TUGAS FARMASI II
NIM: 1965050031
(penutup)
• Dasar salep terbaik : vaseline
Salep
• Digunakan pada permukaan kulit yang berfungsi
hanya untuk melindungi kulit dan menghasilkan efek
lokal, karena bahan obat tidak diabsorbsi
Endodermik • Dasar salep : minyak lemak
Salep
• Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam
melalui kulit dan mencapai efek yang diinginkan
karena diabsorbsi seluruhnya
Diadermik • Dasar salep : adeps lanae, oleum cacao
• Kelompok pertama, dasar salep anhydrous yaitu dasar salep yang dapat bercampur dengan
Dasar air membentuk emulsi air dalam minyak, misalnya parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat.
salem • Kelompok kedua, dasar salep yang telah mengandung air, sudah menjadi emulsi air dalam
minyak, tetapi masih dapat menyerap air yang ditambahkan, misalnya lanoline dan Rose
serap water ointment.
Dasar salep
• Dasar salep ini adalah emulsi minyak dalam air, antara lain salep hidrofilik (krim).
yang dapat • Keuntungan lain dari dasar salep ini adalah dapat diencerkan dengan air dan
dicuci dengan mudah menyerap cairan yang terjadi pada kelainan dermatologik.
air
Dasar salep yang larut • Dasar salep tak berlemak dan terdiri dari konstituen larut air.
• Contohnya: Salep Polietilenglikol (USP 27, 2911) Formula :
dalam air Polietilenglikol 3350 (padat) 400 g, Polietilenglikol 400 (cair) 600 g.
Untuk membuat 1000 g dasar salep
• Bahan-bahan yang mudah larut dalam air dan stabil , jika tidak ada
Peraturan salep peraturan-peraturan lain dilarutkan lebih dahulu dalam air, asalkan air
yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep.
kedua
• Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis.
Peraturan salep • Bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak
atau air, harus diserbuk lebih dahulu kemudian diayak dengan pengayak
ketiga B40 (No.100) lalu digerus dengan setengah – sama banyak (aa) dasar
salep.
a/m
• Zat pengemulsi : sabun polivalen, span,
Air adeps lanae, koleterol dan cera
minyak
Sumber : Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 1.
GEL
• Terdiri dari suspensi yang dibuat
dari partikel anorganik kecil atau
molekul organik besar, terpenetrasi
oleh suatu cairan.
• Gel dapat digunakan untuk obat
yang diberikan secara topical atau
dimasukkan dalam lubang tubuh
• Penyimpanan dalam wadah tertutup
baik, dalam bermulut lebar
terlindung dari cahaya dan ditempat
sejuk
• Contoh : Voltaren Gel, Bioplacenton
Sumber : Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 1.
PENGGOLONGAN GEL
BERDASARKAN FASE
TERDISPERSI
Gel • terdiri dari makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan
sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi
fase dan cairan.
• Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (karbomer) atau dari gom
tungg alam (tragakan).
• Contohnya minyak mineral dapat dikombinasi dengan resin polietilena untuk
al membentuk dasar salep berminyak
Gel • Terbentuk Jika massa gel terdiri dari jaringan partikel kecil yang terpisah
siste • Jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif besar disebut Magma (misalnya Magma
Bentonit).
m • Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk semipadat jika dibiarkan
dan menjadi cair pada pengocokan.
dua
• Sediaan harus dikocok dahulu sebelum digunakan untuk menjamin homogenitas dan hal
ini tertera pada etiket.
• Contoh : gel Aluminium Hidroksida
fase
Sumber : Dasar-Dasar Kefarmasian Jilid 1.
PENGGUNAAN GEL
1. Sediaan oral : gel murni sebagai cangkang kapsul yang dibuat
dari gelatin
2. Sediaan topical : langsung dipakai pada kulit, membran mukosa,
mata
3. Sediaan dengan kerja lama yang disuntikkan secara i.m
4. Dalam Kosmetika :
- shampoo
- pasta gigi
- sediaan pewangi
- sediaan perawatan kulit dan rambut
Sumber : Farmasetika Dasar Halaman 100
PELARUT YANG BIASA
DIGUNAKAN DALAM GEL
1. Air (hidrogel ), Misal : magma bentonit, gelatine
2. Organik ( organogel ), Misal : plastibase (merupakan Polietilen
BM rendah, dilarutkan dalam minyak mineral, dan didinginkan
secara cepat )
3. Xerogel : gel padat, konsentrat, pelarut rendah, Misal : Gom,
polistiren, gelatine kering, selulosa kering.
kering
padat (serbuk)
pendingin
mengandung air, dan dikenal dengan salep Tiga Dara
ler
dengan ukuran 1 – 10 Ả.
uler
albumin.
• Zat Warna : zat warna yang dianjurkan anatara 0,1 – 3,5%, misalnya
karetenoid, tartrazin, karminum, karamel. Persyaratan zat warna sebagai
berikut: inert, stabil, mudah bercampur, tidak menimbulkan bau dan rasa
pada produk.
Bahan • Flavoring agent juga sebagai zat tambahan yang digunakan untuk
tambaha memperbaiki bau sediaan, misalnya Oleum Cinnamommi, Oleum Citri, Ol.
Mentha Piperitae.
n • Penutup rasa, misalnya menutupi rasa yang pahit dengan menambahkan
pemanis. Pemanis ada yang sintetis seperti aspartam, acesulfamek,
siklamat Na, saccharin. Disamping itu ada pemanis alami, contoh :
manitol, xylitol, laktitol, maltitol, gliserin, fruktosa.
Sumber : Farmasetika Dasar Halaman 108
ELIKSIR
• Menurut M. Anief: Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90 %
yang berfungi sebagai kosolven.
• Menurut Ansel 19: Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis
dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk
menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang digunakan sebagai pembawa
tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.
Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan kurang
kental karena mengandung kadar gula yang lebih rendah dan akibatnya
kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi rasa senyawa obat.
Walaupun demikian, karena sifat hidroalkohol, eliksir lebih mampu
mempertahankan komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan
yang larut dalam alkohol daripada sirup. Juga karena stabilitasnya yang
khusus dan kemudahan dalam pembuatannya, dari sudut pembuatan eliksir
lebih disukaidari sirup
Sumber : Farmasetika Dasar Halaman 111-112
ELIKSIR
• Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang
berfungsi sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi
kelarutan obat.
• Kadar etanol untuk eliksir biasanya sekitar 5 – 10 %.
•Untuk mengurangi kebutuhan etanol dapat digantikan kosolven lain
seperti glisein, sorbitol, dan propilen glikol.
• Bahan tambahan yang digunakan antara lain pemanis, pengawet,
pewarna dan pewangi, sehingga memiliki bau dan rasa yang sedap.
• Sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula.
Suspensi topical
• Sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
yang ditujukkan untuk penggunaan pada kulit.
Suspensi opthalmik
• Sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam
cairan pembawa yang ditujukkan untuk penggunaan pada mata.
Suspensi tetes telinga • Sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukkan untuk
diteteskan pada telinga bagian luar.
Suspensi untuk injeksi • Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak
disuntikan secara intravena atau kedalam saluran spinal.
Suspensi untuk injeksi • Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk
terkontinyu larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai.
Sumber : Farmasetika Dasar Halaman 118
SOAL NO. 3
3A. BUATLAH JURNAL DARI
RESEP DIBAWAH INI !
I. PERSIAPAN
A. Alat dan Bahan yang digunakan : Timbangan gram halus dan
kasar, mortir dan stamfer, sudip, batang pengaduk, wadah pot.
PERHITUNGAN BAHAN
Acidum benzoicum = 500 mg
Acidum salicylicum = 500 mg
Lanolin = 4.5 mg (Adeps lanae + Air) dengan perbandingan 3 :1
Adeps lanae = ¾ x 4.5 mg = 3.375 mg = 3.4 mg = 0.0034 gram
Air = ¼ x 4.5 mg = 1.125 mg = 1.1 mg = 0.0011 gram
Vaselin flavum = 10 – ( 0.5 +0.5 + 0.0045) = 8.995 gram
II. PELAKSANAAN
1. Siapkan alat dan bahan dan setarakan timbangan
2. Timbang Acidum benzoicum 500 mg ; Timbang Acidum
Salicylicum 500 mg ; Timbang Adeps lanae 3,4 mg dan air 1,1 mg;
Timbang Vaselin flavum 8,995 gram .
3. Acidum benzoicum ditimbang dimasukkan kedalam mortir
dilarutkan dengan etanol 95% qs, digerus ditambahkan sebagian
Vaselinum diaduk hingga homogen. (Massa 1)
4. Acidum salicylicum ditimbang dimasukkan kedalam mortir
dilarutkan dengan etanol 95% digerus ditambahkan sisa
Vaselinum diaduk homogen. Gerus hingga homogen dan halus.
(Massa 2)
5. Kemudian dimasukkan massa 1 dan massa 2 diaduk hingga
homogen
6. Adaps lanae dan air di campur dan diaduk sehingga menjadi
lanolin
7. Lalu tambahkan Lanolin ke gabungan massa 1 dan 2, diaduk
hingga massa salep homogen.
8. Massa salep kemudian dimasukkan kedalam pot obat, ditimbang
berat salep dalam kemasan untuk mengetahui selisih berat salep
yang dihasilkan
9. Agar selisih berat salep yang dihasilkan tidak terlalu besar, mortir
harus bersih tidak ada massa salep yang tertinggal di mortir/di
stamfer.
10. Berikan etiket biru pada pot tersebut
III. ETIKET BIRU
Instalasi Farmasi RSU UKI
JL. MAYJEN SUTOYO 2-5, CAWANG, JAKARTA TIMUR
Apoteker : Drs. Renaldi, Apt
SIP : 8179721
Jakarta, 8 April 2020
No. I
Tn. Badu
Salep
Untuk Pemakaian Luar
OBAT LUAR
3B. BUATLAH JURNAL DARI
RESEP DIBAWAH INI !
I. PERSIAPAN
A. Alat dan Bahan yang digunakan : Timbangan gram halus dan kasar,
mortir dan stamfer, sudip, batang pengaduk, wadah pot.
PERHITUNGAN BAHAN
Acidum salicylicum = 300 mg = 0.3 gram
Sulfur = 400 mg = 0.4 gram
Vaselin album = 10 – ( 0.3 + 0.4) = 9.3 gram
II. PELAKSANAAN
1. Siapkan alat dan bahan dan setarakan timbangan
2. Timbang Acidum Salicylicum 300 mg ; Timbang Sulfur 400 mg;
Timbang Vaselin album 9.3 gram .
3. Sulfur endap digerus hingga halus kemudian ditimbang lalu
ditambahkan Vaselin sebagian, diaduk homogen, lalu dikeluarkan dari
mortir (Massa 1).
4. Acidum Salicylicum ditimbang dimasukkan kedalam mortir dilarutkan
dengan etanol 95% hingga larut, lalu digerus, ditambahkan vaselinum
sebagian diaduk hingga homogen. (Massa 2)
5. Kemudian dimasukkan massa 1 dan massa 2, diaduk hingga homogen
6. Massa salep kemudian dimasukkan kedalam pot obat, ditimbang berat
salep dalam kemasan untuk mengetahui selisih berat salep yang
dihasilkan
7. Agar selisih berat salep yang dihasilkan tidak terlalu besar, mortir
harus bersih tidak ada massa salep yang tertinggal di mortir/di
III. ETIKET BIRU
Instalasi Farmasi RSU UKI
JL. MAYJEN SUTOYO 2-5, CAWANG, JAKARTA TIMUR
Apoteker : Drs. Amry, Apt
SIP : 8229200
Jakarta, 8 April 2020
No. I
Santi (16 tahun)
Salep
Pemakaian Diketahui
OBAT LUAR
3C. BUATLAH JURNAL DARI
RESEP DIBAWAH INI !
I. PERSIAPAN
A. Alat dan Bahan yang digunakan : Timbangan gram halus dan kasar,
mortir dan stamfer, sudip, batang pengaduk, wadah pot.
PERHITUNGAN BAHAN
Vaselin ad 10, yang artinya jumlah seluruh obat pada resep ini = 100%
yang totalnya = 10 gram
Ichthamolum = 10% x 10 gram = 1 gram
Adeps lanae = 25% x 10 gram = 2.5 gram
Vaselin = 10 – ( 1+ 2.5) = 6.5 gram
Berat seluruh bahan salep yang seharusnya = 1 gram + 2.5 gram + 6.5
gram = 10 gram
II. PELAKSANAAN
1. Siapkan alat dan bahan dan setarakan timbangan
2. Timbang Ichthamolum 1 gram ; Timbang Adeps lanae 2.5 gram ;
Timbang Vaselin album 6.5 gram .
3. Adeps lanae ditimbang dan dicampur dengan Vaselinum diaduk.
4. Terakhir ditambahkan Ichthammolum, diaduk hingga homogen
5. Massa salep kemudian dimasukkan kedalam pot obat, ditimbang berat
salep dalam kemasan untuk mengetahui selisih berat salep yang
dihasilkan
6. Pot untuk kemasan salep disetarakan dengan pot kosong yang ukurannya
sama.
7. Berikan etiket biru pada pot tersebut
III. ETIKET BIRU
Instalasi Farmasi RSU UKI
JL. MAYJEN SUTOYO 2-5, CAWANG, JAKARTA TIMUR
Apoteker : Drs. Arizvan, Apt
SIP : 71998891
Jakarta, 8 April 2020
No. I
Rudi (8 tahun)
Salep
Pemakaian Diketahui
OBAT LUAR
SOAL NO.4