Anda di halaman 1dari 17

Kesetimbangan Elektrokimia

I. KESETIMBANGAN ELEKTROKIMIA
Elektrokimia mempelajari semua reaksi kimia yang disebabkan oleh energi listrik serta semua reaksi kimia yang menghasilkan listrik. Namun sel elektrokimia sering didefinisikan sebagai sel yang menghasilkan energi listrik akibat reaksi kimia dalam sel tersebut, seperti sel galvani atau sel volta. Sedangkan sel yang menghasilkan reaksi kimia akibat energi listrik disebut dengan sel elektolisis. Elektrokimia adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang energi listrik dan reaksi kimia, yaitu : reaksi kimia yang disebabkan oleh energi listrik reaksi kimia yang menghasilkan energi listrik

A. PENGERTIAN REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI

Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi dengan oksigen dinamakan oksida sehingga reaksi antara oksigen dan suatu unsur dinamakan reaksi oksidasi. Karat besi adalah senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antara besi dan oksigen (besi oksida). Perkaratan besi merupakan salah satu contoh dari reaksi oksidasi. Persamaan reaksi pembentukan oksida besi dapat ditulis sebagai berikut :

Pada reaksi tersebut, besi mengalami oksidasi dengan cara mengikat oksigen menjadi besi oksida. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan reaksi reduksi.

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia
Pada reaksi reduksi terjadi pelepasan oksigen. Besi oksida dapat direduksi dengan cara direaksikan dengan gas hidrogen, persamaan reaksinya :

Dalam konsep redoks, peristiwa pelepasan elektron dinamakan oksidasi, sedangkan peristiwa penerimaan elektron dinamakan reduksi. Reaksi redoks pada peristiwa perkaratan besi dapat dijelaskan dengan reaksi berikut :

Pada reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima oleh tiga atom oksigen membentuk senyawa Fe2O3, Oleh karena itu, peristiwa oksidasi selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi, massa dan muatan harus setara antara ruas kanan dan ruas kiri (ingat kembali penulisan persamaan reaksi). Persamaan reaksi redoks tersebut memiliki muatan dan jumlah atom yang sama antara ruas sebelah kiri dan sebelah kanan persamaan reaksi. Oksidasi besi netral melepaskan elektron yang membuatnya kehilangan muatan. Dengan menyamakan koefisiennya maka muatan pada kedua ruas persamaan reaksi menjadi sama. Penyetaraan pada reaksi reduksi oksigen juga menggunakan cara yang sama.

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia
II. CARA MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu atom unsur dalam suatu senyawa merupakan muatan listrik yang dihasilkan ketika atom logam bereaksi dengan atom nonlogam. Contoh : Pada senyawa ion NaCl, atom Na melepas satu elektron dan elektron itu ditarik oleh atom klor. Atom Na berubah menjadi ion +1 dan atom klor berubah menjadi ion -1. Dikatakan bahwa bilangan oksidasi ion Na+ = 1+ dan ion Cl- = 1-. Dalam molekul HCl tidak terjadi perpindahan elektron, namun atom Cl mempunyai daya tarik terhadap elektron lebih kuat dibanding atom H. Karena itu, atom Cl lebih elektronegatif sedang H lebih elektropositif. Bilangan oksidasi atom H = +1 dan atom Cl = -1. Pada molekul unsur, contohnya H2, tidak terdapat perbedaan daya tarik terhadap elektron. Oleh karena itu, bilangan oksidasi atom H = 0. Dari uraian di atas, bilangan oksidasi secara umum menunjukkan muatan atom unsur pada molekul atau ion yang dibentuk. Karena bilangan oksidasi ion berasal dari perpindahan elektron sedang molekul dari daya tarik terhadap elektron, maka agar perbedaan itu tampak, penulisan bilangan oksidasi dibedakan dari penulisan muatan listrik.

III. SEL ELEKTROKIMIA Sel elektrokimia terdiri atas dua elektroda atau konduktor logam yang kontak dengan elektrolit dan elektrolit atau konduktor ionik (larutan atau cairan). Elektroda dan elektrolit membentuk kompartemen elektroda, kedua elektroda dapat menggunakan kompartemen yang sama. Jika elektrolit berbeda, kedua kompartemen dapat dihubungkan melalui jembatan garam (merupakan tabung berbentuk Uyang mengandung larutan elektrolit pekat misalnya kalium klorida dalam jeli agar) yang melengkapi rangkaian listrik dan memungkinkan sel untuk berfungsi.

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia
Sel elektrokimia ada dua macam yaitu: 1. Sel galvani : Sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat dari reaksi spontan yang terjadi di dalamnya. 2. Sel elektrolisis : Sel elektroikimia dimana reaksi tidak spontan dijalankan oleh arus listrik eksternal.

III.1. Pengertian Sel Elektrokimia Sel elektrokimia dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua elektroda yang terpisah minimal oleh satu macam fasa elektrolit. Umumnya diantara kedua elektroda dalam sel elektrokimia tersebut terdapat perbedaan potensial yang terukur. Contoh sel elektrokimia misalnya sel Galvani, sel Daniel, baterei. Penulisan notasi struktur suatu sel elektrokimia mengikuti beberapa kaidah berikut : : menunjukkan adanya perbedaan fasa : dipisahkan oleh suatu jembatan garam , : dua komponen yang berada dalam fasa yang sama Fasa teroksidasi dituliskan terlebih dulu, baru diikuti fasa tereduksi dengan notasi : elektrodelarutan larutan elektrode Contoh penulisan suatu sel elektrokimia : Zn (s)Zn2+(aq), Cl- (aq)AgCl (s)Ag (s)

AgCl (s)

Artinya Zn dan Zn2+ berada dalam fasa yang berbeda yaitu Zn (s) dan Zn 2+ (aq) demikian pula untuk Cl- (aq), AgCl(s) dan Ag (s). Sedangkan tanda koma (, ) memperlihatkan bahwa kedua elektroda berada dalam satu elektrolit yang sama yaitu ZnCl2 (aq).

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia

Notasinya dapat dituliskan sebagai : Zn(s)Zn2+ (aq) Cu2+ (aq) Cu (s) Artinya Zn dan Zn2+ berada dalam fasa yang berbeda yaitu Zn (s) dan Zn 2+ (aq) demikian pula untuk Cu (s) dan Cu2+ (aq). Sedangkan tanda memperlihatkan bahwa kedua elektroda dipisahkan oleh jembatan garam. III.2. Cara Penulisan Setengah Reaksi Oksidasi, Reduksi Dan Redoks Untuk menyetarakan reaksi redoks dengan cara setengan reaksi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Pisahkan reaksi redoks menjadi reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Setarakan jumlah unsur, selain O dan H, yang mengalami perubahan bilangan oksidasi dengan memberi koefisien. Tambahkan H2O untuk menyetarakan atom oksigen dan tambahkan H+ untuk menyetarakan atom hidrogen. Tambahkan elektron untuk menyetarakan muatan. Menyamakan jumlah elektron yang dilepas pada reaksi oksidasi dengan jumlah elektron yang diterima pada reaksi reduksi, kemudian jumlahkan kedua reaksi tersebut.

Contoh : Setarakan reaksi redoks dari Cr2O7 2- + Fe2+ Langkah 1 : Cr2O72Langkah 2 : Cr2O7 2Cr3+Fe2+ 2Cr3+ Fe2+ Fe3+ Fe3+ Cr3+ + Fe3+ (asam) ?

Pada reaksi reduksi jumlah Cr di ruas kiri adalah 2, maka di ruas kanan ion Cr2+ diberi koefisien 2, sedangkan pada reaksi oksidasi jumlah Fe di ruas kiri

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia
dan kanan sama, maka tidak perlu penambahan koefisien. Langkah 3 : Cr2O7 2- + 14H+ 2Cr3+ + 7H2O Fe2+ Fe3+ Pada reaksi reduksi, jumlah O dalam Cr2O7 2- adalah 7, maka di ruas kanan perlu ditambahkan 7 H2O, berikutnya akibat penambahan 7H2O di ruas kanan terdapat 14 atom H, maka di ruas kiri perlu ditambah 14 H+. Pada reaksi oksidasi tidak terdapat atom O, sehingga tidak terjadi penambahan H2O dan H+. Langkah 4 : Cr2O7 2- + 14H+ + 6e2Cr3+ + 7H2O Fe2+ Fe3+ + ePada reaksi reduksi jumlah muatan di ruas kiri adalah -2 + 14 = 12, jumlah muatan di ruas kanan 2 x 3 + 0 = 6. Agar muatan sama maka di ruas kiri ditambah 6 e-. Pada reaksi oksidasi jumlah muatan di ruas kiri = 2 dan di ruas kanan = 3, maka di ruas kanan ditambah 1e-. Langkah 5 : Cr2O7 2- + 14H+ + 6e2Cr3+ + 7H2O 6Fe2+ 6Fe3+ + 6e+ Cr2O7 2- + 14H+ + 6Fe2+ 2Cr3+ + 7H2O + 6Fe3+ Pada reaksi reduksi jumlah elektron= 6 sedangkan pada reaksi oksidasi jumlah elektron 1, maka pada reaksi oksidasi harus dikalikan 6. Untuk menyetarakan reaksi redoks dalam suasana basa dapat dilakukan seperti pada cara bilangan oksidasi, yaitu menetralkan H+ dengan OH-pada tahap akhir.

III.3. Pengertian Elektroda Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semikonduktor, elektrolit atau vakum). Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda. Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi/reduktan) dan meninggalkan sel melalui anoda donor elektron Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda, kemudian elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi/oksidan) dan masuk sel melalui katoda akseptor elektron. Contoh : Reaksi logam Pb dengan Cu(NO3)2
Kimia Fisika II 6

Kesetimbangan Elektrokimia
Cu2+ + 2e Cu E0 : + 0,34 volt Pb Pb2+ + 2e E0 : + 0,13 volt Cu2+ + Pb Cu + Pb2+ E0 : + 0,47 volt Pb + Cu(NO3)2 0 +2 Pb(NO3)2 + Cu +2 0

III.4. Macam Macam Elektoda Kereversibelan pada elektroda dapat diperoleh jika pada elektroda terdapat semua pereaksi dan hasil reaksi dari setengah-reaksi elektroda. Contoh elektroda reversibel adalah logam Zn yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung Zn2+ (misalnya dari larutan ZnSO4). Ketika elektron keluar dari elektroda ini, setengah reaksi yang terjadi adalah : Zn(s) sebaliknya: Zn2+(aq) + 2eZn(s) Tetapi jika elektroda Zn tersebut dicelupkan ke dalam larutan KCl, tidak dapat terbentuk elektroda yang reversibel karena saat ada elektron keluar dari elektroda ini terjadi setengah-reaksi : Zn(s) adalah setengah-reaksi : 2H2O + 2edan bukan reaksi : Zn2+(aq) + 2eZn(s) , karena larutan yang digunakan tidak mengandung Zn2+. Jadi dalam hal ini kereversibelan memerlukan adanya Zn2+yang cukup dalam larutan di sekitar elektroda Zn. H2 + 2OH-, Zn2+(aq) + 2eakan tetapi saat ada elektron yang masuk ke dalam elektroda ini, yang terjadi Zn2+(aq) + 2e dan sebaliknya jika elektron masuk ke dalam elektroda ini terjadi reaksi yang

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia
Elektroda Logam Ion Logam Pada elektroda ini logam L ada dalam kesetimbangan dengan larutan yang mengandung ion Lz+. Setengah reaksinya ditulis: Lz+ + zeL Contoh dari elektroda ini diantaranya Cu2+|Cu; Zn2+|Zn, Ag+|Ag, Pb2+|Pb. Logam-logam yang dapat mengalami reaksi lain dari reaksi setengah-sel yang diharapkan tidak dapat digunakan. Jadi logam-logam yang dapat bereaksi dengan pelarut tidak dapat digunakan. Logam-logam golongan IA dan IIA seperti Na dan Ca dapat bereaksi dengan air, oleh karena itu tidak dapat digunakan. Seng dapat bereaksi dengan larutan yang bersifat asam. Logam-logam tertentu perlu diaerasi dengan N2 atau He untuk mencegah oksidasi logam dengan oksigen yang larut. Elektroda Amalgam Amalgam adalah larutan dari logam dengan cairan Hg. Pada elektroda ini amalgam dari logam L berkesetimbangan dengan larutan yang mengandung ion Lz+, dengan reaksi : Lz+ + zeL(Hg) Dalam hal ini raksanya sama sekali tidak terlibat dalam reaksi elektroda. Logam aktif seperti Na, K, Ca dan sebagainya biasa digunakan dalam elektroda amalgam. Elektroda Logam Garam Yang Tak Larut Pada elektrtoda ini logam L kontak dengan garamnya yang sangat sukar larut (L+X-) dan dengan larutannya yang jenuh dengan garam tersebut serta mengandung garam yang larut (atau asam) yang mengandung Xz-. Contoh dari elektroda ini adalah elektroda perak-perak klorida, elektroda kalomel, dan elektroda timbal-timbal sulfat. Elektroda Gas Pada elektroda gas, gas berkesetimbangan dengan ionnya dalam larutan. Contoh dari elektroda ini adalah elektroda hidrogen dan elektroda klor.

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia
Elektroda Redoks Sebetulnya semua elektroda melibatkan setengah-reaksi oksidasi reduksi. Tapi istilah untuk elektroda redoks biasanya hanya digunakan untuk elektroda yang setengah-reaksi redoksnya melibatkan dua spesi yang ada dalam larutan yang sama. Contoh dari elektroda ini adalah Pt yang dicelupkan ke dalam larutan yang mengandung ion-ion Fe2+ dan Fe3+dengan setengah-reaksi : Fe3+ + eFe2+. Notasi setengah-selnya adalah Pt|Fe3+, Fe2+ yang gambarnya tampak seperti di bawah.

Elektroda Membran Selektif Ion Elektroda ini mengandung membran gelas, kristal atau cairan yang mempunyai sifat : perbedaan potensial antara membran dan elektrolit yang kontak dengan membran tersebut ditentukan oleh aktifitas dari ion tertentu. Elektroda membran yang paling tua dan paling banyak digunakan adalah elektroda gelas. Elektroda ini dikatakan selektif-ion karena hanya spesifik untuk ion H+ . Elektroda ini dapat dilihat pada gambar.

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia

Elektroda gelas ini terdiri dari membran yang sangat tipis yang terbuat dari gelas yang permeabel terhadap ion H+. Elektroda Ag|AgCl dicelupkan ke dalam larutan buffer yang mengandung ion Cl-. Kadang-kadang digunakan juga elektroda kalomel untuk mengganti elektroda Ag|AgCl. Elektroda gelas terutama digunakan pada pengukuran pH.

IV. BERBAGAI JENIS SEL Sel elektrokimia di bedakan menjadi dua yaitu sel volta atau sel galvani dan sel elektrolisis, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : Sel Volta Atau Sel Galvani Sel volta atau sel galvani adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektrode yang dapat menghasilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua elektroda tersebut.

Sel Volta 1). Deret Volta


Kimia Fisika II 10

Kesetimbangan Elektrokimia
a)Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, Zn, Fe, Ni, Sn, Pb, (H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au. b)Semakin ke kanan, semakin mudah direduksi dan sukar di oksidasi. c)Semakin ke kiri semakin mudah dioksidasi dan sukar direduksi. 2). Prinsip Kerja a)Terdiri atas elektrode dan elektrolit yang dihubungkan dengan sebuah jembatan garam. b)Pada anode terjadi reaksi oksidasi dan pada katode terjadi reaksi reduksi. c)Arus elektron mengalir dari katode ke anode. d)Arus listrik mengalir dari katode ke anode. e)Adanya jembatan garam untuk menyetimbangkan ion-ion dalam larutan. f)Terjadi perubahan energi: energi kimia menjadi energi listrik. 3). Macam Macam Sel Volta a). Aki Aki adalah jenis baterai yang banyak digunakan untuk kendaraan bermotor. Aki menjadi pilihan praktis karena dapat menghasilkan listrik yang cukup besar dan dapat di isi kembali. Sel aki terdiri atas anode Pb (Timbel = timah hitam) dan katode PbO2 (Timbel(IV) Oksida). Keduanya merupakan zat padat yang dicelupkan dalam asam sulfat. Kedua eletrode tersebut juga hasil reaksinya tidak larut dalam asam sulfat, sehingga tidak diperlukan jembatan garam. Tiap sel aki mempunyai beda potensial kurang lebih 2V. Aki 12V terdiri atas 6 sel yang dihubungkan seri. Aki dapat di isi kembali karena hsil-hasil reaksi pengosongan aki tetap melekat pada kedua elektrode. Pengisian aki dilakukan dengan membalik arah aliran elektron pada kedua elektrode. Pada pengosongan aki, anode (Pb) mengirim elektron pada katode, sebaliknya pada pengisian aki elektrode Pb dihubungkan dengan kutub negatif sumber arus sehingga PbSO4 yang terdapat pada elektrode Pb itu direduksi. Sementara itu PbSO4 yang terdapat pada elektrode PbO2 mengalami oksidasi membentuk PbO2. b). Baterai Kering
Kimia Fisika II 11

Kesetimbangan Elektrokimia
Baterai kering di temukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten atas penemuan itu pada tahun 1866. Sel leclanche terdiri atas suatu silinder zink yang berisi pasta dari campuran batu kawi, salmiak, karbon dan sedikit air (jadi sel ini tidak 100% kering) zink berfungsi sebagai anode sedangkan sebagai katode digunakan elektrode inert, yaitu grafit, yang di celupkan ditengah-tengah pasta. Pasta itu sendiri berfungsi sebagai oksidator. Potensial suatu sel leclanche adalah 1,5 volt. Sel ini kadang disebut sel kering asam karena adanya NH4Cl yang bersifat asam. Sel leclenche tidak dapat di isi ulang

IV.1. Reaksi Sel Setengah sel anoda dituliskan terlebih dahulu, diikuti dengan setengah sel katoda. Satu garis vertikal menggambarkan batas fasa. Dua spesi yang ada dalam fasa yang sama dipisahkan dengan tanda koma. Garis vertikal rangkap dua digunakan untuk menyatakan adanya jembatan garam. Untuk larutan, konsentrasinya dinyatakan di dalam tanda kurung setelah penulisan rumus kimianya. Sebagai contoh: Zn(s)|Zn2+(1,00 m) || Cu2+(1,00 m) |Cu(s) Pt|Fe2+, Fe3+|| H+|H2|Pt Karena yang dituliskan terlebih dulu (elektroda sebelah kiri) dalam notasi tersebut adalah anoda, maka reaksi yang terjadi pada elektroda sebelah kiri adalah oksidasi dan elektroda yang ditulis berikutnya (elektroda kanan) adalah katoda maka reaksi yang terjadi pada elektroda kanan adalah reaksi reduksi. Untuk sel dengan notasi : Zn(s)|Zn2+(1,00 m) ||Cu2+(1,00 m) |Cu(s) reaksinya adalah: Zn(s) Zn2+(aq) + 2e(reaksi oksidasi)
12

Kimia Fisika II

Kesetimbangan Elektrokimia
Cu2+(aq) + 2eZn(s) + Cu2+(aq) Cu(s) Zn2+(aq) + Cu(s) (reaksi reduksi) (reaksi keseluruhan)

IV.2. Potensial Sel Pada Keadaan Standar Potensial elektroda tidak dapat diukur. Yang dapat diukur adalag beda potensial dari kedua elektroda (dalam suatu sel). Untuk itu perlu suatu elektroda yang potensialnya diketahui dan ini tidak ada. Oleh karena itu dipilih elektroda hidrogen standar sebagai pembanding, dengan konvensi bahwa elektroda ini mempunyai potensial sama dengan nol. Untuk mengetahui potensial dari suatu elektroda, maka disusun suatu sel yang terdiri dari elektroda tersebut dipasangkan dengan elektroda hidrogen standar (Standard Hydrogen Electrode). Potensial suatu elektroda X didefinisikan sebagai potensial sel yang dibentuk dari elektroda tersebut dengan elektroda hidrogen standar, dengan elektroda X selalu bertindak sebagai katoda. Sebagai contoh potensial elektroda Cu2+/Cu adalah untuk sel :

Karena

pada

adalah nol, maka :

Jika jadi relatif

diperoleh

Esel untuk

sel

diatas

adalah

0,337

V,

. Nilai potensial elektroda bukan nilai mutlak, melainkan terhadap elektroda hidrogen. Karena potensial elektroda dari

elektroda X didefinisikan dengan menggunakan sel dengan elektroda X bertindak sebagai katoda (ada di sebelah kanan pada notasi sel), maka potensial elektroda standar dari elektroda X sesuai dengan reaksi reduksi yang terjadi pada elektroda
Kimia Fisika II 13

Kesetimbangan Elektrokimia
tersebut. Oleh karena itu semua potensial elektroda standar adalah potensial reduksi. Dari definisi ,

Kanan dan kiri disini hanya berhubungan dengan notasi sel, tidak berhubungan dengan susunan fisik sel tersebut di laboratorium. Jadi, yang diukur di laboratorium dengan potensiometer adalah emf dari sel sebagai volta atau sel galvani, dengan emf > 0. Sebagai contoh untuk sel yang terdiri dari elektroda seng dan elektroda hidrogen dari pengukuran diketahui bahwa elektron mengalir dari seng melalui rangkaian luar ke elektroda hidrogen dengan emf sel sebesar 0,762 V.

Jika potensial elektroda berharga positif, artinya elektroda tersebut lebih mudah mengalami reduksi daripada H+, dan jika potensial elektroda berharga negatif artinya elektroda tersebut lebih sulit untuk mengalami reduksi dibandingkan denga H+. Potensial elektroda seringkali disebut sebagai potensial elektroda tunggal, sebenarnya kata ini tidak tepat karena kita tahu bahwa elektroda tunggal tidak dapat diukur.

Kimia Fisika II

14

Kesetimbangan Elektrokimia

IV.3. Penggunaan Persamaan Nerst Kebergantungan potensial elektroda pada konsentrasi telah dibahas. Untuk persamaan sel umum, aA +bB xX + yY (10.20)

potensial sel diberikan oleh persamaan Nernst. E = E (RT/nF) ln([X]x[Y]y)/([A]a[B]b) (10.21) E adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n jumlah elektro yang terlibat dalam reaksi, F adalah tetapan Faraday, [A]. dsb, adalah konsentrasi molar masing-masing ion yang terlibat. Contoh : Persamaan Nernst
Kimia Fisika II 15

Kesetimbangan Elektrokimia
K2Cr2O7/ H2SO4 adalah oksidan yang dikenal baik, dan reaksi elektrodanya adalah : Cr2O72- + 14H+ + 6e-> 2Cr3+ + 7H2O (E = 1,29 V) Hitung potensial elektroda ini pada kondisi berikut. (gunakan nilai ini lnx = 2,303 logx, 2,303RT/F = 0,0592 V pada 25C).
1. [Cr2O72-] = [Cr3+] = [H+] = 1,0 mol dm-3 2. [Cr2O72-] = [Cr3+] = 1,0 mol dm-3, [H+] = 10-7 mol dm-3

Dari hal tersebut dapat diketahui:


1. Dengan mensubstitusi nilai yang tepat pada persamaan Nernst, Anda akan

mendapat nilai berikut E = E + (0,0592/6) log([Cr2O72-] [H+]14/[ Cr3+]2) = E = 1,26 V. Dalam kasus ini potensial sel adalah potensial elektroda normal.
2. E = 1,29 + (0,0592/6) log[1,0 x (10-7)14]/1,02 = 0,33 V.

Ini berarti bahwa potensial sel, dan dengan demikian kekuatan oksidan, secara substansial menurun pada kondisi netral. Bila reaksi sel dalam keadaan kesetimbangan, maka E = 0. Akibatnya, E = E -(RT/nF) lnK (10.22) K adalah konstanta kesetimbangan untuk persamaan berikut. K = ([X]x[Y]y/[A]a[B]b)eq (10.23) subskrip eq menunjukkan konsentrasi molar pada nilai keadaan setimbang. Jelas bahwa konstanta kesetimbangan dapat ditentukan dengan pengukuran potensial dengan bantuan persamaan Nernst. Lebih lanjut, bila konsentrasi larutan elektrolit berbeda, potensial tetap akan dihasilkan walaupun dua elektroda yang sama digunakan. Reaksi yang berlangsung dalam sel konsentrasi dalam arah yang

Kimia Fisika II

16

Kesetimbangan Elektrokimia
akan menyamakan perbedaan dalam konsentrasi dalam dua elektroda. Arah ini cocok dengan prinsip Le Chatelier.

Kimia Fisika II

17

Anda mungkin juga menyukai