Anda di halaman 1dari 15

Contoh Artikel Pendidikan

1. Contoh Artikel Pendidikan Karakter

Pentingnya Menanamkan Karakter Positif Sejak Dini

Kedudukan karakter dalam perjalanan setiap manusia sangat


penting sekali. Bahkan pembentukan karakter sejak dini akan
sangat menentukan bagaimana seseorang dalam menjalani
hidupnya. Siapapun dia, apapun profesinya, ketika memiliki
karakter positif, tentu akan lebih baik dari pada yang tidak
memiliki karakter. Maka dari itu, penanaman karakter positif ini
sangat diperlukan sejak dini agar bisa menjadi modal mereka
dalam mengarungi perjalanan hidup yang sangat berat.

Karakter yang kuat, berani dan tidak mudah menyerah akan


sangat membantu siapapun dalam menjalani hidup. Karakter
positif selalu bisa diterapkan dalam berbagai profesi, baik
seorang pebisnis, pendidik, atau profesi lainnya. Seperti kita
ketahui bersama bahwa yang sering menjadi masalah bangsa
Indonesia ini adalah banyaknya manusia Indonesia yang tidak
memiliki karakter positif sehingga dimanapun mereka berada
akan selalu menimbulkan masalah dan bukan menjadi solusi dari
sebuah masalah.

2. Contoh Artikel Pendidikan Motovasi


Hidup

Jangan Mudah Menyerah

Siapapun Anda, apapun profesi Anda, Anda harus


memperhatikan sifat jangan mudah menyerah. Karena harus
Anda sadari bahwa dalam setiap perjalanan hidup, pasti kita
akan dihadapakan dengan berbagai masalah, yang kadang-
kadang memang sangat berat. Namun, yakinlah bahwa di dalam
sebuah masalah yang berat tersebut pasti ada hikmah yang
kadang kita tidak akan mengerti sebelum kita menghadapi
masalah tersebut. Maka dari itu, hadapi masalah tersebut
dengan lapang dan penuh semangat, jangan menjadi orang yang
mudah menyerah.

Jangan menjadi orang yang manja seperti anak kecil. Contoh


sederhana adalah ketika Anda menjadi seorang pedagang dan
mendapati barang dagangan Anda tidak laku dijual dalam
beberpaa hari lalu kemudian Anda memutuskan berhenti
menjadi pedagang begitu saja. Itu adalah contoh sikap mudah
menyerah, akan lebih baik jika Anda mengevaluasi terlebih
dahulu, apa yang kurang dari dagangan Anda, atau ada cara
yang mungkin salah dalam strategi, dan lain-lain.

3. Contoh Artikel Pendidikan


Keberagaman

Indonesia Terdiri Dari Berbagai Suku

Negara kita Indonesia adalah sebuah negara besar yang terdiri


dari ribuan pulau yang tersebar di seantero negeri. Dengan
kondisi gegrafis ang begitu luas, maka tak heran jika Indonesia
memliki beragam suku dan budaya. Kekayaan Indonesia tidak
hanya dari sumber daya alam yang melimpah ruah, namun
kekayaan budaya yang begitu majemuk menjadi salah satu
pemersatu bangsa di bawah naungan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Ada suku Jawa, Madura, Betawi, Batak dan masih
banyak lagi suku lainnya yang tersebar di berbagai daerah.

Untuk itulah, kita sebagai warga negara Indonesia, harus


menghormasti setiap suku yang ada di nusantara. Karena bisa
jadi setiap suku memiliki kebudayaan yang berebda dengan
budaya suku kita, atau bahkan bertentangan dengan adat
budaya kita. Namun kita harus menyadari bahwa itulah
kekayaan sesungguhnya dari bangsa kita Indonesia. Kita tidak
boleh mencela adat suku lain hanya karena berebeda dengan
budaya kita.

4. Contoh Artikel Pendidikan Agama


Islam

Bulan Ramadhan Penuh Berkah

Di dalam agama Islam kita mengenal adanya bulan Ramadlan.


Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat spesial bagi umat
Islam. Karena di dalam bulan Ramadlan kita sebagai umat Islam
bisa beribadah dengan lebih intens. Selain itu, Allah juga
menurunkan berkah yang luar biasa di dalam bulan Ramadlan.
Bagi kita, di bulan Ramadlan disunahkan untuk mengikuti sholat
tarawih setiap malam sehabis Sholat Isya'. Kemudian biasanya
akan dilanjutkan dengan membaca Al Qur'an, karena memang
dibulan Ramadlan kita disuruh untuk memperbanyak membaca
Al Qur'an.

Selain ibadah sunnah, di bulan Ramadlan kita juga diwajibkan


untuk beruasa sebulan penuh. Dalam menjalankan puasa ini,
bisa berjmlah 30 hari, bisa juga 29 hari atau juga bisa 31 hari,
tergantung genap nya satu bulan. Maka dari itu, kita sebaiknya
jangan menyia-nyiakan keberadaan bulan Ramadlan. Karena
belum tentu kita bisa menjumpai bulan Ramadlan di tahun yang
akan datang.
A. PENGERTIAN ARTIKEL

 Karya tulis yang disusun untuk mengungkapkan PENDAPAT seorang penulis


atas suatu FAKTA/DATA/ PENDAPAT orang lain berdasarkan
rangkaian LOGIKA tersendiri.

 Tulisan lepas berisi opini seseorang yang MENGUPAS tuntas suatu masalah
tertentu yang sifatnya AKTUAL dan atau KONTROVERSIAL dengan tujuan untuk
memberitahu (INFORMATIF), memengaruhi dan meyakinkan (PERSUASIF
ARGUMENTATIF), atau menghibur khalayak pembaca (REKREATIF).
B. KARAKTERISTIK ARTIKEL

 Ditulis dengan atas nama (by line story)

 Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial

 Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak


pembaca.

 Ditulis secara referensial dengan visi intelektual

 Disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, komunikatif

 Singkat dan tuntas

 Orisinal
C. STRUKTUR ARTIKEL

 Judul

 Alinea Pembuka (Lead)

 Alinea Penjelas (Batang Tubuh)

 Alinea Penutup (Ending)


D. CARA MENULIS ARTIKEL

1. Pilih tema

2. Tentukan judul (bisa juga ditentukan belakangan)

3. Susun alinea pertama

4. Uraikan tema dalam beberapa alinea penjelas (tergantung panjang-pendek


tulisan)

5. Perhatikan format/gaya penulisan (ilmiah atau populer?)

6. Eksploitasi data/ referensi penting

7. Simpulkan pendapat dalam alinea penutup (jadilah draf awal artikel)

8. Edit ulang draf awal (judul bisa ditentukan saat ini)


9. Draf final artikel (langsung dikirimkan ke media massa, atau dimintakan
pendapat orang lain sebagai proof reader)
1. Memilih Tema

 Eksplorasi gagasan seluas mungkin (banyak membaca, mendengar, berdiskusi)

 Pilih tema yang relevan dengan minat/ bidang kompetensi

 Pilih tema yang aktual (sedang hangat dan jadi perbincangan publik)

 Tentukan sikap atas tema/masalah yang akan dibahas (pro atau kontra?)
2. Memilih Judul

 Judul mewakili tema yang akan dibahas atau pendapat yang akan diajukan

 Singkat (3 – 5 kata) dan padat (sarat makna)

 Menarik dan menggugah orang untuk membaca tulisan secara keseluruhan

 Gunakan istilah/idiom populer


3. Susun Alinea Pertama

 Satu alinea biasa mengandung satu pokok pikiran

 Uraikan inti masalah dengan singkat (3-5 kalimat)

 Alinea pertama mengandung pokok pikiran UTAMA atau tesis yang akan
dipertahankan

 Sifatnya, apakah menanggapi opini orang lain atau mengajukan opini tersendiri

 Pilihan bentuk alinea bervariasi


4. Susun Alinea Penjelas

 Uraikan pokok pikiran utama (main idea) menjadi beberapa pokok pikiran
penunjang/ turunan

 Setiap pokok pikiran itu disusun dalam alinea tersendiri

 Hubungkan satu alinea dengan alinea selanjutnya dengan jembatan pikiran


(bridging) yang kuat

 Hubungan antar alinea bisa bersifat:


– kronologis (waktu)

– spasiologis (ruang)

– kausalitas (sebab-akibat)

5. Mengolah Gaya Penulisan

 Ada tiga gaya utama:


1. Deskripsi, memerikan fakta apa adanya secara detail

2. Narasi, menguraikan fakta secara kronologis/ spasiologis


3. Argumentasi, menjelaskan fakta dan sebab-akibat yang melatarinya

 Kembangkan gaya yang cocok dengan karakter penulis atau tema yang dibahas

 Setiap gaya memiliki efek yang berbeda kepada pembaca


6. Eksploitasi Data atau Rujukan

 Data penting untuk memperkuat tesis yang diajukan

 Referensi penting untuk menunjukkan bahwa semua pendapat yang sama/


berbeda sudah dipertimbangkan

 Kutipan data/referensi dalam format sederhana, karena panjang artikel terbatas


7. Simpulkan Pendapat dalam Alinea Penutup

 Simpulkan uraian yang terdapat dalam Alinea Penjelas dalam alinea penutup

 Konfirmasi Alinea Penutup/Simpulan dengan Alinea Pertama/Pendapat Awal


yang telah diajukan

 Gunakan kalimat yang menggugah, bukan memaksakan kehendak

 Buka kesempatan orang lain untuk berbeda pendapat, bukan merasa benar
sendiri
8. Mengedit Tulisan

 Selesaikan Draf Awal tulisan, apapun bentuknya, jangan ditunda-tunda

 Endapkan tulisan awal selama beberapa waktu, lalu cari inspirasi/kesibukan,


namun tetap perhatikan deadline/batas tenggat

 Tinjau ulang Draf Awal dan periksa dari segi substansi, struktur argumentai atau
gaya penulisannya

 Lakukan koreksi mulai dari yang mudah: standar bahasa, validitas data/referensi
hingga yang sulit keandalan argumentasi
9. Menyebarkan/ Memasarkan Tulisan

 Kirimkan draf tulisan kepada sejumlah kawan yang memahami standar penulisan
yang baik (minta koreksi dan penilaian)

 Perbaikan draf tulisan berdasarkan masukan dari semua pihak dan juga
pembacaan ulang sendiri (jadilah Draf Final)

 Kirimkan artikel ke media massa yang sesuai dan minta alasan/komentar, jika
artikel tak dimuat

 Jaga hubungan baik dengan Editor Opini di sejumlah media, sehingga tahu
kebutuhan artikel macam apa yang bisa diakomodasi media

 Simpan artikel yang SUDAH dimuat atau yang BELUM dimuat di media, jadikan
khazanah pemikiran pribadi
REFERENSI:
Sumaidira, AS Haris. 2005. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana: Panduan Praktis
Penulis dan Jurnalis Profesional. Simbiosa, Bandung.

Waluyo, Sapto. 2008. Teknik Menulis Artikel Opini. Bahan Pelatihan Jurnalistik
PPSDMS Nurul Fikri, Jakarta.

1. Artikel merupakan gagasan tertulis dari penulis tentang suatu permasalahan


yang didasarkan pada kajian pustaka atau hasil penelitian. Artikel merupakan
diseminasi pemikiran dari ahli atau seseorang yang secara intens mengamati
permasalahan tertentu (pengamat). Artikel hampir mirip dengan makalah, yang
membedakan adalah ruang publikasinya. Apabila makalah disampaikan dalam
forum seminar atau workshop, artikel dipublikasikan di media massa baik jurnal
ilmiah atau media massa (koran atau majalah, yang biasa disebut artikel ilmiah
populer). Artikel dapat ditulis dalam berbagai bentuk yaitu opini, essay atau
feature. Opini merupakan gagasan pribadi penulis, sedangkan essay merupakan
karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang penulisnya (Kamus Besar Bagasa Indonesia, 2005: 308). Sedangkan
feature merupakan bentuk penulisan artikel yang berupa berita.
PENINGKATKAN MINAT BACA SISWA SEKOLAH DASAR
MELALUI
CLASSROOM READING PROGRAM
Oleh : R.Ahmad Sarjita

ABSTRAK

R.Ahmad Sarjita : “ Penerapan Classroom Reading Program untuk


meningkatkan minat membaca dan hasil belajarpada siswa kelas VI SD
Negeri 1 Kalibeber Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo Semester
I Tahun Pelajaran 2011 – 2012.”.
Kata Kunci : “ Penerapan Classroom Reading Program, minat membaca,
hasil belajar dan siswa kelas VI SD Negeri 1 Kalibeber.”
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran
tentang penerapan classroom reading program meningkatkanminat
membaca dan hasil belajar pada siswa kelas VI SD Negeri I Kalibeber,
Kecamatan Mojotengah, Kabupaten WonosoboSemester I Tahun
2011. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Jumlah siswa yang dijadikan
subyek penelitian 40 siswa.
Tulisan ini bertolak dari introspeksi yang peneliti lakukan setelah
melakukan analisis hasil ulangan formatif yang diperoleh siswa VI. Dari
hasil analisis nilai ulangan formatif diketahui bahwa tingkat kesalahan siswa
dalam menjawab soal – soal isian singkat dan uraian menjadi penyumbang
terbesar terhadap tidak tercapainya kriteria ketuntasan minimal. Dari hasil
study dokumen pada pengunjung dan peminjam buku di perpustakaan serta
hasil survey tentang minat siswa dalam membaca dapat diketahui bahwa
minat membaca siswa kelas VI sangat rendah. Peneliti menyimpulkan bahwa
rendahnya minat membaca pada siswa berdampak pada rendahnya tingkat
pemahaman terhadap isi bacaan. Sehingga sangat mungkin siswa sulit
memahami soal – soal isian dan uraian.
Dari introspeksi diatas, maka penulis berkeinginan untuk mencoba
meningkatkan minat membaca dan hasil belajar melalui tindakan
dengan menerapkan classroom reading program. Adapun langkah –
langkah classroom reading programtersebut adalah ; 1) Mengadakan
perpustakaan kelas dengan melibatkan anak dalam mengelola buku – buku
di perpustakaantersebut. 2) Menggunakan buku - buku bacaan sebagai
tambahan refensi dalam proses pembelajaran. 3) Menciptakan kegiatan
membaca kreatif untuk menghasilkan apa yang telah dibaca siswa.

Melalui penelitian tindakan kelas dapat diketahui


bahwa penerapan classroom reading program memiliki dampak positif
dalam meningkatkan minat membaca dan hasil belajar pada siswa
kelas VI SD Negeri I Kalibeber Semester I Tahun 2011-2012. Hal ini dapat
dilihat dari semakin meningkatnya nilai ulangan formatif dan meningkatnya
jumlah kunjungan dan peminjaman buku oleh siswa di perpustakaan. Hasil
survey yang dilakukan oleh peneliti terhadap minat membaca juga
menunjukkan peningkatan yang signifikan. Secara klasikal minat membaca
dan hasil belajar terjadi peningkatan dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II
masing – masing 25 %, 66,37% dan 75,07%. Pada siklus II secara klasikal
tercapai.
Pendahuluan
Membaca adalah hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi
manusia maupun suatu bangsa. Dengan membaca, kita dapat memperluas
wawasan dan mengetahui dunia. Namun sebuah persoalan membaca yang
selalu mengemuka, terutama di kalangan pelajar, adalah bagaimana cara
menimbulkan minat dan kebiasaan membaca. Banyak negara berkembang
memiliki persoalan yang sama, yaitu kurangnya minat membaca di kalangan
masyarakat
Dari pengamatan penulis di kelas ketika diberi pelajaran bahasa Indonesia
khususnya membaca terlihat 50 % siswa tidak tertarik, acuh tak acuh,
beberapa siswa selalu bercakap-cakap dengan teman sebangkunya,
sebagian besar siswa gaduh, dan bacaan baru selesai dalam waktu yang
cukup lama. Diajukan pertanyaan, semua diam, sibuk membaca kembali teks,
jawaban siswa tidak mencapai sasaran. Ketika diberikan tes uraian siswa
cenderung menjawab ngawur, tidak nyambung dengan yang ditanyakan.
Dari hasil study dokumentasi analisis penilaian 5 mata
pelajaran ( PKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS) khususnya
untuk soal – soal uraian yang memerlukan pemahaman, lebih dari 50 %
siswa kelas VI mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Dari study dokumentasi analisa hasil penilaian pada kegiatan latihan
ulangan tengah semester diperoleh data tingkat kebenaran menjawab soal –
soal pilihan ganda, isian singkat dan uraian, diperoleh perbadingan sebagai
berikut ; 1) Mata Pelajaran PKn, 67%, 30% dan 20% ; 2) Bahasa Indoensia,
70%, 40% dan 40% ; 3) Matematika, 62%, 40% dan 20% ; 4) Ilmu
Pengetahuan Alam, 80%, 50%, dan 40% ; 5) Ilmu Pengetahuan Sosial, 72%,
50% dan 40%.

Faktor Penyebabnya adalah.


Keterampilan membaca untuk memahami bentuk-bentuk tertulis
merupakan hal yang mendasar dan sangat diperlukan siswa dalam kegiatan
belajarnya. Kemampuan ini tidak hanya untuk mempelajari mata pelajaran
yang bersifat eksak, mata pelajaran noneksak pun sangat memerlukannya.
Mata pelajaran noneksak pada umumnya disajikan secara ekspositoris dan
panjang-panjang.
Bila siswa tidak mampu memahaminya secara baik, maka materi yang
disajikan terasa berat dan efek lebih jauh muncul perasaan bosan untuk
mempelajari materi-materi pelajaran. Minat baca siswa cenderung menurun,
kegiatan membaca tidak variatif, tidak ada tindak lanjut atau hanya asal
membaca, ruang baca/ perpustakaan terpisah dengan ruang kelas, buku
yang tersedia tebal dan miskin ilustrasi.

Dampak Negatif Rendahnya Minat Membaca pada Siswa.


Lemahnya tingkat kemampuan membaca pemahaman siswa
merupakan kendala untuk mendapatkan nilai yang memuaskan, apalagi bila
metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang tepat, hal ini akan
membuat nilai hasil belajar siswa semakin terpuruk berada jauh di bawah
batas ketuntasan. Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tingkat
kemampuan membaca pemahaman para siswa di sekolah dasar perlu
mendapatkan perhatian serius. Salah satu cara agar siswa memiliki
kemampuan membaca tinggi maka kebiasaan membaca perlu ditingkatkan.
Siswa dapat meningkat kemampuannya jika minat membaca tumbuh dan
berkembang pada diri siswa. Penulis memaparkan kegiatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan minat membaca melalui program membaca di
kelas (Classroom Reading Program)

Strategi Tiga Langkah Menerapkan Program Membaca di Kelas


(Three steps to implement a program to read inclass )
Menurut kamus Bahasa Inggris Drs Sandy Putra mengartikan
istilah Classroom berarti ruang kelas atau ruang belajar di suatu sekolah,
kata Raeading berarti membaca dan Program berarti rencana atau daftar
kegiatan, jika digabungkan tiga kata tersebut menjadi Classroom Reading
Program yang berarti Program Membaca di Kelas. Pada program
ini Classroom Reading Program diartikan program membaca di kelas.
Classroom Reading Program adalah sebuah program untuk
meningkatkan minat dan kemampuan membaca pada siswa sekolah
dasar. Classroom Reading Program pertama dikenalkan di Indonesia pada
awal tahun 2010 melaui Program membaca di kelas oleh DBE 2 USAID. Di
Indonesia program ini disebut “ Program Membaca di Kelas.”
(modulClassroom Reading Program, 2010).
Dalam menjalankan kegiatan Classroom Reading Program memiliki
tiga langkah yang disebut (Three steps to implement a program to
read in class ) yaitu ; 1) Mengenalkan buku, kegiatan bisa dilakukan guru
dengan melibatkan siswa mengenal, memanfaatkan, merawat dan
menentukan aturan – aturan penggunaan buku – buku di dalam
kelas. 2) Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan/ buku – buku bacaan yang tersedia di dalam kelas.
Penggunaan buku tidak terpancang pada buku materi pelajaran tetapi
buku – buku bacaan yang sudah dikelompokan ke dalam mata pelajaran
; 3) Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan
kreatifitas siswa.

Meningkatkan Minat Baca Melalui Classroom Reading Program.


Classroom Reading Program adalah program membaca di kelas yang
sistimatis dan terstruktur yang sangat mudah diterapkan guru di dalam
kelas. Program membaca di kelas dirancang dan disesuaikan dengan
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktiftas yang
dilakukan merangsang siswa berfikir tingkat tinggi. Alat peraga yang
digunakan sederhana, mudah didapat dan dekat dengan lingkungan
anak. Adapun bagaimana program dijalankan, dibawah ini secara rinci
penulis sajikan secara urut.
1. Tahap I Mengenalkan buku.
Pada kegiatan ini siswa diajak mendiskusikan tentang prosedur
perawatan buku. Kegiatan awal yang bisa melibatkan siswa ketika sekolah
menerima atau membeli buku baru adalah iventarisasi, memberi
sampul, membanguntata tertib, memecahkan masalah yang berkaitan
dengan pelanggaran tata tertib, mempromoswikan buku, melakukan survey
awal minat membaca siswa, memulai membaca ringan dengan berpasangan
dan mencoba meminjam buku bacaan dengan menulis buku pinjaman.

2. Tahap II Menggunakan buku – buku bacaan untuk diintegrasikan


paga Kegiatan Pembelajaran dan Kegiatan Pembiasaan di Sekolah.
a. Menggunakan buku – buku bacaan sebagai referensi dan penunjang materi
pada kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini guru bersama siswa mengklasifikasi jenis buku –
buku bacaan berdasarkan kelompok mata pelajaran diantarannya kelompok
agama dan budhi pekerti, kelompok pengetahuan alam, kelompok sosial dan
seni budaya, kelompok bahasa dan kelompok matematika.
Setelah selesai mengelompokkan kegiatan selanjutnya adalah
menggunakan buku – buku tersebut untuk referensi pembelajaran dan
menjadi materi pembahasan dalam diskusi – diskusi siswa selama proses
kegiatan belajar mengajar. Siswa bisa menggunakan buku – buku sesuai
dengan selera namun tetap pada kelompok mata pelajaran tertentu sesuai
jadwal.
Agar kegiatan ini dapat membawa siswa dalam situasi belajar maka
pembelajaran dirancang menggunakan model pembelajaran aktif, kreatif,
efektif dan menyenangkan (PAKEM). Perangkat pembelajaran harus
dipersiapkan secara rinci, lengkap, murah, dekat dengan liongkungan dan
menantang imajinasi siswa. Supaya bisa diukur keberhasilannya, setiap
pembelajaran harus mengahsilkan produk belajar, meskipun tidak berupa
nilai.
Implementasi pembelajaran dilaksanakan menggunakan skenario
yang membuat siswa memncapai tingkat kognisi tertinggi yaitu tingkat
menciptakan sejalan dengan teori belajat Taxonomi Bloom. Kognisi tingkatan
tertinggi dalam kegiatan membaca adalah ketika siswa berhasil menciptakan
bentuk atau sesuatu yang dapat ditunjukkan sebagai hasil karya tertinggi
waktu selesai pembelajaran.

b. Menggunakan buku – buku bacaan untuk kegiatan pembiasaan di sekolah.


Kegiatan membaca bisa dibuat menjadi agenda rutin sekolah
contohnya membaca heningberkesinambungan ( Sustained Silent
Readin). Kegiatan ini bisa dilakukn satu atau dua kali dalam satu minggu.
Waktu yang bisa dimanfaatkan misalnya setelah upacara bendera hari Senin
atau setelah melakukan kegiatan senam pagi di sekolah. Waktu yang
dibutuhkan 10 – 15 menit. Pelaksanaannya semua guru, kepala sekolah
karyawan dan siswa melakukan kegiayan membaca bersama. Kegiatan ini
orang tua siswa juga diminta untukmembangun kegiatan membaca dirumah.
Jadwal kegiatan, jenis-jenis kegiatan yang diminta.
Kegiatan pembiasaan yang lain adalah terciptanya budaya piket
mengelola perpustakaan mini didalam kelas. Kegiatan ini meliputi pelayanan
kepada teman yang pinjam buku, pencatatan buku – buku administrasi
perpustakaan, ketertiban menata buku – buku dan bertanggungjawab
terhadap masalah – masalah tentang pengelolaan perpustakaan.

3. Tahap III Menciptakan kegiatan membaca yang dapat meningkatkan


kreatifitas siswa.
Membaca akan membosankan jika siswa tidak diberi tantangan,
membaca juga akan lebih hidup jika selesai membaca siswa dapat
menyimpulkan dan mewujudkan dari apa yang sudah dibaca. Untuk itu perlu
diciptakan kegiatan membaca yang merangsang tumbuhnya ide – ide
siswa. Beberapa point yang harus di ingat adalah tujuan pengadaan buku di
dalam kelas adalah untuk memberikan akses kepada siswa agar dapat membaca
buku dengan mudah. Tentu saja hal ini banyak tantangannya. Sehingga sangat
penting untuk selalu mengacu pada tata tertib penggunaan buku yang telah di
bahas sebelumnya.
Kegiatan selanjutnya adalah melibatkan siswa untuk mengelola
perpustakaan mini di dalam kelas. Kegiatan ini melibuti, inventarisasi buku,
catatan peminjaman dan jurnal membaca harian. Yang tidak kalah penting
adalah kegiatan piket kerja dalam mengelola perpustakaan.
Untuk lebih menguatkan budaya baca bagi siswa perlu kiranya
melibatkan orang tua. Kegiatan tersebut bisa berupa menciptakan budaya baca
di rumah, mengadakan bazar buku, pameran buku, lomba – lomba yang
berkaitan dengan program membaca.

Hasil yang dicapai dari penerapan Classroom Reading Program


Dari hasil Penerapan classroom reading program yang pernah
dicobakan oleh penulis pada siswa kelas VI SD Negeri I Kalibeber Semester
I Tahun 2011-2012, memiliki dampak positif dalam meningkatkan minat
membaca dan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya
nilai ulangan formatif dan meningkatnya jumlah kunjungan dan peminjaman
buku oleh siswa di perpustakaan. Hasil survey yang dilakukan oleh penulis
terhadap minat membaca juga menunjukkan peningkatan yang
signifikan. Secara klasikal minat membaca dan hasil belajar terjadi
peningkatan dari kondisi awal, kegiatan pertama dan kegiatan ke dua masing
– masing 25 %, 66,37% dan 75,07%. Pada kegiatan ke dua secara klasikal
penigkatan minat membaca dan hasil belajar siswa tercapai.

Simpulan
Jika program membaca di kelas bisa dilakukan guru secara rutin, manfaat
yang dapat diperoleh adalah; a) Kreatifitas guru dalam mengembangkan
pembelajaran meningkat dan berkualitas ; b) Meningkatkan minat membaca
dan kualitas hasil belajar siswa, c) dari perubahan lingkungan kelas adalah
tersedianya sumber belajar yang berupa buku bacaan tersedia di kelas.

Saran – saran
1. Penerapan Classroom Reading Program diperlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mempelajari lebih detil
tentang program ini.
2. Classroom Reading Program hendaknya diterapkan melalui
integrasi dalam proses belajar mengajar dan kegiatan pembiasaan di
sekolahi sampai benar – benar merubah kebiasaan membaca menjadi
budaya membaca.
3. Guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan kegiatan
membaca kreatif atau membaca yang menghasilkan penemuan
meskipun hanya dalam bentuk yang sederhana, sehingga diharapkan
siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan baru, memperoleh
konsep dan keterampila

DAFTAR PUSTAKA
Ambary, Abdullah, dkk. 1999. Penuntun Terampil berbahasa Indonesia dan
Petunjuk guru. Bandung: Trigenda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung:
Reneksa Cipta.
Arixs. 2006. Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca. TOKOH, Bacaan Wanita dan
Keluarga. Senin, 29 Mei 2006..
Baderi, H. A. 2005. Meningkatkan Minat Baca Masyarakat melalui Suatu Kelembagaan
Nasional, Wacana ke Arah Pembentukan Sebuah Lembaga Nasional
Pembudayaan Masyarakat Membaca. Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan
Utama. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Bunyamin, A. 9 Juli 2007. Membangun Peradaban Buku. (Diakses tanggal 28 Juli 2007).
DBE 2 – USAID 2010. Modul Pelatihan Program membaca. Jakarta: USAID
Depdiknas 2004, Kurikulum 2004, Jakarta, Depdiknas.
Dana, D. 2007. Meningkatkan Minat Baca Anak Sekolah Minggu. PEPAK (Pusat
Elektronik Pelayanan Anak Kristen), 24 Januari 2007.
Dyah, I. 200VI. Minat Baca Warga Jakarta Rendah. Tempointeraktif, Jumat,
28 Juli 200VI.
Elin. 2007. Tanamkan Minat Baca Sejak Dini. (http://www.kotabogor.go.id).
Gilbert A. Churchil.1991. Marketing Research Metodological Foundations. New York: The
Dryden Press.
Harisiati, Titik. 1999. Penelitian Tindakan Sebagai Aplikasi Metode Ilmiah dan
Pemecahan Masalah Pembelajaran bahasa Dalam Seminar FPBS IKIP
Malang.
Imam Syafi’ie & Imam Machfudz. 1992. Pandai Berbahasa Indonesia . Jakarta: Media
Wiyata SMG
KOMPAS, Desember 2006. Jenjang Pendidikan Dasar, Rendahnya Minat
Baca Siswa.Jumat25Juni2004. (Republika
Online, www.republika.co.id, diakses tanggal 14 Nopember 2007).

Anda mungkin juga menyukai