TUJUAN PERCOBAAN
RESEP
R/ Acidi Stearat 3
TEA 1
Propilenglikol 1,5
Aquadest 12,5
m.f.la
s.u.e
Pro : Nn Diana
Umur : 15th
Alamat: Nusukan, RT 5 No 11
m.f. la = misce fac legae artis = campur dan buatlah dengan seni
TEA = 1 gram
CARA KERJA
(Fase Minyak)
Memanaskan mortir
Melelehkan Cera Alba, Acidi Stearat, dan Vaselin Album di mortir panas
(Fase Air)
Mencampurkan fase air ke fase minyak dengan dituangkan sedikit demi sedikit kedalam mortir
panas
-> PEMERIAAN
Pemeriaan : Zat padat keras mengkilap menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning
pucat; mirip lemak lilin
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P; dalam 2
bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P
Pemeriaan : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, dingin,
larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri
Pemeriaan : Massa lunak, lengket, bening putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P; larutan kadang-kadang beropalesensi
lemah
TEA (Trietanolamin)
Pemeriaan : Tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P; larut dalam kloroform P
Propilenglikol
Pemeriaan : Cairan kental jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan dengan kloroform P,
larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan minyak lemak.
Aquadest
Pemeriaan : Cairan yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Didalam resep ini terdapat nama, nomor SIP dan alamat dokter yang jelas. Tidak tertera
tanggal penulisan resep dan paraf dokter, namun sudah dimintakan sebagai syarat kelengkapan
resep. Untuk biodata pasien terdapat nama pasien, usia pasien dan alamat pasien.Namun tidak
tertera jenis kelamin dan berat badan pasien. Untuk jumlah obat yang diminta dan nama obat
sudah ada, namun potensi dan dosis obat tidak ada. Terdapat pula cara pemakaian yang jelas dan
terdapat informasi lainnya yaitu berupa alamat pasien. Untuk informasi yang kurang
lengkap/tidak ada, seperti berat badan dan jenis kelamin pasien dapat ditanyakan kepada dokter
penulis atau pasien. Untuk potensi obat dan dosis obat dapat ditanyakan kepada dokter penulis
atau dapat dilihat pada Farmakope Indonesia atau sumber lainnya. Hal ini sangat diperlukan
karena dalam perhitungan dosis diperlukan data berupa umur pasien, potensi dan dosis obat.
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental yang mengandung tidak kurang
dari 60% air, yang dimaksudkan untuk pemakaian luar (Anief, 2012).
Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A) ditujukan untuk penggunaan kosmetik dan
estetika (Anief, 2006).
Untuk krim jenis ini digunakan zat pengemulsi : sabun monovalen, seperti TEA, natrium
lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, CMC, caseinum dam emulgidum (Syamsuni, 2005).
Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki.
Sebagai bahan pengemulsi krim, dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasium,
cetylalkohol, stearil alkohol, golongan sorbitan, PEG, polisorbat dan sabun (Syamsuni, 2006).
Dalam pembuatan
Dalam pembuatan krim, ketika bahan fase minyak dan fase air dicampurkan keduanya
harus dalam keadaan temperatur/suhu yang sama maka fase minyak mengalami peleburan, fase
airnya juga harus mengalami pemanasan.
Dalam pembuatan krim kali ini, terdapat zat pengemulsi, yaitu berupa TEA yang mudah
berbusa, sehingga krim diaduk dengan kontinyu atau perlahan.
Dalam pembuatan krim, fase minyak mudah memadat kembali maka harus dilakukan
pencampuran didalam mortir panas kemudian diaduk.
-> KIE
Obat krim ini digunakan dengan cara dioleskan pada tempat yang sakit/luka
HASIL
Dalam peracikan obat kali ini dihasilkan obat dalam bentuk sediaan krim. Krim yang dihasilkan
berbentuk setengah padat, berwarna putih, dan berbau wangi. Bau wangi dihasilkan dari
pemakaian TEA. Hasil krim dimasukkan kedalam pot lalu diberi etiket warna biru.
KESIMPULAN
Dalam pembuatan krim bagian lemak (fase lemak) dan fase air harus sama-sama dalam
suhu atau temperature panas, dan dilakukan pengadukan kontinyu.
Di dalam resep krim terdapat bahan obat yang mudah berbusa (TEA) maka krim harus
diaduk dengan pelan-pelan dan hati-hati secara kontinyu.
Di dalam resep ini dihasilkan sediaan obat krim yang berbentuk semipadat, berwarna
putih dan berbau harum. Dimasukkan kedalam pot salep dan diberik etiket berwarna biru
DAFTAR PUSTAKA
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Syamsuni.2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC