Anda di halaman 1dari 23

BAHAN AJAR

REAKSI REDOKS DAN


TATA NAMA SENYAWA

Oleh :

Nur Mahiyatus Sholikhah

4301416020

Nama :
No. Absen :
Kelas :
Sekolah :

HP 1
KATA PENGANTAR
Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha esa, karena atas berkat, rahmat dan
bimbingan Nya penulisan bahan ajar ini dapat diselesaikan.
Bahan ajar ini disusun untuk menjadi acuan bagi tingkatan SMA untuk mendalami
materi dengan mengerjakan soal-soal. Tujuan disusunnya bahan ajar ini adalah untuk
menyelesaikan tugas materi kuliah perencanaan pembelajaran kimia.
Bahan ajar ini merupakan lembaran yang berisi materi yang harus yang dapat dipelajari
oleh peserta didik dengan berisi materi singkat dan petunjuk, serta contoh soal. Oleh sebab itu
siswa diharapkan mencari sumber- sumber lain untuk melengkapi wawasan dan pengetahuan
tentang reaksi redoks dan tata nama senyawa ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa bahan ajar ini masih jauh dari sempurna, karena itu
kami mohon kritik dan saran dari pembaca sekalian demi kesempurnaan bahan ajar ini.

Semarang, 25 Maret 2019

Penulis

HP 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
REAKSI REDOKS DAN TATA NAMA SENYAWA ............................................ 1
1.1 Perekembangan Konsep Reaksi Redoks ......... Error! Bookmark not defined.
1.1 Bilangan Oksidasi dan Reaksi Redoks .............................................................. 4
1.2 Pengoksidasi dan Pereduksi .............................................................................. 9
1.3 Bilangan Oksidasi dan Tata Nama Senyawa ................................................... 10
1.4 RANGKUMAN .............................................................................................. 11
1.5 LEMBAR KERJA SISWA ............................................................................. 12
1.6 SOAL LATIHAN ............................................................................................ 13
1.7 PENGAYAAN ................................................................................................ 14
1.8 TUGAS............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16

HP 3
REAKSI REDOKS
DAN
TATA NAMA SENYAWA

Reaksi reduksi dan oksidasi banyak yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alcohol, peristiwa pemecahan glukosa di
dalam tubuh, reaksi yang terajdi pada aki, reaksi penyepuhan logam, reaksi pada apel atau
kentang yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka, da lain-lain.

Jika sepotong besi diletakkan di udara terbuka, ternyata lama-kelamaan logam besi
tersebut berkarat. Mengapa logam besi dapat berkarat dan reaksi apa yangterjadi pada logam
besi tersebut? Peristiwa perkaratan besi merupakan salah satucontoh dari reaksi reduksi-
oksidasi (redoks). Lalu apa yang dimaksud dengan reaksi redoks?

Pada subbab ini akan dibahas pengertian redoks dan perkembangannya, serta beberapa
hal yang menyangkut pemanfaatan reaksi redoks di dalam mempelajari ilmu kimia dan dalam
kehidupan sehari-hari.

A. Perkembangan Konsep Reaksi Redoks


Pada awalnya, konsep reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) terbatas pada reaksi yang
melibatkan pelepasan dan pengikatan oksigen.
Pernahkah kalian melihat besi yang berkarat? Mengapa besi jika dibiarkan tanpa
perlindungan lama kelamaan terbentuk bintik-bintik merah pada permukaannya? Proses
perkaratan logam merupakan contoh reaksi reduksi yang terjadi di alam. Munculnya bintik-
bintik merah (karat) pada logam disebabkan logam mengikat oksigen dari udara dan air.

HP 4
Oksigen bereaksi dengan banyak unsur membentuk senyawa yang disebut sebagai oksida.
Pengertian oksidasi dihubungkan dengan reaksi unsur atau senyawa dengan oksigen. Seiring
dengan perkembangan kimia, istilah oksidasi dan reduksi juga dikembangkan dan disempurnakan.
Perkembangan konsep reaksi reduksi oksidasi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen
a. Reduksi : pelepasan oksigen
Contoh reaksi reduksi :
 Reduksi bijih besi (Fe2O3, hematite) oleh karbon (C)

Reaksi :
2 Fe2O3 (s) + 3 C (s) → 4 Fe (s) + 3 CO2 (g)
Penjelasan : pada Fe2O3, atom Fe mengikat 3 buah atom oksigen pada senyawanya kemudian
setelah direaksikan dengan karbon, oksigen dilepaskan menghasilkan logam besi murni (Fe).

 Tembaga(II) oksida direaksikan dengan gas hidrogen untuk mendapatkan logamnya.

HP 5
Reaksi :
CuO (s) + H2 (g) → Cu (g) + H2O (g)
Penjelasan : pada CuO, atom Cu mengikat 1 buah atom oksigen pada senyawanya kemudian
setelah direaksikan dengan gas hidrogen, oksigen dilepaskan dan menghasilkan logam tembaga
(Cu).

b. Oksidasi : pengikatan oksigen


Contoh reaksi oksidasi :
 Perkaratan besi oleh gas oksigen

Reaksi ; 4 Fe (s) + 3 O2 (g) → 2 Fe2O3 (s)


Penjelasan : logam besi (Fe) mengikat oksigen (O) sehingga menghasilkan karat (Fe2O3).
 Pembakaran logam magnesium di udara.

Reaksi : 2 Mg (s) + O2 (g) → 2 MgO (s)

HP 6
Penjelasan : logam magnesium (Mg) mengikat oksigen (O) menghasilkan magnesium oksida
(MgO).

2. Konsep reaksi redoks berdasarkan penerimaan dan pelepasan electron


Ditinjau dari serah terima elektron, reaksi reduksi dan reaksi oksidasi selalu terjadi
bersama-sama. Artinya, ada zat yang melepas elektron atau mengalami oksidasi dan ada zat
yang menerima elektron tersebut atau mengalami reduksi. Oleh karena itu, reaksi reduksi dan
reaksi oksidasi disebut juga reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks.

Contoh reaksi redoks berdasarkan serah terima elektron :


Reduksi : O2 (aq) + 4 é → 2 O2- (s)
Oksidasi : Zn (s) → Zn2+(aq) + 2 é x 2
Redoks : O2 (aq) + 2 Zn (s) → 2O2-(s) + 2 Zn2+(aq)
Penjelasan : Pada reaksi tersebut O2 menangkap 4 elektron dari Zn(s) sehingga menjadi 2O2-(s),
reaksinya disebut reaksi reduksi. Spesi 2 Zn(s) melepas 4 elektron sehingga menjadi 2 Zn2+(aq),
reaksinya disebut reaksi oksidasi.

B. Bilangan Oksidasi dan Reaksi Redoks


Reaksi redoks yang sukar dijelaskan dengan konsep pelepasan dan pengikatan oksigen serta
konsep transfer elektron dapat dengan mudah dijelaskan menggunakan konsep perubahan
bilangan oksidasi.
1. Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom
untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Nilai bilangan
oksidasi menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas atau ditangkap, sehingga bilangan
oksidasi dapat bertanda positif maupun negatife.
Contoh
Senyawa NaCl, terbentuk dari ion Na+ dan Cl-, maka bilangan oksidasi Na dalam NaCl
adalah +1 dan bilangan oksidasi Cl adalah -1.

Bilangan oksidasi dalam senyawa kovalen didasarkan pada nilai skala keelektronegatifan dari
masing-masing atom penyusunnya. Atom-atom unsur yang mempunyai nilai skala
keelektronegatifan lebih tinggi menunjukkan bahwa

HP 7
HP 8
daya Tarik terhadap pasangan elektron ikatan lebih kuat, sehingga bilangan oksidasinya
diberi angka negative, sedangkan atom-atom yang nilai keelektronegatifan lebih rendah diberi
bilangan oksidasi positif.

Contoh
Senyawa HCl, keelektronegatifan atom H = 2,0 dan atom Cl = 3,0. Sepasang elektron ikatan
lebih tertarik ke atom Cl, maka Cl diberi bilangan oksidasi -1, sedangkan H diberi bilangan
oksidasi +1.

2. Penentuan Bilangan Oksidasi


Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur adalah bilangan bulat yang
menunjukkan muatan yang disumbangkan oleh atom atau unsur tersebut pada ion , tanda (+)
dan (-) pada biloks ditulis sebelum angkanya misalnya +2, sedangkan pada muatan ditulis
sesudah angkanya, misalnya 2+.
Cara menentukan bilangan oksidasi suatu unsur dalam ion atau senyawanya mengikuti
aturan-aturan sebagai berikut :
1) Bilangan oksidasi unsur bebas ( atom atau molekul unsur) adalah 0 (nol). Contoh: Ne, H2,
O2, Cl2, P4,C, Cu, Fe dan Na.

2) Bilangan oksidasi ion monoatom dan poliatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh : untuk ion monoatom Na+, Ca2+, dan Cl- memiliki bilangan oksidasi berturut-turut
+1,+2 dan -1.

Contoh : untuk ion poliatom NH4+, SO42-, dan PO43- memiliki bilangan oksidasi berturut-
turut +1, -2, dan -3.

3) Bilangan oksidasi unsur golongan IA adalah +1 dan unsur golongan IIA adalah +2. Misalnya,
bilangan oksidasi unsur Na pada senyawa NaCl, Na2SO4, dan Na2O adalah +1. Bilangan
oksidasi unsur Ca pada senyawa CaCl2, CaSO4, dan CaO adalah +2.

HP 9
4) Bilangan oksidasi unsur golongan VIA pada senyawa biner adalah -2 dan unsur golongan
VIIA pada senyawa biner adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur S pada Na2S dan
MgS adalah -2. Bilangan oksidasi unsur Cl pada NaCl, KCl, MgCl2, dan FeCl3 adalah -1.

5) Bilangan oksidasi unsur H pada senyawanya adalah +1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H
pada H2O, HCl, H2S, dan NH3 adalah +1. Bilangan oksidasi unsur H pada senyawa hidrida
adalah -1. Misalnya, bilangan oksidasi unsur H pada NaH, CaH2, dan AlH3 adalah -1.

6) Bilangan oksidasi unsur O pada senyawanya adalah -2, kecuali pada senyawa biner dengan
F, bilangan oksidasi unsur O-nya adalah +2. Bilangan oksidasi unsur O pada senyawa
peroksida, seperti H2O2 dan BaO2 adalah -1. Dalam senyawa superoksida bilangan
oksidasinya adalah -1/2, seperti pada KO2 dan NaO2.

7) Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom unsur dalam molekul atau senyawa adalah 0.
Jumlah bilangan oksidasi untuk atom atau unsur pembentuk ion poliatom sama dengan
muatan ion poliatomnya. Misalnya, ion NH4+ mempunyai jumlah bilangan oksidasi unsur N
adalah -3 dan H adalah +1.

Molekul NaCl terdiri dari atom Na dan atom Cl. Jumlah biloks senyawanya adalah 0,
sedangkan biloks Na adalah +1 sehingga biloks Cl dapat dicari dengan rumus :
biloks Na + biloks Cl = 0
+1 + biloks Cl = 0
Biloks Cl = -1

1
HP
0
Molekul V2O3 terdiri dari 2 atom V dan 3 atom O. Jumlah biloks molekul tersebut adalah
0, biloks O adalah -2 sehingga biloks V dapat dicari dengan rumus :
2 (biloks V) + 3 (biloks O) = 0
2 (biloks V) + 3(-2) = 0
2 (biloks V) = +6
Biloks V = +3
Molekul NH4+ terdiri dari atom N dan 4 atom H. Jumlah biloks unsur pembentuk ion
poliatom tersebut adalah +1, biloks H adalah +1 sehingga biloks N dapat dicari dengan
rumus :
(biloks N) + 4 (biloks H) = 0
(biloks N) + 4 (+1) = +1
Biloks N = -3 C

Latihan 1
1. Tentukan bilangan oksidasi atom Mn pada senyawa:
a. Mn d. MnO4-
b. MnO2 e. MnO42-
c. MnSO4
2. Tentukan bilangan oksidasi setiap atom pada senyawa/ion di bawah ini:
a. N2O3 d. CrO42-
b. NaNO3 e. PO43-
c. K2CrO4

3. Reaksi Redoks Berdasarkan Bilangan Oksidasi


Dengan menggunakan konsep bilangan oksidasi, maka dari suatu reaksi redoks dapat
diketahui zat mana yang mengalami reaksi reduksi dan zat mana yang mengalami reaksi
oksidasi. Caranya, yaitu dengan memperhatikan perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom
yang terlibat reaksi.
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi dan reaksi
reduksi adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi.

1
HP
1
Gambar di atas merupakan contoh reaksi spontan antara logan Zn dengan larutan CuSO4.
Dalam larutan CuSO4 terdapat ion-ion Cu2+ dan SO42-, logam Zn terdiri dari atom-atom Zn. Ion
Cu2+ bertabrakan dengan atom Zn membentuk atom-atom Cu yang berupa padatan hitam dan
berkumpul pada logam Zn. Logam Zn lama-kelamaan habis membentuk ion Zn2+ dan bergerak
bebas di larutan. Pada akhir reaksi, didapatkan endapan hitam yang merupakan kumpulan dari
atomatom Cu. Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
Zn (s) + CuSO4 (aq) → ZnSO4(aq) + Cu (s)
Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2 é
Dari reaksi di atas Zn mengalami perubahan bilangan oksidasi yaitu mengalami kenaikan
dari 0 menjadi +2, sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi dengan
peningkatan bilangan oksidasi.
Cu2+ (aq) + 2 é → Cu (s)
Cu mengalami pengurangan bilangan oksidasi yaitu turun dari +2 menjadi 0, sehingga dapat
dikatakan bahwa reaksi reduksi adalah reaksi dengan pengurangan bilangan oksidasi.

Reaksi redoks secara lengkap dapat ditulis sebagai berikut :

1
HP
2
Latihan 2
1. Termasuk reaksi reduksi atau oksidasikah reaksi berikut?
a. MnO4- → Mn2+
b. SO32- → SO42-
c. Fe3+ → Fe2+
2. Apakah reaksi-reaksi di bawah in termasuk reaksi redoks?
a. 2HCl + Zn → ZnCl2 + H2
b. PbO + H2SO4 → PbSO4 + H2O
c. MnO2 + 4HCl → MnCl2 + Cl2 + 2H2O

C. Pengoksidasi dan Pereduksi


Reaksi oksidasi dan reduksi yang berlangsung serentak biasanya disingkat dengan reaksi
redoks. Pereduksi atau reduktor adalah zat yang di dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain
mengalami reduksi. Dalam hal ini, zat pereduksi mengalami oksidasi. Pengoksidasi atau
oksidator adalah zat yang di dalam reaksi redoks menyebabkan zat lain mengalami oksidasi.
Dalam hal ini, zat pengoksidasi mengalami readuksi.

Contoh
Oksidasi

Fe (s) + 2HCl (aq) → FeCl2 (aq) + H2 (g)

Reduksi
Fe bertindak sebagai pereduksi dan HCl sebagai pengoksidasi, sedangkan FeCl2 merupakan
hasil oksidasi dan gas H2 merupakan hasil readuksi. Atom klorin dalam hal ini tidak mengalami
oksidasi maupun readuksi.
Apabila di dalam suatu reaksi redoks ada zat yang mengoksidasi atau mereduksi dirinya
sendiri, maka reaksi tersebut disebut dengan dengan reaksi autoredoks.
Contoh

1
HP
3
Sebagian dari gas klorin (Cl2) (biloks = 0) mengalami reduksi menjadi NaCl (biloks = -1)
dan sebagian lagi mengalami oksidasi menjadi NaClO ( biloks = +1).

Latihan 3
1. Periksalah reaksi berikut ini tergolong reaksi redoks atau bukan.
a. Fe2O3 + 3 H2SO4⎯⎯→ Fe2(SO4)3 + 3 H2O
b. 2 K2CrO4 + H2SO4⎯⎯→ K2SO4 + K2Cr2O7 + H2O
2. Apakah reaksi berikut tergolong reaksi autoredoks atau bukan?
Jelaskan!Tembaga (II) sulfida
Cl2 + 2 OH–⎯⎯→ Cl– + ClO– + H2O

D. Bilangan Oksidasi dan Nama Senyawa


Beberapa unsur logam transisi dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu bilangan
oksidasi. Misalnya besi dapat membentuk dua macam oksida, yaitu fero oksida (FeO) dan feri
oksida (Fe2O3). Nama fero diberikan kepada besi dengan bilangan oksidasi rendah (+2) dan feri
diberikan kepada besi dengan bilangan oksidasi tinggi (+3). Permasalahan yang timbul adalah
untuk logam yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari dua bilangan oksidasi. Misalnya
pada logam mangan yang dapat membentuk oksida MnO, Mn2O3, dan MnO2. Oleh karena itu,
IUPAC membuat aturan tata nama dengan menunjukkan bilangan oksidasinya. Caranya dengan
menambahkan angka romawi dalam tanda kurung. Sebagai contoh, besi mempunyai 2 bilangan
oksidasi, yaitu +2 dan +3 yang disebut sebagai besi (II) dan besi (III), sehingga nama untuk FeO
adalah besi (II) oksida dan (Fe2O3) adalah besi (III) oksida.
Jadi, untuk unsur logam yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu bilangan
oksidasi, maka bilangan oksidasinya disertakan setelah nama logam dan diletakkan dalam tanda
kurung ().

Contoh
Cu2O : temabaga (I) oksida CuO : tembaga (II) oksida
SnCl2 : timah (II) klorida SnCl4 : timah (IV)

1
HP
4
MnO : mangan (II) oksida Mn2O3 : mangan (III
MnO2 : mangan (IV) oksida MnSO4 : mangan (II) sulfat

Latihan 4
1. Tentukan nama senyawa berikut ini:
a. PbO2 d. Sn(SO4)2
b. CuI2 e. MnCl2
c. Fe2(CO3)3
2. Tuliskan rumus kimia dari senyawa berikut:
a. Tembaga (II) sulfida d. Titanium (IV) oksida
b. Vanadium (V) klorida e. Timbal (II) nitrat
c. Emas (III) klorida

RANGKUMAN

1. Konsep reaksi redoks yang berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen


 Reaksi oksidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat
 Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat
2. Konsep reaksi redoks yang berdasarkan transfer electron
 Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron
 Reaksi reduksi adalah reaksi pengikatan elektron
3. Konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan perubahan bilangan oksidasi
 Reaksi oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan kenaikan bilangan
oksidasi
 Reaksi reduksi adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan
oksidasi
4. Biangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan bulat
positif atau negative yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk
senyawa.
5. Pereduksi atau raduktor adalah zat yang di dalam reaksi redoks menyebabkan
zat yang lain mengalami reduksi. Dalam hal ini, zat pereduksi mengalami
oksidasi.
6. Pengoksidasi atau reduktor adalah zat yang di dalam reaksi redoks 1
HP
menyebabkan zat yang lain mengalami oksidasi. Dalam hal ini, zat 5
pengoksidasi mengalami rduksi.
7. Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks di mana zat dalam reaksi dapat
mengoksidasi atau mereduksi dirinya sendiri.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

PETUNJUK PRAKTIKUM

REAKSI PEMBAKARAN LOGAM MAGNESIUM


Alat dan Bahan:
Alat:
1. Penjepit
2. Cawan porselin
3. Pembakar bunsen
Bahan:
1. Pita Mg 3. Aquadest
2. Larutan PP 4. Amplas
Langkah Percobaan :
1. Amplaslah pita Mg sampai bersih
2. Kemudian dibakar dengan dijepit menggunakan penjempit hingga nyala terang
3. Abu hasil pembakaran di tamping dalam cawa porselin dan ditambahkan air 1 mL (kurang
lebih 20 tetes)
4. Tambahkan indicator PP
5. Amati perubahan yang terjadi dan tulislah reaksi kimianya
Hasil Pengamatan :

No Pengamatan Hasil Pengamatan


1 Warna pita magnesium sebelum
dibakar
2 Warna nyala logam Mg
3 Warna abu hasil pembakaran
4 Warna larutan setelah ditambahkan
indicator PP

Analisis Data :
Hasil dari diskusi adalah …………….……………………
Pembahasan :
Pertanyaan
1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada pembakaran pita magnesium?
2. Reaksi apakah yang terjadi pada pembakaran pita magnesium?

1
HP
6
3. Manakah yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor dalam reaksi tersebut?
Kesimpulan :
Melalui diskusi dengan kelompokmu, buatlah kesimpulan dari percobaan ini!

1
HP
7
SOAL LATIHAN

Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.


1. Pernyataan berikut yang sesuai dengan peristiwa oksidasi adalah peristiwa ....
A. penangkapan elektron
B. kenaikan bilangan oksidasi
C. pelepasan oksigen
D. pengurangan muatan positif
E. penambahan muatan negative
2. Jika bilangan oksidasi Fe = +3 dan S = –2, maka bila kedua unsur tersebutbersenyawa
akan membentuk senyawa dengan rumus kimia ....
A. Fe2S3 D. FeS2
B. Fe3S2 E. FeS
C. Fe3S
3. Unsur mangan yang mempunyai bilangan oksidasi sama dengan krom dalamK2Cr2O7
adalah ....
A. KMnO4 D. MnO
B. K2MnO4 E. MnO2
C. MnSO4
4. Nitrogen mempunyai bilangan oksidasi +1 pada senyawa ....
A. HNO3 D. N2O
B. N2O4 E. NH
C. NO
5. Logam dengan bilangan oksidasi +5 terdapat dalam ion ....
A. CrO42– D. Cr2O72–
B. Fe(CN)63– E. SbO43-
C. MnO4
6. Pada reaksi redoks:

KMnO4 + KI + H2SO4⎯⎯→ MnSO4 + I2 + K2SO4 + H2O


bilangan oksidasi Mn berubah dari ....
A. +14 menjadi +8 D. –1 menjadi +2
B. +7 menjadi +2 E. –2 menjadi +2
C. +7 menjadi –4
7. Pada reaksi redoks:
2 CuSO4 + 4 KI ⎯⎯→ 2 K2SO4 + 2 CuI2 + I2
hasil oksidasinya adalah ....
1
HP
8
A. CuSO4 D. K2SO4
B. KIB E. I2
C. CuI
8. Bilangan oksidasi unsur bromim yang tertinggi terdapat dalam senyawa ....
A. Fe(BrO2)3 D. PbBr4
B. AlBr3 E. HBrO4
C. Ca(BrO)2
9. Nama dan rumus kimia senyawa berikut yang tidak sesuai adalah ....
A. nitrogen(I) oksida = N2O
B. nitrogen(II) oksida = NO
C. nitrogen(III) oksida = N2O3
D. nitrogen(IV) oksida = NO2
E. nitrogen(V) pentaoksida = N2O5
10. Reaksi di bawah ini yang termasuk reaksi redoks adalah ....
A. AgCl + 2 NH3⎯⎯→ Ag(NH3)2Cl
B. NaOH + CH3COOH ⎯⎯→ CH3COONa + H2O
C. AgNO3 + NaCl ⎯⎯→ AgCl + NaNO3
D. OH– + Al(OH)3⎯⎯→ AlO2– + 2 H2O
E. Hg(NO3)2 + Sn ⎯⎯→ Hg + Sn(NO3)2

F. PENGAYAAN

Jawablah pertanyaan-pertanyan berikut dengan tepat.


1. Jelaskan pengertian reaksi reduksi-oksidasi menurut:
a. konsep pengikatan dan pelepasan oksigen
b. konsep pengikatan dan pelepasan elektron
c. konsep kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi
2. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang bergaris bawah!
a. Na2Cr2O7
b. KMnO4
c. Mg3(PO4)2
d. S2O3
e. K2O
3. Menurut tata nama IUPAC:
a. Berilah nama senyawa berikut.
1) Fe(NO3)22)
1
HP
9
2) N2O5
b. Tuliskan rumus kimia senyawa berikut.
1) Natrium fosfat
2) Aluminium sulfat
4. Apa yang dimaksud dengan reaksi disproporsionasi? Tuliskan contoh reaksi
autoredoks!
5. Tunjukkan dengan bilangan oksidasi, reaksi berikut termasuk redoks atau bukan!Bila
redoks, sebutkan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksinya!
a. 2 Na + 2 H2O ⎯⎯→ 2 NaOH + H2
b. ZnS + 2 HCl ⎯⎯→ ZnCl2 + H2S
c. Na2B4O7 + H2SO4 + 5 H2O⎯⎯→ Na2SO4 + 4 H3BO3
d. 2 KI + Cl2⎯⎯→ I2 + 2 KCl
e. 2 CO + 2 NO ⎯⎯→ 2 CO2 + N2

TUGAS

Di daerah X timbul masalah yang meresahkan masyarakat sekitarnya


berkaitandengan pencemaran lingkungan. Di daerah tersebut terdapat banyak
tumpukan sampahyang bermacam-macam jenis bercampur jadi satu yang
tidak terurus, dan bahkanjuga terdapat di sungai-sungai, sehingga
menyebabkan air sungai tidak jernih danberbau busuk serta alirannya tidak
lancar.
Seandainya Anda seorang ilmuwan (scienties) yang peduli dengan
lingkungandan melihat fenomena seperti tersebut di atas, solusi apa yang
dapat Anda usulkanagar lingkungan daerah tersebut menjadi bersih, nyaman,
dan bebas polusi sertasampah-sampahnya menjadi sesuatu yang lebih
berguna bagi penduduk sekitarnya.

2
HP
0
DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo, Unggul. 2013. KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS X. Surakarta: Penerbit Erlangga.
Utama, Budi dkk. 2009. KIMIA UNTUK SMA/MA KELAS X. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

AYO DISKUSI !!!


LEMBAR SOAL
Petunjuk
Selesaikan permasalahan yang diajukan pada lembar soal ini dengan kelompok kalian masing-
masing!

Tingkat 1
1. Apakah yang dimaksud dengan bilangan oksidasi (biloks)?
2. Menurut konsep biloks, apakah yang dimaksud dengan oksidasi?
3. Menurut konsep biloks, apakah yang dimaksud dengan reduksi?
4. Apakah yang dimaksud reaksi redoks menurut konsep bilangan oksidasi?
5. Apakah yang dimaksud reaksi autoredok?
6. Apakah yang dimaksud dengan oksidator menurut konsep biloks?
T ingkat 2
Tentukan bilangan oksidasi dari unsur yang dicetak tebal dibawah ini!
1. I2 5. Na2O2
2. H2SO4 6. NH4+
3. HNO3 7. Cr2O7-
4. NH3 8. Na2S2O3

Tingkat 3

a. Tentukan nama senyawa berikut ini:


a. PbO2 d. Sn(SO4)2
b. CuI2 e. MnCl2
c. Fe2(CO3)3
b. Tuliskan rumus kimia dari senyawa berikut:
2
HP
1
a. Tembaga (II) sulfida d. Titanium (IV) oksida
b. Vanadium (V) klorida e. Timbal (II) nitrat
c. Emas (III) klorida

Tingkat 4
Tentukan oksidator dan reduktor pada reaksi pada reaksi redoks berikut!
1. 3 Cu (s) + 8 HNO3 (aq)→ 3 Cu(NO3)2 (aq) + 2 NO (g) + 4 H2O (l)
2. 2 HCl (l) + Na2S2O3 (aq) → 2 NaCl (aq) + H2O (l) + SO2 (g) + S (s)
3. 2 CuSO4 + KI → 2 CuI + I2 +2 K2SO4

Tingk at 4
Tentukan apakah reaksi dibawah ini merupakan reaksi autoredoks atau bukan! Tentukan pula
oksidator dan reduktornya!
1. 2Na2S2O3 (aq) + 2HCl (l) → 2 NaCl (aq) + 2 H2O (l) + 2 SO2 (g) + 2 S (s)
2. 6 NaOH (aq) + Cl2 (g) → 5 NaCl (aq) + NaClO (aq) + 3 H2O (l)
Tingkat 5
Perhatikan berbagai pajangan kembang api yang dijual menjelang hari besar seperti Hari Raya dan
Tahun Baru. Letupan serta percikan berwarna warni yang ditimbulkan sangat bervariasi. Semua
itu timbul sebagai akibat terjadinya reaksi redoks.
Mg2+ + O2- → MgO
Menurut konsep pelepasan dan penerimaan electron, zat manakah yang mengalami reduksi dan
yang mengalami oksidasi?
Dengan menghubungkan antar unsur SETS, cobalah analisis keuntungan serta kerugian yang dapat
terjadi sebagai akibat penggunaan reaksi oksidasi-reduksi pada kembang api!

2
HP
2
Science Environment Technology Society
(Sains) (Lingkungan) (Teknologi) (Masyarakat)

2
HP
3

Anda mungkin juga menyukai