Anda di halaman 1dari 19

T001 MES111

MESIN BOR

Nama : Hizkia Lukmana Putra


Nim : 201854033
Mata Kuliah : Kimia Teknik

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kimia Teknik dengan judul “ REAKSI REDOKS ”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru Bahasa
Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang.

Sebagai seorang peserta didik tentu sudah mengetahui pelajaran kimia, dan bahkan  sempat

mempelajari pelajaran tersebut dan selain itu pelajaran ini sudah ada sebelum Indonesia

merdeka.Maka dari itu kita sebagai seorang pelajar harus mengetahui pelajaran tersebut.

 Sejarah reduksi dan oksidasi.

Pada awalnya, istilah oksidasi dan reduksi tidak seluruhnya bertentangan: reduksi

berhubungan dengan pemisahan logam dari senyawa logam, dan oksidasi adalah reaksi dengan

oksigen. Bagaimana pun juga, sejalan dengan waktu, arti dari reduksi berubah cenderung kereaksi, di

mana oksigen dilepaskan. Dalam hal ini, reduksi dan oksidasi telah berpasangan secara istilah kepada

2 jenis reaksi kimia, di mana satu mewakili kebalikan dari yang lainnya.

Dengan penemuan Thomson mengenai electron pada tahun 1897 dan perkembangan dari

konsep yang berhubungan dengan hilangnya electron dan mendapatkan atom atau ion, istilah oksidasi

dan reduksi telah  berubah menjadi hilangnya electron dan munculnya electron berubah pada awal

abad 20.

Bagaimana pun juga, dengan defenisi ini muncul perubahan arti yang dapat dipertimbangkan.

Ketika definisi oksigen didasarkan pada oksidasi zat, sebagai contoh, pada partikel yang paling kecil:

atom Fe dioksidasi dibawah pelepasan 2 atom menjadi ion Fe2-. Dengan cara yang sama, atom atau

ion yang lain diturunkan melalui penambahan elektron.

  Oleh karena itu korespondensi oksidasi dan reduksi selalu ada, dan ketika berbicara mengenai

reaksi reduksi-oksidasi atau disebut reaksi redoks.

B.     Reaksi Redoks.

  Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan interkonversi energi listrik

dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks (reaksi-oksidasi) dimana dalam reaksi ini

energi yang dilepas oleh reaksi spontan diubah menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan

agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi, ada baiknya kita melihat kembali beberapa konsep dasar

yang akan muncul lagi.


  Dalam reaksi redoks, elektron-elektron ditransfer dari suatu zat ke zat lain. Reaksi antara

logam magnesium dan asam klorida merupakan suatu contoh redoks.

                                0     -1                              +2                   2

                        Mg(s) + 2HCl(aq)            MgCl2(aq) + H2(g)

Ingat bahwa angka yang ditulis diatas unsur adalah bilangan oksidasi dari unsur tersebut.

Dilepasnya elektron oleh suatu unsur selama oksidasi ditandai dengan meningkatnya bilangan

oksidasi unsur itu. Dalam reduksi, terjadi bilangan oksidasi karena diperolehnya elektron oleh unsur

tersebut. Dalam reaksi yangditunjukan disini, logam Mg di oksidasi dalam ion H+ direduksi ; ion Cl

adalah ion pengamat.

1.1 Menyetarakan Persamaan Redoks.

          Persamaan untuk reaksi redoks seperti baru saja kita bahas relatif mudah disetarakan. Namun,

dilaboratorium kita sering menghadapi reaksiredoks yang lebih rumit yang melibatkan anion okso

seperti kromat(C2O42-), dikromat(Cr2O72-.), permanganat(MnO4-), nitrat(NO3-), sulfat(SO42-). pada

dasarnya, kita dapat menyetarakan semua persamaan redoks dengan menggunakan proseduryang

diberikan. Tetapi ada tekni-teknik khusus untuk menangani reaksi redoks, teknik-teknik yang juga

membuat kita lebih paham mengenai proses transfer elektron. Disini kita akan membahas salah satu

teknik tersebut, yang dinamakan metode ion-elektron. Dalam metode ini reaksi keseluruhan dibagi

menjadi dua setengah-reaksi, satu untuk oksidasi dan satu untuk reduksi. Persamaan untuk kedua

setengah-reaksi ini disetarakan secara terpiksa dan kemudia dijumlahkan untuk menghasilkan

persamaan setara keseluruhannya.

          Andaikan kita diminta untuk menyetarakan persamaan yang menunjukan terjadinya oksidasi

ion FE2+menjadi ion FE13 oleh ion dikromat (Cr2O72-) dalam medium asam. Sebagai hasilnya, ion

(Cr2O72-) terekduksi menjadi ion-ion Cr3+. Tahap-tahap berikut ini akan membantu kita menyetarakan

persamaannya.

Tahap         1. Tulis persamaan taksetara untuk reaksi ini adalah bentuk ionik.

                   Fe2+ + Cr2O72-                 Fe3++Cr3+


Tahap         2. Pisahkan persamaan tersebut menjadi dau setengah-reaksi.

                             +2                            +3

          Oksidasi : Fe2+               Fe3+


                                               +6                            +3

Reduksi : Cr2O72-            Cr3+

Tahap         3. Setarakan atom yang bukan O dan H disetiap setengah-reaksi secara terpisah.

setengah-reaksi oksidasi sudah setara untuk atom Fe. Untuk setengah-reaksi reduksi kita kalikan

Cr3+ dengan 2 untuk menyetarakan atom Cr.

                             Cr2O2-7                    2Cr3+

Tahap4. Untuk reaksi dalam medium asam, tambahkan H 2O untuk menyetarakan atom O dan

tambahkan H+ untuk menyetarakan atom H.

                   Karena reaksi berlangsung dalam lingkungan asam, kita tambahkan tujuh molekul H 2O

disebelah kanan setengah-reaksi reduksi untuk menyetarakan atom O:

Cr2O72-                             2Cr3+  + 7H2O

Untuk menyetarakan atom H, kita tambahkan 14 ion H+ di sebelah kiri:

14H+  + Cr2O72-              2Cr3+  +  7H2O

Tahap 5. Tambahkan elektron padasalah satu sisi dari setiap setengah-reaksi untuk menyetarakan

muatan. Jika perlu, samakan jumlah elektron di kedua setengah-reaksi dengan cara mengalihkan

satu atau kedua setengah-reaksi dengan koefesien yang sesuai.

          Untuk setengah-reaksi oksidasi kita tuliskan

                              Fe2+           Fe3+ + e-

          Kita tambahkan satuelektron disisi kanan sehingga terdapat satu

1.2   Pada setiap sisi dari setengah-reaksi.

          Dalam setengah-reaksi reduksi terdapat total 12 muatan positif pada sisi kiri dan hanya 6

muatan positif di sisi kanan. Jadi, kita tambah 6 elektron disebelah kiri.

                             14H+ + Cr2O2-7 + 6e-        2Cr3+ + 7H2O


Untuk menyamakan  banyaknya elektron pada kedua setengah-reaksi, kita kalikan setengah-reaksi

oksidasi dengan 6 :

                             6Fe2+                  6Fe3++ 6e-

Tahap         6. Jumlahkan kedua setengah-reaksi dan setarakan persamaan akhir dengan

pengamatan. Elektron-elektron di kedua sisi harus saling meniadakan.

Kedua setengah-reaksi dijumlahkan sehingga dperoleh

                             14H+ + Cr2O2-7 + 6Fe2- + 6e-              2Cr3+ + 6Fe3+ + 7H2O + 6e-

Elektron pada kedua sisi saling meniadakan, kita dapat persamaan ionik bersih yang sudah setara :

                             14H+ + Cr2 O2-7 + 6Fe2+             2Cr3+ + 6Fe3+ + 7H2 O

Tahap         7. Periksa kembali apakah persamaan ini mengandung jenis dan jumlah atom yang

sama serta periksa juga apakah muatan pada kedua sisi persamaan sudah sama.

Pengecekan terakhir menunjukan bahwa persamaan yang dihasilkan sudah setara “secara atom”  dan

“secara muatan”.

          Untuk reaksi dalam sebuah medium basa, kita biasanya akan menyetarakan atom seperti yang  

telah  kita lakukan pada tahap 4 untuk medium asam. Lalu untuk setiap ion H + biasanya kita

tambahkan ion OH- yang sama banyaknya dikedua sisi persamaan, kita biasanya akan

menggabungkan ion-ion tersabut menjadi H2O. Telah kita lihat bahwa jika sebuah logam seng

dimasukan kedalam larutan CuSO4, Zn teroksidasi menjadi ion Zn2+ sementara ion Cu2+ tereduksi

menjadi logam tembaga.

Zn(s) + Cu2+(aq)      Zn2+(aq) + Cu(s)

Elektron-elektron ditransfer langsung dari zat pereduksi (Zn) ke zat pengoksidasi (Cu 2+) dalam

larutan. Namun, jika kita memisahkan secara fisik zat pengoksidasi dari zat pereduksi, transfer

elektron dapat berlangsung lewat medium penghantar eksternal (kawat logam). Sewaktu reaksi

berlangsung, kawat mengalirkan elektron secara konstan sehingga menghasilkan listrik (dengan kata

lain, kawat ini menghasilkan kerja listrik seperti untuk menggerakan motor listrik).

Peralatan percobaan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan reaksi redoks spontan

disebut sel galvanik atau sel volta, diambil dari nama ilmuwan italia Luigi Galvani dan alessandro

volta, yang membuat versi awal dari alat ini. Gambar 19.1 memperlihatkan komponen penting dari sel

tersebut. Sebatang seng dicelupkan kedalam larutan ZnSO 4, dan sebatang tembaga dicelupkan
kedalam larutanCuSO4. Sel bekerja berdasarkan asas bahwa oksidasi Zn menjadi Zn 2+ dan reduksi

Cu2+ menjadi Cu dapat dibuat berlangsung serentak dalam lokasi-lokasi yang terpisah dimana transfer

elektron antara lokasi-lokasi tersebut terjadi melalui sebuah kawat eksternal. Batang seng dan tembag

dinamakan Elektroda. Susunan elektroda (Zn dan Cu) dan larutan (ZnSO4 dan CuSO4) ini disebut sel

Daniell. Berdasarkan definisi, anoda dalam sel galvanik ialah elektroda tempat terjadinya oksidasi dan

katoda ialah elektroda tempat terjadina reduksi.

         Untuk sel Daniell, reaksi-reaksi setengah-sel, yaitu, reaksi oksidasi dan reduksi pada masing-

masing elektroda, ialah :

Elektroda Zn (anoda) : Zn(s)             Zn2+(aq) + 2e-

Elektroda Cu (katoda): Cu2+(aq) + 2-                Cu(s)

Perhatikan bahwa kecuali kedua larutan  dipisahkan satu sama lain, ion Cu2+ akan bereaksi langsung

dengan batang seng:

Cu2+(aq) + Zn(s)            Cu(s) + Zn2+(aq)

Untuk melengkapi rangkain listriknya, kedua larutan harus dihubungkan oleh suatu medium

penghantaragar kation dan anion dapat bergerak dari suatu kompartemen elektroda ke kompartemen

elektroda lainya. Persyaratan ini terpenuhi oleh jembatan garam, yang dalam bentuk sederhananya

berupa tabung U terbalik yang berisi larutan elektrolit inert, seperti KCL atau NH 4NO3, yang ion-

ionnya tidak akan bereaksi dengan ion lain dalam larutan atau dengan elektroda. Selama reaksi redoks

keseluruhan berjalan, elektron mengalir keluar dari anoda (elektroda Zn) melalui kawat dan voltmeter

menuju katoda (elektroda Cu). Di dalam larutan, kation-kation (Zn 2+, Cu2+, dan K+) bergerak kearah

katoda, sementara anion-anion (SO2-4dan CL-)  bergerak ke anoda. Tanpa jembatan garam yang

menghubungkan kedua larutan, terjadinya penumpukan muatan positif dalam kompartemen anoda

(karena pembentukan ion Zn2+) dan muatan negatif dalam kompartemen katoda ( terjadi ketika

sebagian ion Cu2+ tereduksi menjadi Cu) tentunya dengan cepat akan menghentikan kerja sel.

Arus listrik mengalir dari anoda ke katoda karena ada selisih energi potensial listrik di antarakedua

elektroda. Aliran arus listrik ini analog dengan air yang jatuh dari air terjun karena ada selisih energi

potensial gravitasi, atau aliran gas dari wilayah bertekanan tinggi ke wilayah bertekanan rendah.

Dalam percobaan selisih potensial listrik diantara anodan dan katoda di ukur dengann voltmeter dan

angkanya ( dalam volt) disebut Voltase sel.


Contoh gambar disamping :Reaksi yang sama ini dapat di

lakukan dengan amat berbeda tanpa pernah membawa kedua

reaktan kontak langsung satu dengan yang lainnya jika sebuah

sel galvani ( sebuah aki ) dibuat dari mereka. Sebuah lembaran

tembaga dimasukan sebagian kedalam larutan Cu(NO 3)2 dan

sebuah lembaran perak dalam sebuah larutan AgNO 3, seperti

dimasukan dalm gambar 12.4. kedua larutan dihubungkan oleh

sebuah jembatan garam, yang merupakan tabung berbentuk u terbalik yang berisi larutan garam

seperti NaNO3.Ujung jembatan ditutup dengan penyumbat berpori yang menghindarkan kedualarutan

bercampur tetapi memungkinkan ion lewat. Kedua lembaran logam dihubungkan

ke ampermeter, sebuah alat yang mengukur arah dan magnitudo arus listrik yang melaluinya.

Jika tembaga dioksida disisi kiri, ion Cu 2+ masuk kelarutan.Electron yang dilepaskan pada reaksi

melewati rangkaian luar dari kiri kanan, seperti digambarkan oleh perubahan jarum

ampermeter.Electron masuk ke lembaran perak dan, pada antarmuka logam-larutan, electron diikat

oleh ion Ag+, sebagai atom yang melapisi permukaan perak. Proses ini akan menyebabkan kenaikan

muatan fositif dalam gelas piala sebelah kanan dan ion negative ke ion sebelah kiri, yang menjaga

netralitas muatan awal di setiap sisi.

          Setengah-reaksi oksidasi di gelas piala sebelah kiri adalah :

                                     Cu(s)            Cu2+(aq) + 2e-

          Dan setengah-reaksi reduksi di gelas piala sebelah kanan adalah :

                                     Ag+(aq) + 2e-         Ag(s)

Mengikuti apa yang dikatakana Michael Faraday, para ahli kimia menyebut sisi berlangsungnya

oksidasi dalam sel elektrokimia sebagai anoda dan sisi berlangsungnya reduksi sebagai katoda. Dalam

sell galvani seperti yang baru saja didiskusikan, tembaga adalah anoda ( karena dioksidasi ) dan perak

adalah katoda (Ag+ direduksi ). Electron electron mengalir pada rangkaina luar dari anoda ke

katoda.Dalam larutan ion positif dan negative kedua bebas untuk bergerak.Didalam sebuah sel elektro

kimia, ion-ion negatif (anion) bergerak menuju anoda, dan ion positif (kation) bergerak ke katoda.

Kita akan memakai sebuah konvensi untuk sel galvani dimana anoda ditunjukan di kiri dan katoda di
kanan, sehingga electron mengalir melalui rangkaian luar dari kiri kekanan. Secara skematis, sel

galvani tembaga-perak ditunjukan sebagai :

                                     Cu|Cu2+||Ag+|Ag

Dengan anoda di kiri dan katoda di kanan dan antarmuka-logam larutan di tunjukan dengan | dan

jembatan garam dengan ||.

Reaksi kimia netto dalam sel galvani sederhana ini sama dengan yang berlangsung jika sebuah

lembaran tembaga ditempatkan dalam larutan perak nitrat dalam air, tetapi ada perbedaan penting

dalam perosesnya. Karena komponen reaksi dipisahkan kedalam dua tempat, sementara kontinuitas

listrik dijaga, perpindahan langsung electron dari atom tembaga ke ion perak di hindari, dan mereka

dipaksa berjalan melalui rangkaian luar ( kawat ) sebelum akhirnya melakukan pengaruh netto yang

sama. Arus electron yang melalui kawat dapat digunakan untuk sebagai tujuan. Sebagai contoh jika

sebuah lampu bohlam ditempatkan dalam rangkaian listrik, arus yang melewatinya akan

mengakibatkan bohlam menyala. Sel elektrokimia akan mengubah energy kimia menjadi kalor dan

energi radiasi. Sebagai alternatif, bohlam dapat digantikandengan sebuah motor listrik kecil dan

perubahan energy reaksi kimia digunakan untuk melakukan kerja mekanik.


BAB II
SEL GALVANI DAN SEL ELEKTROLISIS

A.   Sel galvani dan sel elektrolisis.

           Apa yang menyebabkan arus mengalir dalam sebuah sel galvani ?pasti harus ada sebuah selisih

arus listrik,  , antara dua titik yang menyebabkan electron mengalir, sama seperti selisih potensial

gravitasi antara dua titik di permukaan bumi yang menyebabkan air mengalir ke bawah. Selisih

potensial listrik ini, atau tegangan sel, dapat diukur dengan sebuah alatvoltmeter yang diletakan di

rangkaian luar. Tegangan ukur dalam sel galvani tergantung pada magnitude arus yang melalui sel,

dan tegangan jatuh jika arus terlalau besar. Tegangan sel intrinsik (nilainya pada arus nol) dapat

diukur dengan menempatkan sumber tegangan variable dalam rangkaian luar sedemikian rupa

sehingga selisih potensialnya ∆ ekst melawan potensial instrinsik ∆  sel elektokomia. Selisih potensial

netto adalah :

∆ net =  ∆  - ∆ ekst

∆ dapat diukur dengan mengatur ∆ ekst  sampai ∆  menjadi 0, pada titik arus melalui rangkaian
net 

juga turun menjadi 0. Jika ∆ ekst   dijaga sedikit dibwah∆ , selisih potensial netto menjadi menjadi

kecil dan fugsi sel mendekati reversible, dengan hanya arus kecil dan kecepatan reaksi yang lambat

dielektroda.

Jika tegangan luar yang berlawanan dinaikan diatas selisih potensial alami sel, electron terbalik arah

dan bergerak menuju elektrodatembaga, ion tembaga dalam larutan menerima electron dan

mengendap sebagai logam tembaga, dan logam perak larut dan memberikan tambahan ion Ag +.

Rekasi netto yang berlangsun kemudian kebalikan reaksi spontan, yaitu :

2 g(s) + Cu+ (aq)           2 Ag+ + Cu(s)

Sebuah sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani( atau sel volta ). Sel seprti

seperti itu mengubah energy kimia menjadi energy listrik, yang dapat digunakan untuk melakukan

kerja. Sebuah sel dimana potensial luar yang berlawanan secara spontan disebut sel elektrolisis; sel

seperti ini menggunakan energy listrik yag dihasilkan oleh rangkaian luar untuk melakukan reaksi

kimia yang sebetulnya tidak dapat berlangsung. Jika sebuah sel diubah menjadi sebuah sel elektrolisis

dengan penambahan sumber potensial luar yang berlawanan arah dengan aliran electron, juga terdapat
sebuah pembalikan pada sisi anoda dan katoda.Dalam sel elektrolisis, oksidasi berlangsung di electron

perak, yang karenanya menjadi aoda, dan elektroda tembaga menjadi katoda.

   B. Kegunaan reaksi redok dalam kehidupan sehari-hari.

1.1Industri pelapisan logam.

Industri pelapisan logam adalah industri pelapisan logam dengan unsurunsur lain yang

meningkatkan kualitas logam tersebut. Sebagai contoh pelapisan besi dengan seng atau krom untuk

menjaga besi dari perkaratan, melapisi tembaga dengan emas.

1.2. Industri pengolahan logam.

Bijih-bijih logam umumnya terdapat dalam bentuk senyawa oksida, sulfida, dan

karbonat.Bijih-bijih sulfida dan karbonat diubah terlebih dahulu menjadi oksida melalui

pemanggangan.Setelah itu bijih oksida direduksi menjadi logam.

          1.3.Zat pemutih.

Zat pemutih adalah senyawa yang dapat digunakan untuk menghilangkan warna benda,

seperti pada tekstil, rambut dan kertas.Penghilangan warna terjadi melalui reaksi oksidasi.Oksidator

yang biasa digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCl) dan hidrogen peroksida (H2O2).

Warna benda ditimbulkan oleh elektron yang diaktivasi oleh sinar tampak.Hilangnya warna

benda disebabkan oksidator mampu menghilangkan elektron tersebut.Elektron yang dilepaskan

kemudian diikat oleh oksidator.

1.4.Fotosintesis.

Fotosintesis adalah proses reaksi oksidasi-reduksi biologi yang terjadi secara alami.

Fotosintesis merupakan proses yang kompleks dan melibatkan tumbuhan hijau, alga hijau atau bakteri

tertentu. Organisme ini mampu menggunakan energi dalam cahaya matahari (cahaya ultraviolet)

melalui reaksi redoks menghasilkan oksigen dan gula.

1.5. Pembakaran.

Pembakaran merupakan contoh reaksi redoks yang paling umum.Pada pembakaran

propana (C3H8-;) di udara (mengandung O2), atom karbon teroksidasi membentuk CO2 dan atom

oksigen tereduksi menjadi H2O.


1.6. Baterai Nikel Kadmium.

Baterai nikel-kadmium merupakan jenis baterai yang dapat diisi ulang seperti aki, baterai HP,

dll.Anoda yang digunakan adalah kadmium, katodanya adalah nikel danelektrolitnya adalah KOH.

Reaksi yang terjadi:

anoda : Cd + 2 OH-→Cd(OH)2+ 2e

katoda : NiO(OH) + H2O→Ni(OH)2+ OH-

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,4 volt.

1.7.         Baterai alkali.

Baterai alkali hampir sama dengan bateri karbon-seng. Anoda dan katodanya sama dengan

baterai karbon-seng, seng sebagai anoda dan MnO2 sebagai katoda.Perbedaannya terletak pada jenis

elektrolit yang digunakan. Elektrolit pada baterai alkali adalah KOH atau NaOH. Reaksi yang terjadi

adalah:

anoda: Zn + 2 OH-→ZnO + H2O + 2e

katoda: 2MnO2+ H2O + 2e-→Mn2O3+ 2OH-

Potensial sel yang dihasilkan baterai alkali 1,54 volt. Arus dan tegangan pada baterai alkali

lebih stabil dibanding baterai karbon-seng.

1.8.         Baterai perak oksida.

Bentuk baterai ini kecil seperti kancing baju biasa digunakan untuk baterai arloji, kalkulator,

dan alat elektronik lainnya.Anoda yang digunakan adalah seng, katodanya adalah perak oksida dan

elektrolitnya adalah KOH. Reaksi yang terjadi:

anoda : Zn→Zn2++ 2 e-

katoda : Ag2O + H2O + 2e→2Ag + 2 OH-

Potensial sel yang dihasilkan sebesar 1,5 volt.

1.9.         Aki.

Jenis baterai yang sering digunakan pada mobil adalah baterai 12 volt timbal-asam yang biasa

dinamakan Aki.Baterai ini memiliki enam sel 2 volt yang dihubungkan seri.Logam timbal dioksidasi

menjadi ion Pb2+ dan melepaskan dua elektron di anoda.Pb dalam timbal (IV) oksida mendapatkan
dua elektron dan membentuk ion Pb2+ di katoda.Ion Pb2+bercampur dengan ion SO42- dari asam

sulfat membentuk timbal (II) sulfat pada tiap-tiap elektroda.Jadi reaksi yang terjadi ketika baterai

timbal-asam digunakan menghasilkan timbal sulfat pada kedua elektroda.  PbO2+ Pb +

2H2SO4→2PbSO4+ 2H2O.

Reaksi yang terjadi selama penggunaan baterai timbal-asam bersifat spontan dan tidak

memerlukan input energi. Reaksi sebaliknya, mengisi ulang baterai, tidak spontan karena

membutuhkan input listrik dari mobil. Arus masuk ke baterai dan menyediakan energi bagi reaksi di

mana timbal sulfat dan air diubah menjadi timbal(IV) oksida, logam timbal dan asam sulfat.

2PbSO4+ 2H2O→PbO2+ Pb + 2H2SO4

1.10.    Baterai karbon-seng.

Kalau memasukkan dua atau lebih baterai dalam senter, artinya anda menghubungkannya

secara seri. Baterai harus diletakkan secara benar sehingga memungkinkan elektron mengalir melalui

kedua sel. Baterai yang relatif murah ini iadalah sel galvani karbon-seng, dan terdapat beberapa jenis,

termasuk standar dan alkaline. Jenis ini sering juga disebut sel kering karena tidak terdapat larutan

elektrolit, yang menggantikannya adalah pasta semi padat.Pasta mangan(IV) oksida (MnO2)

berfungsi sebagai katoda. Amonium klorida(NH4Cl) dan seng klorida (ZnCl2) berfungsi sebagai

elektrolit. Seng pada lapisan luar berfungsi sebagai anoda. Reaksi yang terjadi :

anoda : Zn→Zn2++ 2 e-

katoda : 2MnO2+ H2O + 2e-→Mn2O3+ 2OH-

Dengan menambahkan kedua setengah reaksi akan membentuk reaksi redoks utama yang

terjadi dalam sel kering karbon-seng.

Zn + 2MnO2+ H2O→Zn2++ Mn2O3+ 2OH-

Baterai ini menghasilkan potensial sel sebesar 1,5 volt. baterai ini bias digunakan untuk

menyalakan peralatan seperti senter, radio, CD player, mainan, jam dan lain sebagainya.
1.11.    Redoks dalam Fotografi.

Film fotografi dibuat dari plastik yang dilapisi gelatin yang mengandung milyaran butiran

AgBr, yang peka terhadap cahaya.

.-Ketika cahaya mengenai butiran-butiran AgBr, terjadilah reaksi redoks

.-Sehingga ion Ag+ tereduksi menjadi logamnya, dan ion Br- menjadi gas Bromin

1.12.    Pernapasan sel.

contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan reduksi oksigen menjadi

air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:

C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O

1.13.    Reaksi dalam sel bahan bakar

2H2+4OH-→4H2O+4e

O2(g)+2H2O+4e-→4OH-

Reaksi total

2H2(g)+O2(g)→2H2O(l)

1.14.    Las karbits.

Karbit atau Kalsium karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC2. Karbit

digunakan dalam proses las karbit dan juga dapat mempercepat pematangan buah.

Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah:

CaC2 + 2 H2O → C2H2 + Ca(OH)2

Karena itu 1 gram CaC2 menghasilkan 349 ml asetilen. Pada proses las karbit, asetilen yang

dihasilkan kemudian dibakar untuk menghasilkan panas yang diperlukan dalam pengelasan.

1.15.    Pada perkaratan besi.

 Pada peristiwa perkaratan (korosi), logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)

mengalami reduksi.Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3 .xH2O => berwarna coklat-

merah.Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu. 

Dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) -----> Fe2+(aq) +2e .............. E=+0,44V

O2(g) + 2H2O(l) +4e --------> 4OH- ....... E=+0,40V

Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang

kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 .xH2O, yaitu karat besi.

1.16.    Pengolahan Air Kotor (SEWAGE).

=>pengolahan air kotor ada 3 tahap : tahap primer, sekunder, dan tersier. Saya akan

menyingkat tahap ini satu persatu:

a) Tahap Primer.

=>untuk memisahkan sampah yang tidak larut air, yang dilakukan dengan penyaringan dan

pengendapan.

b) Tahap Sekunder.

      =>untuk menghilangkan BOD dengan jalan mengOKSIDASInya.

      c) Tahap Tersier

      =>untuk menghilangkan sampah yang masih terdapat.

Lumpur aktif merupakan Lumpur yang kaya dengan bakteri yang dapat menguraikan limbah

organic yang dapar mengalami biodegradasi.Bakteri aerob mengubah sampah organic menjadi

biomassa dan CO2, N menjadi ammonium dan nitrat, P menjadi fosfat.

1.17.    Penyapuhan emas.

Dalam proses penyepuhan dengan emas reaksi yang terjadi adalah reduksi ion-ion emas

menjadi logamnya,

Au+ + e- -> Au atau Au3+ + 3e- -> Au2.

1.18.    Peleburan biji logam.

Untuk besi, reaksi totalnya adalah

2Fe2O3 + 3C -> 4Fe + 3CO2 Fe2O3

adalah bijih besi (hematit) dengan kokas (karbon/C) sebagai reduktor.


1.19.    Dalam sistem biosensor.

Sistem biosensor berupa alat pengukur kadar gula dan kolesterol berbasis enzim didalam

tanah untuk keperluan medis yang menggunakan teknologi film tebal(thick film). Alat Pengukur

kadar gula dan kolesterol dalam darah bekerja menggunakan prinsip elektrokimia amperometrik.

Prinsip kerja deteksi dari alat ini didasari pada reaksi yang terjadi antara enzim glucose oxidase dan

cholesterol oxidase dengan sample darah yang diukur. Proses reaksi kimiawi ini menghasilkan aliran

arus listrik yang kemudian diproses oleh signal conditioning dan data akusisi. Hasil proses ini

merupakan besar kadar gula dan kolesterol didalam darah. Peralatan ini bersifat portable, kompak dan

berdaya rendah

1.20.    Pengolahan Alumunium.

Zaman dahulu kala, Alumunium termasuk logam yang harganya mahal dipasaran. Hal ini

dikarenakan jumlahnya yang sedikit di alam dan cara mendapatannya yang cukup sulit. Cara

memperolehnya dengan cara elektrolisis tidak berhasil karena apabila larutan garam alumunium

dihidrolisis, air lebih mudah direduksi daripada Ion Alumunium. Hal ini menyebabkan gas Hidrogen

yang terbentuk di anoda dan bukannya Alumunium. Elektrolisis leburan Alumunium juga tidak

berhasil karena 2 hal : Larutan tidak berbentuk ion dan senyawanya mudah menguap apabila bersuhu

tinggi. Elektrolisis oksidanya juga tidak praktis karena titik lelehnya yang tinggi yang mencapai 2000

derajat celsius.Pada tahun 1886, Charles Hall dari Oberlin College menemukan cara yang dapat

digunakan untuk mengelektrolisis Alumunium Oksida dengan menggunakan Al2O3 dengan Kriolit

Na3AlF3. Penambahan Kriolit ke dalam Al2O3 menurunkan temperatur campuran hingga 1000

derajat celcius, sehingga elektrolisi dapat dilaksanakan.Bejana yang menampung campuran

alumunium terbuat dari besi yang dilapisi beton yang bertindak sebagai katoda dan batang karbon

yang berfungsi sebagai Anoda.


1.21.    Pengolahan Magnesium.

Magnesium merupakan logam yang penting karena sangat ringan.Magnesium dijumpai

berlimpah dalam air laut. Ion magnesium diendapkan dari air laut sebagai hodroksida, kemudian

Mg(OH)2diubah menjadi kloridanya dengan caramereduksinya dengan asam klorida. setelah airnya

menguap, MgCl2dilelehkan          dandielektrolisis.Magnesium dihasilkan di katoda dan Klor di

Anoda.
BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan.

           Dari kesimpulan di atas bahwa  reaksi redok atau kepanjangan dari reduksi dan oksidasi.

Reduksi adalah penangkapan electron dan oksidator adalah pelepasan electron, Penambahan muatan

negatif dan Penurunan bilangan oksidasi.

           OKSIDATOR : Zat yang mengoksidasi zat lain, tetapi zat, tersebut mengalami reaksi reduksi

(penurunan bilok).

Ciri-ciri oksidator:

  Memiliki bilok tinggi.

  Dalam bentuk molekul maupun ion mudah mengikat electron.

  Dalam sistim periodik unsur ada di sebelah kanan.

REDUKTOR : zat yang mudah mereduksi zat lain,tetapi zat itu sendiri mengalami oksidasi (pening

katan bilok)

Ciri-ciri reduktor :

  Memiliki bilok rendah

  Dalam bentuk molekul maupun ion mudah melepaskan elektron

  Dalam sistim periodik unsur, terletak di golongan : I, II, III,VI dan VII.

B.   Pesan dan Saran.

You will never find a change in the future if you do not change your habits. The future is the result

that you get from a habit in your daily life.”

Anda tidak akan pernah menemukan perubahan dalam sebuah masa depan apabila anda tidak

mengubah kebiasaan anda. Masa depan merupakan hasil yang anda dapatkan dari kebiasaan yang

anda lakukan setiap hari.


Daptar pustaka
Raymond chang, edisi ke 3, jilid 2, hal : 193-219.

http://.www.erlangga.co.id

http://myaderama.blogspot.com/2015/08/makalah-reaksi-redok-kimia-teknik.html

Anda mungkin juga menyukai