Anda di halaman 1dari 11

REDOKS

Pengertian Reaksi Redoks


Reaksi Redoks adalah persamaan kimia di mana jumlah oksidasi atom yang terlibat dalam
reaksi kimia berubah ketika reaksi terjadi. Reaksi tersebut adalah persamaan kimia di
mana jumlah oksidasi atom yang terlibat dalam reaksi kimia berubah ketika reaksi terjadi.
Definisi ini memperkenalkan kita untuk konsep lain yang mendasar dalam kimia yang
sangat penting, bilangan oksidasi. Mari kita mendefinisikannya.

Bilangan oksidasi adalah angka yang persis sama dengan valensi atom tetapi nomor
oksidasi membawa tanda dengan itu. Tanda ini mengungkapkan sifat muatan pada spesies
yang sesuai ketika terbentuk dari atom netral. Mari kita memahami hal ini melalui contoh.
Bilangan oksidasi klorin dalam asam klorida (HCl) adalah -1, asam klor (HClO3) adalah
+5 dan asam perklorat (HClO4) itu adalah +7.

untuk menghitung bilangan oksidasi, kita harus mempertimbangkan berbagai bagian


oksidasi semua atom dalam molekul dan kemudian menyamakan jumlah semua dari
mereka untuk muatan total pada molekul. Ada berbagai aturan untuk mencari bilangan
oksidasi atom dalam molekul. Namun, di sini kita hanya akan melihat bagaimana untuk
menemukan nomor oksidasi Cl di HClO3.

Bilangan oksidasi H = 1
Bilangan oksidasi Cl = Z (mari kita andaikan)
Bilangan oksidasi O = -2

Oleh karena itu, +1 + Z + 3 (-2) = 0 (karena muatan total pada HClO3 = 0),
Oleh karena itu, +1 + Z + (-6) = 0. Ini berarti, Z = +5.

Jadi pada catatan umum, oksidasi umumnya melibatkan salah satu perubahan berikut:

Kehilangan elektron
Kehilangan atom hidrogen
Keuntungan oksigen
Peningkatan oksidasi

Demikian pula, pengurangan dikatakan terjadi ketika salah satu perubahan berikut terjadi:

Keuntungan elektron
Keuntungan dari atom hidrogen
Kehilangan atom oksigen
Penurunan tingkat oksidasi

Contoh Reaksi Redoks

Pembentukan Hidrogen Fluorida


Reaksi: H2 + F2 = 2HF

Zat teroksidasi: Hidrogen


Zat dikurangi: Fluor

Oksidasi Reaksi: H2 2H + + 2e
Pengurangan Reaksi: F 2 + 2e 2F
Dalam reaksi pertama, hidrogen mengoksidasi dengan meningkatkan jumlah oksidasi 0-1
sedangkan pada reaksi kedua, fluor berkurang dengan mengurangi bilangan oksidasi dari 0
sampai -1. Akhirnya, muatan total pada molekul yang terbentuk adalah nol sebagai jumlah
elektron yang diperoleh selama oksidasi dikonsumsi selama proses reduksi. Akhirnya,
persamaan ternyata,

H2 2H+ + 2e + F2 + 2e- 2F = H2+ F2= 2H + + 2F

H2 + H2 2H+ + 2F 2HF

Beberapa Contoh lainnya

Beberapa contoh telah disebutkan di sini. Dalam contoh ini, hanya reaksi lengkap telah
disebutkan bukan reaksi sel setengah.

Reaksi antara Fe (II) dan CuSO 4 solusi: Fe + CuSO4 + FeSO4 + Cu (Fe teroksidasi,
Cu berkurang)
Oksidasi Fe (II) menjadi Fe (III) oleh hidrogen peroksida dan asam: 2 Fe2+ + H2O2 + 2 H
+ 2 Fe3+ + 2 H2O
Oksidasi glukosa menjadi karbon dioksida: C6 H12 O 6 + 6 O2 6 CO 2 + 6 H2O
Reaksi antara Kalium Permanganat dan Sodium sulfit: 2 KMnO4 + 3 Na 2 SO 3 + H 2 O
2 MnO 2 + 3 Na 2 SO 4 + 2 KOH
Reaksi asam dan basa: 3 CU + 8 HNO3 3 CuSO 4 + 8 NO (g) + 4 H 2 O

Dalam kimia dan biologi, ada banyak contoh di mana proses oksidasi dan reduksi terjadi.
Reaksi redoks, pada kenyataannya, memainkan peran penting dalam reaksi biokimia,
proses industri dan karya kimia lainnya. Transfer sel dan oksidasi glukosa dalam tubuh
juga contoh klasik dari jenis ini reaksi. Reaksi di pabrik-pabrik kimia, reaksi elektrokimia,
memperoleh logam dari bijih dan persiapan pupuk tertentu mereka merupakan contoh
reaksi redoks.
TATA NAMA SENYAWA KIMIA
TATA NAMA SENYAWA KIMIA MENURUT IUPAC
A. Tata Nama Senyawa Ion ( Terdiri dari atom logam dan nonlogam )
Senyawa ion terdiri dari ion positif ( kation ) dan ion negatif ( anion ). Dalam
penamaan senyawa ion, kation disebut terlebih dahulu diikuti dengan nama
anionnya ditambah akhiran ida.
Bila sebuah atom logam mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi, maka
untuk membedakannya biloks ini harus dituliskan dengan angka romawi
dalam tanda kurung
Beberapa nama kation dan anion

Contoh Penamaan Senyawa Ion

B. Tata Nama Senyawa Kovalen


untuk atom-atom non logam, pemberian nama dilakukan sesuai urutan berikut : B Si
As C P N H S I Br Cl O F
kemudian ditambahkan akhiran ida
ex : HF diberi nama Hidrogen Fluorida
HI diberi nama Hidrogen Iodida
Bila jumlah unsur dalam senyawa berbeda, maka untuk menyatakan jumlah masing-
masing atom dalam rumus kimianya harus diawali dengan angka Yunani, yaitu :
1 = mono 6 = heksa
2 = di 7 = penta
3 = tri 8 = okta
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Beberapa Nama Senyawa Kovalen

TATANAMA SENYAWA POLIATOM


Ion-ion poliatom adalah ion ion yang tersusun oleh lebih dari satu jenis atom . Ion-ion
ini dapat bersenyawa dengan ion-ion yang berasal dari atom logam. Senyawa yang
terbentuk biasanya senyawa terner ( tersusun oleh tiga atom berbeda )
Aturan penamaan :
* untuk jumlah atom O = 1 , namanya : hipo.it
* untuk jumlah atom O = 2 , namanya : .it
* untuk jumlah atom O = 3 , namanya : at
* untuk jumlah atom O = 4 , namanya : per at
Contoh Senyawa Poliatom
HUKUM DASAR KIMIA

A. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)


Antoine Laurent Lavoisier (17431794) seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis telah
menyelidiki hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat-
zat sebelum bereaksi kemudian menimbang hasil-hasil reaksinya. Ternyata massa zat
sebelum dan sesudah bereaksi selalu sama.
Pada tahun 1779, Lavoisier melakukan penelitian dengan memanaskan 530 gram logam
merkuri dalam suatu wadah yang terhubung dengan udara dalam silinder ukur dalam suatu
wadah tertutup. Volum udara dalam silinder ternyata berkurang sebanyak 1/5 bagian,
sedangkan logam merkuri berubah menjadi calx merkuri (oksida merkuri) dengan massa
572,5 gram, atau terjadi kenaikan massa sebesar 42,4 gram. Besaran kenaikan massa
merkuri sebesar 42,4 gram adalah sama dengan 1/5 bagian udara yang hilang yaitu
oksigen.

Lavoiser kemudian mengambil kesimpulan yang dikenal dengan hukum kekekalan massa
yaitu:

"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".

B. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Ada berbagai senyawa yang dibentuk oleh dua unsur atau lebih, sebagai contoh air (H2O).
Air dibentuk oleh dua unsur yaitu unsur hidrogen dan oksigen. Materi mempunyai massa,
termasuk hidrogen dan oksigen. Bagaimana kita mengetahui massa unsur hidrogen dan
oksigen yang terdapat dalam air? Seorang ahli kimia Prancis yang bernama Joseph Louis
Proust (17541826) mencoba menggabungkan hidrogen dan oksigen untuk membentuk
air.

Dari tabel di atas terlihat, bahwa setiap 1 gram gas hidrogen bereaksi dengan 8 gram
oksigen menghasilkan 9 gram air. Hal ini membuktikan bahwa massa hidrogen dan massa
oksigen yang terkandung dalam air memiliki perbandingan yang tetap yaitu 1 : 8,
berapapun banyaknya air yang terbentuk. Dari percobaan yang dilakukannya, Proust
mengemukakan teorinya yang terkenal dengan sebutan hukum perbandingan tetap, yang
berbunyi:
"Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap."

C. Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)

Hukum Proust dikembangkan lebih lanjut oleh para ilmuwan untuk unsur-unsur yang
dapat membentuk lebih dari satu senyawa. Salah seorang diantaranya ialah Dalton (1766-
1844). Dalton mengamati adanya suatu keteraturan yang terkait dengan perbandingan
massa unsur-unsur dalam suatu senyawa.

Pada percobaan pertama, 1,33 g oksigen direaksikan dengan 1 g karbon. Reaksi ini
menghasilkan 2,33 g karbon monoksida. Selanjutnya pada percobaan kedua, massa
oksigen diubah menjadi 2,66 g sementara massa karbon tetap. Reaksi ini menghasilkan
senyawa yang berbeda, yaitu karbon dioksida.

Dengan massa oksigen yang sama ternyata perbandingan massa karbon dalam senyawa
karbon monoksida dan karbon dioksida merupakan bilangan bulat dan sederhana. Hukum
Kelipatan Perbandingan (hukum Dalton) berbunyi:
Jika dua jenis unsur bergabung membentuk lebih dari satu senyawa, dan jika, massa salah
satu unsur dalam senyawa tersebut sama, sedangkan massa unsur lainnya berbeda, maka
perbandingan massa unsur lainnya dalam senyawa tersebut merupakan bilangan bulat
sederhana.

D. Hukum Perbandingan Volume (Gay Lussac)


. Perbandingan volume gas hidrogen dan oksigen dalam reaksi tersebut tetap, yakni 2 : 1.
Kemudian di tahun 1808, ilmuwan Prancis, Joseph Louis Gay Lussac, berhasil melakukan
percobaan tentang volume gas yang terlibat pada berbagai reaksi dengan menggunakan
berbagai macam gas.

Menurut Gay Lussac, 2 volume gas hidrogen bereaksi dengan 1 volume gas oksigen
membentuk 2 volume uap air. Pada reaksi pembentukan uap air, agar reaksi sempurna,
untuk setiap 2 volume gas hidrogen diperlukan 1 volume gas oksigen, menghasilkan 2
volume uap air. Dari percobaan ini, Gay-Lussac merumuskan Hukum Perbandingan
Volum (hukum Gay-Lussac) yang berbunyi:

Pada suhu dan tekanan yang sama, volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas
hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana.
SEL VOLTA
Sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menghasilkan energi listrik yang disebabkan
oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. Sel Volta sering disebut juga sebagai sel
Galvani karena Volta dan Galvani adalah ahli yang menemukan fenomena sel
elektrokimia. Luigi Galvani (1737-1798), ahli fisiologi berkebangsaan Italia yang
menyatakan adanya sifat listrik pada tulang hewan lewat percobaannya pada tulang katak.
Sementara Alessandro Volta (1745-1827), ahli fisika yang juga berkebangsaan Italia,
melakukan percobaan yang sama dan menyatakan bahwa aliran listrik yang terjadi adalah
karena kontak logam yang tidak sama.

Reaksi redoks yang spontan, reaksi logam seng (Zn, Zinc) dengan larutan tembaga (II)
sulfat (sumber ion Cu, atau copper)
Untuk lebih memahami sel volta, harus dipahami terlebih dahulu reaksi redoks spontan.
Salah satu contoh reaksi redoks spontan adalah reaksi logam seng dengan larutan tembaga
(II) sulfat. Jika logam seng yang berwarna abu-abu mengkilat dicelupkan ke dalam larutan
tembaga (II) sulfat yang berwarna biru, lambat laun pada permukaan logam seng akan
menempel logam tembaga yang berwana merah kecoklatan, sementara warna biru dari
larutan akan memudar. Tembaga yang menempel pada logam seng berasal dari larutannya
(ion tembaga (II) yang memberikan warna biru dalam pelarut air). Sementara itu, logam
seng membentuk ionnnya yang larut dalam air, tetapi tidak memberikan warna pada
larutannya. Reaksi tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan:
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Dalam persamaan reaksi diatas, dapat dilihat bahwa logam seng mengalami oksidasi
membentuk ion seng (II). Reaksi ini disertai dengan pelepasan elektron:
Zn(s) Zn2+(aq) + e
Ion tembaga (II) membentuk logamnya dengan menerima elektron:
Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Jika reaksi dilangsungkan dengan cara di atas, elektron yang dilepaskan dari reaksi
oksidasi langsung digunakan untuk reaksi reduksi pada permukaan logam seng. Elektron
tidak berkesempatan untuk menghasilkan arus listrik yang dapat menghasilkan kerja.

Rangkaian Sel Volta


Salah satu jenis sel volta adalah sel Daniell. Dalam sel Daniell, elektron dirancang untuk
mengalir pada rangkaian luar sehingga dapat menghasilkan kerja. Untuk maksud tersebut
maka reaksi oksidasinya harus dipisahkan dari reaksi reduksinya sehingga membentuk sel
seperti tampak pada gambar di bawah. Oh iya tak perlu dipermasalahkan ya antara sel
Volta dengan sel Daniell. Jika disebutkan sel Daniel itu artinya sel Volta, karena sel
Daniell merupakan contoh sel Volta. Untuk memahaminya coba perhatikan gambar sel
volta / sel Daniell di bawah ini.
Rangkaian Sel Volta:
Kedua larutan dihubungkan oleh jembatan garam yang berisi KCl.
Elektron mengalir dari elektroda Zn (sebagai anoda) ke elektroda Cu (sebagai katoda)
melalui kawat eksternal.
Setengah sel yang satu terdiri dari logam seng (zinc) yang dicelupkan ke dalam larutan
ZnSO4 dan setengah sel yang lainnya terdiri atas logam tembaga (copper) yang dicelupkan
ke dalam larutan CuSO4. Jika kedua elektrodanya dihubungkan dengan rangkaian luar
(misalnya kabel, kawat) maka akan dihasilkan arus listrik, yang dapat dibuktikan dengan
bergeraknya jarum galvanometer yang dipasang pada rangkaian luar dari sel tersebut,
ataupun dengan lam. Sel yang tampak di gambar sel volta di atas yang disebut juga sel
Daniell, sesuai dengan nama orang yang mengembangkan alat tersebut. Ketika sel Daniell
digunakan sebagai sumber listrik, terjad perubahan dari Zn menjadi Zn2+ yang bersifat
dapat larut.

Zn(s) Zn2+(aq) + 2e (reaksi oksidasi)

Hal ini dapat diketahui dari semakin berkurangnya massa logam Zn. Di sisi lain, elektroda
Cu semakin bertambah massanya karena terjadi pengendapan Cu dari Cu2+ dalam larutan.
Cu2+(aq) + 2e Cu(s) (reaksi reduksi)
Pada sel tersebut, elektroda Zn bertindak sebagai anoda dan elektroda Cu sebagai katoda.
Pada sel elektrokimia, baik sel volta maupun sel elektrolisis, anoda adalah elektroda
tempat terjadinya reaksi oksidasi dan katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi.
Untuk memudahkan mengingat perhatikan huruf pertama dari kata katoda dan kata
reduksi. Huruf k dan r sama-sama merupakan huruf konsonan. Sementara huruf pertama
dari kata anoda dan oksidasi adalah a dan o, sama-sama merupakan huruf vokal. Atau bisa
juga untuk memudahkan mengingat, yaitu dengan menyingkatnya:
KRAO
K =Katoda, R= Reduksi, A= Anoda, O= Oksidasi
Ketika sel Daniell digunakan, terjadi arus elektron dari elektroda seng (Zn) ke elektroda
tembaga (Cu) pada rangkaian luar. Kita ketahui bahwa dalam fisika ada konvensi yang
menyatakan bahwa pada sumber arus, arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif pada rangkaian luar, atau elektron mengalir mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif. Oleh karena itu, logam seng bertindak sebagai kutub negatif dan logam tembaga
sebagai kitub positif. Bersamaan dengan itu pula, pada larutan dalam sel tersebut terjadi
perpindahan sebagian ion Zn2+ dari kiri ke kanan. Hal ini terjadi karena dalam larutan
sebelah kiri terjadi kelebihan ion Zn2+dibandingkan dengan ion SO42- yang ada. Sementara
itu, ion SO42-mengalir dari kanan ke kiri karena di sisi kanan kelebihan ion SO42-
dibandingkan dengan ion Cu2+.
Reaksi total yang terjadi pada sel Daniell / sel volta adalah:

Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks spontan yang dapat digunakan untuk
memproduksi listrik melalui suatu rangkaian sel elektrokimia.

Korosi
Korosi
Karatan adalah logam yang mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan
bagian logam yang rusak dan berwarna hitam kecoklatan pada besi/baja disebut karat.
Secara teoritis karat adalah istilah yang diberikan terhadap satu jenis logam saja yaitu
baja/besi, sedangkan secara umum istilah karat lebih tepat dikatakan korosi . korosi
didefinisikan sebagai degradasi material (khususnya logam dan paduannya) ataun sifatnya
akibat berinteraksi dengan lingkungannya. Korosi merupakan merupakan proses atau reaksi
elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu
korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau
diperlambat lajunya sehaingga memperlambat pengkaratan. Dilihat dari aspek
elektrokimianya, korosi merupakan proses terjadinya transfer elektron dari dari logam
kelingkungannya. Logam berlaku sebagai sel yang memberikan elektron dan lingkungannya
sebagai penerima elektron. Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi adalah
reaksi oksidasi, dimana atom-atom logam larut kelingkungannya menjadi ion-ion dengan
melepaskan elektron pada logam tersebut. Sedangakan dari katoda terjadi reaksi dimana ion-
ion dari lingkungan mendakati ion logam dan menangkap elektron-elektron yang teringal
pada logam.
Korosi merupakan proses perubahan logam menjadi senyawa, terutama terjadi dalam
dalam lingkungan yang mengandung air atau peristiwa teroksidasinya suatu logam oleh gas
oksigen di udara. Salah satu contoh korosi adalah yang terjadi pada besi atau biasa disebut
karat. Besi yang mengaami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
proses pengamatan, besi(Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen(O2) yang terlarut
dalam air bertidak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi tersebut adalah sebagai berikut:

Anode: Fe2++2e_ Fe

Katode: 2H2O 4H+ + 4e-

Karat disebut autokatalis karena karat yang terjadi pada logam akan mempercepat
proses pengkaratn berikutnya. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dibutuhkan. Dalam bahasa sehari-hari korosi disebut
pengkaratan. Contoh korosi yang lazim adalah pengkaratan besi. Pada peristiwa korosi,
logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya
berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 . nH2O suatu zat padat
yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektro kimia. Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.

Penyebab Korosi
Faktor yang memengaruhi korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal
dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,
struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik
pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran
udara, suhu, kelembapan, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebab korosi) terdiri atas asam, basa serta garam, baik
dalam bentuk senyawa maupun organik. Penguapan dan pelepasan bahan-bahan korosif ke
udara dapat mempercepat proses korosi. Udara dalam ruangan yang terlalu asam atau basa
dapat memmpercepat proses korosi peralatan elektronik yang ada dalam ruangan tersebut.
Flour, hidrogen fluorida beserta senyawaan-senyawaannya dikenal sebagai bahan korosif.
Dalam dunia industri, bahan ini umumnya dipakai untuk sintesa bahan-bahan organik.
Amoniak (NH3) merupakan bahan kimia yang cukup bnyak digunakan dalam kegiatan
industri . pada suhu dan tekanan normal, bahan ini berada dalam bentuk gas dan sangat
nudah terlepas ke udara.

Proses Terjadinya Korosi


Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam yang
pada daasrnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak
langsung dengan lingkungan berair dan oksigen. Contoh yang paling umum adalah
kerusakan logam besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian, korosi
menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi logam
menjadi ion dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan) logam dan proses katodik
mengkonsumsi elektron tersebut dengan laju yang sama : proses katodik biasanya
merupakan reduksi ion hidogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Untuk contoh korosi
logam dalam udara lembab.

Dampak Dari Korosi


Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan tidak langsung
keugian langsung dapat berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau
struktur bangunan. Sedangakan kerugian tidak langsung, berupa terhentinya produktifitas/
aktifitas produksi, karena terjadinya pergantian peralatan yang rusak kaibat korosi,
kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tangki bahan bakar atau
jaringan pipa air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk korosi pada alat
penukar pnas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan efisiensi perpindahan panas dan
lain sebagainya. Berdasrkan kondisi lingkungannya, korosi dapat diklasifikasikan sebagai
korosi basah yaitu korosi yang terjadi dilingkungan air, dan korosi atmosferik yang terjadi di
udara terbuka. Dan korosi temperatur tinggi yaitu korosi yang terjadi dilingkungan
bertemperatur diatas 5000C.

Mencegah Terjadinya Korosi

Prinsip sederhannya adalah *menutup* jalan masuk dan kontak antara permukaan
besi dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam , misalnya dengan cara
pengecetan, dan melapisi besi dengan bahan lain contohnya chrom, nikel(misalnya pada pelg
roda motor kamu), penyepuhan/galvanisasi. Ada juga logam yang dibentuk dari campuran
besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut dengan STAINLESS STELL atau baja
tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau, alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan.
Cara lain adalah dengan PROTEKSI KATODIK, yaitu melindungi benda besi dari karat
dengan cara menjadikan benda tersebut sebagai katoda, secara sederhana bisa dijelaskan
bahwasebatang besi akan mudah terkena karat dibandingkan tembaga. Maka dengan
menempelkan besi pada tembaga, maka karat yang muncul akan terserap menuju besi,
bukan menuju tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk jalur pipa yang panjang, menara
tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam teknologi pencegah karat dikendaraan mobil.

SEL ELEKTROLISIS

Pengertian Elektrolisis

Elektrolisis adalah penguraian suatu elektrolit oleh arus listrik. Sel elektrolisis
merupakan kebalikan dari sel volta. Dalam sel elektrolisis, listrik digunakan untuk
melangsungkan reaksi redoks tak spontan dan reaksi kimianya akan terjadi jika arus
listrik dialirkan melalui larutan elektrolit,yaitu energi listrik ( arus listrik ) diubah menjadi
energi kimia ( reaksi redoks ).. Sel elektrolisis terdiri dari sebuah elektrode, elektrolit dan
sumber arus searah. Elektron memasuki sel elektrolisis melelui kutub negatif (katoda).
Spesi tertentu dalam larutan menyerap elektron dari katoda dan mengalami reduksi.
Sedangkan spesi lain melepas elektron di anoda dan mengalami oksidasi.

Faktor yang Mempengaruhi Proses Elektrolisis


1. Jenis elektroda yang digunakan
2. Kedudukan an ion dalam elektrokimia
3. Kepekatan an ion
Reaksi elektrolisis terdiri dari reaksi katoda(reduksi) dan reaksi anoda(oksidasi). Spesi
yang terlibat dalam reaksi katoda dan anoda bergantung pada potensial elektroda dari
spesi tersebut. Ketentuannya sebagai berikut.
Spesi yang mengalami reduksi di katoda adalah spesi yang potensial reduksinya
terbesar.
Spesi yang mengalami oksidasi di anoda adalah spesi yang potensial oksidasinya
terbesar.

Sel eleltrolisis memiliki 3 ciri utama,yaitu :


Ada larutan elektrolit yang mengandung ion bebas. Ion ion ini dapat memberikan
atau menerima elektron sehingga elektron dapat mengalir melalui larutan.
Ada 2 elektroda dalam sel elektrolisis.
1. Elektroda inert/tidak aktif contoh (elektroda C, Pt dan Fe)
2. Elektroda selain inert/aktif contoh seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak
(Ag)Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut katoda
(tempat terjadinya reaksi reduksi), sedangkan elektroda yang mengalirkan
electron kembali ke sumber arus listrik luar disebut anoda (tempat terjadinya
reaksi oksidasi). Katoda merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron
sedangkan anoda merupakan elektroda positif karena melepas elektron.
Ada sumber arus listrik dari luar,seperti baterai yang mengalirkan arus listrik searah
(DC).

Macam elektrolisis :
Elektrolisis leburan elektrolit. Dapat digunakan untuk menghantar ion-ion pada sel
elektrolisis. Leburan elektrolit tanpa menggunakan air. Contoh : NaCl.
Elektrolisis air. Jika arus listrik dilewatkan melalui 2 elektroda dalam air murni,tidak terjadi
elektrolisis. Tetapi,jika larutan H2SO4 / KNO3ditambahkan air murni dengan konsentrasi
rendah, akan terjadi elektrolisis dan dapat menghantarkan arus listrik.
Elektrolisis larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi tidak hanya melibatkan ion ion dalam
larutan saja,tetapi juga air. Contoh : KI
Elektrolisis larutan non elektrolit

Anda mungkin juga menyukai