Anda di halaman 1dari 46

ULTRASILIN

CREAM
B3.1
Pengawas : Yetri Elisya, M.Farm, Apt.
Introduction
KETUA : MARGARETA YUVITA
YOLMEN
ANGGOTA :
• MUHAMMAD RAIHAN
• MUTIARA ANGGRAENI
• NABILA NURUL SYUHADA
• TUJUAN
• TEORI SINGKAT
• PREFORMULASI DAN
FORMULASI
Contents • PERHITUNGAN DAN
PENIMBANGAN
• ALAT, BAHAN, DAN CARA
PEMBUATAN
• UJI EVALUASI
• PEMBAHASAN DAN
KEISMPULAN
TUJUAN
DAN
T E O R I S I N G K AT
TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
• Mahasiswa mampu mengetahui rancangan
formula dalam pembuatan krim
• Mahasiswa dapat memahami proses
pembuatan sediaan krim
• Mahasiswa mampu memahami evaluasi
pada sediaan krim
TEORI SINGKAT
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III Halaman 8
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV Halaman 6


Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam
bahan dasar yang sesuai.

Menurut Formularium Nasional Halaman 312


Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan
untuk pemakaian luar.
TEORI SINGKAT
Kriteria- kriteria sediaan krim yang baik yaitu :
• Stabil pada suhu kamar dan bebas dari inkompatibilitas selama pemakaian.
• Lunak, semua zat yang dihasilkan harus lunak dan homogen.
• Mudah dipakai.
• Terdistribusi secara merata pada saat penggunaan.

Sediaan krim memiliki 2 tipe, yaitu :


a) Tipe A/M yaitu air terdispersi dalam minyak atau W/O (Water in Oil). Contohnya cold cream
yang merupakan sediaan kosmetika digunakan untuk memberi rasa dingin dan nyaman pada kulit.
b) Tipe M/A yaitu minyak terdispersi dalam air atau O/W (Oil in Water). Contohnya, vanishing
cream yang merupakan sediaan kosmetik digunakan untuk membersihkan, melembabkan dan
sebagai alas bedak.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KELEBIHAN
• Mudah menyebar rata
• Praktis
• Lebih mudah dibersihkan atau dicuci dengan air terutama tipe M/A (minyak dalam air).
• Cara kerja langsung pada jaringan setempat.
• Tidak lengket, terutama pada tipe M/A (minyak dalam air).
• Bahan untuk pemakaian topikal jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun sehingga pengaruh
absorpsi biasanya tidak diketahui pasien.
• Aman digunakan dewasa maupun anak-anak
• Memberikan rasa dingin, terutama pada tipe A/M (air dalam minyak).
• Bisa digunakan untuk mencegah lecet pada lipatan kulit terutama pada bayi, pada fase A/M (air
dalam minyak) karena kadar lemaknya cukup tinggi
• Bisa digunakan untuk kosmetik, misalnya mascara, krim mata, krim kuku, dandeodorant.
• Bisa meningkatkan rasa lembut dan lentur pada kulit, tetapi tidak menyebabkan kulit
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
KEKURANGAN
• Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe A/M (air dalam
minyak) karena terganggu system campuran terutama
disebabkan karena perubahan suhu dan perubahan komposisi
disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau
pencampuran 2 tipe krim jika zat pengemulsinya tidak
tersatukan.
• Susah dalam pembuatannya, karena pembuatan krim harus
dalam keadaan panas
• Mudah lengket, terutama tipe A/M (air dalam minyak).
• Mudah pecah, disebabkan dalam pembuatan formulanya tidak
pas.
DASAR KRIM
• Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat
asam. Contohnya asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum,
paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil
alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya.
• Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.
Contohnya Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA,
NaOH, KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG,
Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol,
polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya).
PREFORMULASI
DAN
FORMULASI
BAHAN AKTIF

• Contrimazole
• Pemerian : serbuk kristal putih atau kuning pucat
• Kelarutan: Praktis tidak larut dalam air, larut dalam etanol
(95%) dari metilen klorida
• Penyimpanan : di tempat sejuk dan kering, terlindung dari
cahaya
• Khasiat: Antijamur
• Dosis : 1 % sebagai krim (Mims.com)
B A H A N TA M B A H A N

• Metil Paraben ( Hope Edisi 6 Hal 441


)
• Pemerian: Serbuk kristal tidak
• Propil Paraben ( Hope Edisi 6
bewarna atau kristal putih; tidak
Hal 596 )
berbau atau hampir tidak berbau.
• Kelarutan: Mudah larut dalam • Pemerian: Kristal hablur;
etanol; tidak larut dalam minyak; tidak berasa; putih
tidak larut dalam air tetapi larut • Kelarutan: Larut dalam
dalam air panas. aseton dan eter; sukar larut
• Dosis: 0,015% - 0,2% dalam air.
• Khasiat: Pengawet
B A H A N TA M B A H A N

• Emulgid ( Handbook pf Pharmasetikal • Paraffin ( FI Edisi III Hal 1979 )


Excipiens Hal 685 ) • Pemerian: Cairan kental; transparan;
• Pemerian: Cairan lilin bewarna putih hampir tidak berbau; hampir tidak
atau hampir putih; hampir tidak mempunyai rasa; dan tidak bewarna.
bewarna; tidak berasa. • Kelarutan: Praktis; tidak larut dalam
• Kelarutan; Bebas larut dalam air dan etanol (95%).
Propelan Aerosol; kloroform; dan • Dosis: 0,870 g - 0,890 g/ml
Hidrokarbon; cukup larut dalam • Khasiat: Lubrikan, basis salep,
etanol (95%); larut dalam bagian eter emullient.
dan tidak larut dalam air.
• Dosis: 20%
• Khasiat: Zat tambahan/basis krim
B A H A N TA M B A H A N

• Aquadest ( FI Edisi III Hal 96 )


• Pemerian: Cairan tidak bewarna/jernih; tidak berasa; tidak
berbau.
• Kelarutan: Dapat bercampur dengan beberapa pelarut polar.
• pH kelarutan: antara 5 dan 7
• Khasiat: Pelarut atau zat tambahan.
FORMULASI
R/ C l o t r i m a z o l e 1%
Metil Paraben 0,2%
Propil Paraben 0,02%
Emulgid 15%
Paraffin 15%
Aquadest ad 100%
PERHITUNGAN
DAN
PENIMBANGAN
PERHITUNGAN
PENIMBANGAN

1) Clotrimazole = 275 mg
2) Metil paraben = 66 mg
3) Propil paraben = 6,6 mg
4) Emulgid = 4,876 gram
5) Paraffin = 4,876 gram
6) Aquadest = 23 ml
A L AT, B A H A N ,
DAN
C A R A P E M B U ATA N
ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan :
• Lumpang dan alu • Clotrimazole
• Sudip • Metil paraben
• Spatel • Propil paraben
• Gelas beaker • Emulgid
• Kertas perkamen • Paraffin
• Serbet dan tisu • Aquadest
• Tube salep 20 gram
• Timbangan analitik
• Cawan uap
CARA PEMBUATAN
• siapkan alat dan bahan
• timbang bahan
• lebur emulgid dan parafin
• panaskan mortir
• masukan hasil leburan ke dalam mortir
• gerus ad homogen, tambahkan metil dan propil paraben
• tambahkan air sedikit demi sedikit sambil di gerus
• masukan zat aktif dan sisa air, gerus ad homogen dan
membentuk krim
• masukan dalam wadah.
UJI
E VA L U A S I
Organoleptis
• Tujuan : Mengamati organoleptik atau penampilan fisik sampel yang meliputi warna,
bentuk/tekstur sediaan, dan bau.
• Alat : panca indra (mata dan hidung)
• Persyaratan : Krim yang memenuhi persyaratan organoleptis yaitu memiliki warna sepeti zat
aktif, aroma khas mentol/metil salisilat dan penampilan kental.
• Prosedur : Ambil sebagian sediaan, amati penampilan fisiknya menggunakan panca indra
meliputi bentuk atau tekstur sediaan, bau, warna.

uji awal
warna putih, halus, bau warna putih, lembut, dan warna putih, lembut, dan warna putih, lembut, dan
seperti salep obat, bau seperti salep obat bau seperti salep obat bau seperti salep obat
dingin, dan sangat
Homogenitas
• Tujuan : Untuk mengetahui sediaan krim antara zat aktif dan basis krim sudah tercampur
secara sempurna (merata atau tidak).
• Alat : cawan petri, panca indra (mata)
• Persyaratan : Jika dioleskan pada cawan petri lalu di timpa dengan cawan petri yang lain
harus menunjukan susunan yang homogen atau tidak terdapatnya gumpalan pada hasil
pengolesan.
• Prosedur : Sediaan dioleskan pada cawan petri lalu ditimpa dengan cawan petri yang lain,
sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen.

uji awal suhu kamar suhu dingin suhu panas


HOMOGEN HOMOGEN HOMOGEN HOMOGEN
Daya Sebar
• Alat : cawan petri, penggaris, anak timbangan
• Persyaratan : diameter krim yang baik antara 5-7 cm.
• Prosedur : Dengan cara sejumlah 0,5 gram krim di letakkan di atas cawan petri. kemudian
bagian atasnya diberi cawan petri yang sama, dan diberi beban (100 gram) dan diberi rentang
waktu 1-2 menit. Kemudian diameter penyebaran diukur pada saat sediaan berhenti menyebar
(dengan waktu tertentu secara teratur).

uji awal suhu kamar suhu dingin suhu panas

Diameternya 4,2 cm Diameternya 2,8 cm Diameternya 3,2 cm Diameternya 3,3 cm


Daya Lekat
Tujuan : Uji daya lekat krim dilakukan untuk mengetahui kemampuan melekat pada
tempat aplikasinya. Daya lekat basis berhubungan dengan lamanya kontak antara basis
dengan kulit dan kenyamanan penggunaaan basis. Basis yang baik mampu menjamin
waktu kontak yang efektif dengan kulit sehingga tujuan tercapai.
Persyaratan : Nilai uji daya lekat yang baik adalah 2-300 detik (Betageri dan Prabhu,
2002)
Uji pH
Tujuan : Pengujian pH dilakukan untuk melihat pH krim apakah data pH menunjukkan bahwa
nilai pH sediaan krim dan telah memenuhi syarat nilai pH yang aman untuk kulit, yaitu pH 4,5-
6,5. Karena pH yang terlalu asam maupun terlalu basa dapat mengiritasi kulit.
Alat : pH meter
Persyaratan : Nilai PH krim harus 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai pH kulit manusia.
Prosedur : Dengan cara perbandingan 60 g : 200 ml (1,5 g : 5 ml) air yang digunakan untuk
mengencerkan, kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan agar mengendap dan airnya yang
diukur dengan ph meter, catat hasil yang tertera pada alat ph meter.
uji awal suhu kamar suhu dingin suhu panas

pH 7 pH 7 pH 7 pH 7
Uji Tipe Krim
Tujuan : Untuk mengetahui krim yang dibuat dalam bentuk O/W atau W/O
Alat : beaker glass dan sendok pengaduk
Persyaratan :jika krim dapat diencerkan maka tipe emulsinya O/W tetapi jika tidak dapat
diencerkan tipe emulsinya W/O
Prosedur : sebagian krim dilarutkan ke dalam beaker glass lalu diaduk
uji awal
suhu dingin

suhu panas
suhu kamar
dapat diencerkan dapat diencerkan dapat diencerkan dapat diencerkan
O/W O/W O/W O/W
Uji Keamanan Proteksi
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan krim untuk melindungi kulit dari pengaruh luar
seperti asam, basa, debu, polusi dan sinar matahari
Cara:
1) Ambil sepotong kertas saring (10x10 cm) Basahi dengan larutan PP untuk indikator,
Setelah itu kertas dikeringkan
2) Oleskan krim pada kertas saring, seperti lazimnya orang menggunakan krim
3) Siapkan kertas saring yang lain berukuran (2,5x2,5 cm) dengan pembatas paraffin
padat yang dilelehkan,
4) Tempelkan kertas saring yang lebih kecil di atas kertas saring yang lebih besar
5) Teteskan area dengan KOH 0,1 N
6) Amati timbulnya noda kemerahan pada sebelah kertas yang dibasah dengan larutan PP
Uji Keamanan Proteksi
Persyaratan :
Pada pengujian daya proteksi menggunakan KOH 0,1 N yang bersifat basa kuat dimana mewakili
zat yang dapat mempengaruhi efektivitas kerja krim terhadap kulit. KOH 0,1 N akan bereaksi
dengan phenoftalein yang akan membentuk warna merah muda, yang berarti krim tidak mampu
memberikan proteksi terhadap pengaruh luar. Sediaan krim yang baik seharusnya mampu
memberikan proteksi terhadap semua pengaruh luar yang ditandai dengan tidak munculnya noda
merah pada kertas saring yang ditetest dengan KOH 0,1 N dapat mempengaruhi elektifitas krim
tersebut terhadap kulit.

uji awal suhu kamar suhu dingin suhu panas


Terdapat noda merah Terdapat noda pink Terdapat noda pink Terdapat noda pink
muda keunguan keunguan keunguan
Uji Aseptabilitas
Dilakukan pada kulit, dengan berbagai orang yang di kasih suatu quisioner di buat suatu
kriteria, kemudahan dioleskan, kelembutan, sensasi yang di timbulkan, kemudahan
pencucian. Kemudian dari data tersebut di buat skoring untuk masing-masing kriteria.
Misal untuk kelembutan agak lembut, lembut, sangat lembut
Uji Resistensi Panas
• Tujuan : Mengetahui dan mempertimbangkan daya simpan
sediaan krim dalam daerah iklim dengan perubahan suhu
nyata dan terus-menerus
• Cara :krim didalam wadah tertutup dan ditempatkan dalam
suhu yang berbeda-beda (misal : 20 jam pada 37° C, 4 jam
pada 40° C)
• Syarat : Tidak ada perubahan dari sebelum diuji maupun
setelah melakukan pengujian selama seminggu.
Uji Stabilitas
Uji ini dilakukan pada sediaan dengan suhu penyimpanan yang berbeda dalam
interval waktu tertentu.
•Tujuan : Dilakukan dengan mempercepat terjadinya perubahan yang biasanya
terjadi pada kondisi normal. Simulasi adanya perubahan suhu.
•Cara : Uji ini dilakukan dalam kondisi beku pada suhu 2° Cdalam lemari es,
kondisi pada suhu ruangan 25°, serta kondisi meleleh pada suhu 40° C dalam oven
pada interval waktu tertentu sehingga produk dalam kemasannya akan mengalami
stress yang bervariasi. Uji stabilitas fisik ini berhubungan dengan daya tahan
sediaan krim sediaan penyimpanan. Pengujian yang dilakukan : organoleptis, pH,
daya lekat, daya sebar dsb.
Syarat : Tidak ada perubahan dari pengujian pada suhu panas 40°C, suhu dingin
Hasil Uji Stabilitas
Hasil Evaluasi
Hasil Evaluasi
PEMBAHASAN
DAN
KESIMPULAN
PEMBAHASAN
1. Uji organoleptis yaitu uji awal warna putih, lembut,dan bau khas zat aktif. Uji
akhir yaitu suhu kamar (warna putih, lembut,dan bau khas zat aktif), suhu dingin
warna putih, lembut,dan bau khas zat aktif), dan suhu panas (warna putih,
lembut,dan bau khas zat aktif). tidak ada perubahan yang terjadi di dalam uji
organoleptis.
2. Uji homogenitas yaitu sediaan krim yang kami buat mulai dari uji awal sampai
uji akhir (suhu kamar, dingin, dan panas) dalam keadaan homogen, dalam uji
homogenitas yaitu memenuhi syarat.
3. Uji pH yaitu pada uji awal maupun uji akhir tidak ada perubahan pH dengan
nilai pH 7 yang itu berarti gel yang kami buat sedikit basa terhadap pH kulit ,
dimana nilai pH semakin basa sehingga dapat menyebabkan kulit menjadi
kering. Tetapi dalam SNI pH 7 menunjukkan pH tersebut netral.
PEMBAHASAN
4. Uji daya lekat yaitu pada uji awal 40 detik kemudian uji akhir suhu kamar (30
detik), dingin (35 detik), dan suhu panas (20 detik). Hal ini dipengaruhi oleh
perbedaan suhu yang menyebabkan perbedaan waktu.
5. Uji daya sebar yaitu pada uji awal dan uji akhir (suhu kamar, dingin, dan
panas) tidak memenuhi syarat, hal ini dikarenakan perlakuan suhu penyimpanan
yang membuat tekstur sediaan krim berubah . jika semakin tinggi suhu yg
digunakan mengakibatkan semakin kecilnya ukuran partikel pada massa krim yg
menyebabkan penyebaran yang lebih sempit, sedangkan ukuran partikel yang
lebih besar pada suhu yang rendah menyebabkan penyebaran krim semakin luas.
6. Uji aseptabilitas yaitu dengan rata-rata krimnya mudah dioleskan, mudah
dicuci, sensasi biasa aja, dan juga lembut. Dalam hal ini salep kami memenuhi
syarat.
PEMBAHASAN
7. Uji kemampuan proteksi yaitu uji awal terdapat noda merah muda dan akhir
pada suhu kamar, dingin, dan panas terdapat atau munculnya noda pink
keunguan. Dalam hal ini krim kami tidak memenuhi syarat dalam hal
kemampuan proteksi terhadap lingkungan luar untuk kulit.
8. Uji tipe krim yaitu uji awal dan uji akhir tipe emulsi krim kami minyak dalam
air (O/W) dikarenakan larut atau dapat diencerkan dengan aquadest. Dimana fase
terdipersinya minyak dan fase pendispersinya adalah air.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang sudah kami lakukan yaitu
pembuatan ultrasiline krim bahwa sebagian besar uji evaluasi
krim kami sudah memenuhi syarat seperti uji organoleptis, uji
homogenitas, uji daya lekat, uji tipe krim, dan uji aseptabilitas.
Selain itu, ada beberapa uji evaluasi dari salep kami yang
belum memenuhi syarat yaitu uji pH, uji kemampuan proteksi,
dan uji daya sebar. Dalam uji resistensi panas sebagian besar di
tiga suhu yang ditentukan krim yang kami buat stabil, untuk
suhu penyimpanan yang tepat adalah di bawah suhu 30˚ C.
ETIKET DAN KEMASAN
D A F TA R P U S TA K A
• Farmakope Indonesa, Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 1979.
• Farmakope Indonesa, Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 1995
• Formularium Nasional, Edisi kedua. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 1978
• Pengantar Praktikum Teknologi Sediaan Liquid dan Semi Solid
• Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition, Rowe R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), Pharmaceutical
Press and American Pharmacists Assosiation, London
K U T I PA N J U R N A L
K U T I PA N J U R N A L

Anda mungkin juga menyukai