Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN 1

TUJUAN PERCOBAAN

Mahasiswa dapat mengetahui dan dapat membuat krim

Mahasiswa dapat menyelesaikan permasalahan dan mengerjakan resep

RESEP

R/ Acidi Stearat 3

Cera Alba 0,5

Vaselin Album 1,5

TEA 1

Propilenglikol 1,5

Aquadest 12,5

m.f.la

s.u.e

Pro : Nn Diana

Umur : 15th

Alamat: Nusukan, RT 5 No 11

BAHASA LATIN (Praescriptio dan signatura)

m.f. la = misce fac legae artis = campur dan buatlah dengan seni

s.u.e = signa usus externus = tandai untuk pemakaian luar


PERHITUNGAN PENIMBANGAN BAHAN

Acidi Stearat = 3 gram

Cera Alba = 0,5 gram

Vaselin Album = 1,5 gram

TEA = 1 gram

Propilenglikol = 1,5 gram

Aquadest = 12,5 gram

CARA KERJA

Menimbang semua bahan dengan seksama

(Fase Minyak)

Memanaskan mortir

Melelehkan Cera Alba, Acidi Stearat, dan Vaselin Album di mortir panas

(Fase Air)

Mencampurkan TEA, Propilenglikol dan Aquadest panas kedalam cawan

Mencampurkan fase air ke fase minyak dengan dituangkan sedikit demi sedikit kedalam mortir
panas

Diaduk pelan-pelan hingga homogen

Dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket berwarna biru


PEMBAHASAN

-> PEMERIAAN

Acidi Stearat (Asam Stearat)

Pemeriaan : Zat padat keras mengkilap menunjukkan susunan hablur; putih atau kuning
pucat; mirip lemak lilin

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)P; dalam 2
bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P

Khasiat : Zat Tambahan (Depkes, 1979).

Cera Alba (Malam Putih)

Pemeriaan : Zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%) P, dingin,
larut dalam kloroform P, dalam eter P hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri

Khasiat : Zat Tambahan (Depkes, 1979).

Vaselin Album (Vaselin Putih)

Pemeriaan : Massa lunak, lengket, bening putih; sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan
dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak tanah P; larutan kadang-kadang beropalesensi
lemah

Khasiat : Zat Tambahan (Depkes, 1979).

TEA (Trietanolamin)

Pemeriaan : Tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik

Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)P; larut dalam kloroform P

Khasiat : Zat Tambahan (Depkes, 1979).

Propilenglikol

Pemeriaan : Cairan kental jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,
higroskopik
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%)P dan dengan kloroform P,
larut dalam 6 bagian eter P, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah P dan minyak lemak.

Khasiat : Zat Tambahan, Pelarut (Depkes, 1979).

Aquadest

Pemeriaan : Cairan yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa

Khasiat : Zat Tambahan (Depkes, 1979).

-> SCREENING RESEP

Didalam resep ini terdapat nama, nomor SIP dan alamat dokter yang jelas. Tidak tertera
tanggal penulisan resep dan paraf dokter, namun sudah dimintakan sebagai syarat kelengkapan
resep. Untuk biodata pasien terdapat nama pasien, usia pasien dan alamat pasien.Namun tidak
tertera jenis kelamin dan berat badan pasien. Untuk jumlah obat yang diminta dan nama obat
sudah ada, namun potensi dan dosis obat tidak ada. Terdapat pula cara pemakaian yang jelas dan
terdapat informasi lainnya yaitu berupa alamat pasien. Untuk informasi yang kurang
lengkap/tidak ada, seperti berat badan dan jenis kelamin pasien dapat ditanyakan kepada dokter
penulis atau pasien. Untuk potensi obat dan dosis obat dapat ditanyakan kepada dokter penulis
atau dapat dilihat pada Farmakope Indonesia atau sumber lainnya. Hal ini sangat diperlukan
karena dalam perhitungan dosis diperlukan data berupa umur pasien, potensi dan dosis obat.

-> DASAR TEORI

Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental yang mengandung tidak kurang
dari 60% air, yang dimaksudkan untuk pemakaian luar (Anief, 2012).

Adapun krim mempunyai 2 tipe yaitu :

Tipe krim minyak dalam air (M/A)

Krim yang dapat dicuci dengan air (M/A) ditujukan untuk penggunaan kosmetik dan
estetika (Anief, 2006).

Untuk krim jenis ini digunakan zat pengemulsi : sabun monovalen, seperti TEA, natrium
lauryl sulfat, kuning telur, gelatinum, CMC, caseinum dam emulgidum (Syamsuni, 2005).

Tipe krim air dalam minyak (A/M)


Menggunakan zat pengemulsi : span, adeps lanae, sabun polivalen, cera alba dan
kolesterol (Syamsuni, 2005).

Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki.
Sebagai bahan pengemulsi krim, dapat digunakan emulgid, lemak bulu domba, setasium,
cetylalkohol, stearil alkohol, golongan sorbitan, PEG, polisorbat dan sabun (Syamsuni, 2006).

Dalam pembuatan

-> PERMASALAHAN DALAM RESEP

Dalam pembuatan krim, ketika bahan fase minyak dan fase air dicampurkan keduanya
harus dalam keadaan temperatur/suhu yang sama maka fase minyak mengalami peleburan, fase
airnya juga harus mengalami pemanasan.

Dalam pembuatan krim kali ini, terdapat zat pengemulsi, yaitu berupa TEA yang mudah
berbusa, sehingga krim diaduk dengan kontinyu atau perlahan.

Dalam pembuatan krim, fase minyak mudah memadat kembali maka harus dilakukan
pencampuran didalam mortir panas kemudian diaduk.

-> KIE

Obat krim ini digunakan dengan cara dioleskan pada tempat yang sakit/luka

Obat krim ini tidak boleh digunakan pada lokasi terbuka

Obat krim ini tidak boleh ditelan

Obat ini berkhasiat untuk pelembab dan pelembut kulit

HASIL

Dalam peracikan obat kali ini dihasilkan obat dalam bentuk sediaan krim. Krim yang dihasilkan
berbentuk setengah padat, berwarna putih, dan berbau wangi. Bau wangi dihasilkan dari
pemakaian TEA. Hasil krim dimasukkan kedalam pot lalu diberi etiket warna biru.
KESIMPULAN

Dalam pembuatan krim bagian lemak (fase lemak) dan fase air harus sama-sama dalam
suhu atau temperature panas, dan dilakukan pengadukan kontinyu.

Di dalam resep krim terdapat bahan obat yang mudah berbusa (TEA) maka krim harus
diaduk dengan pelan-pelan dan hati-hati secara kontinyu.

Di dalam resep ini dihasilkan sediaan obat krim yang berbentuk semipadat, berwarna
putih dan berbau harum. Dimasukkan kedalam pot salep dan diberik etiket berwarna biru

DAFTAR PUSTAKA

Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Anief. 2012. Farmasetika. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Depkes. 1979. Farmakope Indonesia Ed III. Jakarta : Depkes RI

Syamsuni.2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai