Anda di halaman 1dari 20

BETHAMETHASONI

CREMOR
Praktikum Teknologi Farmasi semi solid
Kelompok 7

M. Umar B. 10 26 Rochmatul C.

Prisca Fahrina 18 37 Wara Madia P.

Putri Laila N.S 21


BETAMETHASONI CREMOR
Krim Betametason

R/ Betamethasonum 20mg
Cetamacrogolum-1000 300mg
Cetistearylalcoholum 1,2g
Paraffinum liquidum 1g
Vaselinum album 2,5g
Nipagin qs
Nipasol qs
Aquadest ad10g
MONOGRAFI
1. Betamethasonum
Pemerian: serbuk hablur putih, sampai hampir putih; tidak
berbau. Melebur pada suhu lebih kurang 240 derajat disertai
sedikit peruraian
Kelarutan: tidak larut dalam air; agak sukar larut dalam aseton,
dalam etanol, dalam dioksan dan dalam metanol; sangat sukar
larut dalam kloroform dan dalam eter
Khasiat: sebagai antipruritik dan vasokontriktif (penyempitan
pembuluh darah)
2. Cetamagrolum-1000
Pemerian: krim berwarna massa bermanis-manis lilin hampir
tidak berbau yang mencair, ketika dipanaskan, untuk cairan
kuning kecoklatan yang jelas; memiliki rasa sabun. M.p tidak
lebih rendah dari 38 derajat
Kelarutan: larut dalam air, aseton, dan alkohol; praktis tidak larut
dalam minyak bumi ringan
Khasiat: sebagai humektan, emulsifying agent
3. Cetistearylalcoholum
Pemerian: serpihan putih atau berwarna krem massa bermanis-
manis, atau hampir putih atau butiran, dengan bau yang khas
samar dan rasa hambar. Meleleh ketidak berwarna bening
atau cairan kuning pucat, bebas dari kekeruhan atau padatan
tersuspensi. Memperkuat titik 45 derajat ke 53 derajat
Kelarutan: tidak larut dalam air; larut dalam etanol
Khasiat: sebagai pelembut
4. Paraffinum liquidum
Pemerian: cairan kental, transparan, tidak berfluorosensi; tidak
berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak mempunyai rasa
Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan etanol (95%)p; larut
dalam kloroform p dan eter p
Khasiat: sebagai penambah pelembut atau bisa juga sebagai
stiffening agent
5. Nipagin
Pemerian: serbuk hablur berwarna putih hampir tidak berbau
dan tidak mempunyai rasa
Kelarutan: Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95% dan dalam 3 bagian
aseton. Mudah larut dalam eter dan dalam larutan alkali
hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol dan dalam 40 bagian
minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap
jenuh
Khasiat: zat pengawet
6. Nipasol
Pemerian: serbuk kristalin berwarna putih, tidak berbau dan
tidak berasa
Kelarutan: sangat mudah larut dalam aseton, eter, minyak,
mudah larut dalam etanol dan methanol, sukar larut dalam
air.
Khasiat: anti mikroba dan pengawet
7. Vaselinum Album
Pemerian: massa lunak, lengket, bening, putih; sifat ini tetap
setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa
diaduk. Berfluoroesensi lemah, juga jika dicairkan tidak
berbau; hampir tidak berasa.
Kelarutan: praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P;
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam eter minyak
tanah P, larutan kdang-kadang beropalesensi lemah.
Khasiat: basis salep
ALAT DAN
BAHAN
ALAT BAHAN
Betamethason
Timbangan
Cetamacrogolum-1000
Mortir dan stemper
Cetistearylalcoholum
Batang pengaduk
Paraffinum liquidum
Gelas ukur
Vaselinum album
Pipet tetes
Nipagin
Beaker glass
Nipasol
Pot salep 10 gram
Aquadest
Sudip
PENIMBANGAN
BAHAN
Betamethasonum = 20 mg
Cetomacrogolum-1000 = 300 mg
Cetostearylalcoholum =1,2 g
Paraffinum Liquidum = 1 g
Vaselinum Album = 2,5 g
Nipagin (0,12%-0,18%) = 0,18/100 x 10g = 0,018g
Nipasol 0,02-0,05 = 0,05/100 x 10g = 0,005g
Aqua destillata = 10 g – (0,02g + 0,30 g + 1,2 g + 1 g +
2,5 g + 0,018 g + 0,005 g) = 4,957 ml
PROSEDUR
1. Siapkan alat dan bahan
2. Setarakan timbangan
3. Ditimbang bahan sesuai dengan perhitungan
4. Lelehkan Vaseline album, cetoterylalkohol, dan parafin cair
didalam mortir diatas tangas air
5. Larutkan betametason, cetomakrogolum-1000, nipagin dan
nipasol
6. Tambahkan larutan no.4 kedalam lelehan no.3
7. Aduk sampai dingin, membentuk krim dan ad homogen
8. Masukan dalam wadah dan beri etiket biru
PENGUJIAN
1. Organoleptis
Uji organoleptis yang dilakukan meliputi pemeriksaan bentuk, tekstur, warna dan bau yang
dilakukan secara visual.
2. Evaluasi pH
Tes pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Elektroda pengukur dicelupkan
sehingga ujung elektroda tercelup semua, pH yang diperoleh dicatat. pH krim harus
sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-8
3. Evaluasi daya sebar
Daya Sebar Krim ditimbang 1 g, lalu diletakan di atas plat kaca, biarkan 1 menit, ukur diameter
sebar krim, kemudian ditambah dengan beban 50g, beban didiamkan selama 1 menit,lalu
diukur diameter sebarnya.
4. Uji homogenitas
Pengujian homogenitas ini dilakukan dengan cara mengoleskan krim yang telah dibuat pada
kaca objek, kemudian dikatupkan dengan kaca objek yang lainnya kemudian dilihat apakah basis
yang dioleskan pada kaca objek tersebut homogen dan apakah permukaannya halus dan
merata.
5. Uji akseptabilitas sediaan
Berdasarkan warna, kemudahan pengolesan, dan homogenitas dalam percobaan pada kulit.
6. Uji tipe krim
Pengujian tipe krim dilakukan dengan dua cara yaitu pengenceran dengan air dan dengan
pewarnaan. Dengan metode pengenceran, krim dari minggu awal setelah pembuatan krim
hingga minggu ke-4 ketiga formula larut dengan air.
7. Uji daya lekat
Dilakukan untuk mengetahui kemampuan krim untuk melekat pada permukaan kulit.
Kemampuan daya lekat merupakan salah satu syarat krim dapat diaplikasikan pada kulit. Daya
lekat semakin besar maka waktu kontak antara krim dan kulit semakin lama, sehingga absorbsi
obat melalui kulit semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai