
lainnya. Selanjutnya hidrogen peroksida dimurnikan dengan ekstraksi
counter current dan dilanjutkan menuju ion exchanger untuk menghasilkan
hidrogen peroksida murni dalam konsentrasi yang sesuai dengan
kebutuhan.
Keuntungan proses ini :
- Kondisi proses kemurnian produk 90%
- Biaya energi rendah
Kerugian :
- Masalah penanganan produk aseton yang dihasilkan
- Tekanan yang dibutuhkan besar 10 20 atm.
20

b. Proses Autooksidasi Anthraquinon
Riedl dan pfeiderer memulai proses secara komersial untuk
pembuatan hidrogen peroksida dengan reduksi dan oksidasi siklis dari 2 etil
anthraquinone.

Hidrogenasi
Didalam hidrogenator anthraquinon dilarutkan dalam sebuah pelarut atau
campuran pelarut yang disebut larutan kerja, dengan adanya katalis dan gas
hidrogen pada tekanan parsial yang tinggi dan suhu dibawah 100oC terjadi
reaksi sebagai berikut:
C
16
H
12
O
2 (L)
+ H
2(g)
C
16
H
12
(OH)
2 (L)

Derajat hidrogenasi umumnya dibatasi sekitar 50% untuk meminimasi
reaksi sekunder. Laju hidrogenasi dijaga konstan secara periodik atau
mengubah katalis atau dengan mengontrol tekanan parsial hidrogen (laju
tidak dipengaruhi pada tekanan hidrogen yang lebih dari 405 Kpa).
(Mc.ketta, J, vol.27,1987)

Oksidasi
Larutan kerja yang telah di pisahkan dari katalis dibawa menuju oksidizer
dimana anthraquinol dioksidasi dengan gas oksigen pada suhu 40-70oC,
biasanya yang dipakai udara untuk membentuk anthraquinon beserta
hidogen peroksida (5-6 gram/liter) secara serentak seperti yang ditunjukkan
dibawah ini:
C
16
H
12
(OH)
2 (L)
+ O
2
(g) C
16
H
12
O
2(L)
+ H
2
O
2(L)


Recovery Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida kemudian diekstraksi dari larutan anthraquinon
sedangkan ekstrak larutan anthraquinon dikembalikan menuju hidrogenator
yang berfungsi sebagai larutan kerja, Selanjutnya hidrogen perksida
dimurnikan dan dikonsentrasikan menurut kebutuhan. Yield hidrogen
persiklus proses sangat tinggi.



21

Larutan Kerja ( Working solution)
Bahan kimia dari suatu sistem termasuk dalam larutan organik yang
membawa quinon/hidroquinon melalui reaksi hidrogenasi dan oksidasi,
serta melalui seluruh langkah ekstraksi disebut larutan kerja. Larutan kerja
harus stabil secara kimia melalui seluruh proses. Larutan kerja selalu
terdapat diantara proses selama umur pabrik, hanya diganti sedikit dengan
make up untuk pembilasan dan kehilangankehilangan.
Quinon murni, hidroquinon murni dan bahan bahan yang berhubungan
dalam proses berada dalam keadaan padat pada temperatur kamar, tetapi
komposisi larutan kerja dipilih sehingga batasan kelarutan dari padatan
dalam pelarut tidak melebihi batasan kelarutan. Larutan organik selalu
homogen setiap waktu, dengan tanpa solid atau fasa liquid kedua dalam
setiap titik pada proses komersial. (Mc. Ketta, vol.27,1987)
Keuntungan proses ini adalah:
- Kondisi proses kemurnian produk 90%
- Konversi reaksi 90%
- Biaya energi rendah
Kerugian :
- Bahan baku yang digunakan jumlahnya lebih banyak daripada
autooksidasi alkohol sekunder
- Reaktor yang dipakai 2 buah sehingga biaya pembelian alat lebih mahal

Dilihat dari macam-macam proses yang ada serta kuntungan dan kerugian
antara lain peralatan yang dibutuhkan relatif lebih sedikit sehingga biaya
yang diperlukan untuk investasi lebih murah, mudah dalam
pengoperasiannya maka dalam prarancangan pabrik hidrogen peroksida ini
penulis menggunakan proses autooksidasi anthraquinon dengan katalisator
paladium.



22

B. Tahapan Pembuatan Hidrogen Peroksida dalam Pabrik
a. Tahap persiapan bahan baku
Bahan baku 2 etil anthraquinone, benzene dan tributil phospat
disimpan dalam tangki penyimpan pada suhu ruangan. Ketiga bahan baku
tersebut dicampur untuk membentuk larutan yang homogen kemudian
dipanaskan untuk memenuhi kondisi reaksi hidrogenasi.
2 etil anthraquinone dari gudang diangkut dengan belt konveyor ke
hooper yang telah dilengkapi dengan alat penimbang yang bekerja secara
otomatis (setelah tercapai berat yang diinginkan, aliran reaktan ke hooper
dihentikan), kemudian dimasukkan dalam tangki pencampur. Benzene dan
tributil phospat dari dialirkan dengan menggunakan pompa centrifugal
single stage kedalam tangki pencampur. Dalam tangki pencampur, 2 etil
anthraquinone dilarutkan sehingga terbentuk larutan homogen, proses
pencampuran berlangsung secara batch.
Larutan beserta aliran recycle dari decanter kemudian dialirkan
oleh pompa dan dipanaskan di preheater untuk menaikkan suhu dari 32
o
C
menjadi 40
o
C dengan menggunakan steam sebagai media pemanas dan
dialirkan ke reaktor hidrogenasi dari bagian atas reaktor.
Hidrogen yang disimpan dalam fase liquid ditangki pada tekanan
10 atmosfer dan suhu 303 K dialirkan ke expander untuk menurunkan
tekanan menjadi 4 atm, kemudian gas hidrogen dipanaskan dalam
preheater dengan menggunakan steam sebagai pemanas sehingga suhu gas
hidrogen naik menjadi 40
o
C.

b. Tahap proses autooksidasi anthraquinone
Tahap pertama dari proses autuoksidasi anthraquinon adalah
hidrogenasi anthraquinon. Umpan segar gas hidogen dengan kandungan
N2 sebagai inert 2% mol dicampur dengan hidrogen dari aliran recycle
dan dibatasi jumlah N2 5% mol. Umpan gas hidrogen ini masuk pada
suhu 40
o
C dan tekanan 4 atm. Umpan cair yang terdiri dari 2 etil
anthraquinone serta pelarut benzene dan tributil phospat direaksikan di
reaktor hidrogenasi yang berupa reaktor bahan isian katalis paladium
berbentuk rasching ring. Katalis dalam reaktor diletakkan secara acak dan
pada bagian bawah tumpukan ditopang oleh packing support dan bagian
23

atas dilengkapi distributor untuk mengalirkan cairan supaya merata.
Reaktor hidrogenasi beroperasi pada tekanan 4 atm dan suhunyan berkisar
antara 40
o
C hingga 70
o
C.
Tahap kedua yaitu proses oksidasi 2 etil anthrahidroquinon
membentuk hidrogen peroksida dan 2 etil anthraquinone. Larutan hasil
hidrogenasi dari reaktor hidrogenasi dipompa ke coller untuk menurunkan
suhu dari 64,94
o
C menjadi 40
o
C dengan mengunakan air sebagai media
pendingin dan kemudian masuk ke bagian atas dari reaktor oksidasi yang
berupa kolom bahan isian keramik berbentuk rascing ring yang disusun
acak dan dilengkapi packing support dan distributor. Udara oleh blower
dialirkan dari bagian bawah reaktor RO) dan dikontakkan secara cocurrent
sehingga terjadi oksidasi 2 etil anthraquinone pada tekanan 4 atm dan
suhu 40
o
C.
Reaksi oksidasi tersebut adalah eksotermis dengan konversi 80%.
Titik didih benzene 80
o
C, trybutil phospat 289
o
C, 2 etil anthraquinon
377oC dan hidrogen peroksida 150
o
C. Hidrogen peroksida terdekomposisi
pada konsentrasi yang tinggi (70-90%).

3. Tahap pemisahan hidrogen peroksida dari larutan kerja
Larutan hasil oksidasi dialirkan ke pedingin dengan media
pendingin air untuk menurunkan suhu hingga 32oC dan diturunkan
tekanannya menjadi 1 atm dengan menggunakan reduce pressure yang
kemudian dialirkan ke Menara Ekstraksi yang berupa kolom ekstraksi
bahan isian keramik berbentuk rascing ring. Air proses dialirkan dari
bagian atas pada suhu 30oC dan terjadi kontak secara counter current
sehingga hidrogen peroksida terekstrak dari larutan kerja menghasilkan
larutan hidrogen peroksida 30% berat.
Hasil atas mengalir ke decanter untuk memisahkan larutan kerja
dari kandungan air dan hidrogen peroksida yang terlarut. Larutan kerja
kemudian direcycle sebagai umpan di reaktor hidrogenasi, sedangkan
hasil bawah dari decanter mengalir ke pengolahan limbah.



24

4. Tahap pemurnian hidrogen peroksida
Larutan hidrogen peroksida 30% dipompa ke preheater untuk
menaikkan titih didihnya sebagai umpan kolom distilasi. Larutan hidrogen
peroksida 30% dipekatkan dalam menara distilasi dan diperoleh larutan
hidrogen peroksida 70% yang diambil dari reboiler dan oleh pompa
dialirkan ke pendingin dengan media pendingin air, untuk menurunkan
suhu hingga suhu ruangan. Setelah itu disimpan dalam tangki. Uap air
yang keluar dari bagian atas kolom distilasi mengalir ke kondensor untuk
diubah fasenya menjadi fase cair dengan pendingin air dan ditampung
dalam tangki accumulator dan sebagian dikembalikan sebagai refluks.
Hasil atas kolom distilasi berupa limbah dengan kandungan H2O2 kurang
dari 0,4 % berat dialirkan ke unit pengolah limbah.



25

Bab III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Beberapa perubahan yang merupakan suatu bentuk reaksi kimia dalam
kehidupan sehari-hari pada dasarnya ada yang menguntungkan bagi manusia.
Namun apabila salah meletakkan takaran pada suatu perubahan, maka akan
menyebabkan terjadinya kerusakan bahkan membahayakan kehidupan manusia.
Oleh karena itu perlu adanya pemahaman lebih lanjut mengenai materi tentang
reaksi kimia dan segala pendukungnya.

2. SARAN
Sebagai pelajar yang sedang menuntut ilmu tentunya kita sangat banyak
belum menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pembahasan di makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kita semua tidak hanya puas dengan
materi ini saja, marilah kita mencoba mencari lagi dan menguak ilmu ini agar kita
tidak termasuk dalam orang-orang yang mudah heran dengan sesuatu perubahan
kimia.
26

DAFTAR PUSTAKA

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/asam_dan_basa/teori-
asam-basa/
gutier.doc. http://www.bioscience.org/2000/v5/d/gutier/gutier.pdf.
Suwardi, Reaksi Redoks dan Elektrokimia, FMIPA-UNY
http://kimia149.wordpress.com/2013/03/02/model-molekul/

Anda mungkin juga menyukai